"Terima kasih sudah bersedia menemaniku,Emma.Kau tidak tahu betapa aku menginginkanmu. " Emma memutar bola matanya mendengar rayuan Lucca yang berlebihan.
Emma tahu Lucca hanya menganggapnya teman,pria itu selalu sangat manis kepada siapa saja,bahkan kepada para pengurus taman di hotel mereka.
"Oke,Lucca..Apa yang tidak untukmu." Balas Emma memamerkan senyumnya yang memesona.
Sean masuk ke dapur dan mendapati Lucca sedang merayu Emma dan terlihat jelas wanita itu menyambutnya.
"Sedang apa kau di sini, Lucca?" Tanya Sean ketus sambil melotot ke arah mereka. Dasar perusak suasana,gerutu Emma dalam hati
"Dan kau..sedang apa kau di sini,Sean?" Lucca balik bertanya dengan sorot mata mengejek.
Ya,sedang apa ia disini..? Tapi tunggu sebentar,ini adalah hotelnya,dapur beserta isinya adalah miliknya.Ia berhak berada di manapun sesuka hatinya dan tentu saja ia tak harus meminta izin siapapun untuk melakukannya bahkan adiknya sekalipun!
"Aku mau minta tolong Emma memasakkan sesuatu yang bisa kumakan dan itu bukan urusanmu anak muda." Lucca terkekeh mendengar nada bicara Sean dan memberikan tatapan aku-tahu-bukan-hanya-itu-tujuanmu.
"Dan aku singgah ke dapur hendak memohon kepada Emma untuk membiarkan aku membawanya makan malam sabtu ini dan ia sudah menyetujuinya." Kerlingan mata Lucca sungguh menyebalkan.
"Kedengarannya menyenangkan,tapi aku tidak bisa menjamin dia bisa pergi atau tidak karena sabtu ini kita akan kedatangan tamu dari kedutaan Australia.Tentu saja pada saat itu dia sangat dibutuhkan karena aku tidak bisa mempercayakan jamuan penting ini hanya kepada Denny seorang." Kata Sean tersenyum puas.
Memang manusia gua ini selalu sangat ahli merusak kesenangan orang tapi Emma tentu lebih antusias dengan acara jamuan makan ini daripada acara manapun yang bisa menunggu.
Jika memang benar itu yang dikatakan Sean dan bukan hanya untuk mengganggu Lucca,Emma tentu akan menunda acara makan malam mereka karena itu bisa dilakukan lain waktu.
"Wah...sepertinya aku tersingkir begitu saja." kata Lucca memasang mimik sedih.
"Tapi aku akan sabar menantimu Emma,kau layak untuk itu." Lucca beranjak ke arah pintu dan meniupkan ciuman jauh ke arah Emma yang sedang menatapnya dengan tawa tertahan.
"Jangan ganggu kokiku,cari kokimu untuk kau rayu sana.Dasar pencuri."
"Sudah kukatakan berulang kali,kokiku adalah seorang pak tua berkebangsaan prancis berumur 50an.Kalau kau mau,ambil dia untukmu Sean,aku pilih Emma saja." Lucca mengedipkan matanya.
Emma sudah tak tahan dan mengeluarkan suara cekikikan.Akibatnya ia mendapatkan tatapan sengit dari Sean.Emma tak peduli dan melambai kearah Lucca.
"Oke,ingin makan siang apa?" Emma menunggu dan mendapati Sean mengamatinya,membuat Emma salah tingkah padahal di sekitar mereka masih ada tiga staf bagian dapur yang sedang mengurusi permintaan pelanggan hotel dan pura-pura tidak berminat dengan apa yang sedang terjadi di dapur.
"Apa saja akan kumakan,Emma." Akhirnya Sean bersuara dan memutuskan kontak mata.Sepertinya pria itu Agak gusar dan Emma tidak tahu apa penyebabnya.
"Oke, Sean.Untuk kali ini kita suguhkan untukmu kari Ayam bihun dan jika kau mau bihun juga bisa diganti nasi putih atau mungkin kau ingin yang lain?"
"Kari ayam bihun terdengar boleh juga."
Sean makan dengan lahap.Dalam sekejap ia mengosongkan mangkuk kari bihunnya.Sangat enak,puji Sean.Mendengar itu entah kenapa hati Emma menghangat.Seakan-akan pendapat pria itu sangat penting baginya.
Emma tersenyum simpul memandang ke arah Sean dari seberang meja dapur dan Sean memandanginya dengan tatapan membara yang membuat lutut Emma lemas seperti jelly.
Sisa hari itu dilalui tanpa sesuatu yang menarik,kecuali saat salah seorang pelanggan pria yang berwajah cukup tampan bersikeras ingin bertemu dengan chef cantik yang telah menyajikan nasi ayam hainan terenak di dunia.Membuat Emma harus berkelit dengan sopan saat pria itu meminta nomor teleponnya.
Chef cantik ? Darimana bermulanya sebutan itu ia dapatkan ? Emma menggeleng tersenyum sendiri membayangkan itu.
"Apakah tekanan pekerjaan yg menyebabkan kau tersenyum sendiri seperti orang gila?" Emma Memekik dan hampir menjatuhkan tas ranselnya.
