Flashback
Seorang gadis merasa sangat ketakutan bukan main, ketika melihat dua orang yang sangat ia sayangi berlumuran darah di tangan seorang pria.
"Jen, cepat pergi!" Ayahnya berteriak dengan sisa-sisa kekuatan yang ada. Yang di panggil hanya bisa menangis karena tatapan pria itu sudah mengarah ke kamar dimana ia berada.
"Masih ada anggotamu ternyata." Menyeringai dan menembakan kembali sebuah peluru ke tubuh dua orang itu.
Gadis yang berada di dalam kamar semakin ketakutan, saat mendengar tembakan itu. Telinganya sejak tadi merasa sangat kesakitan mendengar suara tembakan.
Tiba-tiba, ia merasa lebih takut lagi saat pintu kamar tempatnya bersembunyi didobrak. Menampilkan empat orang secara bersamaan.
"Itu bagianmu, nak!" Si pria dewasa memberikan pistol pada seorang anak pria.
Pria kecil itu mendekati gadis kecil yang ketakutan, menodongkan pistol padanya. Membuat gadis kecil itu menangis lebih keras.
"Menangislah, karena baik esok ataupun hari ini kau sudah tidak akan menangis lagi!" Ucap pria dewasa.
"Tembak!"
Dor...
Darah berlumuran di dada gadis kecil itu, membuat empat orang itu tertawa puas kemudian meninggalkannya disaat-saat akhirnya.
Namun ternyata itu bukan akhir bagi gadis itu, tak lama setelah kepergia keluarga mafia itu datang seorang malaikat berhati baik yang mengobatinya hingga akhirnya gadis itu tumbuh besar dengan tujuan balas dendam.
"Siapa namamu?"
"Jennifer."
"Mulai sekarang namamu bukan hanya Jennifer, tapi aku menambahnya menjadi Jennifer Reshamiya. Kelak, balaslah mereka saat nanti kau besar. Aku akan membantumu selama aku mampu!"
Flashback off.
Kening Jenni berkeringat, wajahnya nampak gelisah dengan mata terpejam. Berkali-kali dia memanggil nama ibunya.
Rey yang tidur disampingnya terbangun mendengar teriakan Jennifer yang semakin keras memanggil nama ibu.
"Jenni, bangun!" Mengguncang tubuh Jenni.
"Ibu!" Teriak Jenni kali ini dengan posisi yang sudah terbangun.
Rey mengusap keringat Jenni, ia merasa bingung harus melakukan apa saat Jenni seperti ini.
"Mimpi buruk?" Jenni mengangguk.
"Aku mimpi saat orang tuaku dilenyapkan." Jawab Jenni sambil menatap Rey dengan tatapan tajam.
Rey kebingungan dengan tatapan itu, seolah Jenni menuduhnya melenyapkan orang tuanya.
"Eh, kenapa seperti kau menuduhku sebagai pelenyap mereka?" Jenni menggeleng.
"Aku harap kau yang akan membantuku dalam langkahku, aku tidak menuduhmu!" Ketus Jenni yang langsung diangguki Rey.
Rey mendekati Jenni, kemudian melakukan hal yang membuat napas Jenni tersengal-sengal.
Namun Jenni menerimanya, apapun yang dilakukan Rey. Meski harus menyerahkan tubuhnya, Jenni sudah bersumpah akan melakukan apapun demi balas dendam.
Rey melepaskan Jenni, kemudian turun dari ranjang.
"Begitu saja?" Tanya Jenni sinis.
"Jangan mengharap lebih!" Ketus Rey. Entah kenapa membuat Jenni sedikit merasa sakit.
Tidak, Jenni! Dia adalah pelenyap! Kau tidak akan jatuh cinta padanya meskipun dia melakukan sentuhan padamu!
Rey memasuki kamar mandi, Jenni ikut menyusul membuat Rey terkejut.
"Sepertinya kau ingin sekali disentuh olehku?" Ucap Rey sambil melepaskan bajunya.
"Memangnya salah jika seorang istri mengharapkan sentuhan suaminya?" Sambil meraba-raba dada bidang Rey dan memeluknya dari belakang. Hal itu membuat jiwa lelaki Rey bergejolak, dan langsung menyerang Jenni.
"Hentikan! Jangan memancingku, aku tidak ingin menyentuhmu!" Bentak Rey.
Jenni sedikit terkejut, namun ia tidak berhenti memancing Rey dengan mengunci kamar mandi.
Kuncinya sengaja Jenni buang kedalam salurat bath up, tentung saja itu membuat Rey emosi.
"Jenni, kau sudah sangat keterlaluan!"
