Satu Dan Selamanya

Satu Dan Selamanya

Part-1 (kau akan mengenalinya sebagai cinta pada detik pertama kau menatapnya)

Emma baru sampai ketika satpam penjaga apartemen menyerahkan amplop berisi surat resmi padanya.Sambil menenteng belanjaannya,ia melangkah menuju lift.Ia berencana memasak sup kentang bakso ayam dan ayam goreng bumbu kuning hari ini.

Tanpa menunda Emma membuka amplop yang diterima tadi dan membaca isinya.Ia memekik kegirangan setengah tak percaya.Padahal ia sudah pasrah menunggu panggilan dari pihak hotel Golden Squard.Emma diberitahu untuk hadir senin jam sembilan pagi untuk menjalani wawancara.

Emma sangat menginginkan pekerjaan ini.Menjadi kepala chef di restoran bergengsi seperti hotel Golden Squard adalah impiannya, impian semua chef!

Hotel itu memiliki reputasi tak

tercela.Pelayanannya yang baik dan dilengkapi fasilitas super mewah menjadikan hotel itu tempat berkumpulnya kalangan atas.Juga merupakan tempat yang diprioritaskan para turis berduit.

Emma berharap ia bisa memenuhi standard mereka dengan modal pengetahuan selama tiga tahun belajar di Culinary Arts dan Emma sangat bersyukur karena prestasinya menyandang predikat baik saat itu,membuatnya dirujuk untuk bekerja di Restoran Signatures selama empat tahun lamanya.

Jika bukan karena alasan menjaga mamanya yang sakit waktu itu ,ia pasti masih bekerja sampai saat ini.Dengan bermodalkan pertimbangan itulah Emma sangat yakin bisa memenuhi persyaratan yang diajukan pihak Hotel,semoga saja ...

Emma melangkah masuk ke dalam apartemennya dengan penuh suka cita,ia sangat yakin akan mendapatkan pekerjaan ini.

Sang takdir berharap ini adalah cara yang paling tepat untuk mempertemukan mereka ...semoga saja berhasil..

Jam enam pagi tepat alarm otomatis membangunkan Emma.Hebat!Mengawali pagi dengan sakit kepala bukan sesuatu yang ia inginkan saat ini.

Ini karena semalam ia tak berhasil membujuk dirinya untuk tidur karena mencemaskan surat panggilan itu.Tanpa menunda waktu,Emma mengambil baju dalam bersih dan menuju kamar mandi.

Dalam waktu setengah jam ia sudah berpakaian rapi dan terlihat lebih meyakinkan.Tak butuh banyak waktu untuk seorang seperti dirinya menyangkut penampilan karena ia tak suka berdandan berlebihan,hanya cukup sapuan riasan tipis seadanya,yang penting terlihat rapi,batin Emma.

Ia memilih blazer abu tua dengan paduan kemeja putih,celana panjang warna senada dengan blazer-nya.Sambil menuju dapur untuk menyeduh kopi,Emma membuka tirai jendela diruang tengah.

Apartemennya tidak mewah malah terkesan sangat sederhana tapi Emma merasa sangat nyaman,itu yang terpenting.Sambil menunggu kopinya mendidih,Emma mengoles butter ke roti yang dibuatnya kemarin dan mengigitnya dengan lahap,Emma pecinta makanan dan sangat menghargai nilai dari suatu makanan.

Tak ada satu pun roti di dunia ini yang bisa menyaingi roti buatan sendiri.Emma menuang kopinya ke gelas yang berisi susu dan menaruh sedikit gula ke dalamnya.

Sambil menikmati roti dan sesekali menyeruput kopinya,Emma mengecek ulang surat lampiran yang akan ia bawa

untuk wawancara nanti.Sebelum berangkat Emma memeriksa ulang penampilannya dan jam delapan tepat Emma mengunci pintu apartemennya,ia sudah terlihat lebih dari siap untuk menghadapi ujian pertamanya

Dalam hidupnya Emma selalu memastikan jika ia melakukan apapun dengan bersungguh-sungguh,Ben-millie selalu menggodanya dengan sebutan perfect human.Selogannya adalah "lakukan yang terbaik atau tidak sama sekali."

