Mengejar Mantan

Mengejar Mantan

Dibuang

Kelahirannya menyebabkan Nia dan ibunya harus pergi dari rumah papanya, karena perbedaan yang Nia miliki.

Papanya menganggap kalau istrinya selingkuh, sehingga Nia sangat tidak mirip dengan papanya terutama mata emerald yang dimiliki Nia yang entah diturunkan dari siapa.

Ghania Khansa Khaylee adalah nama yang di sematkan papanya ketika Nia lahir. Bayi yang sangat cantik, yang membuat siapa saja yang memandangnya akan jatuh hati. Mata coklat terang yang jarang di miliki oleh orang-orang dari ras Mongoloid Deutro Melayu. Tapi bagaimana mungkin Nia bisa memiliki warna mata coklat terang?.

Lily, mamanya Nia juga bingung, kenapa Nia bisa memiliki iris berwarna coklat terang bahkan berubah warna menjadi emerald yang terlihat sangat jelas ketika Nia berumur 6 bulan.

Lily yang tidak tahu asal usulnya merupakan anak yang tinggal dan besar di panti asuhan. Wajahnya yang cantik dan ayu, serta sikapnya yang ramah dan lemah lembut menarik Perhatian Bian, yang merupakan cowok populer di kampusnya jatuh cinta dengan Lily, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk menikah.

Sudah lebih dari lima tahun mereka menikah, tapi tidak ada tanda-tanda kalau Lily hamil dan mereka akan memiliki keturunan.

Bian yang stress dan tertekan akibat desakan orang tuanya yang menanyakan perihal keturunan, akhirnya memutuskan untuk menikah secara siri dengan sekretarisnya tanpa sepengetahuan Lily.

Setelah menikah dengan sekretarisnya, Bian mendapatkan seorang anak perempuan yang cantik dari istri keduanya, bahkan tidak lama setelah kelahiran anak pertama dari istri keduanya, Lily dinyatakan hamil.

Bian dan Lily menyambut berita kehamilan Lily dengan suka cita, begitupula keluarga besar Bian, bahkan Bian mulai jarang mengunjungi istri kedua dan putrinya, yang membuat istri keduanya yang bernama Tamara membenci Lily.

Sewaktu Nia lahir, awalnya kelahirannya di sambut dengan suka cita, sampai ada saudara Bian yang memperhatikan warna iris Nia yang berbeda.

"Anak kamu cantik banget sih Bi, bule banget, apalagi warna matanya itu loh. kan nggak ada keluarga kita yang matanya coklat terang begini." Kata saudara Bian sewaktu menjenguk putrinya yang baru lahir.

Bayi mungil dengan warna mata coklat terang, kulit putih agak pink, rambut tebal, hidung mungil yang mancung, yang diwariskan dari Bian, tidak membuat Bian menyadari bahwa Nia benaran putrinya.

Tamara yang mengetahui hal itu, selalu memanas-manasi Bian, mengatakan bahwa Nia bukanlah putrinya. Bagaimana mungkin mereka yang berasal dari ras mongoloid memiliki iris mata berwarna coklat terang.

Bian sangat yakin kalau Lily selingkuh ketika Nia berumur 6 bulan, warna irish coklat terang mulai berubah menjadi warna emerald yang sangat indah.

Karena hasutan dan tekanan orang-orang sekitar yang mempertanyakan kenapa Nia bisa memiliki warna mata emerald sementara Bian memiliki warna iris hitam pekat dan Lily memiliki warna mata coklat gelap, memiliki anak yang memiliki warna mata emerald?, akhirnya bian mengusir Lily dan Nia dari rumahnya. Karena bagi Bian pengkhianatan adalah dosa yang tidak termaafkan.

Lily yang di usir oleh Bian, memutuskan untuk pergi dari kota tempat ia di besarkan. Berbekal tabungan yang ia miliki sedari muda yang rajin bekerja, membuat Lily yang memang perempuan cerdas dan mandiri, memutuskan untuk pergi ke kota yang jauh dari kota asalnya. Karena seperti apapun Lily menjelaskan Bian tetap tidak menerima penjelasan Lily.

