Part 5-MRD

"Rangga...!" Panggil wanita berusia 40 Tahuan lebih.

"Ouh ibu!" Jawab Rangga malu-malu langsung mencium tangan ibu mertuanya.

"Kasih ke Mira yah, ini tape dan gemblong kesukaannya."

"Hehehe, kesukaan Rangga juga Bu!"

"Nak Rangga, nunggu siapa disini."

"Hehehe, biasa pekanan begini, ngojek disini Bu!"

"Alhamdulillah, semangat kamu bekerja yah, ibu selalu mendoakan rumah tangga kalian, agar selalu bahagia?"

"Amin! Oh Iyah, apa ibu mau pulang!"

"Iyah, Alhamdulillah semua dagangan ibu habis Nak!"

"Alhamdulillah, Rangga antar yah Bu!"

"Apa tidak merepotkan Nak Rangga!"

"Tidak lah Bu!" 

Rangga langsung bersigap menghidupkan sepeda motornya.

"Ini Rangga juga sudah mau pulang Bu! Sudah hampir Zuhur."

"Ouh! Baiklah, Ayo!" 

Rangga pun mengantar ibu mertuanya itu pulang ke rumah. Biasa Narwati naik becak dayung untuk pergi dan pulang berjualan.

"Beruntung juga si Mira punya suami seperti Rangga, baik dan ganteng!" Batinnya.

Narwati yang tidak pernah menduga jika Rangga sosok suami yang lebih banyak menghabiskan waktu di warung dengan menggambar dan bermain game, memberi uang belanja di bawah kata cukup. Wanita paru baya itu juga berpikir polos tentang putrinya baik-baik saja selama menikah dan pasti cukup mendapatkan nafkah bahkan lebih, mengingat besannya seorang pegawai lurah.

***

Sebelum pulang ke rumah, Rangga singgah ke rumah Alfin.

"Bro! Ni aku balikin hutangku!"

"Dapat berapa ente?"

"Seratus lima puluh ribu!"

"Uih banyak sob!"

"Lumayan lah, 100 bayar hutang, lebihnya buat Mira!"

"Kan masih siang? Kamu enggak narik lagi!"

"Aargh, sudah lah, capek, panas, lagian, pekanan juga mau tutup, aku mau menggambar disainku lagi di warung."

"Mau menggambar atau download video syur?"

"Semprul!"  jitak Rangga di kepala Alfin!"

Keduanya pun memang saling menjitak dan tertawa.

"Aku cabut dulu! Besok aku hutang lagi yah!" Teriak Rangga melambaikan tangannya lalu pergi dengan sepeda motornya.

"Dasar lu, Rangga-rangga!" ucap Alfin geleng-geleng kepala melihat tingkah pecicilan temannya itu.

Rangga begitu santai menjadi peran seorang suami. Ia terlihat belum puas menikmati masa kesendiriannya.

***

"Assalamualaikum!

Beib, Suami mu pulang nih!" teriak kecil Rangga.

"Wa'alakumsalam!" Jawab Mira dengan wajah sendu.

"Makan yuk!" Ajak pria itu dengan senyum menggoda.

"Mas dari mana saja?" tanya Mira masih dalam raut sedih.

"Cari duit lah buat kamu!" Jawab santai Rangga melengketkan satu lembar uang lima puluh ribu di dahi Mira.

"Hah!" Wanita itu tersenyum kecil.

"Giliran bawa uang baru senyum."

Keduanya pun makan bersama di atas meja. Tampak Mira terlihat tidak begitu selera makan.

"Kenapa? Apa kurang enak, ini warung nasi yang paling mahal aku beli?"

"Enak!" Jawab lambat Mira.

Rangga terdiam dan melanjutkan makannya dengan lahap.

Suasana hening sejenak

"Mas, coba tanyak Mas Andi tetangga kita sebelah, ada lowongan kerja enggak di tempatnya, dia juga banyak sampingan! Siapa tau Mas Rangga bisa ikut kerja dengannya. Mas Andi itu sangat rajin bekerja, jadi semua keperluan keluarganya bisa terpenuhi dengan mewah!"