Emma akan mengerahkan seluruh kemampuannya untuk bersaing dengan pelamar lain.Begitu sampai di lantai dasar dia langsung menuju taksi online yang sudah menunggunya.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Sean biasanya menyerahkan tugas mewawancarai para pelamar di hotelnya pada Olivia,ia selalu mempercayakan semua hal penting menyangkut urusan di kantor pada wanita itu tapi kali ini ia merasa harus melakukannya sendiri maka pagi-pagi sekali ia sudah berada di kantornya hari ini.

Semoga mereka bisa menemukan chef yang mereka butuhkan,ia sudah jenuh terus menerus mendapat laporan buruk tentang chef baru mereka.Setelah Howie mengundurkan diri,mereka belum menemukan Chef baru yang bisa menggantikan posisi chef lamanya yang kini sudah menikmati masa pensiunnya.

Sean sudah bermurah hati dengan memberikan Tunjangan cukup besar pada Howie,menghargai dedikasi pria tua itu pada pekerjaannya selama ini.

Sekarang ia duduk di balik meja kantornya menunggu Olivia membawakan kopi pesanannya.

Sampai lebih awal merupakan poin penting,batin Emma.Peraturan pertama jangan memberi kesan buruk dihari wawancaramu.

Emma menarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan kasar sebelum ia melangkah memasuki area hotel.

Emma diberitahu satpam untuk memasuki gedung putih bertingkat yang sangat megah yang disisi sebelah kanannya terbentang luas area parkiran.Gedung yang Emma perkirakan merupakan gedung kantor itu sepertinya juga memiliki akses langsung ke gedung utama.

"Silakan naik ke lantai empat dan menunggu di ruang tunggu di sebelah kanan pintu pertama." Resepsionis itu berkata sambil tersenyum ramah padanya.Lalu Emma menuju lift yang membawanya ke lantai tujuan.Ternyata sudah ada tiga orang yang juga menunggu di dalam ruangan.

Emma tersenyum kepada mereka sambil mengambil tempat duduk di sudut kiri dekat jendela.Emma memandang berkeliling ruangan sambil menunggu giliran dipanggil masuk ke balik pintu yang tertutup di depannya.

Interior ruangan tunggu ini lebih mirip ruangan serbaguna.Dibagian dinding belakang ada rak bersekat berukuran besar yang berisi banyak arsip dan folder,di sisi kanan sebelah jendela dekat Emma duduk ada meja untuk membuat kopi dan teh.

Di samping pintu masuk ada whiteboard.Dan juga ada sebuah meja untuk asisten eksekutif,seperti yang terlihat saat ini duduk seorang wanita langsing tinggi bertungkai panjang yang sedang sibuk mengetik sesuatu di komputernya.

Sambil mengabaikan kenyataan dirinya hanya 160cm dengan postur tubuh yang tidak bisa dibilang langsing.Emma tak pernah bisa menjadi langsing karena tubuhnya terlalu berlekuk.Tapi aku bisa memasak,bela Emma dalam hati,

"Emma Lianti, silakan masuk." Si tungkai indah itu mempersilakan Emma memasuki ruangan.Emma berusaha menenangkan dirinya

sambil melangkah ke dalam ruangan itu.

Tatapannya langsung bertemu dengan sepasang mata paling tajam yang pernah dilihatnya.

Pria itu memandangi Emma selama beberapa detik tanpa bersuara,membuat Emma menahan diri untuk tidak berusaha merapikan rambut atau menunduk menatap bajunya kalau-kalau ada tumpahan kopi tadi pagi yang terlewatkan olehnya,beberapa detik yang serasa seumur hidup untuknya.

Pria itu berambut pendek hitam lurus model spiky,hidungnya mancung,bibir yang sepertinya senantiasa cemberut,mata yang sangat tajam mengingatkan Emma dengan mata elang.Pria itu berbulu mata lentik yang dipertegas alis tebal rapi yang sangat indah.

