Isekai : Untukku Yang Abadi

Isekai : Untukku Yang Abadi

Prolog : Pengkhianatan

Pagi yang cerah matahari telah bersinar terang,burung-burung berkicau saling sahut menyahut.

Para pejuang pagi hari yang tidak lain adalah orang tua telah melakukan aktivitas mereka.

Anak-anak sekolahan telah berangkat sekolah begitu juga dengan aku.

Aku berangkat sekolah dengan gembira karena hari ini sahabat lamaku akan masuk sekolah lagi.

Sebelumnya dia dirawat dirumah sakit selama 14 hari akibat kecelakaan.

Sesampainya aku di dekat sekolah benar saja, aku melihat sahabatku telah sampai deluan.

Bersandar pada gerbang sekolah dengan kedua tangan yang disilangkan di dadanya.

Rambut pendek hitam dan bola mata berwarna kuning, dia sahabatku Rendi.

"Oi....Rendiiiii"aku menyapa Rendi dari jauh.

Dan saat Rendi menoleh kearahku, dia berjalan perlahan dan menjawab "Lama sekali aku bahkan sudah lama nunggu"

"Benarkah ?"

"Tidak baru saja sampai"

"Ayo masuk"

"Kuy"

Dia adalah Rendi, kami berdua sudah cukup akrab semenjak kami berada di panti asuhan.

Karena latar belakang kami yang sama, jadi kami sangat mudah untuk akrab.

Terlebih lagi kami selalu bersama hingga SMA tahun ketiga ini.

Sesampainya kami dikelas, kami bercanda ria,saling menyindri satu sama lain.

Bahkan membuat para murid lain iri dengan rasa persahabatan kami yang tinggi.

Dan kami duduk di tempat paling belakang secara bersebelahan.

"Aman ?"

"Sedikit sih,belakangan ini aku merasa tanganku penuh dengan noda"

"Maksud mu ?"

"Eh...ahhhh enggak usah di pikirkan hehe"

"Anehhhhh"

Dan kelas fisika pun dimulai.

Setelah kelas selesai, Aku segera pergi menyusul Rendi yang telah deluan pergi ke kantin.

Sebelumnya Rendi meminta tolong kepadaku untuk meletakkan semua buku-buku ku pada tasnya karena dia ingin menyalin catatanku.

Sesampainya aku di kantin dengan suasana ramai, aku tidak dapat melihat Rendi.

Aku sedikit berjalan dan merasakan pundakku berat karena sebuah tangan dari seseorang.

"Valen kau ada uang kah ?"

"Lah...Rendi,aku hanya punya 10.000,kenapa ?"

"Aku belum gajian nih karena kecelakaan ini gaji ku ditahan"

"Jadi kau belum sarapan ?"

"Iya"

"Tapi aku juga"

"Kau mau beli apa ?"

"Ceritanya sih nasi goreng"

"Nahhhh pas aja itu kau beli seporsi nanti bagi-bagi sama ku"

"Dihhh jijik tahu"

"Eitsss kan ada tempat persembunyian kita itu"

"Jadi ?"

"Bagi-bagi disitu aja, mana bakal ada yang lihat"

"Yasudah lah lepaskan tanganmu,kau kesana aja deluan"

"Hore....kalau gitu aku tunggu yah"

Rendi melepaskan tangannya dari aku dan segera pergi menuju tempat rahasia kami.

Sementara aku mengantri membeli seporsi nasi goreng.

Tempat persembunyian yang berbatasan langsung dengan laut, jadi ini membuat angin di sekitar sana cukup kuat dan nyaman.

Berada di belakang gedung olahraga yang lokasinya sedikit jauh dari kantin.

Setelah mengantri sedikit lama, akhirnya aku mendapat seporsi nasi goreng dengan satu potong ayam pada bagian dada.

Aku datang kesana dan menemukan Rendi sedang tiduran disana "Woi....aku datang"

Rendi terbangun "Nah....kau makan sudah nanti sisahin aku"

"Terserahmu"

Ini kegiatan yang dulu selalu kami lakukan semenjak kabur dari panti asuhan.

Saling berbagi makanan.

Setelah kami selesai makan, kami berbaring bersebelahan dan dibantu dengan sepoi-sepoi angin membuat kami sedikit mengantuk.

"Yah...walau kurang puas, makasih yah Val"

"Kurang puas ? padahal kau paling banyak loh"

"Mana ada itu paling cuman 5 sendok"

"Yah....mau nipu"

"Ahahahahaha"

"Dasar kau kira aku mudah ditipu"

"Iya iya"

"gini Val aku mau minta tolong bolehkah ?"Rendi menyambung perkataannya.

"Tolong apa ?"

"Bisakah nanti malam sekitar jam 9 malam kau datang ke belakang tempat kerjaku"

"Heii jam 9:30 aja, jam segitu aku belum pulang kerja"

"Yasudah tapi tolong jangan telat yah"

"Mau tolong apa emangnya ?"

