Waktu bergerak menuju tengah hari. Matahari semakin terik. Sebelum memasuki jam makan siang, waktu Zuhur datang. Key menutup pintu mobil. Menggantung tulisan " Sedang Istirahat" bergegas ia menuju Mushola Central Park. Sudah ada banyak yang mengantri ambil wudu dan sholat. Sebelum tempat ini berjubel nantinya.
Selesai sholat pertempuran dimulai. Gerai kuliner menjadi lebih ramai. Jam makan siang adalah waktu tersibuk. Pedagang berjalan ke sana kemari untuk mengantarkan pesanan. Gerai siomay juga diserbu pembeli. Dengan 20 ribu kalian sudah bisa mendapat lima buah siomay. Ukurannya juga besar, jadi sudah mengenyangkan, untuk yang tidak mau makan siang dengan nasi, makan seporsi siomay sudah lebih dari cukup. Dengan cekatan Key menyiapkan pesanan pelanggannya.
Antrian mengular, ada yang memilih mengalah duduk, atau mencari minuman terlebih dahulu di gerai lain. Lalu kembali dengan muka masam karena antrian tidak berkurang. Akhirnya ikut berdiri menunggu giliran.
“Key satu porsi ya, udang sama rumput laut, sama beef.”
“Oke Kakak”
Pelanggan rata-rata sudah mengenalnya. Di Foodtruck warna merah itu juga tertulis namanya. Gerai siomay Central Park. Nama Key tertulis lebih kecil, namun jelas terbaca. Dekorasi mobilnya adalah hasil karya adiknya. Kehidupannya sudah menyatu dengan taman kuliner ini. Ia menjadi bagian dari para pekerja yang lapar. Wajah yang lelah, obrolan yang terkadang penuh keluhan. Tentang pekerjaan, tentang bos yang tidak mau mengerti, tentang pacar yang cemburuan, atau gaji yang tidak cukup sampai bulan depan. Semua orang memang selalu punya masalah sendiri-sendiri. Dan berjuang untuk bertahan hidup dengan caranya sendiri.
Antrian sudah selesai.
“Key, bagaimana?”
“Apa sih. Sudah sana duduk, makan siomaynya.”
“Bukan itu. Yang kemarin bagaimana?”
“Apa?”
“Jadi pacarku.”
“Dih Kakak, cari pacar kok pedagang siomay, tidak berkelas sama sekali seleranya. Lihat tuh.” Key menunjuk ke arah mbak-mbak cantik yang sedang makan nasi padang di gerai lain. “Itu, kalau mau cari pacar, cantik, berkelas, pintar. Kalau Key mah apa Kakak.”
“Key, mereka sudah biasa, banyak juga di kantor Kakak. Kakak kan sukanya sama Key.” Tetap bertahan berdiri di depan area yang dipakai mengantri.
“Sudah sana.” Key keluar dari mobil, Mengambil siomay yang ada di tangan laki-laki itu, dan membawanya ke meja. Tapi laki-laki itu tetap berdiri di dekat mobil. Key kembali masuk ke dalam mobil, dia duduk. “Kakak, aku itu masih SMP, belum boleh pacaran.”
“Bohong lagi, mana ada anak SMP yang jualan siomay jam segini. Anak SMP itu seharusnya di sekolah sekarang. Belajar.”
“Kakak, aku itu. Ah sudahlah, malas meladeni Kakak.”
...***...
Jam makan siang berakhir, Key membersihkan meja dari piring-piring plastik, dan membuang sampahnya yang tersisa. Ada saja yang masih meninggalkan bekas makannya di meja. Mengelap meja, dan merapikan kursi, dia masih duduk di sana. Sambil minum es dugan yang dipesannya di gerai dugan. Memandang Key, tanpa tersenyum, penuh intimidasi.
Laki-laki itu bernama Juni, mungkin dia lahir di bulan Juni. Bekerja di bank swasta besar. Kantornya sekitar setengah jam dari Central Park. Dua bulan lalu sejak pertama datang ke gerai kuliner. Ia mengaku jatuh cinta pada pandangan pertama. Bukan hanya lidahnya. Tapi juga pada senyum manis, gadis imut yang selalu tersenyum bahkan di saat lelahnya melayani para pembeli, yang kadang berebut dan tidak tahu aturan mengantri.
Dan setelah itu hampir setiap hari di jam kantor dari Senin sampai Jum’at ia selalu datang. Untuk membeli siomay dan duduk berlama-lama di sana, memandang pedagangnya. Sampai seminggu yang lalu. Akhirnya ia menyampaikan perasaannya. Dan gadis manis itu menundukkan badan hormat berterimakasih, bahwa ia telah menyukainya. Tapi dengan tulus meminta maaf karena tidak bisa membalas perasaan itu.
Seminggu ia tidak datang. Mengubur kecewa dan sakit hati. Namun ternyata sulit menghapus bayangan wajah itu. Akhirnya ia memutuskan untuk kembali berjuang. Ia datang lagi. Karena ia yakin, cinta harus diperjuangkan. Dan wanita akan melihat ketulusan dari perjuangan laki-laki yang menyukainya. Begitu yang ia ketahui, ia baca dari buku-buku cara menaklukan wanita. Ia masih duduk diam di sana. Key melihatnya lama setelah ia selesai berbenah, lalu berjalan mendekat.