Sang takdir menjentikkan jarinya, berhasil ...

"Sean..." Sambil berjabat tangan mempersilakan Emma duduk tanpa disertai senyum.

"Emma...Emma Lianti." Senyum Emma sopan. Sabar Emma, tenangkan dirimu,ingat kau membutuhkan posisi ini melebihi apapun...

Pria di depannya ini adalah pria paling bermuka angkuh yang pernah dijumpainya dan sangat tampan,dengan enggan Emma mengakuinya dalam hati.Dan tentu saja Emma tak bisa menebak tinggi pria itu dalam posisi duduk seperti sekarang ini karena Pria itu bahkan tidak mau repot-repot berdiri waktu menyalaminya,dengus Emma.

"Apa kau serius untuk posisi ini,Emma Lianti? Sambil menatap tajam ke arahnya,mengamati Emma dari ujung kepala sampai ke ujung kaki dengan penuh penilaian,seakan-akan seluruh permukaan kulit Emma ditumbuhi bulu panjang.

Tanpa sadar Emma menegakkan tubuhnya berharap bisa terlihat lebih tinggi beberapa senti sebelum akhirnya mengambil tempat duduk di seberang meja.

Pria itu menundukan kepalanya membolak-balik data pribadinya.Emma setengah berharap Pria itu serius membacanya.

"Tentu saja,Pak.Aku selalu sangat serius dengan apa yang kulakukan ,apalagi untuk hal sepenting ini,tentu saja aku serius." Senyum Emma terlalu dilebarkan untuk menutupi gugupnya. Pak ..? Sean mengernyit mendengar panggilan itu.

"Anda tentu bisa melihat referensiku jika anda membuka halaman paling akhir." Sorot mata pria itu sedikit mencela.Emma berusaha tidak terintimidasi dan bersikap sebaik mungkin jika ia ingin pekerjaan ini jatuh ke tangannya.

Ada apa dengan pria ini?Apa dia memang Selalu bersikap seperti itu dengan semua orang?! Demi Tuhan! ingin sekali Emma mendelik ke arahnya.

"Oke ,Emma.Dan kau kuizinkan memanggilku Sean.Aku sudah membaca datamu dan referensimu dari tempat kau bekerja dulu memang cukup lumayan."

Cukup lumayan..? Setidaknya itu jauh lebih baik daripada buruk,hibur Emma dalam hati.

"Seperti yang kau ketahui kami butuh chef professional,yang bukan hanya sekedar bisa memasak.Untuk itu kau akan mengikuti tahap tes dengan menyajikan beberapa menu makanan andalanmu.Lalu kita lihat hasilnya dan semoga saja tidak mengecewakan." Pria itu tersenyum dengan mimik meremehkan tapi entah mengapa itu malah terlihat begitu sexy.

Astaga ! sexy..? Kenapa tidak sekalian saja kau utarakan apa yang barusan terlintas di otakmu lalu kita lihat reaksi apa yang akan diberikan calon atasanmu!

"Kapan tes itu dilakukan,Sean ?" Tanya Emma sopan berusaha tidak menunjukkan antusias yang berlebihan.Ia tentu harus terlihat profesional.

"Sekarang tentu saja Emma,atau kau butuh persiapan khusus berkaitan dengan kemampuanmu mengolah bahan makanan?" Balas Sean agak kesal mendapati dirinya sedikit terganggu dengan keberadaan wanita di depannya ini.

wanita yang dengan tinggi dibawah rata-rata dan postur tubuh terlalu berlekuk.Rambut hitam halus yang diikat ekor kuda,bibir penuh yang dipoles lipstik warna pink muda.Gaya berpakaian wanita itu sangat jauh dari kesan seorang chef.Dia lebih mirip mahasiswa manja dengan mental selembek bubur buatan nanny Vio sewaktu Sean kecil dulu.

Walau kenyataannya wanita yang duduk tegak di hadapannya ini ternyata sudah berumur 28 tahun.