Sudah 5 tahun sejak kejadian itu berlalu, Nia mungil dan cantik tumbuh menjadi gadis kecil yang menggemaskan. Yang membuat orang-orang sekitarnya cendrung menyakiti Nia karena gemas melihat Nia kecil yang begitu imut, menyebabkan Lily harus menyembunyikan Nia, bahkan beberapa kali pindah tempat tinggal dan tempat kerja.

Awalnya Lily bekerja di salah satu perusahaan sebagai sekretaris karena sewaktu kuliah Lily memang mengambil jurusan sekretaris. Namun karena wajah Lily yang cantik dan kecerdasannya, membuat laki-laki di sekitarnya berlomba-lomba untuk mendapatkan Lily. Bahkan Lily sering di labrak oleh istri-istri karyawan perusahaannya yang suka terang-terangan mengejar Lily. Hal itu menyebabkan Lily memutuskan untuk berhenti bekerja di kantor.

Lily merubah sedikit penampilannya agar tidak menarik perhatian, dan berencana untuk mencari kerja lagi, tapi Ia bingung bagaimana dia harus menjaga Nia. Akhirnya Lily memilih tawaran pekerjaan menjadi asisten rumah tangga di salah satu rumah orang kaya yang ada di kota itu. Bahkan mereka menerima lily dan Nia untuk tinggal di sana.

"Nia harus pakai softlense dan kacamata ini ya sayang. Nia nggak boleh terlihat berbeda dari yang lain. Karena ketika Nia berbeda dari yang lain, mereka akan membenci dan mengganggu Nia." Kata mamanya yang selalu di ingat Nia.

Keluarga majikan Lily adalah keluarga yang baik, mereka tidak pernah membeda-bedakan manusia berdasarkan pekerjaan atau kedudukan mereka.

"Itu siapa Mi?" tanya bocah laki-laki yang seumuran dengan Nia yang berbeda usia sekitar 1 tahun dari Nia.

"Oh, itu namanya Nia. Dia anak bik Lily." Terang seorang wanita yang terlihat sangat cantik, baik dan lembut.

"Oh. Sean boleh main dengan Nia?" tanya bocah itu lagi.

"Boleh, kalau Sean mau. Tapi jangan isengin Nia ya."Kata maminya Sean sambil tersenyum dan mencubit pipi Sean yang gembul karena gemes.

Sejak hari itu Sean berteman dan bersahabat dengan Nia, bahkan mereka tidak terpisahkan. Mereka sekolah di sekolah yang sama, walaupun Nia satu tahun lebih muda dari Sean, tapi karena Nia yang cerdas, membuat Nia masuk sekolah bersamaan dengan Sean.

💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚

"Michin, Pr Fisika udah siap belum? Gue nggak sempat ngerjain. Nyontek punya Lo ya.. please." Kata Sean begitu sampai rumah dan melihat Nia yang sedang mencuci piring.

"Kebiasaan deh Lo. Ambil aja di atas meja belajar, udah siap gue kerjain. Lo sih main mulu." Omel Nia yang membuat Sean hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil nyengir.

"Thanks. Lo emang sahabat terbaik gue." Kata Sean yang langsung melesat menuju ruang belajar.

Nia yang melihat Sean yang sudah menghilang, hanya bisa tersenyum getir.

"Sahabat..."Gumam Nia Lirih, karena sebenarnya Nia memiliki perasaan lebih dari sahabat.

Karena seperti kata orang, perempuan dan laki-laki berteman baik atau bersahabat itu nggak munkin, salah satu atau keduanya pasti akan jatuh cinta, dan itulah yang terjadi dengan Nia.

Kebersamaannya dengan Sean membuat Nia merasa nyaman. Sean yang selalu membelanya ketika ada yang menjahatinya membuat perasaan terlindungi dan perasaan hangat di hati Nia.

Apalagi perlakuan keluarga Sean yang baik membuat Nia semakin merasa nyaman dengan keluarga itu, dan berharap berada dikeluarga itu selamanya ketika ia menikah dengan Sean. (masih sekolah non, jauh amat mikirnya.. "Nikah" 😁).

