Bab 4 Moment Tak Terduga (2)

Akhtar

Saat ini aku sudah di Cafe Ray, pria berkaos hitam dengan celana jeans sobek parah di kedua lututnya yang kini duduk tepat di depanku. Siapa sangka si gembel adalah owner cafe ini.

Disebelahnya ada Sania, tunangan Ray seorang bidan dan juga merupakan teman SMAku. Mereka berpacaran sejak 2 tahun lalu. Tapi entah mengapa mereka masih enggan untuk menikah.

Di sisi kiri ada Josep dan Natalia, pasangan pengantin baru 2 bulan.

Brengsek! Menikah tanpa mengundangku.

Dan aku duduk dengan Dion. Seorang Guru di Sma Favorit. Tak heran pakaiannya sangat rapi. Kemeja digulung hingga siku dengan jeans panjang.

Sedangkan aku? Wah terlalu santai sepertinya. Aku mengenakan celana cargo putih selutut dan kaos pas badan dengan warna senada. Serta kemeja biru langit yang tidak ku kancingkan. Sengaja! Biar nampak 10 tahun lebih muda. Wkwkwk.

"Mantap nih yang pindah tugas. Jadi bisa sering ngumpul bareng kita." Ucap Dion padaku.

"He'em." Sahutku.

"Dih... masih irit ngomong nih anak." Ray melempar sepotong kentang goreng ke arahku.

Tawaku meledak. "Gak lah. Gue udah cerewet parah. Marah marah melulu kerja gue."

"Kalau gak cerewet bawahan pada kurang ajar ya Tar?" Sania menimpali.

"Bener banget. Tapi cepat tua gue disana." Keluhku, aku menyandarkan tubuh pada sandaran sofa.

"Elah... umur lo berapa sih?" Tanya Istri Josep.

"Mau 30." Jawabku singkat.

"Masih nampak 28 kan sayang." Ucap Josep mengerling pada istrinya.

"Sialan!!" Umpatku. "Diskon setahun Doang Sep." Aku menggeleng. Dan mereka malah tertawa.

Saat pesanan ku datang aku mendengar suara gadis kecil merengek. Berdebat dengan mamanya. Dan suaranya dari arah belakangku.

Ray yang bertanya, "Adek mau jus ini."

Aku melihat gadis kecil itu mengangguk berkali-kali dan matanya berbinar, jangan lupakan senyum manisnya.

Imut sekali ciptaan-Mu ini ya Tuhan!

Ah... aku menyadari jusku sama seperti Ray. Jus buah naga. Jus kesukaanku. Aku sengaja tak minum kopi sore ini.

Ku berikan saja jus milikku. "Ini minum punya om. Belum om minum kok."

Tangan mungil gadis berkucir dua itu ingin meraih jus dari tanganku tapi terlalu jauh.

Seketika mamanya berdiri dan mengambilnya dari tanganku. Dia berterimakasih dan tersenyum.

Manis sekali.

Setelahnya, hanya tawa riang dan celotehnya yang kudengar saling bersahutan dengan suara lembut mamanya.

"Masih betah menjomblo bro?" Tanya Josep si manten baru kepadaku. "Gue kenalin sama teman Natalia mau gak?"

Aku menggeleng. "Nih anak juga masih jomblo." Tunjukku pada Dion. Lelaki yang tengah menyesap kopinya.

Dion menyeringai. Feelingku gak enak nih.

"Dia sebulan lagi nikah." Jawab Ray.

"Sialan!" Umpatku sambil meninju pelan lengannya. "Banyak banget yang gue lewati. Perasaan baru 6 bulan gue gak pulang." Aku turut bahagia untuknya.

"Lo terlalu keras bekerja. Sampai lupa grup, lupa dunia, lupa segalanya." Ucap Dion berlebihan.

Aku masih aktif di grup, tapi selalu absen saat berkumpul.

"Asal gak lupa cara m*king love. Hahahah." Ray puas tergelak. Dasar Cassanova! Isi otaknya gak jauh-jauh dari yang iya-iya.

"Ini mulut minta di cabe'in emang." Sania mencubit bibir Ray.

"Udah kebal San, dari dulu maennya udah cabe melulu." Ucapku dengan nada sindiran membuat Ray langsung tak berkutik.

