NovelToon NovelToon

Isekai : Untukku Yang Abadi

Prolog : Pengkhianatan

Pagi yang cerah matahari telah bersinar terang,burung-burung berkicau saling sahut menyahut.

Para pejuang pagi hari yang tidak lain adalah orang tua telah melakukan aktivitas mereka.

Anak-anak sekolahan telah berangkat sekolah begitu juga dengan aku.

Aku berangkat sekolah dengan gembira karena hari ini sahabat lamaku akan masuk sekolah lagi.

Sebelumnya dia dirawat dirumah sakit selama 14 hari akibat kecelakaan.

Sesampainya aku di dekat sekolah benar saja, aku melihat sahabatku telah sampai deluan.

Bersandar pada gerbang sekolah dengan kedua tangan yang disilangkan di dadanya.

Rambut pendek hitam dan bola mata berwarna kuning, dia sahabatku Rendi.

"Oi....Rendiiiii"aku menyapa Rendi dari jauh.

Dan saat Rendi menoleh kearahku, dia berjalan perlahan dan menjawab "Lama sekali aku bahkan sudah lama nunggu"

"Benarkah ?"

"Tidak baru saja sampai"

"Ayo masuk"

"Kuy"

Dia adalah Rendi, kami berdua sudah cukup akrab semenjak kami berada di panti asuhan.

Karena latar belakang kami yang sama, jadi kami sangat mudah untuk akrab.

Terlebih lagi kami selalu bersama hingga SMA tahun ketiga ini.

Sesampainya kami dikelas, kami bercanda ria,saling menyindri satu sama lain.

Bahkan membuat para murid lain iri dengan rasa persahabatan kami yang tinggi.

Dan kami duduk di tempat paling belakang secara bersebelahan.

"Aman ?"

"Sedikit sih,belakangan ini aku merasa tanganku penuh dengan noda"

"Maksud mu ?"

"Eh...ahhhh enggak usah di pikirkan hehe"

"Anehhhhh"

Dan kelas fisika pun dimulai.

Setelah kelas selesai, Aku segera pergi menyusul Rendi yang telah deluan pergi ke kantin.

Sebelumnya Rendi meminta tolong kepadaku untuk meletakkan semua buku-buku ku pada tasnya karena dia ingin menyalin catatanku.

Sesampainya aku di kantin dengan suasana ramai, aku tidak dapat melihat Rendi.

Aku sedikit berjalan dan merasakan pundakku berat karena sebuah tangan dari seseorang.

"Valen kau ada uang kah ?"

"Lah...Rendi,aku hanya punya 10.000,kenapa ?"

"Aku belum gajian nih karena kecelakaan ini gaji ku ditahan"

"Jadi kau belum sarapan ?"

"Iya"

"Tapi aku juga"

"Kau mau beli apa ?"

"Ceritanya sih nasi goreng"

"Nahhhh pas aja itu kau beli seporsi nanti bagi-bagi sama ku"

"Dihhh jijik tahu"

"Eitsss kan ada tempat persembunyian kita itu"

"Jadi ?"

"Bagi-bagi disitu aja, mana bakal ada yang lihat"

"Yasudah lah lepaskan tanganmu,kau kesana aja deluan"

"Hore....kalau gitu aku tunggu yah"

Rendi melepaskan tangannya dari aku dan segera pergi menuju tempat rahasia kami.

Sementara aku mengantri membeli seporsi nasi goreng.

Tempat persembunyian yang berbatasan langsung dengan laut, jadi ini membuat angin di sekitar sana cukup kuat dan nyaman.

Berada di belakang gedung olahraga yang lokasinya sedikit jauh dari kantin.

Setelah mengantri sedikit lama, akhirnya aku mendapat seporsi nasi goreng dengan satu potong ayam pada bagian dada.

