MIRANDA
Cerita ini hanya fiktif belaka resmi dari buah pemikiran penulis.
Jika terdapat kesamaan nama tokoh, tempat dan alur cerita, itu adalah kebetulan semata tidak ada unsur sengaja atau menjiplak dan mohon maaf jika terdapat kesalahan nama tokoh, tempat dan penulisan, karena penulis masih amatiran yah guys!
Jika kalian suka
Please! Langsung Vote, like, gift, comment, star 5, favorit.
Follow Instagram; @sarahmai_07
Jika tidak suka
Mohon skip dan tinggalkan saja (stop bully).
Hanya menerima saran dan kritik bersifat membangun (positif).
***
Aku Miranda Putri, gadis desa yang baru saja beranjak 18 tahun yang harus terpaksa menikah dengan seorang pria di kampung ku, bernama Rangga Dewa. Ia seorang pengangguran yang baru saja lulus dari salah satu universitas di kota kami. Seorang pria yang tidak begitu aku kenal, kami juga tidak pernah berkomunikasi, hanya sekedar mengetahui bahwa ia salah satu pemuda yang kuliah di kampung ku, karena aku gadis yang lebih sering memilih di rumah dari pada berkeliaran di luar. Beberapa kali kami pernah berpapasan, tetapi tidak saling tegur dan aku merasa lelaki itu sering memperhatikan ku dari kejauhan, terkadang membuat aku tidak nyaman juga merasa takut.
***
Sumur belakang rumah Miranda sedang mengalami perbaikan. Miranda terpaksa menyuci ke sungai. Hari itu ia kesiangan pergi ke sungai sehingga para ibu-ibu dan gadis di desa sudah lebih dulu pulang. Miranda terlihat menyuci sendiri dan mandi. Ia pun tampak terburu-buru karena merasa khawatir berada sendiri di area sungai dan tanpa Miranda sadari, terlihat di kejauhan dua pasang mata sangat fokus menyoroti tubuh yang molek itu. Posisinya berada di balik pohon dan rerumputan. Sosok lelaki yang berdiri fokus sambil asyik mengisap satu batang rokoknya. Lelaki itu juga terus menunggu sampai Miranda selesai menyuci dan mandi. Miranda pun bergegas pulang membawa cucian di dalam bakul bambu dengan memakai selendang batik yang membalut tubuhnya, serta kardigan kecil menutupi bahunya.
(Miranda yang tinggal dengan kedua orang tuanya dalam keluarga yang sangat sederhana, ibunya seorang penjual tape ubi, kue-kue an dan sarapan pagi di desa itu. Ayahnya seorang guru SD. Sang ayah memilih pensiunan dini akibat sakit struk yang ia derita dan 3 bulan lalu sudah pergi meninggalkan istri dan anak-anaknya untuk selama-lamanya. Miranda memiliki satu orang kakak laki-laki yang kehidupannya pun tidak kalah susah. Selain membantu ibunya dalam membuat tape, kue dan berjualan. Sesekali gadis desa itu mengasuh balita yang titipkan orang tuanya di rumah Miranda.)
Saat Miranda sudah terlihat naik dari aliran sungai. Seorang pria tiba-tiba mendekapnya sangat kuat dari belakang lalu menutup kuat mulut Miranda hingga bakul cucian wanita itu terjatuh.
"Emmm...emmm...emmm!" Teriakan sang gadis dalam dekapan tangan mulut sang pria.
Miranda terus meronta-ronta melepaskan diri namun tenaga pria itu sangat kuat dan begitu bernafsu menariknya ke sebuah gubuk kosong.
"Lepaskan aku jangan...hiks...hiks...ka...kamu Rangga kan, mau apa kamu?" hentak Miranda dalam tangis ketakutan.
Pria itu hanya tersenyum sinis dan langsung membuka cepat kaosnya.
"Bagaimana kalau kita bersenang-senang siang ini, menikmati indahnya surga dunia!" Kata Rangga terus mendekati Miranda.
"Tidak...tidak...Pergi kamu, jangan ganggu aku...tolooooo.....oop" Rangga langsung menutup mulut Miranda dan mengeluarkan pisau lipatnya yang tajam berkilau.
"Jika kau berteriak lagi, aku akan membunuhmu dan juga orang tuamu!"
"Jangan...jangaan...hiks...hiks... Aku mohon!" Pintanya penuh harapan.
"Lepas selendang mu, cepat!" Bentak Rangga.
Mendengar kata bunuh, gadis itu pun ketakutan merasa pasrah dengan keadaan.
Dan.
Akhirnya.
Merekapun melakukan hubungan suami istri. Terlihat Rangga begitu rakus melakukan aksi bercintanya.
"Aaarkh!"
"Lagi sayang!" ucap Rangga yang otaknya hanya dipenuhi *****.