Apa ia tak salah ketika mengajukan diri untuk menjadi chef di hotel bergengsi miliknya yang sudah berumur beberapa generasi? Apa yang akan dipikirkan adik-adiknya jika mereka tahu Sean telah menyeludupkan seorang pemandu sorak ke dapurnya?!

Steven,Lucca dan Ellie pasti akan menganggap dirinya sudah gila Mempercayakan dapur hotelnya kepada wanita berumur 28 tahun yang kemungkinan kemampuan memasaknya masih seumur jagung.

Oke ,ia akan membuat hal ini cepat diselesaikan.Tentu tidak susah menyingkirkan wanita ini dan ia yakin wanita ini tak akan sanggup menghidangkan menu makanan sesuai standar hotelnya walaupun referensi bagus wanita itu menjadi jaminannya.

Seharusnya tak seperti ini ..harusnya mereka berdua saling tertarik bukan malah saling menusuk.Sepertinya ada yang salah...sang takdir akan segera memperbikinya.

Sepertinya sang tuan angkuh ini menyesali keputusannya yang gegabah.Maka dengan sangat sengaja ingin segera mendepaknya pada kesempatan pertama jika ada sedikit saja kesalahan yang Emma lakukan tapi itu tak akan pernah terjadi.Ia akan memastikan pria itu menelan kekecewaannya.

Saat ini pria itu sedang memandanginya dengan senyum mengejek tapi anehnya jantung Emma justru berdesir tak keruan. Ada apa dengan diriku hari ini ?

"Oke, aku bisa melakukannya kapanpun Sean,aku akan menyuguhkan menu makan siang untukmu dan semoga tidak mengecewakan." Balas Emma dengan senyum manis tapi sepertinya si tuan angkuh ini tahu jika Emma merasa terganggu dengan sikapnya yang tak bersahabat.

Sean menyuruh asisten pribadinya membawa Emma ke dapur yang ternyata sangat luas bergaya modern.Emma terkesima dan membayangkan kesenangan yang juga akan ia dapatkan saat berkutat dengan semua bahan makanan yang tersimpan di ruang penyimpanan yang sangat besar.

Ia mengelus pelan permukaan meja dapur yang terbuat dari granit berwarna hitam kualitas premium.Bagian belakang meja dapur tersusun kompor dengan berbagai jenis kegunaan.

Emma tak bisa menahan diri untuk tidak mendesah.Ia berpaling ketika si tungkai indah memperkenalkan Emma pada para asisten koki yang berjumlah enam orang.

"Ini Emma Lianti,dia akan membuat menu makanan yang akan dinilai oleh Sean sendiri.Aku berharap tak ada kesalahan kali ini.Sean memberimu kesempatan yang tak diperoleh pelamar lain.Semoga kau adalah orang yang kami cari,Emma.Chef yang terdahulu sudah pensiun karena penyakit kronis yang dideritanya dan kandidat yang sebelumnya sama sekali tak bisa memasak sesuatu yang sederhana semisal sup jamur dengan benar,itu komentar Sean tentunya,pria itu terlalu rewel." Sambil memutar bola matanya wanita itu mengibaskan tangannya,menunjukkan ekspresi frustasi.Emma hanya tersenyum menanggapi sikap Olivia yang ternyata sangat bersahabat.

"Terima kasih sebelumnya,Olivia." Kata Emma sambil tersenyum.Wanita itu mengangguk sambil menepuk pelan bahunya memberi dukungan dan meninggalkan ruang dapur dengan gerakan gemulai.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

"Nasi goreng ikan teri yang dimasak dengan ikan teri,telur bebek dan cabe capla.Ada sup jagung kepiting yang di dalamnya berisi potongan jamur merang,jamur kuping,daging kepiting dan diberi kocokan telur serta larutan tepung tapioka utk mengentalkan.Yang terakhir adalah salad buah tropis yg terdiri dari potongan buah-buahan segar dengan saus mayonnaise olahan yang aku beri campuran fruktosa untuk mengurangi keasamannya." Emma menerangkan setiap menu yang ia buat.

