PART-2( penyangkalan merupakan wujud awal dari ketertarikan)

"Oke,Emma,aku memberimu tiga bulan masa percobaan.Jika dalam masa itu kau melakukan kesalahan walau sekali saja maka kau tersingkir,mengerti?Aku memberimu waktu untuk mempertimbangkannya tapi jika kau ingin mundur sekarang ..." Suara Sean tiba-tiba menghilang.

Ia tak percaya telah membiarkan mulutnya mengatakan itu semua padahal Jelas bukan ini yang ingin ia katakan.Kenapa otaknya bisa sekacau ini?

Sang takdir bernafas lega...Hampir saja kau melakukan kesalahan fatal sobat...

"Tidak,tentu saja aku tak ingin mundur.Kenapa aku harus melakukannya? Bukankah tujuanku datang kemari memang menginginkan posisi ini?Terima kasih,Sean.Aku akan memastikan Kau tak akan kecewa karena telah memilih aku." Kata Emma buru-buru sebelum pria itu menarik kembali perkataannya.

Sean mengangkat bahunya dengan sikap tak acuh.Mimik muka pria itu Sungguh menyebalkan.Ingin sekali Emma menuangkan sup jagung buatannya ke kepala pria itu.

Emma berusaha menahan senyumnya membayangkan mimik wajah pria itu saat sup jagung yang kental dan lengket menetes-netes dari atas kepalanya.

Binar di mata Emma dan antusiasme wanita itu mempengaruhi Sean dan wanita itu terlihat ingin melompat-lompat saking girangnya.Jelas sekali ia telah mempekerjakan seorang pemandu sorak untuk menjadi chef di hotelnya.

Emma berusaha terlihat tenang saat berjalan keluar dari ruangan dan langsung disambut tatapan ingin tahu olivia.

Ada apa dengan diriku? Kenapa keberadaan wanita itu begitu mengusik ketenangannya padahal bisa dibilang ia tidak mengenal wanita itu dan sangat yakin ini adalah pertemuan pertama mereka.

Tidak biasanya ia bersikap mengintimidasi seperti ini.Sean biasanya sangat ramah dan sikapnya sangat memesona semua orang,terutama para kaum wanita tentunya,renung Sean dengan senyum tersungging disudut bibirnya.

Tapi tidak dengan wanita yang satu ini.Sean memastikan bahwa ia akan terus mengawasi wanita itu.Sambil berjalan ke arah pintu keluar dan membukanya,Sean langsung tertegun.

Tepat di sana,wanita itu membelakanginya dan sedang melompat-lompat kegirangan sambil menceritakan sesuatu kepada Olivia yang sedang menatap dengan mata bulat penuh semangat.Sean jadi penasaran bagaimana mata wanita itu terlihat saat ini.

"Sedang merayakan sesuatu?" Mendengar suara Sean yang maskulin,Emma langsung berbalik dan terbelalak dengan mulut terbuka lebar.Muka Emma bersemu merah karena kedapatan bertingkah konyol.

Sean mendapati dirinya menikmati sikap Emma yang salah tingkah.Dia sungguh menggemaskan bukan? Apa..? Sepertinya Sean mulai berhalusinasi karena ia merasa yakin mendengar suara.Atau itu hanya suara hatinya yang terdengar?

"A-aku hanya mengatakan ke Olivia jika aku diterima." Emma memperlihatkan deretan giginya yang terawat ke arah Sean dan mengabaikan debaran jantungnya saat Sean menatapnya dengan tatapan gusar. kenapa pria itu harus menatapnya seperti itu? Apakah melompat-melompat sesuatu yang dilarang di sini?

"Selamat ya,sayang.Akhirnya aku terbebas dari sikap dia yang menyeramkan.Selama beberapa waktu dia telah membuat atmosfir kantor jadi seperti kastil berhantu.Buang jauh-jauh muka cemberutmu itu Sean,tak akan mempan untukku.Simpan energimu untuk hal yang lebih berguna,time to lunch ". Olivia mengedipkan mata pada Emma sambil berlalu,Emma bergeming,tak berani menatap Sean.