Mantan pacar Ray sejak SMA memang kebanyakan dari species cabe-cabean.

"Ah... yang penting gue udah pernah ngerasain lebih dulu dari pada kalian." Lanjutku membela diri.

"Iya deh iya. Yang berpengalaman." Sahut Dion.

Dan obrolan kami terus berlanjut.

Hingga mataku menangkap sosok wanita di belakangku tadi baru kembali dari kasir, dan aku melihat seorang pelayan dengan nampan berisi dua mangkuk dengan uap panas yang masih mengepul tepat dibelakangnya. Dan pelayan itu kehilangan keseimbangan.

Refleks ku raih pinggang wanita itu hingga ia terduduk di pangkuanku.

Praaaang...

Wanita itu makin erat mencengkram. Aku bisa merasakan detak jantungnya berdegup hebat. Namun nafas memburunya berhembus di leherku.

Damn! Tubuhku meremang.

Dalam sekejap dia bangkit, wajahnya takut dan tangannya masih bergetar. Suaranya juga bergetar saat ia mengucapkan terimakasih. Tapi dia dengan sangat apik menyembunyikannya.

Aku masih speachless. Serefleks itu kah aku. Karena terlambat sedetik saja. Aku pastikan ia tersiram kuah panas.

Aku masih mengingat rasa dimana deru nafasnya menyerbu leherku.

Damn it!

Hingga ku abaikan teman teman menggodaku. Ciee... gercep boss...

Tak berapa lama ucapan gadis kecil itu membuatku terharu. Saat ia menanyakan keadaan mamanya. Saat ia berusaha menenangkan mamanya. Meski ia tengah berada dalam dekapan.

Dan mamanya membuatku semakin terkagum saat ia dengan tenang memaafkan pelayan itu. Malaikat.

Mereka pergi dengan diikuti tatapan mata para pengunjung. Termasuk aku.

Pengunjung mulai berbisik.

"Baik banget mau memaafkan."

"Untung aja masnya gercep."

"Anaknya lucu banget."

"Anaknya pinter banget."

"Mamanya tadi pasti syok."

Masih banyak suara sumbang yang ku dengar.

"Ada yang kenal gak sih?" Tanyaku penasaran.

Mereka hanya menjawab dengan mengangkat bahu dan menggeleng.

"Penasaran ya?" Ray menggodaku. "Baik banget gitu, mungkin kalau orang lain udah habis gue kena sembur."

Aku diam saja.

"Kejarlah. Cantik gitu." Josep kompor.

"Pakaiannya tertutup gitu, gak bisalah kalau lo cuma mau main-main." Ucap Dion setelah menyesap kopi hitamnya.

Ucapan Dion masuk akal juga. Pikirku.

"Udah sih galaunya Tar, kalau jodoh pasti gak kemana." Ucap Sania.

"Emangnya gue kelihatan galau?" Tanyaku.

"Iyalah."

"Jelas, kelihatan banget."

"Dih masih nanya!"

Mereka menjawabku berbarengan. Dan aku tertawa.

Aku terlihat galau dimata mereka? Masa sih?

Memang ada rasa penasaran, mengapa ada orang sebaik dia. Tapi yang membuatku tak rela adalah lenyapnya suara riang si gadis kecil yang digandengnya.

Ku buang fikiran aneh ini jauh-jauh. Aku memikirkan orang yang tidak ku kenal. Jelas ini bukan diriku.

Ku alihkan fikiranku, "Setelah ini kita kemana?" Tanyaku. Kami perlu menghibur Ray. Dia pasti kecewa pada karyawannya.

"Hunting foto seru nih. Aku bawa kamera." Ucap Josep sambil mengangkat tas kameranya.

"Aku juga bawa." Aku menunjuk tas ranselku.

"Tapi dimana?"

"Alun alun ya Sayang, seru banyak anak anak. Sunsetnya juga keren loh." Natalia membujuk Josep.

"Everything for you bumilku." Josep mengusap pucuk kepala istrinya.

"Woooo.... Tokcer." Kami bersorak kompak. Sampai-sampai menyita perhatian orang lain.

