Perfect Imperfecta

Perfect Imperfecta

Efek Mencuri Dengar

" Mbak, buketnya seratus lima puluh ribu saya bayar sekarang nih."

" Duh, nggak bisa, Mas."

" Yasudah. Saya cari yang lain aja kalau begitu. Mahal baget sih!"

Bella melirik sekilas sosok lelaki gondrong di sebelahnya yang tampak sangat muda melakukan tawar-menawar alot dengan si penjaga toko. Kemejanya kotak-kotak hitam putih, berbahan kanvas. Celana jeans-nya robek-robek sampai paha, serta sepatunya Converse hitam-putih yang warna hitamnya tak lagi tampak hitam.

Si laki-laki berbalik pergi. Mulutnya mengucapkan sumpah serapah sangat pelan, tapi Bella dapat mendengarnya. Dari ekor mata, Bella melihat si laki-laki berjalan pelan. Barangkali percaya diri akan dipanggil lagi oleh si penjual. Nyatanya, hingga ia keluar dari toko bunga ini, si penjual tetap cuek dan lebih memilih melayani pembeli lainnya.

" Cari bunga untuk apa, Kak?"

" Untuk hadiah wisuda teman. Bunga asli mix artificial boleh," mata Bella meandangi seluruh ruangan dimana bunga-bunga dipajang, " Mbak, tolong kasih artificial dandelion bisa?"

Si penjual mengangguk, " bisa..."

" Mbak, masih nggak bisa seratus lima puluh ribu?"

Bella dan si penjual bunga menoleh berbarengan. Laki-laki yang tadi keluar entah sejak kapan sudah berdiri di sebelahnya. Tubuhnya bau asap rokok. Matanya seperti orang kurang tidur. Bella melangkah tiga kali kesamping. Meski ia tak pernah peduli pada bau badan orang lain, tetapi aroma asap rokok tak akan berubah menjadi aroma vanilla.

" Maaf, Mas. Harga banderolnya sudah tidak bisa ditawar lagi."

" Gimana kalau kita barter sama lukisan saya?" lelaki itu masih berusaha mendapatkan bunga sesuai dengan harga yang ia mau.

Si penjaga toko menggeleng, " maaf, tidak bisa."

Bella menunggu pesanan buketnya, ia berjalan ke arah penjaga yang beradu harga dengan si lelaki, " Mbak, biar pembayarannya disatukan sama punya saya saja."

Si lelaki menoleh, kemudian tersenyum yang tak dapat terlihat jelas oleh Bella. yang jelas, lelaki itu tampak sangat muda. Seperti berusia dua puluh dua?

" Terimakasih," ucapnya. Ia merogoh saku celananya dan mengeluarkan selembar kertas kecil dari sana, " ini kartu nama saya. Kamu bisa hubungi saya kalau mau minta ganti."

Bella menerimanya kemudian membaca sederet nama yang terketik di sana.

ASKA ALDRIK

Pelukis

dan sederet nomor ponsel yang dapat dihubungi.

***

" Mas Adit mau melamar Citra, Bu," wanita itu duduk di sisi ranjang bersama Ibunya. Wajahnya tampak cerah dan senyum menghiasi bibirnya yang kecil.

" Ibu mengerti. Tapi Bapakmu bilang, kamu tidak boleh melangkahi kakakmu," ucapnya hati-hati. Meski begitu, dalam dua detik kemudian raut wajah Citra telah berubah.

Sebagai seorang Ibu, Tari ingin dua anak perempuannya cepat menikah. Anak pertamanya, Bella, diusianya yang sudah mendekati kepala tiga belum juga ada tanda-tanda ingin menikah. Paling tidak memperkenalkan calon mantu pada orengtuanya. Sedangkan Citra, anak keduanya, sebentar lagi berusia dua puluh lima, yang artinya telah matang untuk menikah. Kemauan suaminya untuk menikahkan Bella sebagai anak pertama tentu membuat Citra yang sudah siap kemudian kecewa.

" Apa nggak bisa Citra duluan, Bu? Kak Bella kan nggak suka cowok."

Begitulah yang dipercayai Citra sebagai adik Bella. Bagaimana pun, ia tak pernah melihat Bella berpacaran dengan lelaki manapun. Sejak sekolah hingga dicap sebagai perawan tua oleh tetangga.

" Husst... jangan ngomong begitu. Nggak sopan."

Sebagai balasan, Citra meraih guling dan mulai berbaring menjadikan kaki Ibunya sebagai bantal dan memeluk guling.