"Aku akan memanggil bu Mina.Dia bagian mengurus baju seragam kerja di sini.Kau bisa mulai mengepas badan dengannya untuk seragam kerjamu nanti,Emma.Setelah itu aku akan memperkenalkanmu sebagai kepala chef di hotel ini pada para pekerja di bagian dapur.Harapanku kau dapat berkerja sebagai team dengan mereka,ingat Emma,sekali saja kesalahan yang kau buat dalam kurun tiga bulan masa percobaanmu,aku tidak akan segan mencabut posisimu dan akan kuberikan ke orang lain."

"Siap, pak..!" Dengan gaya berlebihan Emma mengangkat tangannya meniru prajurit menghormat.Alis Sean terangkat sambil memperlihatkan senyum peringatan ke arahnya.

Di bawah seringai bodohnya,pria itu terlihat sepuluh tahun lebih muda.Sumpah! Kenapa aku sangat kacau hari ini?Emma mengernyit sambil menggeleng kuat.

"Satu jam waktumu untuk makan siang,Emma.Jangan telat,aku menunggu di kantor".Pria itu pergi dan meninggalkan Emma sendirian seperti orang linglung karena tak tahu apa yang harus dilakukan.Emma bahkan tak tahu arah mana menuju kantin karyawan.

Bagus...! Sambil mengentak kaki dengan kesal Emma mengikuti arah Sean menghilang tadi.Pergi ke mana mereka?Terkutuklah kau Sean!

Pria angkuh itu dengan sengaja meninggalkannya begitu saja dan menghilang bagaikan hantu penghuni kastil tua,rutuk Emma berusaha menahan diri untuk tidak meneriaki nama pria itu.

Tolong jangan mempersulit keadaan,kenapa tak membiarkan semuanya berjalan sesuai keinginanku,ratapan sang takdir tak digubris tapi ia tahu misi ini akan berhasil..hanya perlu waktu sedikit lebih lama ...

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Sean sengaja meninggalkan wanita itu tanpa arahan.Biar tahu rasa dia,kata Sean dalam hati sambil terkekeh.Merasa puas karena sudah melakukan kejahatan kecil terhadap wanita itu.

"Ada yang lucu,Sean? Lucca menatap ke arahnya dengan penasaran.Sean lebih awal kembali ke kantor karena ada yang mau Lucca bicarakan seputar penambahan fasilitas disalah satu cabang hotel milik mereka yang dikelola Lucca.

"Ada peristiwa lucu yang tiba-tiba membuatku teringat saja."Dalih Sean Sambil menyantap sisa makanan yang tadi dibuat Emma.

"Dapat dari mana semua ini,sepertinya enak." Sambil berkata Lucca mengambil sup jagung yang sudah dingin tapi masih tetap enak,kata Lucca yang biasa terkenal sangat teliti soal makanan.

"Dari koki yang baru aku wawancarai tadi pagi.Aku menyuruhnya membuat beberapa menu agar aku bisa menilai kualitas hasil masakannya." Sean menjelaskan bahwa dia sudah menerima Emma menjadi koki dihotel mereka dan semoga saja sang koki tidak membuat kesalahan fatal semisal membuat sebagian tamu mereka keracunan.

Lucca mengangkat alisnya dengan mimik seperti kucing yang mengendus adanya makanan lezat.Sedangkan Sean berusaha terlihat acuh tak acuh.

"Muda,sexy,berambut ikal,tinggi,memiliki suara merdu yang membuat kakakku tak kan bisa jauh-jauh dari ranjang kebanggaannya ..."Lucca memulai serangan pertamanya.

Sean diam sejenak menatap tajam adiknya. "Dia tidak ikal,Lucca.Dia ...". baru saja mau mengutarakan pendapatnya tentang sosok Emma,terdengar pintu diketuk dari luar dan sebelum Sean menjawab,Emma sudah langsung menerjang masuk.

