Bab 2 Akhtar Alvarendra

Akhtar

Suara qiroah dari toa masjid tak jauh dari rumah membangunkan tubuh lelahku. Baru 2 jam aku tertidur. Setelah perjalanan panjang kutempuh dari luar kota, malam tadi aku tiba dirumah orang tuaku.

Dipindah tugaskan ke kantor pusat sebagai Manager konstruksi di salah satu perusahaan ternama. Karirku 4 tahun ini memang meningkat. Aku bersyukur, bahkan sangat bersyukur.

Aku segera mandi, memakai baju koko putih dan sarung. Tak lupa kopiah putih favoritku. Aku berjalan bersama papa menuju masjid. Lingkungan yang ku rindu. Karena aku baru kembali setelah enam bulan.

Ramai orang menyapaku.

"Akhtar? Kapan pulang?"

"Wah. Bodyguard pak Rendra pulang nih."

"Gemukan nih. Makin sukses ya, Tar."

"Wah... Durennya pak Rendra makin mateng nih."

Dan sapaan terakhir membuatku tak mampu menahan senyum. Senyum pedih maksudnya.

Usia belum 30 tahun tapi sudah menduda selama 5 tahun. Sungguh, pencapaian yang paling ku sesali.

Sejak berpisah, aku tak pernah mengenal cinta. Aku bahagia seperti ini, tanpa rasa takut kecewa dan mengecewakan.

Pagi ini di meja makan sudah berkumpul keluargaku. Mama cantikku yang bernama Riana, papaku Rendra, adikku Sora dan anaknya Caraka yang memang tinggal disini. Suaminya-Abimanyu seorang TNI di tugaskan di perbatasan Malaysia Kalimantan.

"Om Ataaaaaa." Keponakanku tersayang menghambur kepelukanku setelah melihatku turun dari lantai 2.

Bocah 3 tahun ini sangat menggemaskan. Aku menggendongnya seperti pesawat terbang dan dia tak henti tertawa.

"Awas jatuh kak. Itu anakku loh, bukan satu sak semen." Sora memperingatkanku.

"Elah... ini mah gak lebih berat dari gantungan kunci," balasku dan disambut tawa oleh mama papa.

"Yang cangkang siput itu ya, Tar?" tanya papa yang sengaja menggoda Sora.

"Iya, Pa. Yang ada tulisan thank you-nya."

"Souvenir pernikahan dong," ucap mama juga. Dan kami semua tertawa terkecuali Sora.

"Astaga... seneng banget ya, ngecengin aku." Sora cemberut. Lucu banget adikku yang satu ini.

Mama dan papa bekerja sama mengurus 2 minimarket. Mama juga punya yayasan sekolah paud dan Tk sejak sepuluh tahun lalu. Karena mama merasa sepi sebab kami sudah jarang di rumah untuk sekolah dan kuliah.

"Waah... cumi pedas," ucapku dengan semangat saat melihat makanan favoritku.

Selesai sarapan aku dan Papa duduk di bangku halaman belakang. Masih sejuk dan panas matahari masih bagus- bagusnya.

Dan ini masih jam 8 pagi , masih terlalu pagi di hari libur seperti ini tapi suara notifikasi dari aplikasi berwarna hijau di ponselku seperti tak berjeda.

Papaku hanya tertawa. "Hari libur sibuk banget ya notif di ponsel kamu. Lagi punya pacar, ya?"

"Belum minat pa, Akhtar masih fokus kerja," jawabku singkat, dan tanganku mengambil ponsel dari saku celana.

Chat dari group 'Manusia Sibuk'

Ray : Woi... yang pulang kampung, kuy ngopi ngopi...

Sania : Siapa sayang?

Ray : Duren kesepian. Si Akhtar.

Sania: Ayolah. Lama nih gak ngumpul.

Dion: Kuy lah, berangkat!!

Josep: Pak Dureeeen, pliss traktir kita 😆

Ray : Masih tidur dia mah kayaknya.

Dion : Pantes jodohnya dipatok ayam.

Sania: Hahahah... numpang ketawa Yon.

Aku senyum sendiri membaca obrolan mereka.

Akhtar : Woi... 😎 (gue cuma mau lewat doang)

Ray : Eh... balik sini lo. Gak usah pura pura lupa. (Gulung lengan baju, pengen nonjok)

Dion : Balik gak lo Tar, gue seret lo dari rumah pak Rendra. (Bawa 6 bodyguard)

Sania : Dih... dia kabur.