"Kenapa? Si Tanti memamerkan lagi, apa yang ia beli?"

Mira langsung terdiam.

"Mir! Rezeki orang itu beda-beda, enggak usah lihat kanan kiri. Aku kan sudah bilang, untuk satu tahun ini, kita bersakit-sakit dulu. Kamu yang sabar. Ini Aku lagi fokus. Kalau aku kerja terikat, aku tidak bisa mengembangkan ilmu arsitek ku dengan mahir. Aku janji, setiap pekanan aku akan ngojek!"

"Katanya Mas, enggak punya uang? Tapi kenapa bisa beli martabak, sarapan dan rokok!"

"Tadi malam itu, aku pinjam uang si Alfin 100 ribu, jadi hari ini aku dapat 150 ribu, 100  buat Alfin. 50 ribu buat kamu. Kalau bisa itu di hemat sampai 5 hari ke depan!"

"Hah? (Mira langsung melotot) Be...besok Mas ngojek lagi kan?" 

"Belum tau sih!"

Mira langsung lesu.

"Capek kerja-kerja seperti itu, hasilnya hanya sedikit, aku mau cari yang bayaran bener-benar mahal, biar kita langsung kaya!"

Bukannya senang, Mira semakin tidak bersemangat mendengar ucapan suaminya.

"Gimana kalau kita cerai saja Mas!"

ucap Mira dengan tegas, wajahnya sangat serius mengatakan tentang perpisahan.

Sontak membuat Rangga tidak berkutik dan berhenti menyudahi makanannya.

"Kamu ngomong apa si Mir! Dari kemarin bilang itu terus! Aku capek," jawab Rangga mulai emosi.

"Mumpung kita belum punya anak dan masih muda Mas! Kita bebas dulu, cari masa depan! Aku enggak bisa nungguin Mas terus-terusan begini!" 

Hati Rangga begitu pedih mendengar ucapan Mira. Ia langsung buru-buru bangkit  meninggalkan wanita itu dengan wajah yang masam dan penuh kesal, lalu bergerak mengambil tas berisi leptop.

"Aku mau ke warung lagi.

Oh Iyah! Ini tadi ada titipan dari ibu kamu."

Rangga meletakkan sebungkus tape dan gemblong di atas meja.

"Aku juga mau keluar cari kerja!" 

ucap Mira dengan wajah masam.

"Terserah!" 

Rangga tidak perduli tetap berjalan membawa tasnya menuju warung.

Sejenak wanita itu memandangi bungkusan titipan dari ibunya, seketika itu pula airmata Miranda mengalir. Hatinya sangat sedih, serasa ia ingin menceritakan semua apa yang ia rasakan.

Setelah berberes, Mira bergegas mengganti pakaian.

"50 ribu di suruh hemat sampai lima hari, mau beli apa sih? Kesel, ih nyebelin!" ucapan cemberut Mira, ia mencoba keluar mencari apa yang bisa menjadi sampingannya di hari Sabtu dan Minggu. 

***

Sesampai di warung, perkataan Miranda masih terngiang jelas di telinga Rangga.

"Gimana kalau kita cerai saja Mas!"

"Mumpung kita belum punya anak dan masih muda, kita bebas dulu, cari masa depan! Aku enggak bisa nungguin Mas terus-terusan begini!" 

"Mira-mira, kamu tu enggak tau kalau di sini aku sedang berjuang banget buat kamu. Menciptakan sebuah karya disain yang sangat sulit dan aku yakin tidak semua orang bisa melakukannya. Kenapa enggak ada satu orangpun yang bisa mengerti aku, padahal aku berharap Miranda lah orangnya. Aku berjanji, jika nanti aku berhasil, kau lah orang pertama yang akan aku bahagiakan. Entah bagaimana lagi aku harus menjelaskannya, sementara janji ini terdengar begitu membosankan di telinganya!" Batin perih Rangga.

