PART-3 (ciuman yang menggetarkan datang dari pria yang tepat)

Jantung Emma seakan jatuh menimpa kakinya ketika Sean dengan kekuatan penuh mendaratkan bibirnya ke bibir Emma,mencium Emma dengan kekuatan penuh,memaksa wanita itu untuk membuka diri.

Oh ,tidak...! Emma membelalakan matanya.Suara protesnya diredam ciuman Sean yang tanpa ampun.Emma membuka mulut untuk memasukan sebanyak mungkin oksigen ke paru-parunya karena ia tiba-tiba dilanda sesak nafas.

Emma tak sanggup melawan,perlahan-lahan ia mulai meleleh dalam dekapan Sean,membiarkan dirinya merasakan kehangatan tubuh pria itu.

Ya,tepat seperti yang aku inginkan..sang takdir merasa mulai menikmati tugasnya...

"Sekarang kau sudah tau apa yang kubutuhkan Emma?"bisik Sean menghentikan kontak fisik itu dengan tiba-tiba seperti saat dia memulainya tadi.Emma limbung,tak siap dengan yang ia alami barusan.

Lalu kesadaran Emma perlahan mulai pulih,sedikit syok dan berusaha menahan diri untuk tidak menyentuh bibirnya yang berdenyut.

"Silakan menikmati sisa makan siangmu,Sean.Aku akan melanjutkan pekerjaanku jika kamu sudah selesai denganku." Emma terlambat menyadari arti yang tersirat dalam ucapannya dan mendapati Sean menaikkan sebelah alisnya sambil tersenyum culas.

Bagus,Emma..bagus ! Emma setengah berlari meninggalkan ruangan dan membanting pintu,membuat Olivia yang baru kembali dari kantin mengerutkan kening.

Hebat,Sean..kau pantas mendapatkan penghargaan untuk usahamu ini,ejek suara hatinya.Apa yang ia pikirkan saat mencium wanita itu,yang benar saja! Wanita itu bahkan tidak termasuk dalam kriteriamu dan sepertinya kau juga lupa satu hal terpenting...wanita itu adalah karyawanmu!

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Emma berusaha meredakan Gemuruh jantungnya. Astaga! Apa yang dilakukan pria itu tadi.Hanya dengan memikirkannya saja sudah membuat pipi Emma kembali memanas.

Karena sibuk dengan pikirannya sendiri,Emma tak memperhatikan langkahnya yang cepat.Ia hampir terjerembab,tersandung kakinya sendiri.Beruntung sepasang tangan menahan tubuhnya.

"Oh,maaf..!" Sambil berkata Emma menengadah dan matanya langsung bertemu dengan sepasang mata ceria yang tersenyum memikat.

Ya,Lucca memang memesona.Keceriaan pria itu menulari siapa saja,sungguh sangat berlawanan dengan Sean yang selalu cemberut dan tukang marah.Emma yakin manusia gua itu memang terlahir sudah begitu.Bibir yang senantiasa memberenggut.Jangan berani memikirkan bibirnya ..

Hmm..selalu saja ada hal yang tak diharapkan...tapi sang takdir akan memastikan semuanya berjalan sesuai jalur ...

"Aku tak keberatan jika harus tiap hari melakukannya,Emma." Kata Lucca menggoda.

"Aku seberat banteng,Lucca dan aku tak akan bertanggung jawab jika lenganmu patah karena menahan berat badanku.Tolong jangan memberitahu manusia gua itu tentang kejadian ini.Aku bosan jika harus membujuk diriku sendiri untuk bertahan terhadap ocehannya."

"Manusia gua?" Lucca menelengkan kepalanya membayangkan sosok manusia gua yg dimaksud Emma.

"Sungguh menarik,aku akan bertanya siapa manusia gua ini pada Sean karena kebetulan aku mau ke ruangannya." Senyum Lucca melebar dan tatapannya berbinar senang, menyatakan pria itu tahu siapa yang dimaksud Emma tadi.

Emma yakin hanya dengan senyumannya itu Lucca sanggup membuat semua wanita bertekuk lutut di kakinya.

Tapi entah kenapa senyum menggoda Lucca terasa lebih tidak berbahaya daripada tatapan tajam si manusia gua yang sanggup melemaskan lututnya.

