Part 4-MRD

Pagi menjelang. Cerahnya matahari menyinari rumah kontrakan Rangga dan Miranda yang kecil. Pagi itu pasangan yang baru saja menyelesaikan misi bercinta mereka tampak bangun lebih siang dari pada biasanya.

"Si Bebeb benar-benar lelah, Hihi!" Gumam Rangga tersenyum manis melihat istrinya yang masih pulas tertidur. Ia pun langsung menuju kamar mandi.

Sehabis mandi, Rangga melihat ember pakaian yang sudah dicuci, dengan suasana hati yang bagus ia menjemurkannya.

"Biar istriku nanti enggak capek!" Batinnya dalam siulan merdu.

Kemudian Rangga pergi membeli 2 bungkus makanan dan iapun sarapan sendiri.

"Hari ini hari Sabtu, ngojek saja lah ke pangkalan, buat bayar hutang si Alfin! Nanti siang baru lanjut disain lagi ke warung," Pikirnya. 

Saat pria itu ingin mengambil jaket tanpa sengaja, Rangga melihat dompet Miranda.

"Weleh, kering bingit, tinggal lima rebon (Rp 5000)😲!"

Rangga bergegas memakai jaket kebangsaannya lalu mengambil dua helm.

Pria itu pergi mencari sewa ke pangkalan ojek biasa bukan online. Hanya itu pekerjaan sampingan yang bisa ia lakukan.

Sampai disana, Rangga bertemu dengan teman lainnya.

***

"Tlilit!"

"Bro, janjikan hari ini kau balikkan!"

"Yah sabar lah, masih lagi pagi, ini aku lagi ngojek, gila kali kau memang, takut kali enggak di bayar!"

"Hehehehe, ngetesnya aja aku Bro! Biar semangat kau kerja, biasa kau masih tidur jam segini, apa lagi habis malam Jum'at!"

"Dah lah, ribut kali kau!"

"Trup!"

***

Tampak pagi itu Rangga Dewa mendapat sewa lumayan banyak.

Di desa Semangi, setiap Sabtu dan Minggu ada pasar tradisional (pekanan) sayur mayur, ikan dan kebutuhan lainnya, cukup ramai dalam melakukan aktifitas jual beli masyarakat desa disana.

***

"Huaaah!" Miranda masih terlihat mengantuk lalu menggerakkan-gerakkan tubuhnya yang serasa pegal akibat perang cinta tadi malam.

Sehabis mandi, perutnya merasa lapar. Ia berniat membeli sarapan dengan uang 5000 yang tersisa. Ketika berjalan menuju dapur tidak sengaja Mira melihat, ada sebungkus makanan di atas meja makan.

"Ternyata, Mas Rangga ada uang bisa beli makanan? Kenapa dia enggak kasih ke aku saja, kan aku bisa masak! Ih! Pelit, nyebelin!" gerutu Mira dengan Bibir manyunnya.

Sehabis makan; 

"Lah dimana cucianku?"

Wanita itu melihat, semua pakaian yang ia cuci semalam sore sudah terjemur dengan baik meskipun tidak se rapi kerjanya.

"Hem tumben dia mau jemur kain!"

Wanita itu keluar merapikan susunan kain yang kurang rapi, tanpa sengaja Mira melihat tetangganya baru pulang belanja dari pasar tradisional dengan membawa barang belanjaan kebutuhan mingguan yang banyak bersama suaminya di atas sepeda motor juga bersama anak-anak mereka.

"Kapan yah Mas Rangga punya uang banyak, hampir setiap pekanan si Tanti belanja banyak, selalu dasteran baru, aku kan ingin beli baju juga!" batin Mira Mewek dengan wajah cemberut.

"Ya Allah, mudahkanlah rezeki suami hamba, aku sudah ikhlas menikah dengannya tapi mengapa ekonomi kami sangat sulit!" Batinnya dalam doa.

***

Kasiman Ayah Rangga seorang pegawai biasa di kantor lurah. Sabtu Minggu libur kantor. 

Kasiman tampak sibuk dengan peliharaan ikan di kolam kecilnya, sebagai kegiatan liburan. Dulunya Kasiman memiliki beberapa lembu, namun sayang semua sudah terjual untuk biaya kuliah dan menikah Rangga.

