Empat Bulan berjalan.
"Assalamualaikum," Rangga yang malam itu baru saja pulang dari warung, langsung bergegas membuka tudung saji di atas meja makan.
"Mir! Kamu enggak masak?" tanya Rangga dengan santai.
"Mau masak pakai apa? Pakai Batu?" hentak sang istri yang begitu emosi melihat suaminya pulang.
"Pakailah uang kamu dulu, kan kamu ada gaji!"
"Mas! kamu pikir gaji aku besar, buat makan kita sehari-hari itu tidak cukup!"
"Hadeh!" wajah Rangga memelas.
"Makanya kamu kerja mas, kamu kerja, kerja yang menghasilkan uang!" ucap tegas Mira dalam raut memohon.
"Iyah ini aku lagi cari kerja?"
"Cari kerja??? Seharian kamu hanya nongkrong di warung saja, itu cari kerja namanya?"
"Haduh, dasar cewek kampung yang enggak kuliah emang begini, pikirannya kolot plus bego, cari kerja itu bukan harus mondar-mandir, dodol! Dari laptop juga bisa. Di warung ada wifi, selain lebih efisien, hemat tenaga dan minyak bensin motor juga tidak cepat habis, paling cuma modal secangkir kopi Bi inur. Aku lagi berusaha menjual disain gambar bangunan ku di internet, yah kamu sabar dong. Nanti kalau gambar ku sudah laku, semua uangmu yang terpakai untuk biaya rumah tangga kita, pasti akan aku ganti!" kata Rangga yang tidak terima dengan hentakan Miranda.
"Mas! Aku capek dengan alasanmu yang itu-itu saja. Jual gambar-jual gambar lah. Janji itu sudah aku terima sejak kita menikah dan sampai sekarang belum ada hasilnya, satupun gambar mu tidak ada yang laku, memangnya. Perut ini sanggup menahan lapar berbulan-bulan?"
"Haduuh! Kamu bisa enggak sih, enggak ngomel satu hari saja, telingaku serasa ingin terbakar," Rangga menggosok-gosok telinga lalu duduk di meja makan dan mengambil gelas untuk minum.
"Mas! Sudah lah menjual gambar mu itu, bekerja yang pasti saja, yang jelas menghasilkan uang. Contoh nya jual Rujak keliling, bakso bakar, kuli bangunan atau apa lah yang bisa menghasilkan uang sambil menunggu gambar mu itu laku?"
"What's, Hei...Aku ini Sarjana, jurusan Arsitek lagi, Hais! Yang benar saja harus jualan keliling? kuli bangunan? Kamu punya otak enggak sih, nyuruh aku bekerja seperti itu!"
"Mas, selain kau sudah memperkosaku, tidak menafkahi ku, lalu apa lagi? Memangnya aku ini salah apa kepada mu? aku ingin cerai denganmu! Aku capek," Kata Miranda sambil meneteskan airmata.
"Haduuh, Miraaa... Aku bakalan cari uang, sudah tenanglah! Sekarang aku mau makan, aku ini suami kamu, bukan kaleng-kaleng."
"Hiks...Hiks...!" Rengek Mira yang lelah bertengkar masalah uang belanja. Keduanya tampak akur dan damai saat beraksi kuda-kudaan di atas ranjang saja.
"Di dekat kompor ada kerupuk dan garam, aku juga makan itu tadi!" kata Miranda langsung masuk ke dalam kamar membanting pintu.
"Hah? Kerupuk dan garam?" ucap Rangga dalam raut terbengong.
"Arrrgh!" Garuk-garuk kepala.
Pria itu bangkit lalu pergi lagi bersama sepeda motornya menuju rumah ibunya.
***
"Assalamualaikum!" Rangga langsung masuk ke rumah ibunya menuju dapur.
"Wa'alakumsalam, Rangga!" ucap sang Ibu merasa kaget dengan kehadiran putranya.
Rianti mengontrak kan rumah buat Rangga dan Mira di desa itu.
"Bu! Ada lauk?" Langkah Rangga menuju meja makan dan membuka tudung saji.
Melihat sepiring semur Ayam dan sambal terasi. Air liur Rangga seakan ingin tumpah. Ia pun bergegas ke dapur mengambil piring dan makan dengan sangat lahap.
"Cek...cek...cek!" decap Rianti sambil geleng-geleng kepala melihat Rangga datang kerumahnya hanya untuk makan.
"Jadi kau datang ke rumah Ibu hanya untuk makan? Apa di rumah mu tidak ada lauk?" Sang ibu langsung bertanya to the poin.