Emma bergidik memikirkan jika memungkinkan Sean pasti akan memotong dirinya menjadi beberapa bagian kecil dan setelah itu menyantapnya dengan saus thousand island buatannya.Penggambaran yang tidak lucu,Emma.

"Aku sudah memberikan gambaran singkat pada steven tentang penambahan fasilitas yang kemarin kuceritakan itu Sean.Dia setuju saja selama itu bisa kian mendongkrak popularitas hotel kita.Aku akan membuat cagar alam kecil untuk para remaja yang memiliki sedikit jiwa petualang hingga mereka bisa bersenang-senang layaknya kemping dengan tenda-tenda nyaman yang disediakan hotel kita tanpa harus wajib mengikuti kegiatan orangtua mereka yang belum tentu mereka sukai.Dengan begitu para pria bisa santai menguji keberuntungan mereka di kasino kita dan para wanita bisa berbelanja sepuasnya di butik-butik ternama yang bertebaran di hotel kita.Mereka semua bisa berakhir dengan bersenang-senang.Oya,juga akan ada beberapa pondok yang dibangun dengan interior pedesaan yang nyaman.Mungkin akan ada perapian kecil juga untuk menambah kesan romantis.Jadi bagi pasangan yang ingin bermalam di hotel kita dengan harga yang lebih terjangkau bisa menyewa pondok itu.Jika memungkinkan aku juga akan membuat sungai dangkal buatan.Aku yakin anak-anak akan sangat antusias dan yang pasti semua itu tidak gratis.Mereka harus membayar untuk bisa bersenang-senang". Dengan penuh semangat Lucca menjelaskan pada Sean.Menunjukkan betapa ia sangat yakin akan keberhasilan yang bakal mereka capai.

"Kita masih memiliki tanah yang cukup untuk menjalankan gagasanku ini,Sean.Hotel kita akan menjadi yang terbaik."

"Sungguh ide yang sangat cemerlang.Kau harus segera merealisasikan keinginanmu ini sebelum keduluan orang lain.Kau tentu selalu ingin menjadi yang terdepan,Lucca." Ujarnya memberi semangat.Ia tahu adiknya sangat bisa dipercaya untuk hal-hal seperti ini karena memang itu adalah keahlian mereka.

"Dan omong-omong...Apakah kau tahu rumor tentang si manusia gua? Tadi Emma mengatakannya tentang manusia gua yang selalu mengomelinya.Seseorang yang mungkin kita kenal." Lucca sengaja memancing Sean.Menunggu reaksi kakak laki-lakinya itu merupakan pekerjaan mengasyikkan.

Ia mengamati perubahan mimik wajah kakak laki-lakinya itu dan merasa yakin ada sesuatu yang tak ia ketahui tentang mereka berdua karena selama ini Sean hampir tak pernah menunjukkan reaksi berlebihan menyangkut seorang wanita.

"Menurutku wanita itu sangat sensual.Bagaimana menurutmu,Sean ?" Entah kenapa Seringai Lucca terlihat sangat menjengkelkan.

"Biasa saja." Kata Sean memberi kesan Aku-tidak-berminat.

"Hei...aku peringatkan kau,jangan berpikir bisa mengganggu kokiku.Cari kokimu sendiri!" Hardik Sean pura-pura galak.

"Sayangnya kokiku berwujud seorang pria tua,bukan cewek sensual seperti Emma." Lucca tertawa lepas dan berpamitan sambil bersiul lalu melenggang pergi .

Sean memperhatikan adiknya keluar dari kantornya.Lucca lebih dari kata mampu jika menyangkut perihal bersenang-senang dalam hidupnya.Sean tak bisa mengerti ada orang yang sangat menikmati hidupnya,sangat berpuas diri terhadap apapun.Begitu lepas,bebas melakukan apa saja yang terlintas dipikirannya.

Tak seperti dirinya yang selalu penuh pertimbangan dalam segala hal sampai ia mendapat julukan pak tua dari para adiknya yang usil.Bibir Sean memberenggut mengingat itu.

Lalu apa itu manusia gua? Sepertinya sangat menyenangkan jika bisa membuat Emma menjelaskan siapa yang dimaksudnya dengan manusia gua ini.

Sambil duduk menikmati makan siangnya Emma membayangkan reaksi Sean saat dirinya mengetahui Emma menyebutnya manusia gua.Kali ini aku pasti tak akan selamat dari tiang gantung yang dengan senang hati dibuat Sean untuknya.