Nia sekolah di sekolah bahkan kelas yang sama dengan Sean. Kedekatan Nia dan Sean selalu membuat cewek-cewek di sekolahnya iri dengan Nia.

Nia yang cupu dan hanya anak seorang asisten rumah tangga Sean, membuat mereka semakin tidak rela. Tetapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena Sean selalu menjaga Nia.

Sean yang tampan, bukanlah orang alim yang munafik. Sean adalah remaja yang menikmati hidupnya, memiliki banyak teman, bahkan beberapa orang pacar yang berada di sekolah yang berbeda. Ketika Sean ingin putus dengan pacarnya, selalu Nia yang menjadi tameng agar pacarnya mau putus dari Sean.

Walaupun Nia culun, tapi Nia adalah anak yang berani dan terkenal memiliki mulut yang tajam, apalagi kalau sudah Sean yang minta untuk membantunya memutuskan pacarnya, Nia akan berubah menjadi perempuan galak yang menyeramahi pacar Sean habis-habisan.

"Tq michin, Lo emang sahabat terbaik gue." Kata Sean yang ingin memeluk Nia, namun segera mendapat kepalan tangan di depan wajahnya, yang membuat Sean langsung mundur selangkah sambil nyengir.

"Sory lupa, kalau kita udah besar" kata Sean yang selalu merasa kalau mereka masih kecil.

"Lo nggak capek punya banyak pacar? nyakitin hati perempuan. Lo nggak takut karma? Dosa tau Sean." Kata Nia yang mulai ceramah yanng membuat Sean langsung ngacir meninggalkan Nia, yang hanya bisa menghembuskan nafas berat, melihat kelakuan orang yang dicintainya dalam hati.

"Kamu habis bantuin Sean mutusin pacarnya lagi?" Tanya Lily pada putri semata wayangnya yang sedang duduk di meja makan.

"Iya. Tuh anak nggak mau berubah. udah dibilangin juga, dosa kalau nyakitin hati perempuan terus menerus, mana Nia ikut-ikutan terlibat lagi." Dumel Nia yang membuat Lily hanya tersenyum sambil mengelus kepala Nia sayang.

"Kamu doain biar Sean tobat." Kata Lily lagi.

"Udah buk, tiap sholat Nia selalu berdoa semoga Sean insaf, tapi kelakuannya malah menjadi-jadi. Pacarnya sekarang ada 4 loh buk." terang Nia.

"Siapa yang pacarnya 4 Ni?" Tanya ibu Rozza maminya Sean.

"Kucing tetangga pacarnya 4 buk, tiap tikungan komplek ada pacarnya." bohong Nia karena tidak mau Ibu Rozza marah dengan Sean, karena Ibu Rozza adalah wanita muslimah yang baik, bahkan tidak membolehkan Sean pacaran.

Di depan maminya, Sean adalah anak baik nan sholeh, selalu patuh apa kata mamy dan dady nya. Tapi di luar rumah, kelakuan Sean sangat jauh berbeda. Sean masih selamat dari amarah maminya, karena Nia yang selalu menutupi kenakalan Sean.

"Kamu ini ada ada aja Ni. emang kamu sensus tuh kucing sampai tahu pacaranya ada 4?" Tanya bu Rozza sambil tersenyum.

"Nia lihat loh buk, kemaren waktu tuh kucing di perempatan jalan, kucingnya ada lima dan mereka berisik semua, kayak cowok lagi ke gap sama ceweknya yang jumlahnya 4."Kata Nia meyakinkan.

"Kamu ini Ni, kalau cerita selalu aja seru." Kata bu Rozza lagi masih sambil tersenyum melihat kelakuan Nia.

Begitulah hari-hari Nia di rumah Sean, sahabat yang mengisi relung hati Nia dengan perasaan yang berbeda, perasaan sayang dan ingin selalu melindungi Sean, merasa sakit ketika melihat Sean bersama perempuan lain, tapi selalu bersikap biasa saja di depan Sean.

"Michin lo jadi kuliah di mana dan ambil jurusan apa?" Tanya Sean sambil membawa formulir rencana pendaftaran kuliah yang dibagikan guru BK.