Dua pasang mata menatapnya,yang satu penuh rasa ingin tau dan yang satu lagi menatap dengan sorot mata tak senang.Dalam benaknya Emma tak yakin sanggup menghadapi dua pria tampan sekaligus.Satu saja sudah membuatnya kewalahan tadi.

Emma tak tahu harus tetap bertahan berdiri di hadapan mereka atau segera berbalik dan lari keluar dari sini secepat kakinya sanggup membawanya pergi karena Sean jelas terlihat tak senang atas keterlambatannya.

Pria itu tentu akan menjadikan ini sebagai alasan untuk menekan Emma dan mengabaikan fakta jika Emma sudah memasakkan makanan enak untuknya.

Ia melirik sekilas ke arah meja dan dilihat dari piring kosong yang ada di atas meja kerja pria itu,seharusnya usahanya bisa dibilang berhasil.

"Maaf aku terlambat ...lima menit,Sean." Sambil melirik arloji,Emma berbicara dengan nafas memburu.

"Ini karena aku menghabiskan sebagian waktuku untuk menemukan kantin sialan itu!". Ups ...! Emma ingin mengigit lidahnya sendiri karena telah melontarkan kalimat yang sepertinya membuat senang si pria asing dan membuat cemberut si pria angkuh.

"Sepertinya kita belum pernah bertemu karena jika pernah,aku tentu tak akan melupakan wajah secantik dirimu.Tolong perkenalkan kami, Sean. " Kata Lucca sengaja mengganggu Sean.

Ia senang melihat tingkah abangnya yang cemberut dan menatap penasaran ke arah wanita menarik yang ada di hadapan mereka.Emma langsung menyukai pria asing yang berdiri di samping Sean,terlihat lebih ramah dan tidak berbahaya.

"Namanya Emma,lagipula kalian bisa berkenalan sendiri.Tak perlu diriku yang mengenalkan kalian." dengus Sean sambil melotot ke arah Emma.

"Aku Lucca,senang mengetahui keberadaanmu Emma.Jika kakakku ini menyusahkanmu,jangan segan minta nomor teleponku sama Olivia.Aku berjanji akan segera datang menolongmu.Lihat saja wajahnya yang cemberut seperti itu.Selama ini hanya Olivia yang bisa bertahan dengan temperamennya.Jika akhirnya kau memilih mundur,tenang saja...aku akan berada di pihakmu.Jika perlu,kau bisa kuangkat menjadi chef di hotelku juga,Emma." Sambil mengedipkan mata,Lucca menyalaminya.

Emma berusaha menyembunyikan tawanya karena Lucca dengan berani terang-terangan menyinggung pria arogan bermata setajam belati itu.

"Terima kasih,Lucca.Senang bisa mengenalmu." Emma memamerkan senyum manisnya.Sean memberikan tatapan membunuh ke arah mereka.

"Oke Sean,aku masih banyak pekerjaan dan Emma bolehkah aku menghubungimu untuk sekedar keluar minum kopi ?" Sepertinya Lucca masih belum puas menggangu Sean.

Melihat mimik muka Sean yang kian gelap,Lucca melangkah cepat ke arah pintu sambil melambai ke arah Emma dan menutup pintu sebelum Sean melemparkan sesuatu ke arahnya.

"Tentu saja ,Lucca.. dengan senang hati." Sambut Emma dengan nada riang.Tak peduli jika Lucca tak bisa mendengarnya lagi.Setidaknya Emma bisa membalas Sean dan sedikit mengobati kekesalan hatinya.

"Kau telat!" Sembur Sean,seolah lima menit itu sudah sangat membuang waktunya yang berharga.Emma menghela nafas sebelum mulai menjelaskan kembali penyebab ia tak bisa tepat waktu.

"Maaf,Sean.Ini tentu tak akan terjadi jika...."

"sudahlah...yang namanya telat...ya,tetap disebut telat,apapun alasannya." Sean memotong pembicaraan Emma,sengaja tidak membiarkan wanita itu menyelesaikan kalimatnya.

