4

Sorenya Afkar menjemput Hanin dari rumah orang tua perempuan itu, karena sejak menikah semalam mereka langsung tinggal di apartemen milik Afkar yang memang sudah orang tua mereka siapkan.

" sayang sudah datang? " sambut Ana " jemput Hanin? "

" iya ta- Bu " jawab Afkar

" Hanin di kamarnya biasa main PS, kamu sudah makan? "

" tadi di sekolah, Afkar panggil Hanin dulu bu "

Afkar naik ke Lantai dua di mana ada kamar Hanin, berlahan dia membuka kamar itu dan mendapati Hanin heboh sendiri.

" bangsat, gue mampus " seru Hanin kesal

tuk

" woi " kesalnya saat Aftar menggetok kepalanya

" cewek mulutnya kotor banget " Afkar duduk di kasur Hanin yang kembali mengumpat.

Afkar membuka kacamata bulatnya kemudian mengacak rambut klimisnya sebelum berbaring di kasur Hanin.

" jam berapa mau pulang? " tanya Hanin tapi tak mendapat respon dari Afkar " Woi... "

Hanin menoleh ke kasur dan malah mendapati Afkar tertidur pulas. Hanin mempause gamenya dan malah memperhatikan Afkar. Sebagai perempuan Hanin mengakui kalau Afkar tidak berpenampilan cupu ke sekolah Afkar itu tampan dan mungkin akan menjadi primadona sekolah, tapi cowok itu bego sih.

" bego " ucap Hanin kemudian kembali bermain dan kembali heboh saat nyawanya sudah hampir habis. " Kampret " umpatnya

" bego lo mainnya " Afkar langsung mengambil duduk di samping Hanin dan mengambil stick PS Hanin " ambilin gue makan dong "

" lo pikir gue babu lo, ambil sendiri sana " Hanin menopang dagunya dia tidak protes gamenya diambil karena nyawanya juga tinggal sedikit.

" Ambilin lah, ngak guna banget lo jadi Bini " Hanin melirik kesal Afkar tapi tetap berdiri meninggalkan Afkar.

tak lama dia kembali dengan sepiring nasi dan segelas air. Hanin menatap tidak percaya melihat penampilan Afkar yang berantakan seragamnya bahkan sudah keluar dari celananya.

" nih " Hanin menyodorkan piring ke Afkar yang masih fokus ke PS.

" thanks " Afkar menyerahkan stick PS Hanin dan mulai memakan makanan yang di kasih Hanin.

" lo belum makan dari kapan? " tanya Hanin yang melihat Afkar lahap makannya.

" cuma pagi tadi " Jawab Afkar " banyak murid bermasalah yang perlu gue urus " Hanin hanya menggumam masih menatap Afkar yang lahap karena mempause gamenya.

" kenapa lo mau repot ngurusin anak bermasalah sih? "

" karena gue ketua kedisiplinan sekolah. " jawab Afkar apa adanya. " kenapa? "

" karena gue bosan lihat muka lo kalau gue terlambat masuk " Hanin kembali melanjutkan gamenya

" ya jangan terlambat kalau gitu, gampangkan? "

" gampang kepalamu botak " ketus Hanin

" makanya jangan main sampai larut " ujar Afkar meletakkan piringnya di meja. " gue mandi setelahnya pulang, cuci gih tuh piring "

" kenapa gue? "

" lo ngak malu gitu kalau gue yang nyuci terus lo yang main ps? demi kebaikan lo "

setelah mencuci piring Hanin kembali ke kamar bersamaan dengan Afkar yang selesai berganti baju.

" lo ngak klimisin rambut? " sindir Hanin melihat Afkar membiarkan rambutnya berantakan dia juga tidak memakai kacamata dan malah berpakaian ala cowok badboy di film remaja.

" kenapa takut terpesona dengan gue? "

" idiihhh... " Hanin mengambil tas dan seragamnya " gue mau bawa PS ke apartemen "

" tidak usah, punya gue ada " kata Afkar " lo hanya perlu membawa buku pelajaran yang belum sempat lo bawa "

" lo main PS? " Afkar memutar bola mata jengah

" gue cowok Nin, tentu saja gue punya. "

" kirain lo ngak main PS "

 

Hanin melempar tubuhnya ke atas kasur begitu mereka tiba di apartemen dan membiarkan Afkar membawa pakaian yang ia bawa dari rumah orang tuanya.

" geser " perintah Afkar yang dituruti Hanin meski menggerutu.

Mereka memang satu kamar dan satu kasur karena menurutnya lebay banget kalau harus pisah ranjang karena alasan terpaksa menikah,

" lo sudah menyerahkan formulir klub? "

" males ah... ngapain sih harus ikut klub klub segala? gue itu mau ikut klub kalau ada yang namanya klub tidur siang " ucap Hanin, Afkar mendorong pelan paha Hanin dengan kakinya karena pikiran tidak rasional Hanin.

" buat sekolah sendiri kalau begitu "

" kalau begitu lo cari uang yang banyak sana, buat sekolah bukan uang sedikit "

Afkar melirik Hanin dengan tatapan jengah dia membalikkan badannya sebelum ikutan gila seperti Hanin.

" tuh hp lo bunyi " kata Afkar meraih hp Hanin yang ada di dekatnya " Cia "

" halo Ci, kenapa? " Tanya Hanin setelah mengangkat telfon

" .... "

" hah? lo dimana sekarang? " Afkar melihat Hanin " oke gue kesana. "

" kenapa? " tanya Afkar setelah mematikan sambungan telfon.

" Ciara takut pulang karena ada demo dekat McD "

" lo mau jemput? "

" iyalah... "

" suruh anak anak yang lain saja. "

" Cia ngak dekat dengan anak anak kelas " kata Hanin turun dari tempat tidur.

" sini gue antar " Afkar ikut bangkit, dia mengambil topi dan jaketnya dan mengambil kunci mobil miliknya yang dia simpan di laci karena jarang dia pakai.

 

tbc

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Afkar nukan bego,dia berpenampilan kek gitu untuk menghindar dr cewek-cewek ganjen,dia malas berurusan dengan cewek2 kegatelan,,bagus dong Afkar👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻

2022-12-03

2

Anonymous

Anonymous

Kan sdh dibilangin kl apartemen sdh disiapkan orang tua

2022-09-14

1

Aprilia Nita Rahayu

Aprilia Nita Rahayu

author gak usah peduliin komen yang bilang kata kata nya kasar ini udah bagus kok

2022-07-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!