... Halo readers kesayangan mamak👋👋👋 Raanjhana (Lover/Kekasih) is back! Dont forget to leave Like 👍 and comments 😘...
...*happy reading*...
...🍂🍂🍂...
Hernan membawa Nisha ke sebuah tempat yang juga bertuliskan villa di area depannya. Nisha mengerutkan keningnya.
Kenapa dia membawaku ke villa juga? Apa bedanya dengan villa kita disana? Kupikir dia akan mengajakku jalan-jalan. Astaga, Nisha! Kau baru mengenalnya, untuk apa kau berpikiran sejauh itu? Atau jangan-jangan... Dia membawaku kemari karena...
Tok tok
Hernan mengetuk kaca mobil di samping kiri Nisha dan membuat Nisha cukup terkejut.
"Cepat keluar! Kau hanya akan duduk di mobil sepanjang hari?" ucap Hernan dingin.
"Ah, iya." Nisha keluar dan berjalan ragu memasuki villa tersebut.
Nisha melihat sekeliling villa yang terasa amat asri dan nyaman.
"Kau lakukan saja apa yang sukai disini. Aku akan bekerja." ucap Hernan.
"Bekerja katanya?" gumam Nisha tak paham lalu mendaratkan tubuhnya di sofa empuk ruang tamu villa. Ia menyalakan televisi untuk menghilangkan kebosanan.
Hernan memasuki ruang kerjanya dan langsung berkutat di depan laptop. Ia memang kabur karena menghindari perjodohan yang diatur oleh ayahnya. Namun bukan berarti ia meninggalkan tanggung jawabnya pada perusahaan.
Waktu sudah menunjukkan pukul dua belas siang. Nisha mulai bosan karena sedari tadi hanya menonton televisi. Ia pun mulai menguap. Niat hati ingin tertidur, namun bunyi didalam perut, membuatnya tak bisa memejamkan mata.
Hernan keluar dari ruang kerjanya. Ia menghampiri Nisha yang sedang mengelus perutnya. Hari ini mereka sarapan terlalu pagi, jadi sejak satu jam yang lalu perut mereka memang sudah memanggil minta di isi.
"Kau lapar?" tanya Hernan.
Nisha mengangguk pelan.
"Ayo, kita akan makan diluar!"
Mata Nisha langsung berbinar kala mendengar ajakan Hernan. Nisha segera berjalan mengikuti langkah Hernan.
Mereka makan di resto mewah favorit Hernan jika berkunjung ke Bali. Nisha makan dengan lahap dan tanpa menjaga imejnya.
Hernan hanya menggeleng melihat tingkah aneh Nisha.
"Kau ini putri keluarga kaya, bukan?"
"Dari mana kau tahu?" tanya Nisha balik dengan mulut penuh makanan.
"Telan dulu makananmu sebelum bicara. Kau ini sangat jorok!"
"Aku memang dilahirkan dari keluarga yang cukup beruntung. Tapi bukan berarti aku harus bersikap layaknya seorang tuan putri yang selalu menjaga penampilan dan imejnya di depan publik. Aku lebih suka tampil apa adanya sesuai dengan hatiku." Nisha kembali menyuapkan makanannya kedalam mulut.
Hernan cukup terkejut mendengar jawaban Nisha. Tak disangka gadis manja dan aneh itu bisa menjawab dengan bijak pertanyaan singkat Hernan dengan panjang lebar.
"Apa kau tidak memakan ini?" tanya Nisha dengan menunjuk udang asam manis yang di pesan Hernan namun masih belum di sentuhnya.
Hernan menggeleng. "Jika kau mau, makan saja!"
Tanpa basa basi lagi, Nisha mengambil udang asam manis dan memakannya dengan lahap.
Sore harinya mereka berdua kembali ke villa One Star. Nisha berpisah dengan Hernan di depan kamar Nisha.
Nisha membersihkan diri dan setelah itu ia menuju ke kamar Dewi dan Lala yang berjarak lima menit dengan berjalan kaki.
Nisha mengetuk pintu dan disambut oleh Dewi yang berkacak pinggang.
"Aku pikir kau melupakan kami!" sungut Dewi.
"Maafkan aku... Aku tidak sengaja meninggalkan kalian." Nisha memeluk Dewi mencoba membujuknya.
"Baiklah, akan kumaafkan, tapi kau harus ceritakan apa yang terjadi antara kau dan Kak Hernan." ucap Dewi dengan merebahkan tubuhnya di atas sofa.
"Heh? Kau mengenal Hernan?"
"Tentu saja. Dia itu sahabat Kak Dirga. Dan kami juga bertetangga."
"Oh, begitu. Pantas saja tadi pagi aku melihat kakakmu di villa samping kamarku. Dia bersama dengan serorang gadis."
"Itu adalah Kak Asha. Mereka bertiga berteman sejak kecil. Lalu, bagaimana kau bisa pergi bersama Kak Hernan seharian ini? Kau pergi kemana saja dengannya? Bagaimana kau bisa mengenal Kak Hernan?"
"Hei, nona. Tanyakan satu persatu dong! Bagaimana aku menjawab semuanya?" sungut Nisha.
"Iya, baiklah. Ceritakan dengan detil awal mulanya."
Nisha menceritakan semuanya dengan terperinci pada Dewi dan Lala. Dewi dan Lala hanya manggut-manggut mengerti dengan apa yang diceritakan sahabatnya itu.
"Hmmm, menurutmu apa ini tidak aneh?" tanya Dewi.
"Aneh bagaimana?"