" Bu, kenapa Kak Bella nggak dijodohin aja sih?" Celetuk Citra. Meski ia hanya bercanda, raut wajah Ibunya seperti mempertimbangkan hal itu.

Tari menarik napas, menengok kanan-kiri dan berbisik, " Bapakmu juga bilang begitu. Semalam Ibu ditelepon, katanya anak temannya juga begitu. Jadi Bapak mau mengenalkan Bella sama anak temannya. Pokoknya harus jodoh, soalnya dia manager. Tapi tunggu Bapakmu pulang dari Kalimantan besok. Begitu."

" Bapak besok pulang?" Mata Citra membelalak tak percaya, selain pengakuan Ibunya soal rencana perjodohan untuk kakaknya, ia juga tak mendengar kabar apa-apa jika Bapaknya yang seorang TNI AD akan pulang besok.

Dari balik dinding dekat pintu kamar Citra, rupanya Bella mencuri dengar. Ia pulang dari kantor cukup sore, kemudian mencari buket untuk temannya, lalu membelikan martabak manis untuk Citra. Jadi ia pulang kemalaman.

Sekarang sudah menunjukkan jam sembilan. Bella berusaha mencari Citra untuk memberitahukan martabaknya di meja makan, tetapi justru ia mendengar percakapan perjodohan itu.

Bella bergegas menuju kamarnya dan duduk din depan cermin. Wajahnya memang tidak cantik, tetapi ia juga tidak jelek-jelek amat. Buktinya banyak klien-nya yang sering menghubunginya untuk keperluan diluar pekerjaan. Namun, Bella tak terlalu mempedulikan soal itu. Karena ia pernah berpikir jika hidupnya akan baik-baik saja meski tanpa harus menikah. Tetapi, sebagai seorang anak perempuan baik-baik haruskah Bella menuruti kemauan orang tuanya untuk menikah dengan seseorang yang bahkan tak pernah ia kenal sebelumnya?

Rasanya lelah sekali. Bella bergegas membersihkan diri dan berharap jika apa yang ia dengar tak akan pernah terjadi. Bella telah memantapkan standar untuk lelaki yang akan menjadi suaminya sejak lama. Sosok tampan versinya, berwibawa, cerdas, bersih, berjiwa pemimpin dan suka traveling menjadi standar yang selama ini ia tunggu. Namun, Bella hanya menunggu. Tak peduli ucapan orang jika jodoh harus dicari. Atau bahkan jika tak ada sosok seperti itu pun tak masalah. Bella akan bisa memperjuangkan hidupnya sendiri dengan penghasilan sendiri.

Baru keluar dari kamar mandi, ponsel Bella bergetar menandakan ada panggilan masuk. Ia lihat layarnya menampilkan nama 'BAPAK'. Tanpa menunggu lama, ia segera mengangkat pamggilan itu.

" Selamat malam anak pertama Bapak."

Meski Bapaknya selalu seperti itu, tapi kali ini perasaannya benar-banar tidak enak.

" Halo?"

Bella tersadar. Ia duduk di depan cermin sambil mengelap rambutnya yang basah, " ya, Pak. Ya ampun Bapak pasti mau pulang."

" Yah... kok kamu tahu?"

" Tahu dong. Kan kita bisa telepati."

Terdengar suara tawa dari telepon, " jadi seperti biasa, kamu mau Bapak bawain apa?"

" Terserah Bapak aja deh," jawaban yang sudah bisa ditebak. Bella bukan tipikal orang yang suka meminta apapun kepada siapapun. Jika masih bisa berusaha, ia akan berusaha semampunya. Tetapi jika diberi sesuatu oleh orang lain, Bella tidak segan untuk menerima. Karena itulah etika bermasyarakat yang ia pegang sejak kecil.

" Kalau bapak bawakan calon suami mau?"

Bella terkejut. Ia bahkan memnghentikan usapan tangannya pada rambutnya untuk beberapa saat, " Bella belum siap, Pak."

Terdengar suara tawa lagi, " Bapak punya anak perempuan dua yang sudah besar-besar. Bapak harap kamu segera siap ya."

Meski ada tawa, tapi Bella dapat menangkap kejujuran dalam nada bicara Bapaknya. Barangkali memang mereka menginginkan Bella menikah agar Citra juga dapat menikah.

" Pak,"

" Ya?"

" Apa Bapak berencana buat jodohin Bella?"

