Istri Simpanan Sang Mafia Kejam
...*************...
"Carikan aku wanita yang sama-sama memiliki ambisi untuk balas dendam!" Perintah dadakan dari seorang Reytan Hocane, yang lebih akrab disapa Rey ataun tuan Rey.
Pria muda berusia tiga puluh dua tahun yang disegani banyak orang, termasuk istrinya sendiri.
Dua laki-laki bertubuh kekar menggangguk, lalu bergegas pergi. Rey membalikan kursinya yang sejak tadi ia duduki dengan pandangan mengarah ke dinding berwarna hitam.
Tangannya mengepal, matanya terpejam tapi masih dapat menyiratkan raut wajah yang sangat marah.
Dua pria bertubuh kekar itu tidak lama kembali dengan seorang wanita yang diseretnya masuk kedalam ruangan Rey.
"Tuan Rey, kami sudah membawanya." Sambil mendorong wanita itu hingga berlutut.
Rey memperhatikan wanita itu dari atas ke bawah, penampilannya membuat mata Rey tiba-tiba terasa sakit.
Tidak perlu berkata, cukup dengan pandangan Rey kedua anak buahnya membawa wanita itu keluar.
Rey berdiri dari duduknya dan keluar dari ruangannya. Tak ada yang berani bertanya, ketika melihat Rey keluar dari kantornya. Terlebih ketika melihat sesuatu di dalam saku jas Rey.
Di luar, Rey merasa begitu jenuh. Sudah satu minggu memikirkan sesuatu ia masih belum menemukan solusinya, saat menemukan solusipun ia masih kesusahan jika hal itu berurusan dengan makhluk bernama "wanita".
"Lihat saja, aku akan membalasmu dengan cara yang paling menyakitkan di dunia ini!" Ucapnya santai, dengan wajah yakin.
Salah satu tangannya melepas setir, mengambil sesuatu dari dalam saku jasnya.
Jendela mobil diturunkan, barang yang diambilnya ia arahkan keluar kaca jendela.
Dor...
Terdengar sebuah suara tembakan yang sangat keras. Rey tersenyum bangga, lalu memasukan barang yang tidak lain sebuah pistol kedalam saku jas nya lagi.
Hatinya begitu bahagia, saat melihat semua kehendaknya berjalan dengan lancar. Teman terbaiknya selalu membuatnya merasa puas setelah anak temannya menghancurkan hingga menumpahkan darah para rival nya.
Yang ia maksud teman terbaik adalah sebuah senjata api bernama pistol, yang dimaksud anak-anaknya adalah peluru.
"Rupanya kalian berani mengikutiku, ya?" Gumamnya sinis.
Rey melajukan mobil hingga sampai ke halaman rumahnya, tak ada yang begitu ia rindukan kecuali rumah dan satu wanita istimewa dalam hidupnya.
Istrinya, alasan semangatnya membalas dendam atas kematian ayah dan ibunya. Meira Sweericha, itulah nama wanita istimewa milik Rey. Satu-satunya wanita yang berhasil memiliki hatinya dibalik sifat kejamnya.
Semua bukan karena tak memiliki alasan, melainkan Meira dan keluarganya yang telah menyelamatkan nyawanya saat pembantaian keluarganya oleh sekelompok geng mafia delapan tahun yang lalu.
Rey jatuh hati pada Meira, begitu juga Meira yang akhirnya keduanya menikah sudah empat tahun, namun sayangnya masih belum memiliki keturunan.
Rey memasuki rumah tanpa mengetuk pintu lebih dulu, bermaksud memberi kejutan pada Meira bahwa dirinya pulang lebih awal kali ini untuk mengajaknya jalan-jalan.
Namun, ada yang berbeda ketika ia melangkah mendekati pintu ruang keluarga. Seperti banyak orang didalamnya.
Dengan berhati-hati, Rey menguping dari balik pintu.
"Rey memang bodoh, sampai dia tidak sadar bahwa musuh yang ingin dia balas itu setiap hari bersamanya.. Hahaha!"
Matanya membulat sempurna mendengar kata-kata yang diucapkan sebuah pemilik suara pria tua.
Apa yang dimaksud dengan setiap hari bersamanya? Jadi, dugaanku benar mereka...
"Sudahlah, nanti dia bisa mendengarnya! Rahasiakan ini baik-baik, Meira! Setelah harta dan kekuasaan kita dapatkan maka kau bebas memberitahunya atau menghabisinya!" Timpal suara khas wanita yang sudah tua.
Rey merasa terkejut, hingga ia melangkah mundur beberapa langkah.
Prannnkkk...