"Sejak dulu aku sudah curiga dengan hubungan ketiga orang itu." ujar Dewi.
Nisha makin mendekatkan diri dengan Dewi. Ia mulai penasaran dengan kehidupan Hernan yang selalu memasang wajah datar itu.
"Kurasa mereka terjebak cinta segitiga." ucap Dewi.
"Hah?!"
"Sejak dulu, aku tahu jika kakakku menyukai Kak Asha. Tapi Kak Dirga tak bisa mengungkapkan perasaannya karena menghargai perasaan Kak Hernan. Aku selalu bilang pada kakakku untuk mengungkapkan perasaannya, tapi kakak selalu menjawab jika aku tak boleh ikut campur urusannya. Dan setelah itu, aku tak pernah ikut campur urusan mereka lagi."
Nisha mengangguk paham dengan cerita Dewi.
"Sha, kau mau tahu apa pendapatku?"
Nisha mengangguk.
"Kurasa, Kak Hernan sengaja mendekatimu hanya untuk membuat Kak Asha cemburu. Dia mengajakmu pergi hanya untuk memanas-manasi Kak Asha."
"Hmm, begitukah? Setelah kupikir-pikir, itu ada benarnya juga."
"Tuh kan benar! Jadi kau mau bagaimana? Kau mau ikut masuk dalam segitiga yang rumit itu? Sebagai sahabat, aku tidak setuju kau masuk ke dalam sana."
Nisha terdiam mendengar penjelasan Dewi. Memang tidak seharusnya ia menerima tawaran Hernan. Tapi, ia sudah berjanji akan menuruti perintah Hernan. Ia akan malu jika Dewi dan Lala tahu ia salah masuk kamar villa. Tak mungkin juga ia menceritakan jika villa yang ia tempati sebenarnya adalah milik Hernan.
Nisha pamit pulang kembali ke kamarnya saat melihat jam di dinding yang menunjukkan pukul sembilan malam. Nisha berjalan menyusuri tepi pantai tanpa menggunakan alas kaki. Ia membiarkan kakinya terkena air laut malam yang terasa dingin.
Ia memikirkan cara untuk bisa menghindari rencana Hernan yang ingin membuat Asha cemburu. Namun ia masih tak memiliki ide yang bagus untuk menghindari Hernan. Nisha hanya bisa mendesah kasar.
"Ternyata kau!" suara seorang pria membuyarkan lamunan Nisha.
"Kak Dirga?" gumam Nisha.
"Kemarin aku melihatmu bermain di pantai dengan sangat gembira. Aku sampai tak mengenalimu karena menurutku tingkahmu itu sangat aneh." Dirga terkekeh.
Nisha cemberut. "Jadi, kakak adalah temannya Hernan?"
"Iya, dia itu temanku. Maaf atas sikapnya padamu ya."
"Eh? Kenapa kakak meminta maaf?"
"Dia melakukan itu hanya untuk membuat Asha cemburu."
"Eh? Kakak tahu?"
Dirga tersenyum. "Aku berteman dengannya sejak kecil. Aku tahu bagaimana sifatnya. Nisha, sebaiknya kau jangan meladeni permintaan Hernan. Aku takut itu akan membuat semuanya semakin rumit."
Nisha menunduk. Ia tahu apa yang dilakukannya adalah salah. Ia hanya akan menyakiti hati Asha. Dan Nisha tak ingin menyakiti wanita lain dengan cara seperti ini.
"Nisha, jangan turuti perintah Hernan!" ucap Dirga dengan menepuk pelan bahu Nisha.
"Kenapa dia tak boleh menuruti perintahku?!" suara berat Hernan membuat kedua orang itu menoleh ke arahnya.
"Hernan! Jangan melakukan hal bodoh! Apa kau tidak sadar jika yang kau lakukan hanya akan menyakiti Asha. Dan aku juga tidak mau kau mempermainkan Nisha."
"Apa katamu?!" Hernan mengepalkan tangannya.
"Su-sudahlah, ayo kita kembali ke kamar." Nisha tak mau terjadi keributan dengan kedua sahabat ini. Nisha menarik tangan Hernan agar menjauh dari pantai.
Hernan menepis kasar tangan Nisha.
"Aku tidak mempermainkan gadis ini!" ucap Hernan dengan tegas.
Nisha membulatkan mata kala tangan Hernan menarik tubuh Nisha mendekat ke tubuh Hernan, lalu menarik tengkuk Nisha dan mencium bibir Nisha.
Nisha makin membulatkan mata karena itu adalah ciuman pertamanya, dan ternyata di curi oleh Hernan.
Hernan menyesap lembut bibir Nisha. Meski tak mendapat balasan dari Nisha namun Hernan makin memperdalam ciumannya. Nisha mulai memejamkan mata dan meremas dress selututnya kala merasakan sensasi berbeda saat bibir Hernan menyentuh bibirnya.
Sementara Dirga hanya terdiam melihat sahabatnya mencium Nisha di depan matanya. Dirga makin terkejut karena Asha juga menyaksikan adegan ciuman antara Hernan dan Nisha.
...🍂🍂🍂...
#bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Your name
Biar apa sih Herman ngambil ciuman Nisha, apa biar Dirga faham, kalau ia tidak main-main dengan Nisha.
2022-03-11
1
Isnanto Fajar Nugroho
just opinion, sih onomatope sama teks percakapannya over use, mak.
Adegan nyosornya jadi kurang dapet, padahal penggambarannya udah cakep.
2021-10-22
2
Titik pujiningdyah
lohlohloh bebek hernan main sosor aja
2021-09-11
1