Aku datang kesana dan menemukan Rendi sedang tiduran disana "Woi....aku datang"

Rendi terbangun "Nah....kau makan sudah nanti sisahin aku"

"Terserahmu"

Ini kegiatan yang dulu selalu kami lakukan semenjak kabur dari panti asuhan.

Saling berbagi makanan.

Setelah kami selesai makan, kami berbaring bersebelahan dan dibantu dengan sepoi-sepoi angin membuat kami sedikit mengantuk.

"Yah...walau kurang puas, makasih yah Val"

"Kurang puas ? padahal kau paling banyak loh"

"Mana ada itu paling cuman 5 sendok"

"Yah....mau nipu"

"Ahahahahaha"

"Dasar kau kira aku mudah ditipu"

"Iya iya"

"gini Val aku mau minta tolong bolehkah ?"Rendi menyambung perkataannya.

"Tolong apa ?"

"Bisakah nanti malam sekitar jam 9 malam kau datang ke belakang tempat kerjaku"

"Heii jam 9:30 aja, jam segitu aku belum pulang kerja"

"Yasudah tapi tolong jangan telat yah"

"Mau tolong apa emangnya ?"

"Ada bantu bawa barang aja"

"Ehmm oke baiklah"

*** [ Malam Hari ]

Aku datang menuju gang gelap dan kotor, penuh dengan sampah berserakan dimana mana.

Belum lama aku sampai Rendi segera keluar dari tokoh makanan cepat saji tempat dia bekerja sambil membawa tas biru.

"Nah untung kau tepat waktu"kata Rendi sembari memberikan tasnya kepadaku.

"Apa ini,kok restletingnya harus di gembok ?"

"Nanti saja aku jelaskan,sekarang kau jalan menuju ke gang sana"kata Rendi sambil menunjuk ke arah gang gelap tanpa pencahayaan sedikitpun.

"Kesana tapi kenapa disana enggak ada jalan loh"

"Iya maksudku tunggu aja disana, bentar lagi aku nyusul"

"Owh...okelah"

Aku berjalan kesana sembari menggendong tas berat yang berisi alat-alat berat yang aku tidak tahu benda apa itu.

Menuju gang tempat Rendi memintaku menunggu nya disana.

[Rendi POV]

"Maafkan aku Valen" "Maafkan aku"

Aku menyalakan poselku lalu menelepon seseorang "Wehhh mana !!!"bentak seseorang dari telepon

"D-dia sudah kesana,kalian langsung sergap aja"

"Hmm okelah kerja bagus"

Dan sesaat aku mematikan teleponku sebuah benda keras memukulku tepat pada bagian tempurung kepala bagian belakangku dan aku pingsan.

*****

Dan saat aku bangun,aku telah berada dalam gudang tua kotor di penuh dengan tong dan sebuah senjata lengkap dengan pelurunya.

Dan aku telah melihat Valen dalam keadaan babak belur dengan kaki tangan yang diikat dan sebuah tas yang keberikan kepadanya telah terbuka.

Berisi sebuah palu dan pisau berdarah

"Pukul dia lebih keras"

"Baik bos"

Gbukkkk Gbukkkk Gbukkkk !!!

"Ghaaakkkkkk"Valen terjatuh tidak berdaya.

[Valen POV]

Aku yang terjatuh melirik kearah Rendi dan bertanya dengan suara yang setangah-setangah "Apa...maksudnya ini....Rendi ?"

Rendi hanya membuang mukanya dia seperti tidak sanggu melihat aku.

"Jadi kau yang membunuh anakku !!!!!"bentak seorang pria gemuk dengan bertelanjang dada yang dipenuhi dengan tato.

"Maaf, tuan Aku bahkan tidak berani membunuh ayam"

"Diam bajingan !!!! aku tidak meminta mu menjawab"

Pria tua itu kelihatan sangat kesal dengan apa yang kulakukan yang sebenarnya aku tidak tahu.

"Bunuh mereka!!!!"