Apa yang merasuki otaknya ketika mengucapkan itu? Tentu saja Dalam hal ini yang patut disalahkan adalah mulutnya bukan otaknya.

Emma menutup mata ngeri membayangkan Sean dengan senyum jahatnya akan dengan senang hati mengulitinya hidup-hidup tapi tentu saja itu jauh lebih baik daripada pria itu memecatnya,Emma menghela nafas tanpa semangat menghabiskan makan siangnya.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Beberapa hari dilewati tanpa hambatan,pengunjung banyak yang memuji menu-menu baru Emma.

Dan para malaikat tentu berpihak padanya karena Sean ternyata ikut Lucca terbang ke Singapura untuk membahas lebih lanjut proyek penambahan fasilitas cabang hotel mereka yang di sana.Berarti selama beberapa hari ke depan hidup Emma akan damai tanpa gangguan.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

"Sampai jumpa besok,Olivia." ujar Emma Sambil membalas lambaian tangan Olivia,masih 2 jam lagi baru ia bisa pulang.Setelah mengurus menu dinner untuk tiga meja terakhir,ia baru bisa pulang.Selebihnya restoran diambil alih chef pengganti.Denny adalah pria yang sangat berbakat walau masih dibawah arahan Emma.

Pria itu memiliki keluarga dengan latar belakang keahlian memasak yang tak diragukan lagi.Denny adalah anak paman Howie,chef yang sudah bekerja pada keluarga Sean puluhan tahun dan kini sudah pensiun.Ini merupakan salah satu sebabnya Denny sangat cepat menyesuaikan diri dengan pekerjaannya,keahlian memasak mengalir dalam darahnya.

Hari yang melelahkan,lumayan penat untuk hari ini,renungnya tapi Emma senang dan puas dengan hasil kerjanya.Emma sangat bersyukur memiliki team yang sangat mendukung.Sambil tersenyum Emma mengenakan jaketnya,ingin segera sampai ke apartemennya,mandi air hangat dan membuat coklat panas terdengar sangat menggiurkan.Ia layak dihadiahi secangkir coklat panas sambil mencuri sedikit waktu untuk membaca.

Sambil menguap Emma berjalan ke arah lift dan menekan tombol lantai dasar.Pintu lift terbuka dan langsung bertemu sepasang mata yang menatap ke arahnya. Sedang apa pria itu di sini?

Oh,jangan sekarang,aku terlalu lelah untuk memulai perdebatan apapun saat ini,ratap Emma

Apa yang merasuki pria ini hingga jam segini masih terlihat berkeliaran di area kantor,rutuk Emma dalam hati.

"Selamat malam,Sean.Kenapa masih datang kemari.Apa ada urusan penting yang harus diselesaikan?"

"Selamat malam,Emma.Dari bandara aku langsung menuju kemari dengan harapan kau masih belum pulang Dan untung kau masih di sini.Aku menelepon tapi kau tak angkat.Aku belum makan,jangan mendebatku Emma.Aku tahu seharusnya aku berhenti di suatu tempat di mana saja untuk makan malam tapi aku tak melakukannya,aku tak berpikir panjang saat mengarah kemari dan aku juga tahu ini sudah jam pulangmu tapi aku hampir pingsan karena kelaparan!" ujar Sean dengan mimik muka memelas.Berusaha memberikan alasan yang terdengar tak meyakinkan bahkan di telinganya sendiri.

Ingin sekali Emma melotot ke arah pria itu karena sudah membuatnya menunda kepulangannya,walau alasan yang diberikan pria itu jelas tak masuk akal.Sayangnya Emma tak kuasa menolak.

"Tolong buatkan aku sesuatu yang bisa dimakan Emma,apapun untuk saat ini akan kuterima.Ayolah jangan membuatku menunggu terlalu lama." Sean memohon dan Emma mengaku kalah.

"Jika ini bisa membujukmu...aku berjanji untuk melupakan masalah tentang manusia gua." Kata Sean dengan muka berseri-seri.

Emma terdiam mendengar ancaman terselubung Sean. Dasar pria arogan ...

Baru saja hatinya mulai melunak melihat sikap Sean,pria itu sudah kembali berubah menjadi serigala jahat.

"Baiklah Sean,walau aku heran kau lebih banyak bicara disaat hampir pingsan daripada saat kau sehat." Rutuk Emma berbalik sambil melepas kembali jaketnya menghampiri loker dan memasukan kembali jaket dan tasnya.