"Aaarkh!" ******* Rangga yang begitu menikmati tubuh sang gadis sampai matanya terlihat merem melek, tetapi sang gadis bukannya merasakan kenikmatan melainkan rasa sakit yang luar biasa saat dimana keperawanannya pecah untuk pertama kali, begitu juga dengan Rangga yang melepas keperjakaannya.
Kejadian itu tidak hanya terjadi sekali saja, Rangga Dewa ketagihan dengan tubuh Miranda, ia memaksa Miranda melayani ***** birahinya sampai berkali-kali. Jika wanita itu menolak, Rangga selalu mengancam akan membunuh dirinya dan ibunya.
Gadis yang masih terlalu muda itu merasa takut dengan ancaman Rangga, ia hanya bisa diam, menutup mulutnya.
Hari demi hari, Miranda mengurung diri di kamar setelah mengetahui ternyata dirinya hamil. ia hanya dihantui rasa takut dan malu bercampur bingung, hingga wanita itu berniat diam-diam ingin mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. Beruntung! Sang ibu mendapati hal itu. Melihat aksi konyol Miranda, sontak Narwati, ibu Miranda menjerit histeris dan berhasil menyelamatkan putrinya.
Akhirnya Miranda menceritakan apa yang sudah ia alami. Karena Ayah Miranda sudah lama meninggal. Narwati mengadu kepada Agus, kakak kandungnya. Sontak Agus, sang paman naik pitam mendengar keluhan dari adiknya. Ia langsung bergegas mencari pemuda bernama Rangga yang kala itu duduk-duduk santai dengan teman-temannya di warung sambil bermain game, online dengan menggunakan WiFi di desa itu.
"Dasar kau pria bajingan!" Bentak sang paman langsung menyeret Rangga dan menghajar geram pemuda yang berusia 24 tahun itu. Rangga sempat melawan. Tetapi akhirnya ia menerima jika dirinya memang bersalah.
***
Desa Semangi (inisial) pun di buat heboh dengan kejadian itu, terutama keluarga Rangga yang di pandang baik.
"Prak! Buat malu saja kau, anak tidak tau diri, percuma di sekolahkan tinggi-tinggi!" tampar kuat Ayah Rangga membuat pemuda itu hanya bisa menunduk saja.
Akhirnya kedua keluarga sepakat menikahkan pasangan yang tergolong masih muda dan berjiwa labil. Miranda yang masih terlihat belia berusia 18 tahun sedangkan Rangga 24 tahun. Rangga adalah seorang pengangguran yang baru saja menyelesaikan kuliahnya, ia sama sekali tidak memiliki uang sepeser pun untuk menikahi Miranda bahkan menafkahi sang istri. Semua biaya Akad pernikahan dan acara resepsi yang sangat sederhana itu ditanggung oleh orang tua Rangga.
***
Satu bulan berlalu.
Miranda mengalami keguguran. Dari sejak itu ia semakin membenci suaminya yang malas bekerja namun tak lupa meminta jatah malam dengannya. Rangga hanya suka duduk di warung dengan leptop nya, bermain game online sesekali ia mencari lowongan kerja. Miranda sering mengadu kepada ibu mertuanya dan ingin meminta cerai dengan Rangga karena jarang menafkahi dirinya.
Rianti ibu Rangga mencoba menenangkan hati sang menantu. Sebagai ibu ia merasa malu dengan kelakuan putranya.
"Sabar yah Mir! Ibu dan Bapak juga sudah lelah bicara dengannya. Rangga itu memang anak keras kepala dan sedikit manja, tidak terbiasa kerja-kerja di lapangan, tapi dia sebenarnya baik kok! Omelin saja dia setiap hari. Kamu Ndak usah takut."
"Sudah setiap hari di omelin Bu, Mira bosan, kadang-kadang malu jika di dengar tetangga!"
Rianti menatap lesu wajah menantunya.
"Satu tahun jika Rangga tidak berubah, kau boleh meminta cerai," janji sang mertua.
Miranda hanya terdiam menunduk kepalanya.
"Ini ada sedikit uang, ambil lah."
"Tidak usah Bu! Miranda malu meminta uang terus."
"Tidak apa-apa! Ambillah, tapi jangan katakan pada Rangga yah!"
"Terima kasih yah Bu" Miranda mencium tangan ibu mertuanya dengan mata berkaca-kaca.
Ibu Rangga sangat menyukai Miranda menjadi menantunya. Wanita yang baik, sederhana dan sangat sopan, berbeda dengan gadis-gadis di kampung itu.
Miranda terpaksa menjaga anak tetangganya yang ibunya fokus bekerja. Ia sangat sayang kepada anak-anak karena merasa jika setiap anak yang dia asuh adalah anaknya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
🌹🪴eiv🪴🌹
aku disini,,sudah lama nangkring di beranda baru sempet baca
kayaknya seru ini
2023-05-11
1
Wati_esha
Ngulang baca, dulu sempat baca sampai 92 .. tapi lama ditinggal.
2021-12-20
0
🍃gιмϐυℓ 📴
Miris banget sih nasib Miranda 🤧🤧🤧...
2021-12-19
1