"Udah ngajuin beasiswa di salah satu univ yang ada di kota P." Jawab Nia.

"Kok jauh sih ke kota P. Mami pasti nggak ngizinin gue ke kota P. Kenapa nggak di sini aja sih Lo milihnya?" Keluh Sean.

"Kasian Ibuk, kalau harus kerja terus buat biayain gue kuliah. Biar ibuk istirahat aja. Giliran gue bahagiain ibuk." Jelas Nia.

"Kan mami bisa biayain Lo seperti biasanya." Kata Sean lagi.

"Hutang gue udah terlalu banyak sama mami Lo Sean. Nanti gue susah bayarnya." Terang Nia beralasan, padahal Nia ingin menjauh dari Sean, karena ia tidak ingin terus-terusan terluka karena cintanya bertepuk sebelah tangan.

"Mami nggak akan nuntut bayaran kok. Atau gue yang biayain Lo?" kata Sean dengan wajah berbinar merasa idenya cemerlang sambil menatap Nia dengan mendekatkan wajahnya, yang membuat Nia terpaku berhadapan sedekat ini dengan orang yang dicintainya.

"Michin.." Kata Sean yang membuat Nia tersadar kalau wajah Sean masih di depan wajahnya.

"Sonoan Lo." Kata Nia sambil mendorong kening Sean dengan telunjuknya agar menjauh.

"Gue yang biayain Lo, Lo nggak perlu bayar. Gue kasih gratis. Anggap aja Lo kerja sama gue." Kata Sean lagi.

"Tetap aja, itu duit orang tua Lo. Bukan duit Lo. Nggak mau ah. Lagian gue udah kirim form pengajuannya. Kalau di batalkan nanti nama sekolah kita akan di black list untuk adek-adek kelas berikutnya." Kata Nia lagi .

"Ah Lo nggak asik bete gue." Kata Sean lalu berdiri dan hendak meninggalkan Nia, tapi balik lagi, bahkan memegang tangan Nia.

"Please, kuliah disini aja. Temanin gue. Gue nggak bisa jauh-jauh dari Lo. Lo segala-galanya buat gue. Lo wanita terpenting di hidup gue setelah mami" Terang Sean dengan wajah memelas dan serius yang membuat Nia terpana dan hampir goyah untuk memenuhi keinginan Sean, karena membuat hati Nia berbunga-bunga. Merasa jadi perempuan spesial yang penting di hidupnya Sean setelah maminya.

"Lo sahabat terbaik gue Michin. Lo akan selalu jadi sahabat yang baik, dan bisa ngertiin gue banget." Kata Sean yang membuat Nia tersadar, bahwa ke"spesialan"nya hanya karena Sean menganggap Nia sahabatnya.

"Lepasin. Bukan mukhrim" Kata Nia sambil menghempaskan tangan Sean lalu berdiri meninggalkan Sean, dan segera di susul Sean karena masih ingin membujuk Nia untuk tidak jadi kuliah di kota P.

Selesai ujian kelulusan, sekolah mereka mengadakan acara perpisahan, setelah mendapat pengumuman kelulusan. Sekolah tempat Sean dan Nia sekolah adalah sekolah terbaik yang ada di kota B, jumlah muridnya tidak terlalu banyak, karena biaya sekolah yang mahal.

Seperti biasa, Nia selalu menjadi juara pertama dan mendapatkan Nilai tertinggi seProvinsi, dan Sean menempati urutan kedua, karena pada dasarnya Sean adalah anak yang pintar, tapi malasnya nggak ketulungan.

Walaupun tugas-tugas selalu mencontek Nia, tetapi pada saat ujian, Sean selalu mengandalkan dirinya sendiri, ditambah Nia selalu memaksa Sean untuk duduk di ruang belajar ketika Nia belajar, sehingga Nia bisa membantu Sean belajar dengan membaca keras-keras apa yang dipelajarinya. Sean punya ingatan yang sangat bagus untuk apa yang dia dengar, karena Sean tipe auditori. Makanya, walau punya banyak pacar, Sean tidak pernah lupa atau salah menyebut nama.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!