Kami akan ke alun alun. Tapi setelah Ray membriefing karyawannya. Hal ini perlu dilakukan agar kesalahan dan kecerobohan seperti ini tidak terjadi lagi. Apa pun alasannya. Karena tak semua orang sebaik wanita tadi, yang mau memaafkan.

Kami berjalan kaki dari cafe, karena jaraknya lumayan dekat dan disana juga akan sulit mencari parkiran untuk mobil. Jadi kami meninggalkan mobil di cafe Ray.

Terpopuler

Comments

trisya

trisya

Kalo jodoh di novel author yg menentukan 🤣🤣🤣
aku suka bahasa dan penulisannya rapi dan bagus. suka banget

2021-12-22

2

🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒

🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒

saking seru aku bacanya smpil jingkrak jingkrak tumben loh 😂 aku

2021-12-17

1

Reni Apriliani

Reni Apriliani

dih, syuka bingit ceritanya.. langsung papolit thor 😄❤

2021-12-15

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Lintang Alkhaleena
2 Bab 2 Akhtar Alvarendra
3 Bab 3 Moment Tak Terduga
4 Bab 4 Moment Tak Terduga (2)
5 Bab 5 Make me Crazy
6 Bab 6 Asistenku
7 Bab 7 Kita ketemu lagi om
8 Bab 8 Tentang Dia
9 Bab 9 Guardian Angel
10 Bab 10 Dilema
11 Bab 11 Perempuan hebat
12 Bab 12 Ada apa dengan Bintang?
13 Bab 13 Ada apa dengan Bintang (2)
14 Bab 14 Gelisah
15 Bab 15 Terima Kasih
16 Bab 16 Tentang Dia
17 Bab 17 Dia, Dia, Dia
18 Bab 18 Tanya hatiku
19 Bab 19 Lintang, apa kabarnya?
20 Bab 20 Membuka kisah lama
21 Bab 21 Menjadikanmu satu satunya milikku
22 Bab 22 Mengapa rasanya semenyakitkan ini
23 Bab 23 Ayah merestui kalian
24 Bab 24 Melamar pujaan hati
25 Bab 25 Bermain teka teki
26 Bab 26 Pertemuan dua keluarga
27 Bab 27 Kecelakaan yang direncanakan
28 Bab 28 Mencari pelaku
29 Bab 29 Panggilan papa
30 Bab 30 Akhirnya Sah
31 Bab 31 Secepat kilat
32 Bab 32 Kado teristimewa
33 Bab 33 Buka kado
34 Bab 34 Rumah baru dan kisah baru
35 Bab 35 Marah-marah
36 Bab 36 Wanna try?
37 Bab 37 Menjalani hari bersamamu
38 Bab 38 Sakit
39 Bab 39 Perang batin
40 Bab 40 Rahasia Arum
41 Bab 41 Double happiness
42 Bab 42 Besan sableng
43 Bab 43 Anti mainstream
44 Bab 44 Double jackpot
45 Bab 45 Badai besar
46 Bab 46 Umpan besar
47 Bab 47 Bukan Sinetron
48 Bab 48 Dalang dibalik semuanya
49 Bab 49 Berebut besan
50 Bab 50 Tujuh bulanan
51 Bab 51 Oke Deal
52 Bab 52 Permintaan
53 Bab 53 Rumah mama Hana
54 Bab 54 Shopping day
55 Bab 55 Ready stock
56 56 Kontraksi palsu
57 Bab 57 Dua malaikat
58 Bab 58 Puasa
59 Bab 59 Welcome home baby twin
60 Bab 60 Bunga
61 Bab 61 Manusia Sibuk are in the house
62 Bab 62 Kisah Cinta tak terlupa
63 Bab 63 Dilamar?
64 Bab 64 Hari yang menyenangkan
65 Bab 65 Romansa di Pulau Tidung
66 Bab 66 Curhatan Bunga
67 Bab 67 Bukan kakak, tapi kita
68 Bab 68 Permata
69 Bab 69 Kejutan gagal
70 Bab 70 Happy Wedding Satya Una
71 Bab 71 Lima tahun berlalu
