...🍂🍂🍂...
Pagi sekali Hernan sudah bersiap dan mendatangi kamar Nisha. Ia ingat jika semalam ia belum menanyakan nama gadis itu. Dengan menenteng beberapa plastik kresek, Hernan menggedor pintu kamar Nisha.
Nisha yang masih terlelap akhirnya bangun dan membuka pintu. Nisha pikir itu adalah teman-temannya makanya dia santai saja tak peduli penampilannya yang sangat berantakan ketika bangun tidur.
Nisha membuka pintu dan syok melihat pria yang semalam datang ke kamarnya kini datang kembali. Pria itu sudah rapi dengan setelan kaos polo berkerah dan celana pendek yang menampakkan kaki panjangnya. Sejenak Nisha terpesona dengan pria tampan di depannya ini.
"Kau? Kenapa datang kemari pagi-pagi sekali? Apa kau akan mengusirku dari sini?"
Hernan masuk melewati tubuh Nisha yang masih bengong di depan pintu.
"Sudah kubilang aku tidak akan mengusirmu. Dan aku juga tidak akan meminta bayaran sewa darimu." ucap pria itu santai dan menuju meja makan.
Nisha akhirnya tersadar dan segera mengikuti langkah Hernan.
"Duduklah! Kita sarapan bersama!" ajak Hernan.
"Heh?!" Nisha menggaruk kepalanya tak paham.
"Makan! Kau mau berdiri saja disitu?"
"Ah, iya." Nisha segera duduk di depan Hernan.
"Cih, kau sangat jelek saat bangun tidur." ejek Hernan.
Nisha memonyongkan bibirnya. "Mana ada baru bangun tidur langsung cantik?"
"Ada, aku contohnya." ucap Hernan datar sambil menyantap sarapannya.
Nisha makin mengerucutkan bibirnya. "Dasar narsis!" gumam Nisha.
Mereka pun sarapan dalam diam. Nisha sangat menikmati hidangan yang dibawa oleh Hernan.
"Kenapa kau pagi-pagi datang kemari?" tanya Nisha dengan masih mengunyah makanannya.
"Kita akan melakukan sesuatu." jawab Hernan datar.
"Sesuatu apa?"
"Kau tidak perlu tahu. Bukankah kau berjanji akan menuruti perintahku? Jika tidak...akan kulaporkan kau ke pihak berwajib."
"Iya, iya. Aku akan menurutimu." jawab Nisha dengan terpaksa. Karena ia tak ingin berurusan dengan polisi. Dirinya masih amat muda jika harus dipenjara hanya karena salah masuk kamar saat liburan.
Rasanya aku tidak pernah berjanji akan menuruti semua perintahnya. Tapi mau bagaimana lagi. Dari pada aku harus masuk penjara. Batin Nisha dengan bergidik ngeri.
"Cepat selesaikan sarapanmu dan segera mandi! Ingat! Pakailah baju yang bagus. Kau mengerti?"
Nisha mendengus sebal. "Iya, iya. Tidak perlu mengatakannya berulang-ulang. Semalam kau sudah mengatakannya."
"Oh ya, siapa namamu? Semalam aku belum menanyakannya."
Nisha mengulurkan tangannya. "Nisha. Nisha Wilhelmina."
Hernan sama sekali tak menyambut uluran tangan Nisha.
"Ya, Nisha. Kau boleh pergi mandi! Aku akan menunggu disini."
Nisha menghentakkan kakinya dengan kesal dan pergi menuju kamar mandi.
Sambil menunggu Nisha mandi, Hernan menuju walk in closet dan melihat baju-baju Nisha yang tergantung rapi. Ia memilihkan satu gaun yang akan dipakai Nisha hari ini.
"Gadis itu punya selera yang lumayan juga. Dia memang bukan gadis sembarangan. Semua barangnya berlabel mahal. Tapi bagaimana bisa dia tersesat di kamar ini? Kamar ini masih baru dan belum ada satu wanita pun yang menempatinya. Kenapa harus gadis aneh itu yang menempatinya untuk pertama kali?" gumam Hernan sambil mengusap dagunya.
Nisha keluar kamar mandi dengan memakai baju handuk, lalu menuju walk in closet. Ia tersentak kaget ketika melihat Hernan sedang berdiri disana.
"Astaga, tuan! Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Nisha dengan menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya, melindungi diri kalau kalau Hernan akan berbuat mesum padanya.
Hernan sedikit menarik sudut bibirnya. "Ini! Pakailah ini! Lalu, rambutmu kau biarkan saja tergerai." Hernan melempar dress berwarna biru laut ke wajah Nisha. Lalu berjalan dari sana.
Nisha lagi-lagi mengelus dadanya. Ia harus sabar menghadapi tuan muda muka rata itu jika tidak mau dipenjara.