Sean hanya menatapnya dengan kening berkerut dan tak memberi komentar apapun,jelas sekali pria itu tak peduli dengan apa yang ia ucapkan.

Sean mengambil beberapa sendok nasi goreng yang sepertinya terlihat lezat tapi tentu saja penampilan selalu bisa menipu,pikirnya dengan sengaja mengabaikan aroma wangi yang menyerbu indera penciumannya.

Tanpa sadar Emma menahan nafas saat pria itu memasukan suapan pertama dan mengunyah dengan hati-hati seakan-akan takut makanan itu bisa meracuninya sewaktu-waktu.

Serasa berabad Emma mengamati pria itu menilai makanannya.Suapan kedua berhasil dilewati lalu pria itu beralih ke sup jagung.

Semua makanan yang disajikan wanita ini memiliki citarasa penuh warna,Sean mengakuinya dengan enggan.Padahal semua yang dihidangkan wanita ini bukan termasuk menu mewah.

"Emma,aku tak menyangka kau bisa menyediakan menu sederhana seperti ini dan terasa...lumayan." Pria angkuh itu bahkan tak tau cara memuji yang benar,dengus Emma dalam hati.

Emma berusaha menjaga mimik wajahnya tetap tenang.Ia tentu tak boleh menunjukkan reaksi apapun yang bisa dipakai pria itu sebagai alasan untuk mengusirnya.

"Terima kasih,Sean."Emma menunggu pria tuh mengucapkan sesuatu,apa saja dan bukan malah diam mengamati Emma seakan-akan Emma adalah makhluk aneh berkepala dua.

Cacing dalam lambungnya sudah berteriak minta jatah dan teriakannya sangat lantang sampai si pria angkuh menaikan alisnya sambil tersenyum geli.

Emma merasa merona sampai ke kaki.Ia menyadari nafsu makannya yang besar dan ini sungguh memalukan apalagi dalam kondisi seperti ini.

"Sepertinya cacing diperutmu sudah berteriak meminta perhatianmu." Kontak mata itu terputus,Sean menyeringai.Entah kenapa ia merasa pandangannya terus terfokus pada wanita itu.

Biasanya ia tak memiliki kebiasaan mengamati seorang wanita lebih dari 5 detik.Ada sesuatu yang tak lazim terjadi di sini,wanita ini penyebabnya.Apakah wanita ini adalah si penyihir jahat penjual apel yang datang untuk merenggut nyawaku?

Emma buru-buru menunduk dan pura-pura sangat tertarik dengan sepatunya.Ia menyadari satu hal,ternyata seringai yang harusnya terlihat seperti serigala jahat,malah terlihat sangat menggoda.Ini sungguh gila ...

Sang takdir berhak tersenyum puas,untuk sementara ia bisa menguasai keadaan walau harus diakui butuh sedikit usaha saat ia harus membuat mereka berdua saling menatap satu sama lain.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Terpopuler

Comments

Reina

Reina

Hai, aku mampir penasaran saja 😁
tetap semangat berkarya.

2021-08-31

1

Yen Lamour

Yen Lamour

Hai, aku mampir juga disini. Akhirnya aku nemuin cerita yg lbh bermanfaat utk dibaca. Bagus ceritanya. Aku suka😍

