Raanjhana
Halo Readers kesayangan Mamak 👋👋 Kisah Raanjhana kutulis ulang karena satu dan lain hal. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya 🙏🙏
Terima kasih untuk dukungan kalian selama ini. Apalah mamak tanpa adanya kalian 😘😘
...*Happy Reading*...
Tok
Tok
Tok
"Nisha! Bangun! Nisha!"
Seorang gadis masih terlelap di ranjang nyamannya kala sang ibu memanggil namanya.
Gadis itu terbangun, dan menyahuti panggilan ibunya.
"Masuk saja, Bu! Pintunya tidak dikunci." ucapnya berteriak dengan malas.
Ceklek,
"Nisha! Apa kamu begadang lagi, huh?!" tanya Antonia dengan tangan bersedekap.
"Hoooaaammm!!! Iya, bu. Hehe." jawab si gadis dengan menggaruk kepalanya.
"Matamu kenapa? Apa kau membaca buku sambil menangis?"
"Hah?! Benarkah? Sepertinya iya, bu. Ceritanya membuatku terharu sampai menitikkan air mata."
"Hmmm, kamu tuh! Cepat lah bersiap dan segera turun! Kakek dan Ayahmu sudah menunggu di bawah." tegas Antonia dengan menggeleng pelan.
"Siap, bu!" balas Nisha dengan memberi hormat pada ibunya lalu bergegas ke kamar mandi meninggalkan bukunya yang yang masih terbuka di bagian akhir cerita dan bertuliskan kata 'TAMAT'.
...🍂🍂🍂...
Nisha keluar kamar dalam keadaan sudah rapi. Ia menyapa kakek dan ayahnya yang sudah menunggunya di meja makan.
"Pagi, Kek. Pagi ayah..." Nisha mencium pipi kakek dan ayahnya bergantian.
"Pagi, sayang. Kau bangun kesiangan lagi?" tanya ayah Nisha, Raihan.
"Iya, dia begadang membaca buku sambil menangis semalaman." kini Ibunya yang menjawab.
"Tidak apa. Dia 'kan sedang libur kuliah. Sayang, apa kau tidak ingin mengisi waktumu untuk berlibur?" kini giliran kakeknya, Haidar yang bertanya.
"Hmm, aku sudah punya jadwal liburan kali ini, Kek. Aku ingin berlibur ke villa kita di Bali. Bagaimana Kek? Boleh 'kan?" pinta Nisha manja.
"Boleh. Kapan kau akan berangkat?"
"Bagaimana kalau hari ini saja, Kek? Boleh 'kan ayah, ibu?" Nisha kini membujuk ayah dan ibunya.
"Bolehkan saja, Raihan. Dia pasti butuh liburan." ucap Haidar yang selalu memanjakan cucu semata wayangnya itu.
"Baiklah. Nisha, kau boleh pergi liburan. Dengan siapa saja kau kesana?"
"Dengan teman-teman dekatku, Dewi, dan Lala." jawab Nisha bersemangat.
"Ya sudah, habiskan sarapanmu lalu kau bersiap. Ibu akan membantumu berkemas." balas Antonia.
.
.
.
Nisha berlarian ke pantai dengan senyum yang amat bahagia. Sedang kedua temannya hanya memandangi dari jauh.
"Sha, aku lelah. Aku ingin pergi ke kamar saja." ucap Dewi.
"Ya sudah sana. Aku akan bermain dulu dengan air laut dan pasir putih disini."
Dewi dan Lala segera beranjak dari bibir pantai dan menuju kamar mereka masing-masing.
Tanpa Nisha sadari ada sepasang mata yang memperhatikan tingkah lakunya yang seperti anak kecil. Pria itu tersenyum geli melihat Nisha yang seakan begitu bahagia melihat air laut dan ombak.
"Hernan! Kau disini rupanya!" seseorang menepuk bahu si pria yang bernama Hernan.