"Ada bantu bawa barang aja"

"Ehmm oke baiklah"

*** [ Malam Hari ]

Aku datang menuju gang gelap dan kotor, penuh dengan sampah berserakan dimana mana.

Belum lama aku sampai Rendi segera keluar dari tokoh makanan cepat saji tempat dia bekerja sambil membawa tas biru.

"Nah untung kau tepat waktu"kata Rendi sembari memberikan tasnya kepadaku.

"Apa ini,kok restletingnya harus di gembok ?"

"Nanti saja aku jelaskan,sekarang kau jalan menuju ke gang sana"kata Rendi sambil menunjuk ke arah gang gelap tanpa pencahayaan sedikitpun.

"Kesana tapi kenapa disana enggak ada jalan loh"

"Iya maksudku tunggu aja disana, bentar lagi aku nyusul"

"Owh...okelah"

Aku berjalan kesana sembari menggendong tas berat yang berisi alat-alat berat yang aku tidak tahu benda apa itu.

Menuju gang tempat Rendi memintaku menunggu nya disana.

[Rendi POV]

"Maafkan aku Valen" "Maafkan aku"

Aku menyalakan poselku lalu menelepon seseorang "Wehhh mana !!!"bentak seseorang dari telepon

"D-dia sudah kesana,kalian langsung sergap aja"

"Hmm okelah kerja bagus"

Dan sesaat aku mematikan teleponku sebuah benda keras memukulku tepat pada bagian tempurung kepala bagian belakangku dan aku pingsan.

*****

Dan saat aku bangun,aku telah berada dalam gudang tua kotor di penuh dengan tong dan sebuah senjata lengkap dengan pelurunya.

Dan aku telah melihat Valen dalam keadaan babak belur dengan kaki tangan yang diikat dan sebuah tas yang keberikan kepadanya telah terbuka.

Berisi sebuah palu dan pisau berdarah

"Pukul dia lebih keras"

"Baik bos"

Gbukkkk Gbukkkk Gbukkkk !!!

"Ghaaakkkkkk"Valen terjatuh tidak berdaya.

[Valen POV]

Aku yang terjatuh melirik kearah Rendi dan bertanya dengan suara yang setangah-setangah "Apa...maksudnya ini....Rendi ?"

Rendi hanya membuang mukanya dia seperti tidak sanggu melihat aku.

"Jadi kau yang membunuh anakku !!!!!"bentak seorang pria gemuk dengan bertelanjang dada yang dipenuhi dengan tato.

"Maaf, tuan Aku bahkan tidak berani membunuh ayam"

"Diam bajingan !!!! aku tidak meminta mu menjawab"

Pria tua itu kelihatan sangat kesal dengan apa yang kulakukan yang sebenarnya aku tidak tahu.

"Bunuh mereka!!!!"

"Baik bos"

"Tunggu sebentar, aku bahkan tidak tahu apa yang telah aku lakukan"

Seorang dengan kacamata hitam dan baju serba hitam segera menedangku dengan sangat kuat membuat darah keluar dari hidung dan mulutku dan berkata "Diam Saja".

"Kau Rendi, terima kasih telah menemukan pembunuh anakku"

"S-sama sama bos"

"Tapi anakku akan sangat sedih jika hanya dia yang mati, jadi kumohon kau juga harus mati"

"B-bos aku kan sudah menemukan pembunuh anakku mu"

Seketika aku terkejut dan sontak berteriak "Rendi kau memfitnah ku !!!"

"Berisikkkkk"Teriak bos

"Bunuh saja mereka"

Seketika para anak buah dari bos tersebut bergerak dan segera mengambil pistol mereka dan menodongkan ke arah kami berdua.

"Ada hal yang ingin kamu katakan"

"Aku-aku tidak bersalah aku bahkan tidak mengetahui hal ini"

"Baiklah Kamu Rendi bagaimana"

"....."Rendi hanya terdiam tertunduk

Dan seketika Rendi melihat kearahku dengan wajah penuh dengan penyesalan.

Dorrr Dorrr !!!!

Darah segar keluar dari kepalaku dan aku serta Rendi tewas saat itu juga.

_____________________/______________________

Halo pembaca...seru kah ceritanya ?

Kalo seru boleh dong like>Komen>Favorit jika kalian suka.

Tapi kalo ngak seru mohon kritik dong.karena ini juga adalah cerita pertama saya.

Walau aku masih terbilang amatir.

mungkin jika ada plot hole atau beberapa hal klise lainnya mohon dimaafkan.

Terpopuler

Comments

Heru Sobari

Heru Sobari

sip. 👍

2021-07-17

0

agen

agen

mampos

2021-07-06

2

Selika Indriani Kanzira

Selika Indriani Kanzira

hemm jalur reinkarnasi nya beda ama yang lain......
kebanyakan jalur reinkarnasi melalui Truck-sama atau gak keselek permen atau juga melalui dewa tanpa sengaja.....

oke thorr......
jangan lupa ada adegan ekhemm nya yaa percuma dong abadi tapi gak ngerasain nikmat nya hidup....

muehehehehe.......

2021-07-06

11

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!