2021-08-20

1

Orang Sunda

Orang Sunda

Aku mampir Author..
ceritanya bagus...
semakin semangat berkarya Author

2021-08-18

2

lihat semua
Episodes
1 Part-1 (kau akan mengenalinya sebagai cinta pada detik pertama kau menatapnya)
2 PART-2( penyangkalan merupakan wujud awal dari ketertarikan)
3 PART-3 (ciuman yang menggetarkan datang dari pria yang tepat)
4 PART-4 (wanita yang pandai memasak jelas akan memenangkan hati pria pilihannya)
5 PART-5 (terkadang dibutuhkan pihak lain untuk membuatmu menyadari keberadaannya)
6 PART-6 (kecupan singkat bisa memabukkan tapi bukan berarti kau rela mengakuinya)
7 PART-7
8 PART-8 (pepatah mengatakan,jangan pernah mengabaikan suara hatimu)
9 PART-9
10 PART-10 (sering orang sulit membedakan antara cinta dan benci)
11 PART-11 (seribu satu alasan utk membawanya kian dekat kepadamu)
12 PART12(biarkan mengalir seperti air,kau akan terkejut dengan apa yang menantimu)
13 PART-13(hatimu mulai tergerak,suasana romantis yang mendukung,tunggu apa lagi)
14 PART-14( cemburu itu penting,menandakan adanya cinta.Asal kau mau mengakuinya)
15 PART-15
16 PART-16
17 PART-17 (cinta itu......)
18 PART-18 (hrgilah seblm cinta itu berpaling darimu)
19 PART-19 (kemarilah,biar kutunjukkan sebesar apa cintaku)
20 PART-20 (cinta datang terlambat)
21 PART-21(merasakan arti kehilangan
22 PART-22 ( jika jodoh, tak akan lari jauh)
23 PART-23 (selalu ada cara lain untuk menunjukan perasaanmu)
24 PART-24 (Hati-hati dengan jebakanmu karena hal itu akan berbalik memerangkapmu)
25 PART-25
26 PART-26 (butuh sedikit pelajaran untuk membuatmu menyadari keberadaannya)
27 PART-27
28 PART-28 (Meraihmu dan tak akan melepasnya walau sampai kapanpun?
29 PART-29 (mengikatnya dan menjadikannya milikku)
30 PART-30 (Menikahlah denganku ! )
31 Part-31(Kita adalah satu dan cinta kita berlaku untuk selamanya)
Episodes

Updated 31 Episodes

1
Part-1 (kau akan mengenalinya sebagai cinta pada detik pertama kau menatapnya)
2
PART-2( penyangkalan merupakan wujud awal dari ketertarikan)
3
PART-3 (ciuman yang menggetarkan datang dari pria yang tepat)
4
PART-4 (wanita yang pandai memasak jelas akan memenangkan hati pria pilihannya)
5
PART-5 (terkadang dibutuhkan pihak lain untuk membuatmu menyadari keberadaannya)
6
PART-6 (kecupan singkat bisa memabukkan tapi bukan berarti kau rela mengakuinya)
7
PART-7
8
PART-8 (pepatah mengatakan,jangan pernah mengabaikan suara hatimu)
9
PART-9
10
PART-10 (sering orang sulit membedakan antara cinta dan benci)
11
PART-11 (seribu satu alasan utk membawanya kian dekat kepadamu)
12
PART12(biarkan mengalir seperti air,kau akan terkejut dengan apa yang menantimu)
13
PART-13(hatimu mulai tergerak,suasana romantis yang mendukung,tunggu apa lagi)
14
PART-14( cemburu itu penting,menandakan adanya cinta.Asal kau mau mengakuinya)
15
PART-15
16
PART-16
17
PART-17 (cinta itu......)
18
PART-18 (hrgilah seblm cinta itu berpaling darimu)
19
PART-19 (kemarilah,biar kutunjukkan sebesar apa cintaku)
20
PART-20 (cinta datang terlambat)
21
PART-21(merasakan arti kehilangan
22
PART-22 ( jika jodoh, tak akan lari jauh)
23
PART-23 (selalu ada cara lain untuk menunjukan perasaanmu)
24
PART-24 (Hati-hati dengan jebakanmu karena hal itu akan berbalik memerangkapmu)
25
PART-25
26
PART-26 (butuh sedikit pelajaran untuk membuatmu menyadari keberadaannya)
27
PART-27
28
PART-28 (Meraihmu dan tak akan melepasnya walau sampai kapanpun?
29
PART-29 (mengikatnya dan menjadikannya milikku)
30
PART-30 (Menikahlah denganku ! )
31
Part-31(Kita adalah satu dan cinta kita berlaku untuk selamanya)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!