Sean memperhatikan wanita itu hari ini memakai rok warna beige lebar selutut yang berayun mengembang saat wanita itu berputar untuk menyimpan jaketnya.Atasan hitam kaus pas badan diselipkan dibalik pinggangnya yang sangat ramping.

Wanita itu memakai sepatu warna senada dengan roknya.Rambut wanita itu digerai..dia terlihat lebih seperti ballerina daripada seorang koki.

Kau terpesona padanya ... Akui saja dan akhiri penyangkalanmu ...

"Dasar tukang peras." Omel Emma sambil lalu dan berjalan melewati Sean.

"Apa kau bilang tadi." Sean Mencengkram lengan Emma sampai Emma tersentak mundur ke belakang.

Mata Emma terbelalak karena terkejut dengan tindakan Sean.Sorot mata pria itu membara,Emma melihat cengkeraman tangan Sean goyah seakan-akan berusaha menolak keinginan apapun yang ada dibenaknya saat ini dan hanya Tuhan yang tau apa yang ada dalam pikiran pria itu.

Aku agak jet lag sepertinya... Ya, pasti itu alasannya .Demi Tuhan kenapa ia begitu susah mengendalikan gairahnya menyangkut wanita ini.

Sean masih belum melepaskan lengan Emma,ia harus memberi wanita ini pelajaran karena tingkahnya selalu mengesalkan.

"Aromamu kali ini beef fettuccine ..." Bisikan suara Sean membelai telinga Emma.Dan Emma berusaha menahan diri untuk tidak mengendus dirinya sendiri.

Hembusan nafas Sean yang hangat membelai daun telinganya.Dan Emma bersumpah ia dapat merasakan ujung lidah pria itu.

Lutut Emma gemetar dan lemas.Jika bukan tangan Sean yang entah kapan sudah memegang kedua lengannya,Emma yakin akan jatuh terjerembap secara memalukan.

Dan Sean mengetahuinya ...

"Sean ...bu-bukannya kau ke-kelaparan." Kata Emma gugup sambil berusaha menjauhkan dirinya.

Ya,Tuhan lindungilah aku dari serigala jahat ini ...

Jangan sampai Sean mendengar ia menyebutnya serigala jahat.Ya,Sean memang mirip serigala jahat.Lihat saja seringainya dan tatapan matanya yang tajam,apa itu belum cukup untuk disebut serigala jahat .?

"Hmm..apa?" Sean terlihat bingung beberapa saat berusaha fokus dengan apa yang diucapkan Emma barusan Karena pikirannya dipenuhi ingin mencumbu wanita itu.

"Kalau kau tidak juga bergerak ke dapur maka untuk kali ini jangan salahkan aku." Sambil dengan sengaja memandang penuh minat bibir Emma yang agak gemetar dengan gaya malas-malasan yang sangat memikat.Sean tahu tubuh Emma bereaksi terhadap sentuhannya.

Bagus..ternyata bukan Sean saja yang mengalaminya.Sean melepaskan cengkeramannya dan membiarkan wanita itu pergi.

Emma berjalan tergesa-gesa ke arah lift tanpa berani menoleh ke belakang.

Sean memuaskan matanya memandangi bagian belakang tubuh Emma yang berlekuk indah,betul kata Lucca...wanita ini memiliki tubuh yang menggoda.

Bukankah adiknya itu memang tak pernah salah menyangkut penilaian terhadap wanita.Adiknya itu selalu membuat para wanita meneteskan air liur Mengharapkan perhatiannya.Bukan berarti Sean tak memiliki pesona,bahkan para wanita selalu suka mendesah tanpa sebab saat berada di dekatnya.

Tanpa perlu diberi dorongan seperti yang barusan dilakukannya pada Emma dan selama ini Sean tak merasa terganggu dengan sikap para wanita yang memujanya.