"Bu! Ngapain tadi malam si Rangga datang ke rumah?"

"Haduh! Kalau aku jawab si Rangga datang hanya sekedar mau makan, bisa-bisa si Bapak naik tensi!" Batin Rianti.

"Enggak ada apa-apa Pak, hanya main-main saja!"

"Sama Mira?"

"Tidak, ia datang sendiri! kebetulan lewat!" Jawab Rianti santai sambil merawat Bunganya.

Kasiman langsung terdiam.

"Dia minta uang lagi?"

"Enggak Pak!"

Sejenak suasana hening.

"Pak!" Apa enggak ada lowongan honor buat Rangga di kantor lurah?

"Khusus untuk tahun ini Bu, kantor tidak menerima tenaga pekerja, baik itu honor ataupun pegawai, Bapak juga sudah usahakan."

"Huft, kasihan si Rangga, melamar kerja engga ada panggilan, mana disain nya engga ada yang beli lagi."

"Dasar anak itu pemalas, kalau dia mau kerja yah kerja ada saja. Dari dulu suka main game dan download yang aneh-aneh."

"Enggak juga Pak! Ibu intip sendiri di warung Bu Inur, dia sungguhan sedang menggambar!"

"Dia itu sudah kurang ajar sama orang tua, ibu yang terlalu memanjakan dia! Kuliah banyak main-mainnya nongkrong disana-sini, hasilnya apa? Memperkosa anak gadis orang, buat malu saja sementara temannya sudah banyak berhasil dan tamat lebih cepat."

"Anak laki-laki kita hanya Rangga Lo Pak, Intan sudah berkeluarga, tinggal Rangga yang masih lajang saat itu, wajar kalau ibu sedikit memanjakannya!"

Jarak usia Rangga dan Intan Kakak perempuannya 10 tahun.

"Iyah, terus hasil didikan ibu itu apa? Mirip seperti tape dan lontong. Benar-benar sampai detik ini Bapak malu setengah mati dibuatnya! Semua orang-orang kantor pada mencerita i tentang Rangga,"

"Jadi mau gimana lagi Pak! Semua sudah terjadi!"

"Ibu selalu saja membela dia, kalau dia datang ke rumah kita minta apapun, usir saja, biar dia tau bekerja. Semalam si karjo mengajaknya jadi anggota tukang bangunan, gajinya lumayan tapi dengan mudahnya dia menolak. Karena panas lah, enggak bisa lah, alasan saja anak itu. Mau kerja enak tidak ingin capek. Dia pikir cari uang itu mudah," Kasiman naik tensi jika selalu membicarakan anak laki-lakinya.

"Iyah Pak, sabar!"

"Sabar-sabar. Anak itu buat susah saja! Bapak tidak habis pikir, apa yang ada di otaknya bisa sampai memperkosa Miranda!"

"Huuft! Entahlah Pak!"

***

"Mas Rangga kemana yah? Apa dia ke warung lagi?" batin Mira melihat-lihat suasana di depan rumahnya.

"Bahkan gaji ku bulan depan sudah aku minta?"

(Sabtu dan Minggu, Miranda libur mengasuh anak tetangga yang tidak jauh dari rumahnya)

"Huuuft, mau pulang kerumah, takut ibu introgasi dan aku enggak bisa bohong kalau sudah bicara dengan ibu!"

"Atau aku jual tape saja yah? Tapi kan perlu modal? Uuuh! Pusing!" 

***

Saat hendak masuk ke rumah 

"Mira...!" Panggil seseorang dari sebelah rumahnya.

"Tanti!"

"Mir, tadi kan aku baru beli gelang emas asli loh! Liat? Cantik yah?" Menggoyang-goyang tangannya.

"Iyah cantik banget, kamu daster baru lagi?"

"Ih kok tau! Hihihi, Mas Andi suka surprise deh, awalnya cuma mau belanja, eh tau-tau di beliin gelang, daster baru sama baju anak-anak juga!" 

"Iyah, kamu beruntung punya suami rajin bekerja seperti Mas Andi!"

"Iyah, Mas Andi itu...Hemmm, kerjaaa aja, sampai pulang malam, aku nya yang takut dia sakit!"