"Aarrgh... Main game sejenak lah, penat, otak refresh dulu biar ide muncul kembali!" Pikir Rangga.

Selain ahli dalam menciptakan disain bangunan secara visual, Rangga juga suka bermain game sebagai penghibur dirinya.

***

Sehabis mengganti pakaian, terlihat Mira bersiap keluar mengunci pintu, ia tetap mempertahankan diri untuk tidak pergi ke rumah orang tuanya, wanita itu tidak ingin menambah beban lagi di hati sang bunda.

Entah mengapa kakinya iseng melangkah menuju warung, Ia begitu penasaran dengan apa yang sedang di lakukan suaminya berjam-jam berada di warung. Sebelumnya Miranda tidak pernah mencari tau, hari itu ia ingin membuktikan benarkan Rangga sedang menggambar seperti yang ia katakan.

Saat mengintai tanpa sepengetahuan Rangga, Miranda melihat jelas suaminya sedang asyik bermain game. 

Tubuh wanita itu berbalik dan menunjukkan raut wajah yang semakin sedih.

"Bagaimana aku bisa mencintai Mas Rangga, dia tidak pernah berjuang untuk membahagiakan aku. Katanya sedang menggambar, ternyata asyik bermain game!" Miranda bergegas pergi meninggalkan warung. Ketika langkah kaki wanita itu meninggalkan lokasi, Rangga kembali membuka lembar kerja disain nya.

Terpopuler

Comments

ratna

ratna

coba rangga waktux dibagi dg tepat setengah hari ngojek setengah lg desain

2022-09-19

0

Gayatry

Gayatry

up

2022-01-11

0

Wati_esha

Wati_esha

Rangga ... mainnta berjam-jam, nyari kerjanya sebentaran doang.

