CEO Cantik Pengidap Bipolar
"Hubungi aku jika kau membutuhkanku, aku akan selalu ada untukmu, kapanpun kau mau, kau juga bisa menelfonku untuk berbagi cerita tentang apapun itu, aku selalu siap mendengarkanmu, Ri"
Kalimat itu terus melayang di kepala Riri selama hampir 1 tahun lamanya. Kalimat terakhir yang diucapkan oleh mantannya itu, membuatnya selalu dihantui rasa bersalah dan menyesal, dan sampai sekarang membuat dia belum move on dari mantannya itu
Riri selalu mengejar Zidan dan berharap Zidan masih mau balikan dengannya. Namun kenyataannya Zidan masih tidak mau membuka hatinya, entah itu hanya berlaku untuk Riri ataupun untuk orang lain juga, hanya tuhan yang tau.
"Sudahlah, aku cape jika terus begini", ucap Riri yang sudah putus asa akan cintanya kepada mantannya itu.
"oke, mari kita move on, lagian cowo kan bukan dia aja, masih banyak tu yang lain", sambung Riri
Riri pun bertekad untuk mencari kegiatan lain dan melupakan mantannya itu, dia punya cara tersendiri. Sebenarnya Riri adalah tipe cewe yang gampang move on dan tak mau ambil pusing, lalu mengapa selama ini dia gak move on? Ya karena dia gak mau bukan gak bisa
Setelah 6 bulan berlalu, Riri pun memiliki beberapa teman dan selalu bersenang senang bersama mereka, ada sekitar 7 orang, yaitu Hamdan, Fikri, Bryan, Sisi, Putri, Selly, Raffi, suatu hari mereka berencana pergi ke pantai yang agak jauh dari kota asal mereka, dan harus menempuh sekitar ±1 jam lamanya untuk sampai ke tujuan, mereka menggunakan sepeda motor dan saling berpasangan walaupun bukan pasangan (paham ga? harus paham dong).
Tapi, di hari H, mereka kedatangan orang baru yang ingin ikut bergabung juga dengan mereka, yaitu Risky dan Dimas, 2 org ini adalah teman dekatnya Bryan, dan Bryan juga yang mengajak Dimas dan Risky untuk ikut bergabung dengan geng ini
"Aku Dimas", ucap Dimas mengenalkan diri
"Aku Risky", ucap Risky juga
"sini kau!", ucap Riri marah menarik tangan Bryan menjauh dari teman temannya
"mati aku", batin Bryan,
Teman nya yg lain juga menyusul mereka kecuali Dimas dan Riski
"kenapa kau gak bilang ke kami kalau bakal ada orang baru yang ikut kita? segapenting itu kah kami ini? Bryan?!", tanya Riri yang sudah kesal itu
Semua teman nya tau kalau sikap Riri sering berubah seiring dengan mood hati nya, jadi mereka sudah maklum, dan diantara mereka semua, Riri lah yang paling gampang meledak emosinya
"santuy dulu santuy, aku jelasin, ta-tapi ja-jangan melotot gitu", ucap Bryan
"lagian aneh aneh aja sih Bryan, kenapa tiba tiba ngundang orang lain tanpa kasih kabar ke kami, wajar saja Riri marah", ucap Fikri lalu memegang tangan Riri
"maaf ya guys, ku akui aku salah, jadi gimana ini? Masa mereka pulang lagi? Sementara kita semua udah kumpul disini", ucap Bryan memelas menatap Riri dan temannya yang lain.
