Find You
Susasana gedung pernikahan terlihat mewah dengan dekorasi bunga berwarna putih dan kuning. Tirai-tirai panjang menutupi dinding gedung berwarna putih dan kuning dihiasi aneka bunga yang didominasi warna putih. Tak ketinggalan lampu yang menghiasi setiap sudut juga lampu utama tepat di tengah gedung. Juga lampu dengan penerangan penuh menyorot kearah salah satu dinding dimana pengantin sedang bersanding menyalami tamu.
Di sisi kanan terdapat pemain musik yang menyanyikan lagu-lagu romantis. Sedang di sisi kiri terdapat aneka hantaran dan foto-foto prawedding sang pengantin dihiasi aneka bunga dan hiasan berbentuk love.
Aluna, gadis tinggi semampai menggunakan hijab modern dan berkebaya berwarna merah muda dilengkapi rok dan tas mini berwarna hitam di genggamannya baru saja memasuki halaman gedung. Ia menatap gedung mewah itu membuat sesak dadanya.
"Kamu sanggup Lun?" tanya Lea. Lea adalah sahabatnya sejak masa sekolah dulu. Gadis berambut sebahu dan bertubuh mungil itu berdiri disisinya dan ikut menatap gedung.
Aluna mengangguk mantap, tak ingin membuat sahabatnya khawatir. Mereka berjalan bersisian menuju penerimaan tamu.
Suasana di dalam gedung sungguh membuat siapapun iri melihatnya. Pengantin benar-benar seperti raja dan ratu. Aluna tidak dapat melihat kedua mempelai. Ia dan Lea memutuskan untuk menikmati makanan yang disuguhkan.
Siang itu tamu sangat ramai berdatangan. Semua dengan wajah ceria, saling menyapa. Hanya Aluna yang menunduk diam mencoba menikmati makanannya yang kini terasa hambar dan menyakiti tenggorokannya.
"Maaf, boleh gabung?" tanya seorang laki-laki dan dua orang perempuan. Mungkin ibu dan istrinya.
"Silahkan!" Lea menyilahkan mereka untuk duduk bersama dengan meja yang sama. Mereka bertiga asyik bercerita dan sesekali melihat kearah pengantin yang masih menyalami tamu.
"Udahan yuk!" ajak Aluna pada Lea yang masih asyik menikmati serabi.
"Sedikit lagi" Lea menyuap sepotong kecil serabi dengan kuah gula merahnya. Andai dirinya dalam suasana dan kondisi baik, ia pasti akan mengambil makanan penutup juga. Tapi semakin lama di gedung ini, semakin ia merasa sesak dan akan sulit menahan air mata yang kini siap meluncur kapan saja.
Bersama Lea ia bangkit dan berjalan menuju pelaminan dengan kaki sedikit bergetar. Mereka menyalami orangtua pengantin perempuan hingga tiba dihadapan kedua mempelai.
"Selamat ya Kak" Aluna menatap pengantin pria sambil tersenyum dipaksakan.
"Aluna!" bisiknya.
Kehebohan terjadi saat pengantin pria memeluk Aluna. Aluna mencoba berontak melepaskan diri namun akhirnya pasrah sambil berurai air mata.
"Kak, lepas...!" akhirnya Aluna mendapatkan kesadarannya kembali.
"Lun, maaf. Aku..."
"Selamat ya kak, semoga bahagia dan langgeng hingga ke anak cucu" Aluna memotong pembicaraan si pengantin pria yang tak lain adalah Dirga, sang mantan kekasih.
Aluna menyingkir, menyalami pengantin wanita dengan memaksakan tersenyum dan meminta maaf dengan pandangan matanya. Ia segera menyalami kedua orangtua Dirga dan membalas pelukan hangat sang bunda.
"Maafkan tante ya... Maafkan juga Dirga" bisiknya saat memeluk Aluna. Aluna hanya mengangguk dan segera pamit dari atas panggung pengantin. Bukannya ia tak tahu, dengung suara bisikan para tamu di belakangnya. Mereka pasti mudah menyimpulkan siapa dirinya.
Bergegas ia menyusul Lea ke arah pintu keluar. Lea menyambutnya dan segera mengajaknya pergi.
Aluna menghempaskan tubuhnya ke sandaran mobil Lea. Ia memejamkan mata, mencoba menerima segalanya meski hatinya terasa sakit. Laki-laki yang diharapkan menjadi imamnya kelak telah menjadi milik orang. Lama-lama air matanya mengalir tanpa bisa dikendalikan.
"Nangis aja Lun, keluarin semua. Aku ngerti kok" Lea berkata sambil mengusap lengannya.