Sebuah vas bunga dari alumunium jatuh membentur lantai, Rey terkejut dan langsung berlari.
Yang didalam ruang keluarga ikut terkejut dan segera memeriksa keluar.
"Penjaga!" Teriak Nicholas, ayahnya Meira.
"Siapa yang berani menguping? Cepat kejar dia!" Perintah Nicholas.
Untung saja, ruangan jauh dari cctv sehingga Rey tidak terekam disana begitu juga saat itu tidak ada yang melihatnya pulang ataupun keluar.
Rey terus berlari. Hingga malam tiba, ia masih sibuk berlari menjauhi para penjaga yang mengejarnya dengan mobil.
Sejak tadi ponsel dalam sakunya pun terus bernyanyi nyaring. Saat Rey melihatnya, Meira yang meneleponnya. Rey tidak menggubrisnya melainkan mematikan ponselnya.
Ia sudah berada di jalanan kota yang ramai, hingga saat menyeberang Rey masih merasa bingung akan pergi kemana.
Bruk
Tubuhnya jatuh tertabrak sebuah mobil, namun karena melihat anak buah ayahnya Meira masih mengejarnya, meski dengan tubuh dipenuhi luka Rey terus berlari menjauh.
Tujuannya terhenti disebuah halaman rumah sederhana, tepatnya di bawah pohon Rey terduduk, merasakan darah yang keluar dari tubuhnya dan kepalanya.
Hingga akhirnya matanya berkunang-kunang, pandangannya pun berubah menjadi gelap. Ia tak mengetahui apalagi yang terjadi setelah itu.
...****************...
Malam telah tiba, namun langit masih terlihat indah dihiasi kerlap-kerlip bintang yang berpadu dengan indahnya cahaya bulan purnama.
Jennifer, si gadis riang baru saja keluar dari cafe tempatnya bekerja. Hari-harinya terasa melelahkan, setelah seharian bekerja demi menghidupi dirinya sendiri.
Seharian bekerja membuatnya sangat ingin mengadu lelahnya pada bantal kesayangannya di rumah, itulah rencana yang sejak tadi hatinya katakan. Entah sampai rumah dia akan apa.
Nyatanya, rencananya gagal sebelum memasuki pagar halaman rumahnya, hingga ia melihat sebuah tubuh tergeletak dibawah pohon halaman rumahnya.
"Eh, siapa itu? Apa dia pencuri?!" Mulai panik, berjalan mengendap-endap mengambil sebuah sapu lidi.
Kemudian mengendap-endap lagi, dengan tangan membawa sapu lidi bersiap untuk menghajar orang itu kapan saja bila membahayakan dirinya sendiri.
"Siapa kau?" Mulai mengacungkan sapu itu kebawah, arah pria itu tergeletak.
"Apa kau ingin mencuri?! Jangan harap!" Matanya terus menatap pria yang sebenarnya tak sadarkan diri itu. Namun, hingga lima menit tak bergerak juga.
Jennifer mendekati pria itu, ia menangkap sebuah cairan merah yang bisa dipastikan sebagai darah mengucur dari sikut dan kepala pria itu.
"Hah?! Dia terluka? Bagaimana ini?!" Mulai panik, ingin mencari bantuan tapi ia takut akan membuatnya berada dalam masalah.
Akhirnya, dengan susah payah membawa pria itu kedalam rumah dan merebahkannya diatas ranjang.
Jennifer mengobati luka-luka pria itu dengan rasa bingung. Ia mencoba menebak-nebak apa yang terjadi pada pria ini hingga sampai pingsan dibawah pohon halaman rumahnya?
Apa dia kecelakaan? Atau... Ah aku tidak peduli!
Dia harus sadar dan
segera pergi dari rumahku sebelum aku ikut terbawa-bawa dalam masalahnya!
Jennifer membungkus luka di kepala pria itu dengan perban, kemudian saat akan membuka jas yang dipakainya sebuah kartu tanda pengenal jatuh, membuat perhatiannya tertarik untuk mengambilnya.
Diperhatikannya kartu itu.
Reytan Hocane? Siapa dia? Kelihatannya orang kaya! Ah, aku tidak peduli!
Sudah ku bilang, jangan peduli!
Atau...
Kau akan terjerat masalah
jika berhubungan dengan orang asing seperti pria misterius ini!
"Pengkhianat..."
Bersambung...
Bismillah, karya baru semoga suka ya. Author masih mencoba genre mafia, setelah sebelumnya romantis komedi dan bos-bos galak
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Ifti Nisa
semangat thor💪💪
2022-07-31
0
Ifti Nisa
pasti pistol
2022-07-31
0
Pia Palinrungi
next...
2022-04-18
0