"Baik bos"

"Tunggu sebentar, aku bahkan tidak tahu apa yang telah aku lakukan"

Seorang dengan kacamata hitam dan baju serba hitam segera menedangku dengan sangat kuat membuat darah keluar dari hidung dan mulutku dan berkata "Diam Saja".

"Kau Rendi, terima kasih telah menemukan pembunuh anakku"

"S-sama sama bos"

"Tapi anakku akan sangat sedih jika hanya dia yang mati, jadi kumohon kau juga harus mati"

"B-bos aku kan sudah menemukan pembunuh anakku mu"

Seketika aku terkejut dan sontak berteriak "Rendi kau memfitnah ku !!!"

"Berisikkkkk"Teriak bos

"Bunuh saja mereka"

Seketika para anak buah dari bos tersebut bergerak dan segera mengambil pistol mereka dan menodongkan ke arah kami berdua.

"Ada hal yang ingin kamu katakan"

"Aku-aku tidak bersalah aku bahkan tidak mengetahui hal ini"

"Baiklah Kamu Rendi bagaimana"

"....."Rendi hanya terdiam tertunduk

Dan seketika Rendi melihat kearahku dengan wajah penuh dengan penyesalan.

Dorrr Dorrr !!!!

Darah segar keluar dari kepalaku dan aku serta Rendi tewas saat itu juga.

_____________________/______________________

Halo pembaca...seru kah ceritanya ?

Kalo seru boleh dong like>Komen>Favorit jika kalian suka.

Tapi kalo ngak seru mohon kritik dong.karena ini juga adalah cerita pertama saya.

Walau aku masih terbilang amatir.

mungkin jika ada plot hole atau beberapa hal klise lainnya mohon dimaafkan.

Dunia Lain

Saat aku bangun aku berada dalam lautan awan putih yang luasnya tidak terhingga, tidak merasakan sakit pada kepalaku.

Mengetahui bahwa aku berada dalam wujud seperti api yang menyala.

Bertanya pada diriku sendiri "Ini dimana ? apakah ini surga ?"

"Tidak ini jauh di atas surga"suara bergema yang keluar dari pikiranku.

"Siapa itu ?"tanyaku dengan penasaran

"Aku dewa, Aku ingin memberimu sebuah hadiah"

"Hadiah ? apakah aku akan masuk surga ?"

"Tidak namun ini sedikit lebih spesial, Karena kamu anak yang baik hati dan kamu meninggal akibat fitnah kejam dari temanmu aku akan mereinkarnasimu, bagaimana ?"

"Reinkarnasi ? apakah aku akan kembali ke dunia lamaku ?"

"Tidak dunia ini spesial, kau bisa belajar banyak hal baru disana, bagaimana apakah kau mau ?"

"Aku tidak berani menolak tawaran dari seorang dewa tapi ada hal yang aku inginkan sebelum itu"

"Apa itu,katakan saja"

"Aku ingin bereinkarnasi menjadi seorang yang abadi dan juga aku tidak ingin memiliki perasaan apapun"

"Apa kau yakin tidak ingin memiliki emosi ataupun perasaan ?"

"Iya,karena kebaikanku selalu saja di salah gunakan oleh orang-orang terdekatku dan itu membuat luka besar dalam hatiku"

"Baiklah,kalau itu mau mu namun aku akan memberi keringanan,kutukan tanpa emosi ini dapat dicabut,bagaimana ?"

"Begitu pun tidak apa"

"Kalau begitu selamat menikmati hidupmu yang baru"

Lautan awan yang awalnya tidak bergerak sama sekali.

Secara tiba-tiba bergerak dengan cepat kearahku dan menutupi seluruh keberadaanku disana.

*******

Saat aku sadar hal yang pertama kali aku lihat adalah sebuah langit biru yang indah dan cerah.

Dan saat aku aku bangun aku mengetahui kondisiku dalam hutan rimba.