Akhtar : Feeling gue gak enak, San.

Ray : Gue tunggu di cafe, jam 4 sore ini. Siapa gak datang, kita seret dari rumahnya.

Akhtar : Kejam banget, Bang?

Ray : Bodo' amat.

Sania : Deal !!!

Dion : Berang-berang bawa tongkat! Beraaangkat!!!

Josep : Makaaan gratis, come to Papa.

Akhtar : Ampuni dosa mereka ya Tuhan karena menganiaya A'im.

Ray : Najis!!

Mereka adalah teman SMAku. Kami tetap berkomunikasi meski memiliki kesibukan masing-masing.

Aku meletakkan ponselku saat papa tiba tiba berkata, "Sudah 5 tahun loh. Apa gak terlalu lama Tar." Papa menatap lurus kedepan.

"Bulan depan umurku baru 30, Pa. Masih muda juga. Temanku juga masih banyak yang single," jawabku enteng.

"Terserah kamu sih. Papa sama Mama gak mau ikut campur lagi. Yang penting kamu bahagia dengan siapapun wanita itu." Papa memegang bahuku. Ku pegang tangannya dan ku elus perlahan.

Papa sepertinya trauma menjodohkanku. Karena pernikahanku dulu adalah hasil perjodohan Papa dan anak teman kuliahnya.

Teman kuliah papa itu ingin segera punya cucu, tapi sayangnya pernikahan selama 2 tahun itu tak kunjung dihadiahi keturunan. Jadi, kami memutuskan untuk berpisah. Salah, bukan kami, melainkan mantan istriku yang ingin kami berpisah.

"Sudah. Jangan melow, Pa. Nanti Akhtar carikan menantu yang cantik, solehah, baik, sabar, penyayang dan nurut sama Akhtar." Aku tertawa di ujung kalimat.

"Memangnya ada wanita seperti itu?" tanya papa dengan kening berkerut.

"Doa aja dulu, Pa. Siapa tau itu salah satu dari doa miliyaran umat yang terkabul hari ini."

"Amin." Papa mengaminkan doaku. Entah di sudut dunia mana akan ku temukan wanita seperti itu. Mimpi saja dulu, berdoa saja dulu, soal terwujud atau tidak itu urusan Tuhan.

"Akhtar Alvarendra!" Dengan nada pelan, tiba tiba papa memanggil nama lengkapku.

"Ya pa!" sahutku tak kalah lembut.

"Kamu tau arti nama kamu?".

Aku menggeleng.

Papa tersenyum tipis. "Akhtar itu memiliki dua arti, yang pertama adalah bintang dan yang kedua adalah yang terpilih."

"Alvarendra artinya mulia, cerdas dan beruntung."

"Sudah jelas, kan Nak, harapan dan doa kami terselip dalam nama itu?"

Aku mengangguk. "Akhtar faham pa. Selalu ada di belakang Akhtar, Pa. Maaf karena pernah mengecewakan Papa." Aku benci suasana seperti ini.

"Papa yang harus minta maaf karena pernah memintamu menuruti keinginan Papa."

Jujur, aku sudah melupakan semuanya, aku memang sulit untuk mencintai Arum, mantan istriku, tapi aku berusaha untuk mencintai dan terbiasa dengan keberadaannya di sisiku agar tak mengecewakan orang tua kami.

"Sekarang, cari kebahagiaan kamu, Nak!" Papa merengkuhku dalam pelukannya. Tiba tiba kecupan mendarat di pucuk kepalaku dan tangan lembut menyentuh pipiku. Ternyata mama datang dan memeluk kami dari belakang.

"Semoga selalu bahagia, anak mama," bisiknya ditelingaku.

"Pasti Ma, dipeluk mama seperti ini aja udah bahagia banget." Aku mengecup pipi wanita terhebatku.

Tiba-tiba papa menarik telingaku. "Gombalin yang lain, yang ini milik Papa."

"Dih, dasar overprotektiv, pelit," cibirku pura-pura merajuk.

Papa melepasku dari pelukannya dan menarik mama untuk duduk di sebelah papa. Mama bersandar dibahu papa. Pemandangan terindah yang selalu ingin ku lihat.

"Bahagia selalu Ma, Pa," ucapku dalam hati.

Aku beranjak dari dudukku, hendak masuk kerumah.

"Mau kemana Tar?" tanya mama.

"Masuk ma, gak enak ganggu orang pacaran?" jawabku.