"Kau sudah mengajariku menembak, apa kau tidak akan meminta imbalan?" Lirikan tajam diberikan Rey pada Jenni, tapi Jenni malah terkikik.
Di tangannya sudah tergenggam sebuah pisau kecil yang rencananya akan Jenni gunakan untuk menghabisi Rey saat tadi memeluk Rey.
Namun naluri hatinya mengatakan jangan membunuhnya, sehingga membuat Jenni lagi-lagi mengurungkan niatnya.
"Kau sangat ingin aku meminta imbalan?" Jenni tersenyum.
Tiba-tiba, tubuhnya sudah melayang ke atas dan dibawa masuk kedalam bath up yang sudah berisi air.
Pakaian Jenni sudah berceceran dimana-mana, begitu juga pakaian Rey.
Suara-suara asing juga sudah memenuhi ruangan kamar mandi yang berukuran luas itu.
Rey menarik saluran pembuangan, membuat air di dalam bath up mengering dan menunjukan tubuh polos keduanya.
"Apa yang kau lakukan?!" Protes Jenni sambil memutar tubuhnya menjadi dibawah kungkungan Rey.
Rey tidak bicara, ia masih menikmati setiap aset berharga diatas milik Jenni.
Jenni tersenyum melihat Rey semakin tergila-gila padanya.
Nikmati, setelah kau mencintaiku semuanya akan dimulai! Cinta akan membuatmu hancur, kau akan jatuh, semakin jatuh sampai kau akan mengakhiri dirimu sendiri dengan tanganmu yang sudah menembakku itu!
Suara-suara asing itu kembali memenuhi ruangan kamar mandi. Adegan-adegan penyatuan terjadi begitu saja. Rey menghentikan aktivitasnya.
Ia mengganti posisinya, aset miliknya sudah mengeras dan sudah siap membuat Jenni melayang terbang luas.
"Ini yang kau inginkan? Terimalah!" Ucapnya sambil mengarahkan asetnya pada aset milik Jenni.
Apa yang Jenni rencanakan berjalan lancar, ia telah berhasil menaklulan Rey dengan cara itu. Cara yang menurutnya paling ampuh dalam membalas dendam. Yaitu membuatnya jatuh cinta, kemudian menjatuhkannya hingga hancur.
Setelah merasa lelah, Rey tertidur di dalam bath up sementara Jenni mengambil kunci cadangan yang sudah ia siapkan.
Jenni membuka pintu kamar mandinya, kemudian membangunkan Rey menyuruhnya pindah keatas ranjang.
Setelah Rey kembali tertidur, Jenni tidak membuang kesempatan dengan memotret dirinya dan Rey dalam posisi yang sangat romantis.
Jenni mencari nomor Meira di ponsel Rey, kemudian mengirimkan foto-foto itu ke ponsel Meira.
Dalam hitungan jam, bersiaplah Rey!
Jenni tersenyum puas, kemudian merebahkan dirinya sejenak untuk istirahat.
Pagi harinya, Rey dan Jenni sudah berada di tanah lapangan. Jenni sudah bersiap dengan pistol yang semalam ia gunakan untuk berlatih.
"Lakukan sampai kau bisa!" Perintah Rey tegas.
Ya, saat aku bisa hancurlah dirimu!
Jenni terus menembaki sasaran, ia tersenyum bangga saat bidikannya mulai selalu tepat sasaran.
Rey yang menyaksikannya langsung menghampiri Jenni dan membawanya ke tempat latihan lain.
"Sekarang, lalukan tembak menembak dengan sasaran hidup!" Jenni terdiam, saat melihat beberapa manusia yang sudah dipersiapkan Rey.
"Aku..."
"Aku akan membantumu satu kali, lalu kau ikuti sampai mereka semua habis!" Rey mengajari Jenni dengan memeluknya dari belakang, kemudian mengarahka tangan Jenni.
Keduanya tampak sangat dekat, membuat siapapun yang melihatnya menganggap itu romantis.
Dor...
Rey membantu Jenni membidik sasaran yang tengah berlari.
"Sekarang lakukan sendiri! Jika ada apa-apa, panggil aku! Aku ada disana." Menunjuk ujung ruangan.
Jenni mengikuti cara yang Rey berikan, ia juga kini tengah menunggu sesuatu. Perang antara dua mafia yang akan terjadi karena ulah Jenni semalam.
Benar saja, tak lama Jenni melihat Meira yang datang dengan foto-foto di tangannya.
"Rey!"
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Opung Boru Caroline
berarti tey yg membunuh orangtua jeny.masuk perangkap
2021-11-20
4
NatalieLaurentRenes
hemmm nti sama2 jatuh cinta nih
2021-10-15
1
Sweetz Herlin
yang ada nnti jenni menyesal
2021-07-06
0