2021-12-20

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1-MRD
2 Part 2-MRD
3 Par 3-MRD
4 Part 4-MRD
5 Part 5-MRD
6 Part 6-MRD
7 Part 7-MRD
8 Part 8-MRD
9 Part 9-MRD
10 Part 10-MRD
11 Part 11-MRD
12 Part 12-MRD
13 Part 13-MRD
14 Part 14-MRD
15 Part 15-MRD
16 Part 16-MRD
17 Part 17-MRD
18 Part 18-MRD
19 Part 19-MRD
20 Part 20-MRD
21 Part 21-MRD
22 Part 22-MRD
23 Part 23-MRD
24 Part 24-MRD
25 Part 25-MRD
26 Part 26-MRD
27 Part 27- MRD
28 Part 28-MRD
29 Part 29-MRD
30 Part 30-MRD
31 Part 31-MRD
32 Part 32-MRD
33 Part 33-MRD
34 Part 34-MRD
35 Part 35-MRD
36 Part 36-MR
37 Bab 37-MRD (Visual)
38 Bab 38-MRD
39 Part 39-MRD
40 Part 40-MRD
41 Part 41-MRD
42 Part 42-MRD
43 Part 43-MRD
44 Part 44-MRD
45 Part 45-MRD
46 Part 46-MRD
47 Bab 47-MRD
48 Bab 48-MRD
49 Part 49-MRD
50 Part 50-MRD
51 Part 51-MRD
52 Part 52-MRD
53 Part 53-MRD
54 Part 54-MRD
55 Part 55-MRD
56 Part 56-MRD
57 Part 57-MRD
58 Part 58-MRD
59 Part 59-MRD
60 Part 60-MRD
61 Part 61 MRD
62 Part 62-MRD
63 Part 63-MRD
64 Part 64-Miranda
65 Part 65-MRD
66 Part 66-MRD
67 Part 67-MRD
68 Part 68-MRD
69 Part 69-MRD
70 Part 70-MRD
71 Part 71-MRD
72 Part 72-MRD
73 Part 73-MRD
74 Part 74-MRD
75 Part 75-MRD
76 Part 76 MRD
77 Part 77-MRD
78 Part 78-MRD
79 Part 79-MRD
80 Part 80-MRD
81 Part 81-MRD
82 Part 82-MRD
83 Part 83-MRD
84 Part 84-MRD
85 Part 85-MRD
86 Part 86-MRD
87 Part 87-MRD
88 Part 88-MRD
89 Part 89-MRD
90 Part 90-MRD
91 Part 91-MRD
92 END- MRD
93 Expart-MRD
94 Expart-MRD
95 Expart-MRD
96 Expart-MRD
97 Expart-MRD
98 Expart-MRD
99 EXPART-MRD
100 EXPART-MRD
101 Expart-MRD
102 Expart-MRD
103 Expart-MRD
104 Expart-MRD
105 Expart-MRD
106 Expart-MRD
107 Expart-MRD
108 Expart-MRD
109 Expart-MRD
110 Expart-MRD
111 Expart-MRD
112 Expart-MRD
113 END
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Part 1-MRD
2
Part 2-MRD
3
Par 3-MRD
4
Part 4-MRD
5
Part 5-MRD
6
Part 6-MRD
7
Part 7-MRD
8
Part 8-MRD
9
Part 9-MRD
10
Part 10-MRD
11
Part 11-MRD
12
Part 12-MRD
13
Part 13-MRD
14
Part 14-MRD
15
Part 15-MRD
16
Part 16-MRD
17
Part 17-MRD
18
Part 18-MRD
19
Part 19-MRD
20
Part 20-MRD
21
Part 21-MRD
22
Part 22-MRD
23
Part 23-MRD
24
Part 24-MRD
25
Part 25-MRD
26
Part 26-MRD
27
Part 27- MRD
28
Part 28-MRD
29
Part 29-MRD
30
Part 30-MRD
31
Part 31-MRD
32
Part 32-MRD
33
Part 33-MRD
34
Part 34-MRD
35
Part 35-MRD
36
Part 36-MR
37
Bab 37-MRD (Visual)
38
Bab 38-MRD
39
Part 39-MRD
40
Part 40-MRD
41
Part 41-MRD
42
Part 42-MRD
43
Part 43-MRD
44
Part 44-MRD
45
Part 45-MRD
46
Part 46-MRD
47
Bab 47-MRD
48
Bab 48-MRD
49
Part 49-MRD
50
Part 50-MRD
51
Part 51-MRD
52
Part 52-MRD
53
Part 53-MRD
54
Part 54-MRD
55
Part 55-MRD
56
Part 56-MRD
57
Part 57-MRD
58
Part 58-MRD
59
Part 59-MRD
60
Part 60-MRD
61
Part 61 MRD
62
Part 62-MRD
63
Part 63-MRD
64
Part 64-Miranda
65
Part 65-MRD
66
Part 66-MRD
67
Part 67-MRD
68
Part 68-MRD
69
Part 69-MRD
70
Part 70-MRD
71
Part 71-MRD
72
Part 72-MRD
73
Part 73-MRD
74
Part 74-MRD
75
Part 75-MRD
76
Part 76 MRD
77
Part 77-MRD
78
Part 78-MRD
79
Part 79-MRD
80
Part 80-MRD
81
Part 81-MRD
82
Part 82-MRD
83
Part 83-MRD
84
Part 84-MRD
85
Part 85-MRD
86
Part 86-MRD
87
Part 87-MRD
88
Part 88-MRD
89
Part 89-MRD
90
Part 90-MRD
91
Part 91-MRD
92
END- MRD
93
Expart-MRD
94
Expart-MRD
95
Expart-MRD
96
Expart-MRD
97
Expart-MRD
98
Expart-MRD
99
EXPART-MRD
100
EXPART-MRD
101
Expart-MRD
102
Expart-MRD
103
Expart-MRD
104
Expart-MRD
105
Expart-MRD
106
Expart-MRD
107
Expart-MRD
108
Expart-MRD
109
Expart-MRD
110
Expart-MRD
111
Expart-MRD
112
Expart-MRD
113
END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!