"Bagus kalau sadar diri," ucap papa sambil tertawa.

"Ngenes ya, jadi jomblo, punya pacar, dong!" Candaan papa menusuk jantung, paru paru hingga ke ginjal, tapi aku tak peduli.

Aku melenggang masuk kerumah. Saat sebelum menghilang di balik pintu, aku berteriak, "Ma, pulang dari masjid tadi pagi, papa ngelirik tante Caca ma." Aku langsung lari kedalam tak peduli papa memprotesku untuk membela diri.

"1:1 papa vs Akhtar"

Tante Caca adalah janda beranak dua yang tinggal tak jauh dari rumah kami. Aku hanya becanda, dan mama tau itu.

Jadi aku tak perlu khawatir dengan nasip papa.

Candaanku takkan merusak keharmonisan mereka. Pondasi cinta mereka terlalu kuat untuk diguncang oleh candaan tak bermutuku.

Terpopuler

Comments

Etik Etik

Etik Etik

nyimak

2023-03-30

0

trisya

trisya

😘😘😘😍ih seneng banget kalo liat anak laki masih suka peluk2 mama papa nya😍😘

2021-12-22

1

Nopi Yunanda

Nopi Yunanda

keluarga yg bahagia🥰

2021-12-18

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Lintang Alkhaleena
2 Bab 2 Akhtar Alvarendra
3 Bab 3 Moment Tak Terduga
4 Bab 4 Moment Tak Terduga (2)
5 Bab 5 Make me Crazy
6 Bab 6 Asistenku
7 Bab 7 Kita ketemu lagi om
8 Bab 8 Tentang Dia
9 Bab 9 Guardian Angel
10 Bab 10 Dilema
11 Bab 11 Perempuan hebat
12 Bab 12 Ada apa dengan Bintang?
13 Bab 13 Ada apa dengan Bintang (2)
14 Bab 14 Gelisah
15 Bab 15 Terima Kasih
16 Bab 16 Tentang Dia
17 Bab 17 Dia, Dia, Dia
18 Bab 18 Tanya hatiku
19 Bab 19 Lintang, apa kabarnya?
20 Bab 20 Membuka kisah lama
21 Bab 21 Menjadikanmu satu satunya milikku
22 Bab 22 Mengapa rasanya semenyakitkan ini
23 Bab 23 Ayah merestui kalian
24 Bab 24 Melamar pujaan hati
25 Bab 25 Bermain teka teki
26 Bab 26 Pertemuan dua keluarga
27 Bab 27 Kecelakaan yang direncanakan
28 Bab 28 Mencari pelaku
29 Bab 29 Panggilan papa
30 Bab 30 Akhirnya Sah
31 Bab 31 Secepat kilat
32 Bab 32 Kado teristimewa
33 Bab 33 Buka kado
34 Bab 34 Rumah baru dan kisah baru
35 Bab 35 Marah-marah
36 Bab 36 Wanna try?
37 Bab 37 Menjalani hari bersamamu
38 Bab 38 Sakit
39 Bab 39 Perang batin
40 Bab 40 Rahasia Arum
41 Bab 41 Double happiness
42 Bab 42 Besan sableng
43 Bab 43 Anti mainstream
44 Bab 44 Double jackpot
45 Bab 45 Badai besar
46 Bab 46 Umpan besar
47 Bab 47 Bukan Sinetron
48 Bab 48 Dalang dibalik semuanya
49 Bab 49 Berebut besan
50 Bab 50 Tujuh bulanan
51 Bab 51 Oke Deal
52 Bab 52 Permintaan
53 Bab 53 Rumah mama Hana
54 Bab 54 Shopping day
55 Bab 55 Ready stock
56 56 Kontraksi palsu
57 Bab 57 Dua malaikat
58 Bab 58 Puasa
59 Bab 59 Welcome home baby twin
60 Bab 60 Bunga
61 Bab 61 Manusia Sibuk are in the house
62 Bab 62 Kisah Cinta tak terlupa
63 Bab 63 Dilamar?
64 Bab 64 Hari yang menyenangkan
65 Bab 65 Romansa di Pulau Tidung
66 Bab 66 Curhatan Bunga
67 Bab 67 Bukan kakak, tapi kita
68 Bab 68 Permata
69 Bab 69 Kejutan gagal
70 Bab 70 Happy Wedding Satya Una