Emma menelan kekesalannya dan hanya memandangi ujung sepatu pria itu.Mereka seperti dua orang yang bermusuhan dan saling siap menerkam.Pria itu berkata jika keterlambatannya itu tak bisa dijadikan alasan.

Oke,demi pekerjaan ini aku akan mengalah tapi untuk kali ini saja,kau paham? Dasar brengsek! Emma menatap Sean dalam diam.Apalagi yang bisa ia harapkan saat ini,selain hanya bisa memaki pria arogan itu dalam hati.Semoga keberuntungan berpihak padanya.Hanya Tuhan yang tau betapa ia menginginkan pekerjaan ini.

Apa betul mereka jodoh sejati? prilaku mereka jauh dari kemungkinan itu.. Sang takdir merasa putus asa tapi ia belum menyerah.. Karena jika ia menyerah,siapa yang akan melakukannya ..?

Ternyata bu Mina Adalah seorang wanita berumur sekitar 50-an.Luarbiasa ramah,murah senyum dan sangat keibuan,orang kantor memanggilnya Mom.

"Sayang,kau memiliki postur tubuh berlekuk yang bisa membuat para pria meneteskan air liur dan para wanita iri setengah mati.Sean sudah pasti memilihmu untuk pekerjaan ini.Persetan dengan masa percobaan tiga bulannya itu.Jika dia masih ragu pasti tak akan membawamu kemari menemuiku." Sambil memberi tatapan memuji wanita tua itu mengukur dan mencatat semuanya di buku.

"Menurutku terlalu kelebihan daging dan lemak,mom." Balas Emma dan dengan putus asa berusaha menahan nafas agar perutnya terlihat lebih rata dan berusaha mengabaikan bentuk bokong besarnya yang menyebabkan ia sering dihadiahi tatapan kurang ajar dari para pria hidung belang.

Tapi bu Mina terdengar tidak setuju dengan pendapatnya dan bersikeras menyuruh Emma mempertahankan bentuk tubuhnya yang sekarang.Untung saja pria arogan itu tidak ada disekitar mereka untuk menertawakannya.Pria itu terlihat sedang berbicara dengan salah satu karyawan di luar ruangan.

Selebihnya hari itu Sean membawa Emma mengunjungi bagian dapur.Sean mengabaikan fakta jika itu bukan tugasnya karena biasanya itu tugas Olivia.

Tapi kenapa kali ini kau merasa perlu merepotkan diri ?Sean mengabaikan suara hatinya dan memperlihatkan ruang bagian penyimpanan bahan makanan yang sangat besar yang tadi sepintas dilihat Emma saat Olivia membawanya ke dapur.

Semua tersusun sangat rapi mulai dari aneka bumbu dapur,tempat penyimpanan sayur-sayuran dan tempat penyimpanan bahan makanan beku seperti daging ayam,sapi dan aneka makanan laut.Lalu kemudian Sean memperkenalkan Emma sebagai kepala chef yang baru kepada para karyawan di sana.

Emma begitu antusias dan berbinar-binar menatap Sean ketika pria itu membawanya ke bagian restoran yang sangat luas dan mewah dan memberitahunya jika Emma diberi wewenang penuh untuk mengurus semua hal menyangkut dapur dan keseluruhan restoran mereka,semua berada dibawah pengawasan Emma.

Sean terpana menatap ke dalam mata Emma yang berwarna coklat gelap.Pupil mata wanita itu membesar dan menjadi lebih gelap saat ia sedang bersemangat.Sean terkejut menyadari gairah yang menerjangnya padahal wanita itu tak melakukan apapun untuk membuatnya bergairah. Ada apa ini..?

"Aku sudah tidak sabar ingin memulai." Kata Emma sambil menggosok tangannya dengan penuh semangat. "Aku sangat berterima kasih untuk pekerjaan ini Sean,sungguh." Tatapan Emma yang berbinar dan tawa senangnya membuat Sean terpaku dan tersesat.

