Pagi menjelang. Cerahnya matahari menyinari rumah kontrakan Rangga dan Miranda yang kecil. Pagi itu pasangan yang baru saja menyelesaikan misi bercinta mereka tampak bangun lebih siang dari pada biasanya.
"Si Bebeb benar-benar lelah, Hihi!" Gumam Rangga tersenyum manis melihat istrinya yang masih pulas tertidur. Ia pun langsung menuju kamar mandi.
Sehabis mandi, Rangga melihat ember pakaian yang sudah dicuci, dengan suasana hati yang bagus ia menjemurkannya.
"Biar istriku nanti enggak capek!" Batinnya dalam siulan merdu.
Kemudian Rangga pergi membeli 2 bungkus makanan dan iapun sarapan sendiri.
"Hari ini hari Sabtu, ngojek saja lah ke pangkalan, buat bayar hutang si Alfin! Nanti siang baru lanjut disain lagi ke warung," Pikirnya.
Saat pria itu ingin mengambil jaket tanpa sengaja, Rangga melihat dompet Miranda.
"Weleh, kering bingit, tinggal lima rebon (Rp 5000)😲!"
Rangga bergegas memakai jaket kebangsaannya lalu mengambil dua helm.
Pria itu pergi mencari sewa ke pangkalan ojek biasa bukan online. Hanya itu pekerjaan sampingan yang bisa ia lakukan.
Sampai disana, Rangga bertemu dengan teman lainnya.
***
"Tlilit!"
"Bro, janjikan hari ini kau balikkan!"
"Yah sabar lah, masih lagi pagi, ini aku lagi ngojek, gila kali kau memang, takut kali enggak di bayar!"
"Hehehehe, ngetesnya aja aku Bro! Biar semangat kau kerja, biasa kau masih tidur jam segini, apa lagi habis malam Jum'at!"
"Dah lah, ribut kali kau!"
"Trup!"
***
Tampak pagi itu Rangga Dewa mendapat sewa lumayan banyak.
Di desa Semangi, setiap Sabtu dan Minggu ada pasar tradisional (pekanan) sayur mayur, ikan dan kebutuhan lainnya, cukup ramai dalam melakukan aktifitas jual beli masyarakat desa disana.
***
"Huaaah!" Miranda masih terlihat mengantuk lalu menggerakkan-gerakkan tubuhnya yang serasa pegal akibat perang cinta tadi malam.
Sehabis mandi, perutnya merasa lapar. Ia berniat membeli sarapan dengan uang 5000 yang tersisa. Ketika berjalan menuju dapur tidak sengaja Mira melihat, ada sebungkus makanan di atas meja makan.
"Ternyata, Mas Rangga ada uang bisa beli makanan? Kenapa dia enggak kasih ke aku saja, kan aku bisa masak! Ih! Pelit, nyebelin!" gerutu Mira dengan Bibir manyunnya.
Sehabis makan;
"Lah dimana cucianku?"
Wanita itu melihat, semua pakaian yang ia cuci semalam sore sudah terjemur dengan baik meskipun tidak se rapi kerjanya.
"Hem tumben dia mau jemur kain!"
Wanita itu keluar merapikan susunan kain yang kurang rapi, tanpa sengaja Mira melihat tetangganya baru pulang belanja dari pasar tradisional dengan membawa barang belanjaan kebutuhan mingguan yang banyak bersama suaminya di atas sepeda motor juga bersama anak-anak mereka.
"Kapan yah Mas Rangga punya uang banyak, hampir setiap pekanan si Tanti belanja banyak, selalu dasteran baru, aku kan ingin beli baju juga!" batin Mira Mewek dengan wajah cemberut.
"Ya Allah, mudahkanlah rezeki suami hamba, aku sudah ikhlas menikah dengannya tapi mengapa ekonomi kami sangat sulit!" Batinnya dalam doa.
***
Kasiman Ayah Rangga seorang pegawai biasa di kantor lurah. Sabtu Minggu libur kantor.
Kasiman tampak sibuk dengan peliharaan ikan di kolam kecilnya, sebagai kegiatan liburan. Dulunya Kasiman memiliki beberapa lembu, namun sayang semua sudah terjual untuk biaya kuliah dan menikah Rangga.
"Bu! Ngapain tadi malam si Rangga datang ke rumah?"
"Haduh! Kalau aku jawab si Rangga datang hanya sekedar mau makan, bisa-bisa si Bapak naik tensi!" Batin Rianti.
"Enggak ada apa-apa Pak, hanya main-main saja!"
"Sama Mira?"
"Tidak, ia datang sendiri! kebetulan lewat!" Jawab Rianti santai sambil merawat Bunganya.
Kasiman langsung terdiam.
"Dia minta uang lagi?"
"Enggak Pak!"
Sejenak suasana hening.
"Pak!" Apa enggak ada lowongan honor buat Rangga di kantor lurah?
"Khusus untuk tahun ini Bu, kantor tidak menerima tenaga pekerja, baik itu honor ataupun pegawai, Bapak juga sudah usahakan."
"Huft, kasihan si Rangga, melamar kerja engga ada panggilan, mana disain nya engga ada yang beli lagi."
"Dasar anak itu pemalas, kalau dia mau kerja yah kerja ada saja. Dari dulu suka main game dan download yang aneh-aneh."