"Tadi sekalian lewat, jadi singgah sebentar, Rangga rindu masakan ibu tersayang...Hehehe!" jawab Rangga dengan wajah cengengesan.
"Jangan bohong kamu!"
Rangga terdiam
"Mira enggak masak!" Jawab Rangga masih mencari alasan mulutnya penuh sambil menguyah makanan.
Rianti dengan sabar menunggu sang anak selesai makan. Lalu kembali menginterogasi putranya.
"Jawab yang jujur Rangga? Kau tidak memberi uang belanja kepada Mira!"
"Bu! Ini Rangga lagi berusaha cari kerja, semua disain-disain bangunan, mulai dari Interior Ruangan, Taman, Gedung, Apartemen bahkan Mall sudah Rangga gambar dan kirim ke beberapa investor besar, tinggal menunggu salah satu nya jebol saja, setelah itu masalah uang belanja, uang dandan, uang jalan-jalan apalah akan Rangga penuhi!"
"Ibu ngerti Nak! Tapi Kamu paham tidak? apa arti sebuah pernikahan?"
Rangga terdiam.
"Bukan hanya sekedar melakukan seksual, tawa canda bersama. Kau wajib menafkahi istrimu apapun itu, bahkan agama Islam sangat tegas menyatakan jika selama 6 bulan berturut-turut suami tidak menafkahi istrinya ia boleh memintai cerai!
Mira sudah katakan, dia tidak pernah melarang kamu untuk mengerjakan proyek mu itu, tapi ia butuh uang untuk makan kalian sehari-hari, itu saja! Kamu kerja lah, apa yang bisa kamu kerjakan. Jangan gengsi nak! kita tidak hidup dari penilaian orang lain. Asal kau dan Miranda bisa saling mendukung, itu sudah lebih dari cukup, Allah akan membuka pintu rezeki buat kalian!"
"Dia punya uang tapi dia pelit mengeluarkannya!" Jawab Rangga.
"Tidak, dia tidak punya uang! Kamu pikir gaji momong anak itu berapa? Ini kampung! Bukan kota, sekarang itu apa-apa mahal, harga uang kecil!"
"Huuft ribet banget sih!"
"Makanya kamu jangan memperkosa anak orang, kalau belum siap bertanggung jawab! Untung Bapak mu sudah tidur, kalau belum pasti dia bawa klewang buat usir kamu!"
"Yah, sudah lah Bu, Rangga pulang. Nanti kalau gambar Rangga sudah laku, jangan kan semur ayam, ibu minta semur unta juga Rangga akan penuhi!"
Setelah kenyang Anak lelakinya pun pergi begitu saja.
Si Ibu hanya bisa mengelus dada dan geleng-geleng dengan tingkah kekanak-kanakan putranya.
***
Sesampai di rumah, malam itu tepat malam Jum'at. Rangga pun mandi bersih dan harum, ia sangat bahagia jika hari Kamis telah tiba, maka malam Jum'at pun datang, sebagai malam wajib dalam bercinta dengan istrinya.
"Yank kita main yuk, malam Jum'at nih!😁" bisik lembut Rangga di telinga Miranda.
"Aku lapar, enggak punya tenaga!" Jawab Mira dalam kondisi mata terpejam membelakangi Rangga.
"Kalau kenyang, kamu mau!"
"Mm!" Jawab simpel Mira.
Rangga yang sudah sangat ingin bercinta dengan sang istri akhirnya mencari akal.
Ia pun bergegas menelpon temannya.
"Bro (Alfin) bisa pinjem uang?"
"Haiis, Hidup Lo cuma bisa pinjam uang doang!"
"Kan aku balikin, besok langsung aku bayar, tenang lah?"
"Awas kalau enggak kau bayar, kau tau lah istriku, 50 rupiah pun di audit!"
"Aargh! Takut istri kali kau bro!"
"Malas bertengkar! Perempuan kalau sudah ngomel, pagar besi pun serasa ambruk!"
"Iyah udah aman itu, kita jumpa di simpang depan yah!"
"Iyah!"
Demi ingin mendapat jatah dari sang istri, malam itu, Rangga keluar menemui Alfin untuk meminjam uang buat beli makanan Miranda.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Hijrah
mau sedih eh malang ngakak 🤧😂
2022-12-06
0
Cut SNY@"GranyCUT"
Rangga mau enaknya aja..😃
2021-12-23
0
Suharnik
🤣🤣🤣🤣🤣🤦♀🤦🏾♀🤦♀🤦♀🤦♀
2021-12-21
0