Mengapa aku tidak bisa mengalihkan tatapanku,terhipnotis,tak berdaya dibawah tatapan penguasa Golden Squard.Emma bersumpah bisa melihat pantulan dirinya di pupil mata Sean yang sekarang menunduk menatapnya.

Ada apa dengan wanita ini yang membuatku sangat terusik?Tinggal sejengkal lagi maka aku dapat menggapai bibirnya ....

"Hai Sean,lama tak berjumpa,tumben bos besar turun lapangan hari ini." Seorang pria melambaikan tangan dan menghampiri mereka.

"Hai ,James.Lama tak bersua." Balas Sean Sambil bersalaman dan menepuk pelan punggung pria itu.

"Aku membawa Cynthia makan siang di sini,kami baru saja mau pergi." Sambil mengangguk membalas senyuman Emma.

"Emma Adalah koki baru kami, James."

Sambil menyalami Emma dengan ramah,James bercakap-cakap sebentar dengan Sean lalu pria itu berpamitan pada mereka.

"Ehm..secara garis besar aku sudah menunjukkan padamu kondisi tempat kau bekerja.Peraturan kerjanya kau juga sudah tau.Selebihnya akan ku serahkan padamu Emma,lakukan yang terbaik karena aku tidak mau mendapatkan yang kurang dari itu,kau mengerti?" Sean memandangi bibir wanita itu dan mendapati dirinya sulit berkonsentrasi.Ia yakin ada yang salah dengan bibir wanita itu karena ia tak sanggup mengalihkan pandangannya.

Pasti sangat menyenangkan jika bisa mendaratkan bibirnya dengan keras disitu,ya ..tepat di situ ...

"Siap bos besar!" Dengan setengah bercanda Emma menengadah menatap Sean yang tingginya paling sedikit 25cm darinya.

"Jangan pernah berpikir untuk memanggilku dengan sebutan itu Emma,atau kau akan tahu akibatnya." Suara Sean pelan sarat peringatan.

Dan kau pikir aku takut dengan ancamanmu?Ohh,yang benar saja.Emma tak peduli,hatinya sedang bernyanyi riang karena pekerjaan yang ia inginkan kini jatuh ke pangkuannya.

Gangguan yang tak diperhitungkan Tapi sang takdir bisa merasakan dua arus mulai saling bersinggungan ...

Hari pertama kerja penuh semangat.Banyak pesanan untuk makan siang yang harus diselesaikan.Emma senang karena bisa sibuk sepanjang hari.Memberi ia kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya dan sekarang ia sedang menuju kantin karyawan.

Tanpa berhenti ia langsung berbelok ke kiri dan langsung berakhir dalam pelukan sepasang lengan kokoh, beraroma wangi memabukkan.Terasa begitu nyaman ....

"Anda beraroma bawang dan daging panggang ,Emma."

Emma terlonjak dan langsung melepaskan diri.Wajahnya merona menyadari bisa-bisanya ia terhanyut dalam pelukan seorang pria di lorong tempat kerjanya! Oh ,Tuhan.Apakah tadi ia juga menyuarakan sesuatu seperti nyaman dan memabukan ?! Siapa yang menyelipkan pikiran itu ke otaknya? Sungguh memalukan jika Sean sampai tahu apa yang dipikirkan Emma tentang dirinya.

"Terima kasih.Aku anggap itu pujian,bos besar." Dengan sengaja Emma membalasnya.Sean menyipitkan mata memberikan tatapan peringatan,Emma menengadah dengan tatapan menantang sambil bersidekap.Jangan biarkan dia mengintimidasimu,itu yang dikatakan Olivia.

"Perlu kuingatkan,sepertinya kau lupa kalau kau bekerja padaku Emma." Suara Sean penuh ancaman.Aku tak takut,pria itu tak bisa memecatku.

"Dan sepertinya kau juga lupa ,jika kau membutuhkanku,Sean." Balas Emma dengan berani.