Di tengah padang rumput hijau yang segar. burung-burung saling bersahut-sahutan

Dan beberapa hewan kecil lainnya yang kesana kemari, ada yang dengan melompat dan berjalan ataupun merayap.

Semua terlihat baru disini.

Tepat saat aku melihat sekitar aku menemukan sebuah rumah tua yang sederhana terbuat dari kayu.

Saat aku mendekatinya tertulis "Untuk kamu"

"Jadi ini untuk aku yah ?"

"Baiklah mungkin,aku akan menutup diri pada dunia luar, aku akan menjalani kehidupan baruku dengan mengurung diri maksudku mengasingkan diri dari dunia luar"

Saat aku berjalan-jalan disekitar aku mendengar suara air terjun yang sangat deras.

Aku mendekat dan ternyata benar,air terjun yang indah dan tinggi, ikan-ikan melompat walau jika dilihat bentuk mereka aneh.

Air jernih dan segar membuat aku tergoda untuk mendekat ke tepi.

Saat aku melihat pantulan bayanganku pada air, aku terkejut bahwa aku hidup dengan perawakan baru.

Aku berambut putih bermata biru yang terang dan juga kelihatan sangat bugar.

Badanku terasa ringan dan juga nyaman.

"Baiklah, mungkin aku harus sedikit pemanasan"

Aku membuka bajuku lalu segera melompat dan berenang.

Dingin dan nyamannya air membuat aku ingin semakin lama disini.

Aku menyelam melihat banyak spesies ikan berbetuk aneh dengan warna indah dibawah sini.

Mereka kelihatan sedap untuk di santap.

Aku mengambil mereka lalu mengumpulkan mereka di permukaan.

Saat itu secara tiba-tiba,aku berkata "Api muncullah"karena dewa itu berkata kalau ini dunia spesial jadi aku sedikit paham dengan kondisinya.

Seketika api muncul di tanganku namun aku tidak merasakan panas.

Menggunakan kayu aku menjadikan mereka semua seperti sate lalu membakarnya dengan tanganku.

Dan saat telah matang sempurna, aku segera memakan ikan yang sangat segar itu.

Dan rasanya sangat spektakuler, manis dan asam berpadu dalam satu rasa.

Ini rasa yang belum pernah aku rasakan,satu gigitan membuat aku tidak sadar kalau aku telah memakan habis seluruh ikan hasil tangakapanku.

"Ah....kenyang nya, baiklah mungkin saatnya kembali kerumah"

Aku kembali kerumahku, masuk dan menemukan banyak buku-buku disana.

Aku membuka nya dan bersyukur kalau ini menggunakan bahasa Indonesia jadi dengan leluasa aku dapat belajar.

Dan beginilah kehidupanku yang abadi akan dimulai.....

1 Tahun............

13 Tahun.........

26 Tahun.........

189 Tahun.......

400 Tahun......

1000 Tahun....

****

Aku telah hidup disini selama 10 abad yang artinya 1000 tahun dan aku tidak mengalami perubahan dalam wujud fisik, mental.

Fisik ku tetap sama seperti anak berumur 17 tahun.

Semua masih tampak sama, dan beberapa fakta mengejutkan yang dapat aku ketahui.

Aku telah membaca tuntas semua buku di runah yang totalnya sekitar 120 ribu buku yang semuanya mengenai dunia ini dan sihir.

Kemudian jika ada luka goresan sekecil apapun itu, seketika akan segera sembuh dengan mengeluarkan asap dari luka tersebut.

Walau awalnya ini tampak menyenangkan namun sekarang aku merasa bosan.

***

Malam hari, ketika aku hendak memasak,aku membuka lemari dan menemukan persediaan makananku telah habis.

Aku mencari ke lemari bawah, atas, kanan dan kiri ternyata semua telah habis total.

Jadi aku memutuskan untuk pergi menuju sungai dan menangkap beberapa ikan untuk kusantap.

Jika dipikir, walau aku abadi namun rasa lapar juga bisa aku rasakan.