Mira hanya bisa terdiam  mendengar ucapan Tanti.

"Oh Iyah? Si Rangga sudah kerja!"

"Enggak tau dia kemana? Mungkin ke warung lagi!" Jawab Lesu Mira.

"Mir, lu itu masih muda, cantik pula aku yakin banyak pria yang mau sama kamu, mending kamu minta cerai saja deh dari si Rangga kalau dia di warung terus, cari suami baru yang rajin bekerja, jadi wajahmu bisa cerah, kamu bisa dandan, pakai perhiasan cantik, baju baru, bukan apa-apa yah Mir, aku lihat baju daster kamu itu-itu saja, mana sudah buruk lagi. Aku cuman kasihan sama kamu. Sabar banget kamu jadi istri? Kalau aku ni! Suami enggak memberi uang belanja, udah tak pites-tes-tes dari dulu?"

"Entah lah, mungkin ini tantangan kami dalam berkeluarga! Aku masuk dulu yah!" 

"Oke!"

"Pasti si Mira iri banget liat aku pakai perhiasan begini, suaminya mana bisa beli, wong pengangguran, malas bekerja, modal cakep doang!" Batin Tanti kembali masuk ke dalam rumahnya."

***

"Hiks...hiks...hiks...pingin pulang!" Rengek Mira. Di dalam rumah.

Gadis belum genap berusia 19 tahun itu, menangis tersedu-sedu, biasa jika pekanan tiba, ia ikut berjualan dan belanja bersama ibunya, termasuk beli pakaian rumahan dan alat bedak lainnya. Ia Ingin menceritakan semua tentang keadaannya kepada sang ibu tetapi takut membuat masalah lagi. Mira si wanita yang lemah hanya bisa menangis sendiri, tidak terbuka, ia hanya memendam setiap masalah di dalam hatinya. Ia juga tidak bisa tegas kepada Rangga. 

***

Terpopuler

Comments

Crystal

Crystal

Kata mencerita i,lebih tepatnya menceritakan👌👌

2022-09-10

0

Gayatry

Gayatry

semangat

2022-01-11

0

Wati_esha

Wati_esha

Miranda ... tak apa pulang sesekali ke rumah ibu, agar kamu tidak gaul dengan Tanti.

