... Halo readers kesayangan mamak👋👋👋 Raanjhana (Lover/Kekasih) is back! Dont forget to leave Like 👍 and comments 😘...
...*happy reading*...
...🍂🍂🍂...
Deg
Deg
Deg
Ya Tuhan! Kenapa jantungku berdebar seperti ini. Ini... adalah ciuman pertamaku. Dan yang menciumku adalah...?
Nisha mulai menyadari kesalahannya. Ia mendorong tubuh Hernan namun Hernan malah semakin mendekapnya dan mencium Nisha dalam. Dan akhirnya Nisha pasrah. Ia hanya bisa meremas dress selututnya.
Hernan melepas ciumannya dan menatap gadis didepannya. Nisha membuka matanya dan menatap Hernan.
"Hernan..." suara lembut wanita lain menginterupsi Hernan dan Nisha.
"Asha?!" Hernan tersentak kaget. Dari sorot mata Asha, Hernan tahu jika ia sudah melihat adegan tadi.
Hernan segera membawa Nisha pergi dari sana dan mengantarnya ke kamar Nisha.
"Kau masuk dan beristirahatlah!" ucap Hernan pada Nisha yang terus menunduk.
Nisha hanya mengangguk. Hernan kemudian pergi. Entah kemana. Nisha tak mau peduli lagi.
Apa yang terjadi denganku? Aku bahkan sudah melangkah terlalu jauh. Apa yang kuharapkan? Dia bahkan terlihat sangat mencintai wanita itu. Dia Menciumku hanya untuk membuatnya cemburu. Apa yang kau harapkan Nisha?
Nisha merebahkan tubuhnya ke tempat tidur dan memeluk guling sangat erat. Ia menangis disana. Entah menangis karena ciuman pertamanya telah dicuri, atau karena Hernan yang tak peduli dengannya setelah merebut ciuman pertamanya. Biasanya setelah menangis, hati Nisha akan lebih tenang.
.
.
.
.
Pagi-pagi sekali Nisha sudah bersiap untuk kembali ke kota asalnya. Setelah menangis semalam, Nisha menelepon Dewi dan mengatakan mereka akan kembali dengan penerbangan paling pagi.
Nisha memandangi villa yang di tempatinya seminggu ini. Ia menyisipkan sebuah surat yang ia tujukan untuk Hernan. Kemudian ia membawa koper besarnya dan pergi meninggalkan villa.
Di pesawat pun, Nisha banyak terdiam. Ia memandangi awan yang seakan sedang menghibur dirinya. Namun hatinya masih tak bisa tersenyum.
Sementara itu, Hernan seperti biasa akan mengajak Nisha sarapan. Dan ia juga ingin meminta maaf atas kejadian tak mengenakkan yang menimpa Nisha.
Hernan mengetuk pintu kamar Nisha, namun tak ada jawaban. Lalu seorang pegawai villa memberitahu jika Nisha sudah pergi pagi ini. Hernan melihat ada secarik kertas di bawah pintu. Ia memungutnya. Itu adalah sebuah surat dari Nisha.
Hernan, maaf jika aku pergi tanpa memberitahumu. Waktu liburanku sudah habis, aku harus segera kembali. Terima kasih karena sudah mengijinkanku tinggal di villamu seminggu ini. Aku benar-benar minta maaf karena aku tidak tahu jika villa ini milikmu. Untuk kejadian semalam, jangan terlalu memikirkannya. Anggap saja tidak pernah terjadi apapun diantara kita. Dan anggap saja kau tidak pernah bertemu denganku. Selamat tinggal, Hernan.
Hernan menghela nafas kasar setelah membaca surat dari Nisha. Entah kenapa hatinya merasa bersalah pada Nisha.
"Gadis bodoh! Mana mungkin aku menganggap jika tak ada yang terjadi diantara kita?!" Hernan meremas surat dari Nisha dengan perasaan yang tak menentu.
.
.
.
.
Seminggu kemudian,
Tok tok tok
"Sayang... Kau sudah bangun?" Antonia membuka pintu kamar putrinya yang tidak terkunci.
"Ya ampun, sayang. Ini sudah siang dan kau masih tidur. Cepat bangun!"
"Duh, ibu. Aku masih mengantuk. Lagipula aku masih libur kuliah. Aku ingin tidur lebih lama saja."
"Astaga! Anak gadis kok kerjanya hanya bermalas-malasan. Nanti jodohnya jauh lho!"
"Biarkan saja! Lagipula aku masih muda, aku tidak mau menikah muda!"
"Sudah seminggu sejak kamu pulang berlibur, kamu hanya mengurung diri dikamar saja. Lama-lama kamu lumutan lho!"
"Hoooaaammmm!!! Iya, iya, ibuku yang cantik. Aku akan bangun!"
"Astaga! Lihatlah penampilanmu! Sana pergi ke salon. Rambutmu sudah berapa hari tidak kau cuci? Kamu ini anak perawan, harus pintar menjaga penampilan dong!"
"Duh, ibu cerewet sekali! Iya, iya, aku akan pergi ke salon! Sekarang sebaiknya ibu keluar dari kamarku, aku akan mandi lalu pergi ke salon. Oke?" Ucap Nisha mendorong tubuh ibunya keluar dari kamarnya lalu mengunci pintunya.