Hernan menuju keluar kamar sambil menunggu Nisha berdandan. Ketika matanya melirik ke arah kamarnya yang ada di samping kamar Nisha, Hernan melihat kedua sahabatnya sedang berada disana.
Tatapan mereka saling beradu. Dirga dan Asha menatap ke arah Hernan yang malah keluar dari kamar lain.
Hernan hanya diam dan tak menyapa kedua temannya itu. Hingga akhirnya, Nisha telah siap dan ia pun keluar dari kamar.
"Ayo! Aku sudah siap!" ucap Nisha dengan merapikan rambut dan dressnya.
Nisha mengikuti kemana arah mata Hernan tertuju. Nisha mengernyit heran karena mengenali salah satu orang yang di tatap Hernan.
"Kak Dirga?" gumam Nisha.
Hernan segera meraih bahu Nisha dan memeluknya, membuat gadis itu terkejut namun tak bisa menolak.
Hernan membawa Nisha pergi dari area villa dengan tetap merangkul bahu Nisha.
"Hernan!" suara Asha seketika menghentikan langkah Hernan.
"Kau mau kemana? Aku dan Dirga akan mengajakmu sarapan bersama." ucap Asha.
Hernan masih memunggungi Asha. "Aku sudah sarapan. Benar kan, sayang?" Hernan sedikit mencengkeram bahu Nisha sebagai tanda jika Nisha harus menjawab pertanyaan Hernan.
"Ah, i-iya, kami sudah sarapan."
"Maaf ya, aku harus pergi." Hernan kembali melangkahkan kakinya dan membawa Nisha.
Nisha merasa sangat bersalah pada gadis itu.
Kenapa Hernan sangat dingin pada wanita itu? Duh, aku jadi merasa tidak enak pada wanita itu. Tapi aku juga tidak bisa menolak keinginan Hernan. Sebenarnya siapa wanita itu? Apa dia kekasih Hernan? Tapi, kenapa dia bersikap dingin padanya?
"Masuk!" Titah Hernan ketika mereka sudah ada di area parkir dan di depan mobil Hernan.
"Ah, iya." Nisha segera masuk kedalam mobil.
Hernan segera menancap gas dan pergi dari area villa tepi pantai itu.
Selama perjalanan, Nisha hanya terdiam. Ia tak mau makin merusak mood Hernan yang menurutnya aneh.
Sementara itu, Asha masih berdiri memandangi Hernan yang tak lagi nampak di matanya. Dirga menghampiri Asha dan menepuk bahunya.
"Sudahlah, kau kan tahu bagaimana dia. Biarkan saja dulu!" ucap Dirga.
Asha hanya mengangguk. Dalam hatinya bergemuruh menanyakan banyak hal.
Siapa gadis itu? Ada hubungan apa gadis itu dengan Hernan? Kenapa Hernan keluar dari kamar gadis itu? Apa yang sudah mereka lakukan semalam? Dan masih ada beberapa pertanyaan yang ingin Asha ajukan pada Hernan.
"Sebaiknya kita sarapan dulu saja. Ayo!" ajak Dirga melangkah pergi ke arah resto.
Belum sempat mereka berjalan jauh, lagi-lagi Dirga dikejutkan dengan kedatangan seorang gadis yang tak asing baginya.
"Lho! Kak Dirga?!" teriak Dewi.
Dewi segera menghampiri Dirga dan Asha. "Ada Kak Asha juga? Kalian liburan kesini juga?"
"Iya, kau sendiri?" tanya Dirga.
"Apa kakak lupa, aku kan memang sedang libur semester, kak. Aku diajak oleh Nisha untuk berlibur ke villa kakeknya."
"Oh, iya, Nisha. Temanmu itu. Lalu, kau mau kemana?"
"Aku akan ke kamar Nisha dan mengajaknya sarapan."
"Dia sudah pergi bersama Hernan." sahut Dirga.
"Hah? Dengan Kak Hernan? Kok bisa? Lalu mereka pergi kemana?" wajah Dewi sudah amat bingung.
"Dunia ini terasa sempit, adikku. Kakak tidak tahu kemana mereka pergi dan bagaimana mereka bisa saling mengenal. Sudahlah, ayo kita sarapan dulu. Rasanya kakak tidak bisa berpikir jika belum ada makanan yang masuk ke perut kakak."
Dirga meraih bahu adiknya dan membawanya pergi ke resto. Sementara Lala hanya mengikuti dari belakang. Dan Asha? Ia masih gundah karena Hernan berubah dalam satu malam.
...🍂🍂🍂...
bersambung...
jangan lupa jempolnya di goyang kakak 👍👍👍😀😀😀
thank you
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Your name
Dari sini aku Boom like ya Thor
2022-03-04
1
Titik pujiningdyah
apa sebenarnya hubungan mereka semua?
2021-09-11
1
👑Meylani Putri Putti
makanya asha yg tegas dong
2021-09-09
1