"Kau tidak tau apa yang kubutuhkan Emma,suatu saat nanti akan kutunjukan apa yang kubutuhkan." Dengan sengaja Sean memberi penekanan pada setiap ucapannya sambil mengamati bibir Emma.

Tanpa sadar Emma menjilati bibirnya.Sialan kau,Sean! kau pikir bisa mengintimidasi aku dengan cara seperti ini.Mungkin berlaku untuk wanita lain tapi tidak berlaku untukku.

"Kenapa kau bisa terlihat tidak pada wilayah yang semestinya?"

"Tepat sekali kau bertanya,karena mencarimu tentu saja.Tolong masakan sesuatu yang enak untukku,Emma.Lambungku tidak cocok dengan makanan kantin dan tolong antarkan ke ruanganku."Sean memberikan senyum manisnya.

Emma berusaha tak terpengaruh,entah kenapa dari sejak awal Emma tidak bisa mempercayai manusia gua ini,tidak sama sekali.Pria itu memang sengaja menguji kesabarannya.

Tapi jika dipikir ulang,Sean memang berhak memintanya.Jadi lebih baik ia segera menyelesaikan permintaan bos manja ini agar ia bisa melanjutkan makan siangnya yang tertunda.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

"Ini adalah nasi ayam special,salah satu menu yang rencananya akan aku perkenalkan sebagai menu baru di restoran kita karena aku melihat restoran kita sangat sedikit menyediakan menu chinesefood,aku yakin kau tak keberatan. " Emma tersenyum meyakinkan.

"Oke,silakan." Jawab Sean sambil melipat tangan.

Memandangi wanita ini menggerak-gerakkan tangannya sambil berbicara dengan suara khasnya yang agak serak bukanlah sesuatu yang mudah.Sean harus menahan diri untuk tidak berdiri dan menarik wanita itu lalu menciuminya dengan sepuas hati.

"Nasi ayam ini dilengkapi dengan telur kecap yang direndam dalam kecap manis selama beberapa malam agar aromanya meresap.Ayam saus tiramnya lembut karena di presto dan nasinya dicampur minyak wijen dan jahe menghasilkan aroma khas oriental.Silakan bos besar dan semoga berkenan." Ucap Emma penuh semangat dan tak tahu dirinya telah membuat pikiran atasannya terusik.

Sean lalu berdiri,ia bahkan tidak menoleh sedikitpun pada makanan yang telah dibuat Emma dengan susah payah tapi malah berjalan perlahan ke arah Emma seperti hewan pemangsa yang sedang mengamati buruannya.

Emma bergeming,nafasnya terdengar memburu.Kenapa kakinya seperti dipaku ke lantai tempat ia berpijak?

Emma menahan nafas saat Sean berdiri dengan jarak yang begitu dekat sampai-sampai Emma bisa merasakan hembusan nafas pria itu.

"Apakah aku sudah pernah memperingatimu tentang masalah panggilan bos besar?" Tanpa peringatan Sean langsung menutup jarak mereka dan tidak memberi jeda untuk Emma menjawab apalagi menyadari apa yang dilakukan Sean berikutnya.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Terpopuler

Comments

Mel Rezki

Mel Rezki

masih like thor

2021-07-31

1

Nining Sari Nengsih

Nining Sari Nengsih

mampir aku thor cerita nya bagus

2021-07-24

2

Fitri Kusuma

Fitri Kusuma

ceritanya sangat menarik tp knp yg baca ga ada yg noleh ya....