2021-12-20

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1-MRD
2 Part 2-MRD
3 Par 3-MRD
4 Part 4-MRD
5 Part 5-MRD
6 Part 6-MRD
7 Part 7-MRD
8 Part 8-MRD
9 Part 9-MRD
10 Part 10-MRD
11 Part 11-MRD
12 Part 12-MRD
13 Part 13-MRD
14 Part 14-MRD
15 Part 15-MRD
16 Part 16-MRD
17 Part 17-MRD
18 Part 18-MRD
19 Part 19-MRD
20 Part 20-MRD
21 Part 21-MRD
22 Part 22-MRD
23 Part 23-MRD
24 Part 24-MRD
25 Part 25-MRD
26 Part 26-MRD
27 Part 27- MRD
28 Part 28-MRD
29 Part 29-MRD
30 Part 30-MRD
31 Part 31-MRD
32 Part 32-MRD
33 Part 33-MRD
34 Part 34-MRD
35 Part 35-MRD
36 Part 36-MR
37 Bab 37-MRD (Visual)
38 Bab 38-MRD
39 Part 39-MRD
40 Part 40-MRD
41 Part 41-MRD
42 Part 42-MRD
43 Part 43-MRD
44 Part 44-MRD
45 Part 45-MRD
46 Part 46-MRD
47 Bab 47-MRD
48 Bab 48-MRD
49 Part 49-MRD
50 Part 50-MRD
51 Part 51-MRD
52 Part 52-MRD
53 Part 53-MRD
54 Part 54-MRD
55 Part 55-MRD
56 Part 56-MRD
57 Part 57-MRD
58 Part 58-MRD
59 Part 59-MRD
60 Part 60-MRD
61 Part 61 MRD
62 Part 62-MRD
63 Part 63-MRD
64 Part 64-Miranda
65 Part 65-MRD
66 Part 66-MRD
67 Part 67-MRD
68 Part 68-MRD
69 Part 69-MRD
70 Part 70-MRD
71 Part 71-MRD
72 Part 72-MRD
73 Part 73-MRD
74 Part 74-MRD
75 Part 75-MRD
76 Part 76 MRD
77 Part 77-MRD
78 Part 78-MRD
79 Part 79-MRD
80 Part 80-MRD
81 Part 81-MRD
82 Part 82-MRD
83 Part 83-MRD
84 Part 84-MRD
85 Part 85-MRD
86 Part 86-MRD
87 Part 87-MRD
88 Part 88-MRD
89 Part 89-MRD
90 Part 90-MRD
91 Part 91-MRD
92 END- MRD
93 Expart-MRD
94 Expart-MRD
95 Expart-MRD
96 Expart-MRD
97 Expart-MRD
98 Expart-MRD
99 EXPART-MRD
100 EXPART-MRD
101 Expart-MRD
102 Expart-MRD
103 Expart-MRD
104 Expart-MRD
105 Expart-MRD
106 Expart-MRD
107 Expart-MRD
108 Expart-MRD
109 Expart-MRD
110 Expart-MRD
111 Expart-MRD
112 Expart-MRD
113 END
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Part 1-MRD
2
Part 2-MRD
3
Par 3-MRD
4
Part 4-MRD
5
Part 5-MRD
6
Part 6-MRD
7
Part 7-MRD
8
Part 8-MRD
9
Part 9-MRD
10
Part 10-MRD
11
Part 11-MRD
12
Part 12-MRD
13
Part 13-MRD
14
Part 14-MRD
15
Part 15-MRD
16
Part 16-MRD
17
Part 17-MRD
18
Part 18-MRD
19
Part 19-MRD
20
Part 20-MRD
21
Part 21-MRD
22
Part 22-MRD
23
Part 23-MRD
24
Part 24-MRD
25
Part 25-MRD
26
Part 26-MRD
27
Part 27- MRD
28
Part 28-MRD
29
Part 29-MRD
30
Part 30-MRD
31
Part 31-MRD
32
Part 32-MRD
33
Part 33-MRD
34
Part 34-MRD
35
Part 35-MRD
36
Part 36-MR
37
Bab 37-MRD (Visual)
38
Bab 38-MRD
39
Part 39-MRD
40
Part 40-MRD
41
Part 41-MRD
42
Part 42-MRD
43
Part 43-MRD
44
Part 44-MRD
45
Part 45-MRD
46
Part 46-MRD
47
Bab 47-MRD
48
Bab 48-MRD
49
Part 49-MRD
50
Part 50-MRD
51
Part 51-MRD
52
Part 52-MRD
53
Part 53-MRD
54
Part 54-MRD
55
Part 55-MRD
56
Part 56-MRD
57
Part 57-MRD
58
Part 58-MRD
59
Part 59-MRD
60
Part 60-MRD
61
Part 61 MRD
62
Part 62-MRD
63
Part 63-MRD
64
Part 64-Miranda
65
Part 65-MRD
66
Part 66-MRD
67
Part 67-MRD
68
Part 68-MRD
69
Part 69-MRD
70
Part 70-MRD
71
Part 71-MRD
72
Part 72-MRD
73
Part 73-MRD
74
Part 74-MRD
75
Part 75-MRD
76
Part 76 MRD
77
Part 77-MRD
78
Part 78-MRD
79
Part 79-MRD
80
Part 80-MRD
81
Part 81-MRD
82
Part 82-MRD
83
Part 83-MRD
84
Part 84-MRD
85
Part 85-MRD
86
Part 86-MRD
87
Part 87-MRD
88
Part 88-MRD
89
Part 89-MRD
90
Part 90-MRD
91
Part 91-MRD
92
END- MRD
93
Expart-MRD
94
Expart-MRD
95
Expart-MRD
96
Expart-MRD
97
Expart-MRD
98
Expart-MRD
99
EXPART-MRD
100
EXPART-MRD
101
Expart-MRD
102
Expart-MRD
103
Expart-MRD
104
Expart-MRD
105
Expart-MRD
106
Expart-MRD
107
Expart-MRD
108
Expart-MRD
109
Expart-MRD
110
Expart-MRD
111
Expart-MRD
112
Expart-MRD
113
END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!