Sean suka para wanita,mereka membuat hari- harinya lebih berwarna tapi tidak dengan Emma,wanita itu beda...ia memiliki sesuatu yang membuat Sean terus merasa kesal sekaligus menginginkannya dan itu sungguh menggangu.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Episodes
1 Part-1 (kau akan mengenalinya sebagai cinta pada detik pertama kau menatapnya)
2 PART-2( penyangkalan merupakan wujud awal dari ketertarikan)
3 PART-3 (ciuman yang menggetarkan datang dari pria yang tepat)
4 PART-4 (wanita yang pandai memasak jelas akan memenangkan hati pria pilihannya)
5 PART-5 (terkadang dibutuhkan pihak lain untuk membuatmu menyadari keberadaannya)
6 PART-6 (kecupan singkat bisa memabukkan tapi bukan berarti kau rela mengakuinya)
7 PART-7
8 PART-8 (pepatah mengatakan,jangan pernah mengabaikan suara hatimu)
9 PART-9
10 PART-10 (sering orang sulit membedakan antara cinta dan benci)
11 PART-11 (seribu satu alasan utk membawanya kian dekat kepadamu)
12 PART12(biarkan mengalir seperti air,kau akan terkejut dengan apa yang menantimu)
13 PART-13(hatimu mulai tergerak,suasana romantis yang mendukung,tunggu apa lagi)
14 PART-14( cemburu itu penting,menandakan adanya cinta.Asal kau mau mengakuinya)
15 PART-15
16 PART-16
17 PART-17 (cinta itu......)
18 PART-18 (hrgilah seblm cinta itu berpaling darimu)
19 PART-19 (kemarilah,biar kutunjukkan sebesar apa cintaku)
20 PART-20 (cinta datang terlambat)
21 PART-21(merasakan arti kehilangan
22 PART-22 ( jika jodoh, tak akan lari jauh)
23 PART-23 (selalu ada cara lain untuk menunjukan perasaanmu)
24 PART-24 (Hati-hati dengan jebakanmu karena hal itu akan berbalik memerangkapmu)
25 PART-25
26 PART-26 (butuh sedikit pelajaran untuk membuatmu menyadari keberadaannya)
27 PART-27
28 PART-28 (Meraihmu dan tak akan melepasnya walau sampai kapanpun?
29 PART-29 (mengikatnya dan menjadikannya milikku)
30 PART-30 (Menikahlah denganku ! )
31 Part-31(Kita adalah satu dan cinta kita berlaku untuk selamanya)
Episodes

Updated 31 Episodes

1
Part-1 (kau akan mengenalinya sebagai cinta pada detik pertama kau menatapnya)
2
PART-2( penyangkalan merupakan wujud awal dari ketertarikan)
3
PART-3 (ciuman yang menggetarkan datang dari pria yang tepat)
4
PART-4 (wanita yang pandai memasak jelas akan memenangkan hati pria pilihannya)
5
PART-5 (terkadang dibutuhkan pihak lain untuk membuatmu menyadari keberadaannya)
6
PART-6 (kecupan singkat bisa memabukkan tapi bukan berarti kau rela mengakuinya)
7
PART-7
8
PART-8 (pepatah mengatakan,jangan pernah mengabaikan suara hatimu)
9
PART-9
10
PART-10 (sering orang sulit membedakan antara cinta dan benci)
11
PART-11 (seribu satu alasan utk membawanya kian dekat kepadamu)
12
PART12(biarkan mengalir seperti air,kau akan terkejut dengan apa yang menantimu)
13
PART-13(hatimu mulai tergerak,suasana romantis yang mendukung,tunggu apa lagi)
14
PART-14( cemburu itu penting,menandakan adanya cinta.Asal kau mau mengakuinya)
15
PART-15
16
PART-16
17
PART-17 (cinta itu......)
18
PART-18 (hrgilah seblm cinta itu berpaling darimu)
19
PART-19 (kemarilah,biar kutunjukkan sebesar apa cintaku)
20
PART-20 (cinta datang terlambat)
21
PART-21(merasakan arti kehilangan
22
PART-22 ( jika jodoh, tak akan lari jauh)
23
PART-23 (selalu ada cara lain untuk menunjukan perasaanmu)
24
PART-24 (Hati-hati dengan jebakanmu karena hal itu akan berbalik memerangkapmu)
25
PART-25
26
PART-26 (butuh sedikit pelajaran untuk membuatmu menyadari keberadaannya)
27
PART-27
28
PART-28 (Meraihmu dan tak akan melepasnya walau sampai kapanpun?
29
PART-29 (mengikatnya dan menjadikannya milikku)
30
PART-30 (Menikahlah denganku ! )
31
Part-31(Kita adalah satu dan cinta kita berlaku untuk selamanya)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!