"Enggak juga Pak! Ibu intip sendiri di warung Bu Inur, dia sungguhan sedang menggambar!"
"Dia itu sudah kurang ajar sama orang tua, ibu yang terlalu memanjakan dia! Kuliah banyak main-mainnya nongkrong disana-sini, hasilnya apa? Memperkosa anak gadis orang, buat malu saja sementara temannya sudah banyak berhasil dan tamat lebih cepat."
"Anak laki-laki kita hanya Rangga Lo Pak, Intan sudah berkeluarga, tinggal Rangga yang masih lajang saat itu, wajar kalau ibu sedikit memanjakannya!"
Jarak usia Rangga dan Intan Kakak perempuannya 10 tahun.
"Iyah, terus hasil didikan ibu itu apa? Mirip seperti tape dan lontong. Benar-benar sampai detik ini Bapak malu setengah mati dibuatnya! Semua orang-orang kantor pada mencerita i tentang Rangga,"
"Jadi mau gimana lagi Pak! Semua sudah terjadi!"
"Ibu selalu saja membela dia, kalau dia datang ke rumah kita minta apapun, usir saja, biar dia tau bekerja. Semalam si karjo mengajaknya jadi anggota tukang bangunan, gajinya lumayan tapi dengan mudahnya dia menolak. Karena panas lah, enggak bisa lah, alasan saja anak itu. Mau kerja enak tidak ingin capek. Dia pikir cari uang itu mudah," Kasiman naik tensi jika selalu membicarakan anak laki-lakinya.
"Iyah Pak, sabar!"
"Sabar-sabar. Anak itu buat susah saja! Bapak tidak habis pikir, apa yang ada di otaknya bisa sampai memperkosa Miranda!"
"Huuft! Entahlah Pak!"
***
"Mas Rangga kemana yah? Apa dia ke warung lagi?" batin Mira melihat-lihat suasana di depan rumahnya.
"Bahkan gaji ku bulan depan sudah aku minta?"
(Sabtu dan Minggu, Miranda libur mengasuh anak tetangga yang tidak jauh dari rumahnya)
"Huuuft, mau pulang kerumah, takut ibu introgasi dan aku enggak bisa bohong kalau sudah bicara dengan ibu!"
"Atau aku jual tape saja yah? Tapi kan perlu modal? Uuuh! Pusing!"
***
Saat hendak masuk ke rumah
"Mira...!" Panggil seseorang dari sebelah rumahnya.
"Tanti!"
"Mir, tadi kan aku baru beli gelang emas asli loh! Liat? Cantik yah?" Menggoyang-goyang tangannya.
"Iyah cantik banget, kamu daster baru lagi?"
"Ih kok tau! Hihihi, Mas Andi suka surprise deh, awalnya cuma mau belanja, eh tau-tau di beliin gelang, daster baru sama baju anak-anak juga!"
"Iyah, kamu beruntung punya suami rajin bekerja seperti Mas Andi!"
"Iyah, Mas Andi itu...Hemmm, kerjaaa aja, sampai pulang malam, aku nya yang takut dia sakit!"
Mira hanya bisa terdiam mendengar ucapan Tanti.
"Oh Iyah? Si Rangga sudah kerja!"
"Enggak tau dia kemana? Mungkin ke warung lagi!" Jawab Lesu Mira.
"Mir, lu itu masih muda, cantik pula aku yakin banyak pria yang mau sama kamu, mending kamu minta cerai saja deh dari si Rangga kalau dia di warung terus, cari suami baru yang rajin bekerja, jadi wajahmu bisa cerah, kamu bisa dandan, pakai perhiasan cantik, baju baru, bukan apa-apa yah Mir, aku lihat baju daster kamu itu-itu saja, mana sudah buruk lagi. Aku cuman kasihan sama kamu. Sabar banget kamu jadi istri? Kalau aku ni! Suami enggak memberi uang belanja, udah tak pites-tes-tes dari dulu?"
"Entah lah, mungkin ini tantangan kami dalam berkeluarga! Aku masuk dulu yah!"
"Oke!"
"Pasti si Mira iri banget liat aku pakai perhiasan begini, suaminya mana bisa beli, wong pengangguran, malas bekerja, modal cakep doang!" Batin Tanti kembali masuk ke dalam rumahnya."
***
"Hiks...hiks...hiks...pingin pulang!" Rengek Mira. Di dalam rumah.
Gadis belum genap berusia 19 tahun itu, menangis tersedu-sedu, biasa jika pekanan tiba, ia ikut berjualan dan belanja bersama ibunya, termasuk beli pakaian rumahan dan alat bedak lainnya. Ia Ingin menceritakan semua tentang keadaannya kepada sang ibu tetapi takut membuat masalah lagi. Mira si wanita yang lemah hanya bisa menangis sendiri, tidak terbuka, ia hanya memendam setiap masalah di dalam hatinya. Ia juga tidak bisa tegas kepada Rangga.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Crystal
Kata mencerita i,lebih tepatnya menceritakan👌👌
2022-09-10
0
Gayatry
semangat
2022-01-11
0
Wati_esha
Miranda ... tak apa pulang sesekali ke rumah ibu, agar kamu tidak gaul dengan Tanti.
2021-12-20
0