Nisha memandangi penampilannya di depan cermin yang memang nampak kacau dan mengerikan. Ia segera masuk ke kamar mandi dan membersihkan diri.
Nisha memakai kaus pendek warna putih di padukan dengan celana jeans navy. Ia mematut diri di depan meja rias sambil sedikit menyapukan make-up natural di wajahnya. Dan rambutnya, ia kuncir ke belakang ala ekor kuda. Itu adalah gaya favoritnya. Namun ketika ia akan menyapukan liptint ke bibirnya, Nisha terdiam.
Ingatan tentang malam itu kembali menghinggapi pikirannya. Rasa lembut bibir Hernan masih bisa ia rasakan.
Nisha menggeleng cepat.
"Tidak, tidak! Kenapa aku memikirkannya? Ingat Nisha! Dia hanya memanfaatkanmu untuk membuat wanita lain cemburu. Ciuman itu tak berarti apapun untuknya. Benar, dijaman sekarang mana ada yang belum pernah berciuman, dia pasti sudah sering melakukannya. Kau saja yang berlebihan, mempermasalahkan ciuman pertamamu yang dirampas olehnya. Ciuman pertamamu sudah hilang, Nisha. Jadi, jangan memikirkan itu lagi!" ucap Nisha pada dirinya sendiri.
"Kau harus kuat, Nisha! Jangan memikirkan dia lagi! Semangat!!" Nisha menyemangati diri sendiri lalu pergi dari kamar dengan membawa tas dan kunci mobilnya.
Nisha menyapa ibunya dan bibi pengasuhnya yang sedang berbincang di ruang keluarga.
"Ibu, Bibi, aku pergi dulu ya! Daah!!" Nisha melambaikan tangannya dengan gembira.
.
.
.
.
Nisha menuju salon langganannya. Namun antrian terlalu penuh sehingga Nisha harus mendaftar lebih dulu.
"Apa karena ini masih libur kuliah ya? Banyak mahasiswi yang datang kesini. Sebaiknya aku pergi ke kafe dulu saja."
Nisha memutuskan untuk pergi ke kafe langganannya. Ia berjalan ke meja pesanan dan melihat menu sekilas.
"Mbak, Vanilla Latte Ice satu ya!" ucapnya berbarengan dengan seseorang.
Nisha menoleh ke arah suara di sampingnya, begitu pun juga orang di sebelah Nisha.
Nisha mengenali orang itu. "Kamu?!"
Pria itu juga mengenali Nisha dan langsung melepas kacamata hitam yang bertengger di hidungnya.
"Mbak, maaf, saya tidak jadi pesan. Permisi!" Nisha segera keluar dari kafe. Begitu pula dengan pria yang tak lain adalah Hernan.
"Kenapa bisa bertemu dengannya disini sih?!" rutuk Nisha dalam hati.
Nisha berjalan cepat menuju mobilnya.
"Nisha! Tunggu! Nisha!!" Hernan mengejar langkah Nisha dengan tak kalah cepat.
"Nisha!" Hernan berhasil mencekal lengan Nisha.
"Lepas!!" Nisha menepis tangan Hernan.
"Nisha, tunggu!" Hernan menghalangi Nisha yang akan masuk ke dalam mobilnya.
Nisha menatap tajam Hernan. "Apa yang kau inginkan? Kita sudah tidak ada urusan apapun lagi kan?"
"Nisha, aku minta maaf atas kejadian malam itu. Aku...."
"Sudahlah, tidak perlu membahasnya. Bukankah sudah kukatakan anggap saja tidak terjadi apapun diantara kita."
"Kau yakin? Kau yakin jika tak ada yang terjadi diantara kita?"
"Jika yang kau maksud adalah ciuman itu maka..." Nisha mencari kalimat yang tepat untuk di ucapkan.
"Maka aku sudah melupakannya. Meskipun itu adalah ciuman pertamaku dan kau telah mencurinya. Tapi anggap saja itu sebagai imbalan karena kau telah mengijinkanku tinggal di villamu. Kau bilang aku tidak perlu membayar sewanya, jadi... Mungkin saja kau ingin aku membayarnya dengan yang lain."
"Apa maksudmu?"
"Ah, sudahlah. Setelah ini, aku tidak ingin bertemu denganmu lagi. Jika kita bertemu secara kebetulan, akan lebih baik kau berpura-pura saja tidak melihatku, begitupun sebaliknya. Aku juga akan berpura-pura tidak mengenalmu."
Nisha masuk ke dalam mobilnya dan segera menginjak pedal gas lalu pergi meninggalkan Hernan yang masih berdiri mematung.
"Arrrgghhh!!!" Hernan mengepalkan tangan melihat kepergian Nisha.
...🍂🍂🍂...
#bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Titik pujiningdyah
apa mungkin si horen ini jatuh cinta sama nisha?
2021-09-22
0
👑Meylani Putri Putti
cinta beneran ya hernan dgn nisha
2021-09-10
1
Mommy Gyo
2 like hadir Thor
2021-08-19
1