2021-07-21

2

lihat semua
Episodes
1 Part-1 (kau akan mengenalinya sebagai cinta pada detik pertama kau menatapnya)
2 PART-2( penyangkalan merupakan wujud awal dari ketertarikan)
3 PART-3 (ciuman yang menggetarkan datang dari pria yang tepat)
4 PART-4 (wanita yang pandai memasak jelas akan memenangkan hati pria pilihannya)
5 PART-5 (terkadang dibutuhkan pihak lain untuk membuatmu menyadari keberadaannya)
6 PART-6 (kecupan singkat bisa memabukkan tapi bukan berarti kau rela mengakuinya)
7 PART-7
8 PART-8 (pepatah mengatakan,jangan pernah mengabaikan suara hatimu)
9 PART-9
10 PART-10 (sering orang sulit membedakan antara cinta dan benci)
11 PART-11 (seribu satu alasan utk membawanya kian dekat kepadamu)
12 PART12(biarkan mengalir seperti air,kau akan terkejut dengan apa yang menantimu)
13 PART-13(hatimu mulai tergerak,suasana romantis yang mendukung,tunggu apa lagi)
14 PART-14( cemburu itu penting,menandakan adanya cinta.Asal kau mau mengakuinya)
15 PART-15
16 PART-16
17 PART-17 (cinta itu......)
18 PART-18 (hrgilah seblm cinta itu berpaling darimu)
19 PART-19 (kemarilah,biar kutunjukkan sebesar apa cintaku)
20 PART-20 (cinta datang terlambat)
21 PART-21(merasakan arti kehilangan
22 PART-22 ( jika jodoh, tak akan lari jauh)
23 PART-23 (selalu ada cara lain untuk menunjukan perasaanmu)
24 PART-24 (Hati-hati dengan jebakanmu karena hal itu akan berbalik memerangkapmu)
25 PART-25
26 PART-26 (butuh sedikit pelajaran untuk membuatmu menyadari keberadaannya)
27 PART-27
28 PART-28 (Meraihmu dan tak akan melepasnya walau sampai kapanpun?
29 PART-29 (mengikatnya dan menjadikannya milikku)
30 PART-30 (Menikahlah denganku ! )
31 Part-31(Kita adalah satu dan cinta kita berlaku untuk selamanya)
Episodes

Updated 31 Episodes

1
Part-1 (kau akan mengenalinya sebagai cinta pada detik pertama kau menatapnya)
2
PART-2( penyangkalan merupakan wujud awal dari ketertarikan)
3
PART-3 (ciuman yang menggetarkan datang dari pria yang tepat)
4
PART-4 (wanita yang pandai memasak jelas akan memenangkan hati pria pilihannya)
5
PART-5 (terkadang dibutuhkan pihak lain untuk membuatmu menyadari keberadaannya)
6
PART-6 (kecupan singkat bisa memabukkan tapi bukan berarti kau rela mengakuinya)
7
PART-7
8
PART-8 (pepatah mengatakan,jangan pernah mengabaikan suara hatimu)
9
PART-9
10
PART-10 (sering orang sulit membedakan antara cinta dan benci)
11
PART-11 (seribu satu alasan utk membawanya kian dekat kepadamu)
12
PART12(biarkan mengalir seperti air,kau akan terkejut dengan apa yang menantimu)
13
PART-13(hatimu mulai tergerak,suasana romantis yang mendukung,tunggu apa lagi)
14
PART-14( cemburu itu penting,menandakan adanya cinta.Asal kau mau mengakuinya)
15
PART-15
16
PART-16
17
PART-17 (cinta itu......)
18
PART-18 (hrgilah seblm cinta itu berpaling darimu)
19
PART-19 (kemarilah,biar kutunjukkan sebesar apa cintaku)
20
PART-20 (cinta datang terlambat)
21
PART-21(merasakan arti kehilangan
22
PART-22 ( jika jodoh, tak akan lari jauh)
23
PART-23 (selalu ada cara lain untuk menunjukan perasaanmu)
24
PART-24 (Hati-hati dengan jebakanmu karena hal itu akan berbalik memerangkapmu)
25
PART-25
26
PART-26 (butuh sedikit pelajaran untuk membuatmu menyadari keberadaannya)
27
PART-27
28
PART-28 (Meraihmu dan tak akan melepasnya walau sampai kapanpun?
29
PART-29 (mengikatnya dan menjadikannya milikku)
30
PART-30 (Menikahlah denganku ! )
31
Part-31(Kita adalah satu dan cinta kita berlaku untuk selamanya)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!