71 Bab 71 Lima tahun berlalu
72 Bab 72 Ke rumah Orion
73 Bab 73 Prewedding
74 Bab 74 Siapa Dia
75 Bab 75 Zoya sayang mama
76 Bab 76 Mencari kebenaran
77 Bab 77 Mama
78 Bab 78 Kita bahagia
79 Bab 79 Memaafkan
80 Bab 80 Happy Wedding Langit-Rara
81 Bab 81 Kode Rahasia
82 Bab 82 Nath gak mau punya adik
83 Bab 83 Bukan Akhir kisah
84 PENGUMUMAN
85 Pengumuman
86 Pengumuman Novel Baru
87 Novel Caraka Dan Chiara.
88 Pengumuman
89 Pengumuman
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Bab 1 Lintang Alkhaleena
2
Bab 2 Akhtar Alvarendra
3
Bab 3 Moment Tak Terduga
4
Bab 4 Moment Tak Terduga (2)
5
Bab 5 Make me Crazy
6
Bab 6 Asistenku
7
Bab 7 Kita ketemu lagi om
8
Bab 8 Tentang Dia
9
Bab 9 Guardian Angel
10
Bab 10 Dilema
11
Bab 11 Perempuan hebat
12
Bab 12 Ada apa dengan Bintang?
13
Bab 13 Ada apa dengan Bintang (2)
14
Bab 14 Gelisah
15
Bab 15 Terima Kasih
16
Bab 16 Tentang Dia
17
Bab 17 Dia, Dia, Dia
18
Bab 18 Tanya hatiku
19
Bab 19 Lintang, apa kabarnya?
20
Bab 20 Membuka kisah lama
21
Bab 21 Menjadikanmu satu satunya milikku
22
Bab 22 Mengapa rasanya semenyakitkan ini
23
Bab 23 Ayah merestui kalian
24
Bab 24 Melamar pujaan hati
25
Bab 25 Bermain teka teki
26
Bab 26 Pertemuan dua keluarga
27
Bab 27 Kecelakaan yang direncanakan
28
Bab 28 Mencari pelaku
29
Bab 29 Panggilan papa
30
Bab 30 Akhirnya Sah
31
Bab 31 Secepat kilat
32
Bab 32 Kado teristimewa
33
Bab 33 Buka kado
34
Bab 34 Rumah baru dan kisah baru
35
Bab 35 Marah-marah
36
Bab 36 Wanna try?
37
Bab 37 Menjalani hari bersamamu
38
Bab 38 Sakit
39
Bab 39 Perang batin
40
Bab 40 Rahasia Arum
41
Bab 41 Double happiness
42
Bab 42 Besan sableng
43
Bab 43 Anti mainstream
44
Bab 44 Double jackpot
45
Bab 45 Badai besar
46
Bab 46 Umpan besar
47
Bab 47 Bukan Sinetron
48
Bab 48 Dalang dibalik semuanya
49
Bab 49 Berebut besan
50
Bab 50 Tujuh bulanan
51
Bab 51 Oke Deal
52
Bab 52 Permintaan
53
Bab 53 Rumah mama Hana
54
Bab 54 Shopping day
55
Bab 55 Ready stock
56
56 Kontraksi palsu
57
Bab 57 Dua malaikat
58
Bab 58 Puasa
59
Bab 59 Welcome home baby twin
60
Bab 60 Bunga
61
Bab 61 Manusia Sibuk are in the house
62
Bab 62 Kisah Cinta tak terlupa
63
Bab 63 Dilamar?
64
Bab 64 Hari yang menyenangkan
65
Bab 65 Romansa di Pulau Tidung
66
Bab 66 Curhatan Bunga
67
Bab 67 Bukan kakak, tapi kita
68
Bab 68 Permata
69
Bab 69 Kejutan gagal
70
Bab 70 Happy Wedding Satya Una
71
Bab 71 Lima tahun berlalu
72
Bab 72 Ke rumah Orion
73
Bab 73 Prewedding
74
Bab 74 Siapa Dia
75
Bab 75 Zoya sayang mama
76
Bab 76 Mencari kebenaran
77
Bab 77 Mama
78
Bab 78 Kita bahagia
79
Bab 79 Memaafkan
80
Bab 80 Happy Wedding Langit-Rara
81
Bab 81 Kode Rahasia
82
Bab 82 Nath gak mau punya adik
83
Bab 83 Bukan Akhir kisah
84
PENGUMUMAN
85
Pengumuman
86
Pengumuman Novel Baru
87
Novel Caraka Dan Chiara.
88
Pengumuman
89
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!