"Aku keliatan bo**h ya? Rasanya sakit Le, sakiiiit!" tangisan Aluna tak bisa dibendung lagi. Lea menyerahkan tisu untuknya. Aluna meraihnya dan mengelap hidungnya.
"Wajar Lun, mungkin kalau aku di posisi kamu aku nggak akan sanggup hadir. Kamu kuat Lun" kata Lea membesarkan hati Aluna. Ia tahu sahabatnya dan Dirga sejak mereka baru mengenal.
Dimana mereka sebagai mahasiswa baru harus melewati masa ospek yang menguras tenaga dan pikiran. Dikerjai oleh kakak tingkat yang salah satunya adalah Dirga.
Seringnya ia mengerjai Luna saat ospek, hingga diakhir ospek mereka dekat layaknya sahabat. Butuh waktu setahun untuk mengenal Dirga dan akhirnya mereka berpacaran. Saat itu Aluna belum memantapkan diri untuk berhijab.
Setahun kemudian, Dirga menyelesaikan kuliahnya. Dan Dirga akan memasuki dunia kerja seperti yang diinginkan ayahnya. Itu artinya ia akan pindah ke kota lain yang jaraknya tentu jauh. Dua tahun menjalani hubungan yang begitu dekat membuat Aluna tak ingin berpisah.
Akhirnya Dirga berhasil meyakinkan Aluna untuk menunggu. Ia akan bekerja dua atau tiga tahun hingga Aluna selesai kuliah dan ia akan menjemputnya dan malamarnya. Untuk meyakinkan Aluna ia membelikan sebuah cincin untuk Aluna.
Dan sejak itu mereka resmi berpacaran jarak jauh. Lagi-lagi jarak jauh dan juga komunikasi yang jarang terjadi karena mereka disibukkan dengan pekerjaan masing-masing sempat membuat keduanya putus di tengah jalan. Tapi ketika Dirga kembali ke kotanya untuk merayakan lebaran, mereka memutuskan mencoba kembali hubungan jarak jauh ini.
Tapi sayang, Dirga melupakan janjinya. Ketika Aluna masih menunggu ijazahnya, Dirga datang menemuinya dengan wajah kusut. Tak ada penjelasan, ia hanya meminta maaf dan pergi begitu saja.
Sejak saat itu komunikasi diantara keduanya kembali jarang. Nyaris tidak pernah. Hanya Aluna yang masih bingung dan selalu menghubunginya berharap Dirga mau menjelaskan segalanya. Dirga memilih diam dan menghindar. Hingga sebulan yang lalu, Dirga hadir dan membiarkan Aluna menumpahkan segala kekesalannya. Menumpahkan amarahnya pada Dirga.
Di akhir pertemuan, Dirga meminta maaf sambil berlutut. Meminta maaf karena tak ada waktu untuknya bahkan mengunjunginya sekali dalam setahun. Meminta maaf atas segala kesalahan yang tak dimengerti Aluna. Ia lalu menyerahkan sebuah amplop berisi undangan pernikahan.
Aluna akhirnya menyadari akan sikap Dirga padanya. Ia merasa bo**h menunggu sesuatu yang tak pasti. Merasa dirinya terlalu percaya pada Dirga sampai akhirnya Dirga menorehkan luka yang begitu dalam. Saat itulah ia memantapkan diri untuk berhijab. Pelan-pelan mengubah imejnya.
Aluna menarik napas dan memaksa dirinya kembali ke kenyataan yang ada. Ia menyadari cincin dari Dirga masih tersemat di jarinya. Ia membuka cincin yang menemaninya lalu memasukkan ke dalam tasnya. Suatu saat akan ia kembalikan pada Dirga atau ia akan membuangnya bersama kenangan.
"Ayo kita pulang, Le!" Aluna menghapus air matanya dan mencoba tersenyum pada Lea.
"Udah lebih baik?" tanyanya. Aluna mengangguk. Mereka meninggalkan lokasi gedung dan meninggalkan debu tipis yang diterbangkan angin bersama kenangan Aluna pada Dirga. Ia akan belajar melupakan Dirga meski itu tidaklah mudah. Pelan-pelan ia akan mengobati hatinya dan melupakan semua lalu berharap semua akan membaik seiring waktu. Ia juga mendoakan Dirga menjadi suami yang baik dan bertanggung jawab untuk istrinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
bundanya Fa
baru part 1 udah syuka. gaya bahasa lumayan bagus nih. jadi pingin baca selanjutnya.
masih mending tuh dirga bilang maaf. aq bilang gentle drpd mantan aq yg minta maaf malah oeang tuanya, pengecut bukan? tapi aq bersyukur sekarang aq mendapatkan cinta yg besar dr suami aq.
2022-10-11
0
Fa Rel
nyesek nya baru jg baca
2021-12-30
1
Taehyung
nyimak
2021-12-30
0