"Cih, kau berhasil menemukanku."
"Kenapa kau malah pergi ke Bali? Apa ada masalah?"
"Tidak ada. Hanya saja...."
"Hanya saja apa?" seorang wanita menghampiri kedua pria tersebut.
"Asha? Kau disini juga?"
"Hmm, Dirga yang mengajakku kesini. Dia bilang siapa tahu kau membutuhkan bantuanku..."
Tanpa kata lagi Hernan langsung memeluk Asha. "Tentu saja aku membutuhkanmu..."
Dirga memalingkan wajah begitu melihat dua insan ini berpelukan.
"Ada apa? Kau bisa cerita denganku. Tidak perlu kabur seperti ini." ucap Asha dengan merangkum wajah Hernan.
"Ayah berencana menjodohkanku..."
"Benarkah? Itu bagus dong! Menurutku kau sudah cocok menikah. Usiamu sudah 24 tahun, Hernan."
"Cih, lalu aku harus mau dijodohkan karena sudah pantas menikah? Bagaimana denganmu? Apa kau setuju aku menikah dengan gadis yang dijodohkan oleh ayahku?"
"Hernan! Jangan begini!"
"Apa ayah yang memintamu untuk menjemputku?"
"Tidak. Aku hanya takut jika kau melakukan sesuatu yang nekat."
"Tidak perlu khawatir. Aku masih waras. Aku akan kembali ke kamarku. Kalian nikmati saja liburannya."
Hernan melangkah pergi meninggalkan kedua sahabatnya.
"Dirga, bagaimana ini?" tanya Asha terlihat cemas.
"Biarkan saja dia. Kau tahu kan dia selalu begitu. Jangan memaksanya. Nanti dia malah pergi lagi."
Asha menganggukkan kepala. Lalu dia pun ikut meninggalkan pantai.
Kini hanya Dirga yang sendiri di tepi pantai itu. Mendengar suara teriakan gembira seseorang, Dirga menoleh ke arah sumber suara. Ia tersenyum melihat kegembiraan seorang gadis yang tak dikenalnya itu.
Sementara itu, Hernan kembali ke villa dengan langkah kesal. Asha mengikutinya dari belakang.
"Hernan! Tunggu!" Asha mempercepat langkahnya agar menyamai langkah Hernan.
"Hernan!!!" Asha mencekal lengan Hernan.
"Ada apa?" tanya Hernan kesal.
"Jangan seperti ini!"
"Lalu aku harus seperti apa?"
"Ayahmu adalah orang baik, aku yakin jika kau tidak menyetujui perjodohan ini maka kau bicarakan saja baik-baik dengan ayahmu."
"Oh ya? Kau pikir dia mau mendengarku?"
"Kau kan belum mencobanya. Kenapa harus menyerah?"
"Lalu setelah itu kau bersedia menikah denganku?"
"Hernan..."
"Kau tahu bagaimana perasaanku padamu. Kenapa masih berpura-pura tidak tahu?"
"Hernan..."
"Apa karena Dirga?"
"Hernan! Kita sudah berteman sejak kecil. Dan aku... Aku tidak bisa memilih salah satu diantara kalian..."
Hernan tersenyum getir. "Kalau begitu bersiaplah untuk tidak bertemu denganku lagi!"
BRAAKKK!!!
Hernan membanting pintu kamar dengan keras.
...🍂🍂🍂...
#bersambung...
Untuk yg sudah baca kisah ini dari awal, bisa skip tapi jempol nya jangan lupa yah 😁😁 mamak banyak maunya 🙏
Jangan lupa tinggalkan jejak 👣👣👣
thank you
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Kelincikuning Kelincikyning
aq kira asha itu cowok. agak geli .aq kira kaum pelangi
2023-03-26
1
Your name
Hadir Thor, semangat selalu ya
2022-01-18
1
Li Permana
Semangat kak author!
2021-10-23
1