Aku berjalan menuju sungai dan secara terkejut dari jauh aku melihat seseorang tengah berdiri di dekat rawa.

...

"Woi apa yang kau lakukan disana !!!"kataku dengan suara datar, walau aku telah tidak berbicara selama 1000 tahun.

Aku masih dapat berbicara lancar karena aku selalu membaca buku dengan bersuara dan kadang berbicara pada diri sendiri.

Wanita itu menoleh dengan perlahan, dia tampak anggun dengan cahaya bulan yang menyinari baju putihnya.

Wajanya manis dan juga perawakan nya elok, tubuhnya ramping dan juga seksi.

"Ahh maaf....apa aku mengganggu mu ?"jawabnya dengan suara halus dan perlahan

"Tidak, tapi aku bingung ini ada hutan terpencil, bagaimana kau bisa ada dsini ?"

"Aku seharusnya yang bertanya hal itu"

"Haaaa, asal kau tahu aku sudah lama tinggal disini"

"Berapa lama ?"

"1000 Tahun"

Wanita itu berjalan kearahku dan mendekat "Benarkah ?"

"Yah...tidak sih baru 10 tahun"Aku berbohong untuk menyembunyikan identitasku.

"Aku suka padamu"

"Kita baru saja bertemu"

"Hahaha kau bahkan masih tampak tenang,maaf itu cuman godaan kecil"

"Apa mau mu kesini ?"

"Aku hanya tersesat,dan karena kebetulan aku menemukan kamu yang sudah 10 tahun disini,tolong antarkan aku menuju daerah utara"

"Aku menolak"

"Kenapa ? jarang-jarang pria mau menolak ajakanku"

"Aku hanya ingin tinggal disini"

"Kalau begitu boleh bawa aku kerumahmu ?"

"Kenapa aku harus melakukan hal itu ?"

"Karena....."dia perlahan mengeluarkan sebuah benda tajam dari tangannya, sepertinya itu sihir.

Dia menebas secara horizontal

Aku segera melompar kebelakang untuk menghindarinya.

"Apa maksud mu ?"

"Tidak ada itu hanya sapaan ringan"

"Aku tidak mengerti denganmu"

"Aku juga, bahkan teman-temanku sering mengejek kalau aku aneh"

Aku dengan pasrah menawarkannya bantuan "Baiklah ikutin aku, kau mau kerumahku atau daerah utara ?"

"Daerah utara saja"

"Baiklah ayooo"

Walau pertemuan kami berdua cukup aneh, namun aku berusaha mempercayainya namun tingkat kewaspadaanku tetap siaga.

________________________________________________

Halo pembaca, gambar diatas hanya sebagai ilustrasi yah.....

itu asli Bukan milik aku 😔

Jangan lupa like>Komen dan tambahkan dalam daftar buku favorit kalian yah......

Perubahan Setelah 1000 Tahun

Aku berjalan bersama dia dan kami membicarakan banyak hal mengenai diri kami.

melewati gelapnya hutan dan mengerikan, meyingkirkan beberapa dedaunan dari pohon dan melewati berbagai halau rintangan.

"Nama mu siapa ?"tanya wanita itu kepadaku

"Valen hanya Valen"kami terdiam seketika tidak berbicara apapun.

Membiarkan kesunyian dan beberapa suara jangkrik bebunyi diantara kami berdua.

"Dan kau tidak tanya namaku ?"

"Kenapa ?"

"Kau ternyata bukan pria peka yah ?"

"Baiklah Baiklah....nama mu siapa ?"

"Aku Tania Requal,seorang bangsawan"

"Owh.....gitu"

"....."dia memasang raut wajah sombong, seperti berharap kalau aku akan menyanjung dia dengan seribu kehormatan.

"Kau biasa saja ?"