“Apa Kakak tidak terlambat kembali bekerja?” tanyanya pelan. Juni menatapnya lekat.
“Berikan aku alasan, sesuatu yang bisa membuatku pergi, tapi tidak pergi dengan membawa kebencian padamu. Tapi alasan yang membuatku tetap menyukaimu, walaupun hanya dengan melihatmu.”
Key terdiam. Untuk beberapa waktu dia hanya mematung, memandang ke arah Juni yang juga menatapnya lekat. Alasan apa. Dia bahkan tak punya alasan apa-apa. Selain bahwa dia merasa tidak pantas dan juga tidak memiliki perasaan yang sama. Tapi, jika ia mengatakannya, apakah bisa membuat Juni mengerti.
“Kak Juni bisa tetap datang. Kalau sampai suatu hari nanti perasaan Kak Juni tidak berubah, aku akan memikirkannya.”
“Benarkah?” Wajahnya berubah senang.
“Ia, tapi aku yakin, Kak Juni akan bertemu dengan wanita lain. Wanita yang memang sangat pantas berada di samping kakak. Dan itu bukanlah aku.”
“Itu bukan alasan yang ingin kudengar.” Katanya masam. Ia memilih melihat ke arah lain lalu beranjak pergi. Meninggalkan Key yang masih berdiri diam. Namun baru beberapa langkah, ia berbalik. Berdiri tepat di hadapan Key. Lima menit ia hanya membisu, pandangan mereka bertemu cukup lama. “Key, tegakkan kepalamu. Kau itu spesial. Jangan pernah malu dengan kondisi apa pun yang ada pada dirimu sekarang. Aku menyukaimu, seperti apa adanya.” Lalu dia pergi tanpa mendengar jawaban apa yang keluar dari mulut Key.
“Terimakasih Kak,” lirih, bahkan hanya hatinya yang mendengar. “Telah menganggapku spesial.”
Ah, bagaimana mungkin dia bisa menilai dirinya dengan bangga. Karena memang nyaris tak ada apa-apa yang bisa ia tampakkan sebagai sesuatu yang membanggakan, selain bekerja keras. Dengan segala daya upaya yang bisa ia lakukan.
Setelah menghitung uang dan memasukannya dalam tas, ia mulai membereskan peralatan, menyusun meja dan kursi. Mengembalikannya ke dalam gudang taman.
“Bibi, aku pergi dulu ya.”
“Ia Key, sudah habis ya? “
“Ia Bi. Pergi dulu.”
Key melajukan mobilnya meninggalkan gerai kuliner.
...***...
Cerita mengenai Central Park sekilas. Central Park ini adalah nama sebuah taman kota. Gerai kuliner resmi yang di sediakan pemerintah kota adalah salah satu fasilitas di taman ini. Tanpa ada biaya sewa, para pedagang bisa berjualan di sini. Akan tetapi ada kontrak tertulis bermaterai yang harus ditandatangani. Para pedagang hanya boleh berjualan sampai jam 6 sore. Itu salah satu pasal yang harus dipatuhi para pedagang. Jika pedagang melanggar pasal-pasal yang telah disepakati, maka bisa saja mereka diusir dari gerai. Sehingga secara tidak langsung kesadaran untuk menjaga fasilitas itu sangat penting. Karena apa, karena di sinilah para pedagang mencari penghidupan mereka.
Selepas gerai kuliner tutup, taman ini akan menjadi tempat wisata ilmu dan budaya. Akan ada dua bus bertingkat dua yang berisi buku-buku. Perpustakaan malam begitu disebutnya. Dari petang sampai menjelang tengah malam terparkir. Perkumpulan sastra lintas generasi berkumpul setiap akhir pekan, menuangkan semua karya mereka. Key beberapa kali datang menemani Basma yang ingin mencari referensi buku. Perpustakaan malam cukup ramai, buku-bukunya juga lengkap. Ah, anak-anak muda zaman sekarang memang jauh lebih kreatif dan berdaya juang tinggi.
Drama dan juga seni pertunjukan sesekali dipentaskan. Decak kagum dan tepuk tangan selalu bergema, setiap ada grup yang melakukan pentas. Anak-anak muda yang melakukan kegiatan positif dan mendapat dukungan pemerintah. Menjadikan kota ini dinobatkan sebagai kota terkeren se-Indonesia, menurut sebuah majalah budaya. Jadi itulah alasannya Key dan para pedagang harus membawa pergi gerobak jualan mereka sebelum jam 6 sore. Mungkin terdengar merepotkan, namun disiplin yang telah terbentuk di antara penduduknya membuat semuanya terasa lumrah dan diikuti tanpa ada yang merasa dirugikan atau dipaksakan.
Bersambung....
Siomay Central Park Key, mampir ya, dijamin bakal ketagihan. Buka jam 9 pagi sampai jam 3 lebih sedikit. Key tunggu. (Tulisan di foodtruck Key)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
⭐️asteri
pengin kesini.tqpi sayang kemaren ke jakarta hanya 3hari. ga cukup untuk jalan2 banyak
2025-01-13
0
Tamao Mirai
aku suka krya ka lasehira.. kereen. aku suka bahasa penyampaianya..
2025-03-13
0
❤️⃟Wᵃf🍁Ꮮιͣҽᷠαͥnᷝαͣ❣️🌻͜͡ᴀs
Nyimak dulu
2025-01-21
0