72 Bab 72 Ke rumah Orion
73 Bab 73 Prewedding
74 Bab 74 Siapa Dia
75 Bab 75 Zoya sayang mama
76 Bab 76 Mencari kebenaran
77 Bab 77 Mama
78 Bab 78 Kita bahagia
79 Bab 79 Memaafkan
80 Bab 80 Happy Wedding Langit-Rara
81 Bab 81 Kode Rahasia
82 Bab 82 Nath gak mau punya adik
83 Bab 83 Bukan Akhir kisah
84 PENGUMUMAN
85 Pengumuman
86 Pengumuman Novel Baru
87 Novel Caraka Dan Chiara.
88 Pengumuman
89 Pengumuman
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Bab 1 Lintang Alkhaleena
2
Bab 2 Akhtar Alvarendra
3
Bab 3 Moment Tak Terduga
4
Bab 4 Moment Tak Terduga (2)
5
Bab 5 Make me Crazy
6
Bab 6 Asistenku
7
Bab 7 Kita ketemu lagi om
8
Bab 8 Tentang Dia
9
Bab 9 Guardian Angel
10
Bab 10 Dilema
11
Bab 11 Perempuan hebat
12
Bab 12 Ada apa dengan Bintang?
13
Bab 13 Ada apa dengan Bintang (2)
14
Bab 14 Gelisah
15
Bab 15 Terima Kasih
16
Bab 16 Tentang Dia
17
Bab 17 Dia, Dia, Dia
18
Bab 18 Tanya hatiku
19
Bab 19 Lintang, apa kabarnya?
20
Bab 20 Membuka kisah lama
21
Bab 21 Menjadikanmu satu satunya milikku
22
Bab 22 Mengapa rasanya semenyakitkan ini
23
Bab 23 Ayah merestui kalian
24
Bab 24 Melamar pujaan hati
25
Bab 25 Bermain teka teki
26
Bab 26 Pertemuan dua keluarga
27
Bab 27 Kecelakaan yang direncanakan
28
Bab 28 Mencari pelaku
29
Bab 29 Panggilan papa
30
Bab 30 Akhirnya Sah
31
Bab 31 Secepat kilat
32
Bab 32 Kado teristimewa
33
Bab 33 Buka kado
34
Bab 34 Rumah baru dan kisah baru
35
Bab 35 Marah-marah
36
Bab 36 Wanna try?
37
Bab 37 Menjalani hari bersamamu
38
Bab 38 Sakit
39
Bab 39 Perang batin
40
Bab 40 Rahasia Arum
41
Bab 41 Double happiness
42
Bab 42 Besan sableng
43
Bab 43 Anti mainstream
44
Bab 44 Double jackpot
45
Bab 45 Badai besar
46
Bab 46 Umpan besar
47
Bab 47 Bukan Sinetron
48
Bab 48 Dalang dibalik semuanya
49
Bab 49 Berebut besan
50
Bab 50 Tujuh bulanan
51
Bab 51 Oke Deal
52
Bab 52 Permintaan
53
Bab 53 Rumah mama Hana
54
Bab 54 Shopping day
55
Bab 55 Ready stock
56
56 Kontraksi palsu
57
Bab 57 Dua malaikat
58
Bab 58 Puasa
59
Bab 59 Welcome home baby twin
60
Bab 60 Bunga
61
Bab 61 Manusia Sibuk are in the house
62
Bab 62 Kisah Cinta tak terlupa
63
Bab 63 Dilamar?
64
Bab 64 Hari yang menyenangkan
65
Bab 65 Romansa di Pulau Tidung
66
Bab 66 Curhatan Bunga
67
Bab 67 Bukan kakak, tapi kita
68
Bab 68 Permata
69
Bab 69 Kejutan gagal
70
Bab 70 Happy Wedding Satya Una
71
Bab 71 Lima tahun berlalu
72
Bab 72 Ke rumah Orion
73
Bab 73 Prewedding
74
Bab 74 Siapa Dia
75
Bab 75 Zoya sayang mama
76
Bab 76 Mencari kebenaran
77
Bab 77 Mama
78
Bab 78 Kita bahagia
79
Bab 79 Memaafkan
80
Bab 80 Happy Wedding Langit-Rara
81
Bab 81 Kode Rahasia
82
Bab 82 Nath gak mau punya adik
83
Bab 83 Bukan Akhir kisah
84
PENGUMUMAN
85
Pengumuman
86
Pengumuman Novel Baru
87
Novel Caraka Dan Chiara.
88
Pengumuman
89
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!