***

Terpopuler

Comments

เลือดสีน้ำเงิน

เลือดสีน้ำเงิน

jejak dukungan ❤️

2021-10-09

2

Linda ma

Linda ma

like mendarat Thor. Singgah juga di karyaku. menanti cinta suami. terima kasih

2021-08-06

1

newtoon🐇

newtoon🐇

keren!!

2021-07-24

1

lihat semua
Episodes
1 Efek Mencuri Dengar
2 Pertemuan Dengan Orang Penting
3 Kabar Buruk
4 " YA" yang Terpaksa
5 Persiapan Utama
6 Persiapan Orang Tua
7 Masa Lalu Aska
8 Bella dan Masa Lalunya
9 Pagi-Pagi Sebelum Pernikahan Dimulai
10 Hadiah Keren
11 Perjanjian di Malam Pertama
12 Janji Manis
13 Sakit
14 Hidup yang Penuh Warna
15 Kabar Buruk
16 Masalah Aska
17 Hilangnya Diana
18 Malam Keempat
19 Kabar Baik
20 Bisnis Baru Ayah Aska
21 Jalan-Jalan
22 Kecewa
23 Diana Kembali
24 Berbeda
25 Bukan Aska
26 Bosan
27 Lukisan
28 Sarapan di Atas Meja
29 Di Kafe
30 Kesempatan
31 Komplain dari Malaysia
32 Masakan
33 Meeting
34 Mantan Pacar
35 Parkiran Mall
36 Makan Malam
37 Pertemuan di Bandara
38 Pengakuan Rasa
39 Kejutan Tengah Hari Bolong
40 Kantor Aska
41 Kunjungan
42 Kabur
43 Panggilan
44 Americano
45 Menguntit
46 Telepon dari Security
47 Makan Siang
48 Saksi Mata
49 Tamu Tak diundang
50 Keputusan
51 Curhat
52 Solusi
53 Harapan
54 Di Hari Lamaran
55 Empat Mata
56 Perjalanan ke Bandung
57 Antara Bandung, Bella dan Arya
58 Pernikahan Citra
59 Porak-Poranda
60 Pertemuan Dengan Bella
61 Bantuan
62 Berita di Media
63 Pemakaman Bapak
64 Menyerah
65 Buru-buru
66 Pesan Dari Bella
67 Pernikahan Arya-Bella
68 Selamat Datang di Dunia, Ares!
69 Beberapa Malam Setelah Malam Pertama
70 Mohon Dibaca
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Efek Mencuri Dengar
2
Pertemuan Dengan Orang Penting
3
Kabar Buruk
4
" YA" yang Terpaksa
5
Persiapan Utama
6
Persiapan Orang Tua
7
Masa Lalu Aska
8
Bella dan Masa Lalunya
9
Pagi-Pagi Sebelum Pernikahan Dimulai
10
Hadiah Keren
11
Perjanjian di Malam Pertama
12
Janji Manis
13
Sakit
14
Hidup yang Penuh Warna
15
Kabar Buruk
16
Masalah Aska
17
Hilangnya Diana
18
Malam Keempat
19
Kabar Baik
20
Bisnis Baru Ayah Aska
21
Jalan-Jalan
22
Kecewa
23
Diana Kembali
24
Berbeda
25
Bukan Aska
26
Bosan
27
Lukisan
28
Sarapan di Atas Meja
29
Di Kafe
30
Kesempatan
31
Komplain dari Malaysia
32
Masakan
33
Meeting
34
Mantan Pacar
35
Parkiran Mall
36
Makan Malam
37
Pertemuan di Bandara
38
Pengakuan Rasa
39
Kejutan Tengah Hari Bolong
40
Kantor Aska
41
Kunjungan
42
Kabur
43
Panggilan
44
Americano
45
Menguntit
46
Telepon dari Security
47
Makan Siang
48
Saksi Mata
49
Tamu Tak diundang
50
Keputusan
51
Curhat
52
Solusi
53
Harapan
54
Di Hari Lamaran
55
Empat Mata
56
Perjalanan ke Bandung
57
Antara Bandung, Bella dan Arya
58
Pernikahan Citra
59
Porak-Poranda
60
Pertemuan Dengan Bella
61
Bantuan
62
Berita di Media
63
Pemakaman Bapak
64
Menyerah
65
Buru-buru
66
Pesan Dari Bella
67
Pernikahan Arya-Bella
68
Selamat Datang di Dunia, Ares!
69
Beberapa Malam Setelah Malam Pertama
70
Mohon Dibaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!