"Ya nggaklah! Gila kali ya nyuruh pulang lagi, ya ikut lah sama kita!", bentak Riri
"alhamdulillah", ucap Bryan tersenyum tipis
"Diam kau!", pekik Riri pergi meninggalkan Bryan
"kau ini, kenapa suka sekali mancing emosinya Riri", ucap Selly
"haha biarkan saja, kan kita punya pawang nya", ucap Bryan tersenyum sambil menatap ke arah Fikri
Karena Fikri lah satu satunya orang diantara mereka yang mampu meredakan amarah Riri, dan mereka semua tertawa
Lalu mereka berangkat menggunakan sepeda motor, semua sangat menikmati perjalanan, kecuali Risky, setelah 30 menit berkendara, mereka berhenti di sebuah minimarket untuk membeli beberapa cemilan dan minuman
"mau ini?", tanya Fikri menunjuk ke 1 minuman ke Riri yg sedang menatap kulkas karena bingung mau beli yang mana
"hm, boleh deh", ucap Riri
"oke, tunggu diluar saja bareng anak anak", ucap Fikri sambil menatap Riri
"hm", jawab Riri singkat sambil berjalan keluar
"kenapa bisa ada cewe sedingin itu?", Gumam Fikri
Setelah Fikri selesai berbelanja, mereka pun melanjutkan perjalanan, dan akhirnya sampai di tujuan. Setelah masuk ke pantai, mereka pun mencari tempat untuk duduk, karena pantai sudah rame jadi mereka sulit mencari tempat
"kenapa lagi Riri?", tanya Fikri ke Riri yang sedang cemberut
"gapapa", jawab Riri singkat
Fikri pun paham dengan sikap Riri, terlihat dari matanya kalau Riri kurang suka dengan pantai ini, lalu memindahkan belanjaan yang dibawa Fikri, dari tangan kanan ke tangan kiri, lalu memegang tangan Riri "badmood yah?", ucap Fikri
"hm", respon Riri yg sambil mendongak menatap Fikri, karena tubuh Riri yg lebih pendek dari Fikri
Interaksi mereka berdua disaksikan semua temannya dan tak ada yang heran, karena mereka memang sudah biasa begitu, namun tak berlaku untuk Risky yang sedang menatap tajam ke Fikri dan Riri
Setelah sampai di tempat teduh, mereka semua meletakkan barang barangnya dan beristirahat sebentar, makan dan minum bareng bersama, inilah momen momen yang tak terlupakan bagi mereka semua. Namun tak lama kemudian
"ini", ucap Fikri menyodorkan minuman ke Riri
"hm", respon Riri sambil senyum menatap Fikri
"itu apa?", tanya Riri melihat minuman kaleng yang sedang di minum Dimas
"oh ini, bir", jawab Dimas
"hah? Gila", ucap Riri kaget sambil menatap sinis Dimas
"mau?", tanya Dimas ke Fikri
Belum sempat Fikri mengambil minuman tersebut, Riri menyambar minuman itu dengan kesal, dan bergeser mendekati wajah Dimas, suasana diantara mereka pun menjadi tegang
"kalo mau berbuat yang macam macam, silahkan, tapi jangan libatkan kami, apalagi Fikri, kau sudah tau bukan bahwa ini minuman yang dilarang", ucap Riri pelan didepan wajah Dimas yang menelan ludahnya sendiri itu
Dimas terkejut karena dia tidak tau apapun tentang Riri, bukan hanya Dimas, tapi mereka bersembilan juga ikut terkejut melihat Riri dan saling menatap
"Ri..", panggil Sisi
Bukannya menjawab, Riri justru menatap tajam ke arah Sisi
"oke", jawab Sisi lagi
Riri kembali menatap tajam ke arah dimas dan semakin mendekatkan wajahnya ke Dimas
"kenapa? terkejut?", tanya Riri pelan
"ngga?"
"lalu?"
"cuma mau bilang..."
"apa?", potong Riri
"aku minta maaf",
"oke", jawab Riri sambil tersenyum dan menjauh dari Dimas, lalu pergi ke toilet
"wah, dia hampir membunuhku dengan mata nya itu", ucap Dimas setelah melihat Riri pergi
"haha, syukurlah karena masih hidup", ucap Hamdan
"em betul, syukur masih hidup kau", sambung Selly tertawa
"Riri memang sensitif", ucap Sisi sambil tersenyum
"kami semua tau sifat Riri", ucap Bryan
"lain kali hati hati, dia mungkin bisa menggorok leher mu beneran, haha", ucap Fikri tertawa
"astagfirullah", ucap Dimas yang masih terkejut
nantikan terus ya kelanjutan cerita Riri dan teman temannya,
sampai jumpa di episode selanjutnya teman teman
terima kasih sudah membaca karya ku >~<
Byebye
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Tukang_Halu
mampir kak
sekretaris nakal
2021-09-23
1
Charamel
thankyou dukungannya😗
baca terus ya hehe😁
2021-08-16
0
Umisah Asther
aku mampir Thor cerita nya bagi Q suka....semangat ya Thor..entah mengapa Q suka karakter Riri❤️😍
2021-08-16
1