"Tentu"

"Ka-kamu bertemu dengan seorang bangsawan loh"

"Dan kau bertemu denganku, bagiku tidak ada yang spesial"

"Ish...kenapa yah aku bisa bertemu dengan cowok setidak peka sepertimu"

"Dan kadang aku juga berpikir kenapa aku harus menawarkan bantuan pada wanita aneh sepertimu"

"A-anehhhh ?"raut wajahnya malu dan memerah,dia memberhentikan langkah nya lalu berkata dengan sombongnya "Ingat yah, bagiku ini sudah seperti pelecehan martabat kepada seorang bangsawan, dan aku bisa memerintahkan 10 ribu pasukanku untuk membunuhmu"

Namun aku berhenti dan menatapnya secara dingin seperti tidak memerdulikan perkataannya "Kau lihat wajah ku ini kan ?"

"I-iya jangan dekat-dekat dong"

"Apa aku terlihat peduli dengan ancamanmu ?"

"K-kau tidak takut yah ?"

Aku merasa kalau wanita ini perlu diberi sedikit penyumbat mulut agar dia berhenti bicara.

Jadi aku memutuskan untuk membentuk sebuah pedang dari elemen metal dengan mengumpulkan sebuah tenaga di tanganku.

Lalu cahaya putih terang keluar menyinari area sekeliling kami dan terbentuklah pedang berbentuk biasa.

lalu memotong pergelangan tangan kiriku.

"Kyaaaaa k-kau gila yah ?"dia terjatuh ketanah akibat kaget.

"Lihat!!walau terasa sangat sakit, tapi perhatikan baik baik ada sedikit asap yang keluar"

"J-jadi ?"

"Tanganku yang terpotong itu akan menguap hingga habis dan selama proses penguapan tanganku yang satu lagi akan bertumbuh"

"K-kau ini mahluk apa ?"

"Apa perlu kuperlihatkan lagi ?"

"T-tidak aku mohon"kata Tania sambil menutup kedua matanya.

"Kalau begitu diamlah, aku benci kebisingan"

"....."dia terdiam dan berdiri untuk melanjutkan perjalanan kami, aku membuang pedangku dan merasakan bahwa tanganku sebentar lagi akan pulih total.

Belum lama kami berjalan Tania sudah mulai berbicara namun kali ini bahasa dia sedikit lebih sopan dan santun "B-begini...."

Aku menghela nafas panjang "Bicaralah"

"A-anu sebenarnya tjdak ada apapun di daerah utara"

Aku sontak berhenti lalu menghadap kepadanya "Apa kau bilang !?"kataku dengan wajah yang aku tidak tahu harus memasang ekspersi seperti apa.

"I-iya se-sebenarnya aku kabur dari.....istana"jawab Tania sambil melirik keberbagai arah dan kedua tangan yang di letakkan dibelakang.

"Kau menganggu saja"Aku pergi meninggalkan dia sendirian disana, bagiku kalau wanita ini telah membuang-buang waktu damaiku.

Sekarang yang sekarang aku rasakan adalah kalau perutku semakin lapar.

Berbalik lalu berjalan melawan arah,aku memutuskan untuk membiarkan orang aneh itu disana walau jika akan ada hewan buas yang menyerang.

"H-hei jangan tinggalkan aku dong"

"......"

"Begini aku minta maaf, mungkin aku cukup keterlaluan dan sebenarnya aku hanya mau kenal kamu lebih dalam.ah...jika kamu mau aku bisa merenovasi rumahmu atau tidak aku bisa memberimu kemewahan atau apa yang kau inginkan aku bisa kabulkan itu saja"kata Tania yang terus saja mengoceh di belakangku sambil mengikutiku.

Aku yang muak mendengar dirinya terus saja berbicara mengambil langkah besar, aku berbalik lalu menatap ke arahnya "Aku hanya mau kau pergi dari hutan ini atau jika kau memaksa untuk ikut bersamaku Diamlah!"