Apakah pria ini sangat suka mengendap-ngendap dan mengejutkan orang seperti itu?!
"kau mengejutkanku Sean!" Emma melotot ke arah Sean yang memandang dengan mimik tak bersalah.
"Aku pikir kau sudah pulang."
"Ini memang mau pulang."
"Aku ingin kau menemaniku makan malam,sekalian anggap saja ini sebagai ungkapan tanda terima kasihku karena kau sudah bekerja sangat baik."
"Ini terdengar lebih seperti perintah daripada ajakan makan malam.Lagipula aku bekerja belum genap tiga bulan,itu berarti masa percobaanku belum selesai."
"Hm..aku bos di sini dan aku bisa sesuka hatiku mengajak makan malam karyawanku dan aku juga tak perlu meminta persetujuannya." Kata Sean tak sabaran.Sial...sekarang ia jadi terdengar seperti memerintah wanita itu daripada mengajaknya.
Emma hanya diam memandangi Sean.Tidak tau harus bersikap bagaimana menghadapi bos angkuh di depannya ini.Mencakar-cakar wajah tampannya tentu sangat menyenangkan,putus Emma kemudian.
"Ya,Sean...oke,aku bersedia.Memang betul yang kau katakan dan tentu saja tak ada yang boleh menentangmu." Jawab Emma sarkastis.
Sean menaikan alisnya sambil tersenyum penuh kemenangan.bagus wanita ini menyadarinya..
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Makanan chinese food yang dipesan mereka sungguh enak apalagi suasana tempat makannya menghadap pantai.Sean memesan melebihi porsi dua orang.Ada capchai,fuyunghai daging kepiting,sup nori,tauco udang galah,rajungan lada hitam.
Emma tak percaya mereka berdua dengan gagah berani melahap semuanya dan Emma menolak ketika Sean menawarkan makanan pencuci mulut padanya,perutnya hampir meledak.
"Nafsu makanmu seperti monster." Kata Sean takjub.Emma tahu Sean bermaksud meledek Emma dengan mengatakan itu karena seorang wanita selayaknya menahan keinginan makannya yang berlebihan.
Emma mengerang,hal tersulit yang tak sanggup ia lakukan adalah menahan nafsu makannya.
"Kau setan penggoda Sean,kau beri aku sesuatu yang tak bisa kutolak."
"Dan kau adalah si gadis berkerudung merah." seringai Sean membuat Emma tertawa.
"Berarti kau adalah si serigala jahat." Lalu mereka tertawa bersama.
Suasana begitu menyenangkan dan terkesan agak canggung menurut Emma karena biasanya mereka selalu saling mencakar,bukan diartikan secara harfiah tentunya.Biasanya mereka selalu saling melontarkan kata pedas dan Emma tidak mengerti kenapa bisa begitu.
Emma adalah orang yang sangat sanggup bergaul ramah kepada siapa saja selama ini. Kecuali menyangkut diri pria yang ada di hadapannya ini.
"Terima kasih untuk malam ini Sean,makanannya luarbiasa,tempatnya sempurna.Aku selalu menyukai pantai,bahkan pantai penangkap ikan sekalipun." Senyum Emma tulus dan Sean mendapati dirinya terpesona.
Terpesona ? Kata itu seperti menggema di dalam otaknya.
"Kita bisa sering ke sini kalau kau suka, hm ...maksudku, syukurlah jika kau menyukainya Emma." Apa kau sudah gila Sean? Sepertinya desakan dibalik resletingmu mengalahkan kewarasanmu!
Bagus..teruskan itu ...sang takdir memandang puas hasil campur tangannya malam ini...
Setelah makan malam berakhir Sean mengantar wanita itu pulang.Begitu sampai,Emma masih berdiri di tempat ia turun dan memandangi kepergian Sean sampai pria itu tidak terlihat lagi,baru ia berjalan masuk ke lift menuju apartemennya.
Emma membuka pintu dan mendapati dirinya hanya berdiam diri di situ.Apartemennya masih sama seperti tadi pagi ia tinggalkan,hanya entah kenapa malam ini terasa berbeda.Begitu kosong,sunyi ... Atau itu adalah ungkapan suasana hatiku saat ini?
Emma menyukai kebebasannya selama ini.Ia pernah menjalin beberapa hubungan tak berarti,selebihnya hanya pertemanan sesekali keluar makan,bersenang-senang dan tidak pernah berlanjut ke hubungan lebih serius.
Tapi kenapa malam ini wajah pria arogan itu merasuki pikirannya? Bersemayam dalam hatinya dan tak mau pergi.
Sungguh pemikiran yang tak pantas karena pria itu adalah atasannya.Emma merasa perlu terus mengingatkan dirinya tentang hal itu.
Ia menyadari semua itu tapi sering kali hatinya selalu goyah.Ia selalu mendapati dirinya sangat sulit untuk mengabaikan keberadaan Sean jika mereka sedang berada dalam satu ruangan dan itu berarti masalah besar untuknya.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
D᭕𝖛𝖎𖥡²¹࿐N⃟ʲᵃᵃ࿐
ceritanya baguss
2021-08-28
1