Seketika itu Tania terdiam tidak tahu harus berbicara apa dan sepertinya dia mengambil pilihan kedua Terus mengikutiku dan diam.

Sesampainya aku di sungai yang susana nya masih sama seperti saat pertama kali aku mendatanginya.

Airnya masih sangat deras dan jernih pemandangan cahaya bulan yang terpantul,membuat aku sedikit melupakan mengenai Tania.

Tanpa berpikir mengenai Tania yang mengikutiku,aku segera melepas baju untuk menyelam dan mengambil ikan di dasar sungai.

"Kyaaaa......A-apa yang kau lakukukan ?"

Aku dengan tenangnya menjawab "Aku mau berenang untuk mengambil ikan disana"

"T-tapi kenapa harus lepas baju ?"

"Simpel saja supaya tidak basah"

"Kenapa tidak sekalian celanamu ?"

"Kau mau ?"

"Kyaaaaa t-tidak tidak perlu"

Aku segera melompat lalu berenang, mencari beberapa ikan.

menangkap satu per satu, membunuh mereka lalu melemparnya ke permukaan.

Dan setelah aku naik ke permukaan total ikan yang aku dapat sekitar 12 ekor.

"Mungkin segini cukup"Aku segera pergi mencari kayu bakar.

Mengambil beberapa tumpukan lalu membakarnya sementara itu Tania hanya terdiam meratapi aliran sungai yang deras.

Aku membuat ikan-ikan yang telah aku tangkap seperti sate lalu membakarnya dan memakannya sampai habis.

"Hmm aku sudah bosan dengan makan ini terus"

"Eh.....Kok kamu habiskan semua ?!"

"Memangnya kau ada tangkap bagianmu ?"

"D-dasar cowok bodoh, aku wanita kenapa kau suruh pekerjaan berat"

"Ya sudah aku tidak perduli"

"Gimana dong aku lapar"

"Berpikir, kau bangsawan sekali-sekali hiduplah seperti rakyat"

"B-bukannya aku tidak mau, tapi ini malam dan aku tidak berani"

"Jadi kenapa kau terus menerus menatap sungai seperti mau bunuh diri ?"

"Panjang ceritanya"

"Baiklah, jika kau sudah merasa tenang, pulanglah, jangan dekat dekat dengan sungai itu bahaya dan satu lagi lupakan kalau kita pernah bertemu"kataku sambil bersiap untuk pergi meninggalkan Tania.

"Ehhhhhhh,sebentar aku lapar"

"Tch...manja sekali sih, baiklah hanya dua saja"aku mengalah bukan karena kasihan hanya saja karena aku tidak mau terus menerus mendengar suara tangisannya di hutan ini.

Aku hanya tidak ingin kedamaianku terganggu.

"Wahhhh makasih....."

Aku segera melompat sekali lagi dan menangkap dua ikan untuk Tania makan.

"Nah....kau pasti bisa sihir,lakukan sendiri"

"T-terima kasih a-anu siapa yah...aku lupa"

"Tidak perlu tahu,karena aku meminta kau melupakan aku"

Dan aku segera pergi meninggalkan Tania disana tanpa meninggalkan persasaan cemas ataupun khawatir.

Aku hanya tidak mau jika terlalu baik kepadanya, aku dapat di manfaatkan untuk kedua kalinya.

Walau aku telah lupa total dengan bagaimana cara aku mati tapi aku masih ingat sekali dengan bentuk motifnya.

Dan pengkhinatan itu akan terus berbekas dalam hatiku.

Namamu Rendi walau telah 1000 tahun aku disini namamu masih sangat jelas di kepalaku.

________________________________________________

Halo teman² gimana² ceritanya seru gak ?

Kalo gak seru maaf yah, jikalau kalian menemukan typo, plot hole ataupun ketidaknyamanan dalam kalian membaca saya mohon maaf.

Jangan lupa di like>Komen dan tambahkan dalam buku favorit kalian yah....byeee

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!