Tak Selamanya Selingkuh Indah

Tak Selamanya Selingkuh Indah

Melamar pekerjaan

Di sebuah rumah kontrakan kecil di sudut kota Jakarta, terdapat dua anak manusia yang saat ini terlihat tengah berbincang di teras depan rumah yang tak lain adalah Aqila Anggraini dan adik satu-satunya yang bernama Aldo Pramuditya.Dngan tatapan penuh kasih sayang Aqila menatap adik kesayangannya yang saat ini tengah duduk dengan menselonjorkan kakinya di atas kursi panjang yang terbuat dari bambu.

"Bagaimana dengan sekolahmu Al? Oh ya Al, Kakak ada kabar baik untukmu. Besok kakak ada interview di sebuah perusahan besar Anugrah Jaya, doakan kakak semoga bisa diterima bekerja di sana! Semua orang selalu berharap bisa bekerja di perusahaan besar dengan gaji yang lumayan tinggi. Semoga kakak besok bisa langsung di terima disana dan mempunyai gaji yang lebih banyak dari pekerjaan part time yang selama ini kakak lakukan."

"Kamu tau sendiri kan kalau gaji kakak hanya cukup untuk kita makan dan biaya sekolahmu saja sehingga kita tidak pernah punya tabungan? Kalau kakak bisa bekerja di sana, tentu saja nanti kita bisa pindah ke tempat yang lebih layak dari kontrakan ini, kakak juga bisa menabung untuk biaya kuliah kamu."

Aldo yang daritadi mendengarkan perkataan kakaknya langsung merasa sedih karena merasa telah menjadi beban di kehidupan kakak satu-satunya yang di sayanginya itu. "Apa kakak yakin bisa di terima di sana? Mungkin nanti banyak pelamar dengan gelar yang lebih tinggi karena kakak hanya mempunyai gelar diploma, meskipun bila nanti kakak tidak di terima bekerja di sana kakak tidak perlu berkecil hati karena aku akan membantu kakak mencari uang."

"Sepulang les, aku bisa bekerja mencari kerja part time untuk memenuhi semua kebutuhan kita, aku tidak ingin terus-terusan menjadi beban kakak. Setelah kedua orangtua kita meninggal dalam kecelakaan satu tahun yang lalu, kakak bekerja keras untuk memenuhi semua kebutuhan kita dan membiayai pendidikanku. Aku ingin jadi berguna dengan membantu kakak mencari uang."

Aqila sontak berkaca-kaca mendengar ucapan Aldo yang seolah menyayat hatinya. Apa yang kamu katakan Al? Kamu tidak boleh berpikiran untuk mencari pekerjaan, tugas kamu sekarang hanya belajar dengan baik agar mendapatkan nilai yang tinggi hingga nanti kamu bisa kuliah di fakultas kedokteran sesuai dengan cita-cita kamu selama ini."

"Bukankah kakak masih muda, jadi kakak masih kuat bekerja untuk membiayai semua kebutuhan kita. Doakan saja kakak agar besok interview kakak berjalan dengan baik dan kakak bisa langsung di terima bekerja di perusahaan Anugrah Jaya!"

"Mulai sekarang, buang pikiranmu untuk bekerja, kakak ingin kelak kamu menjadi orang sukses sehingga nanti kamu bisa mengangkat derajat kita. Sekarang lebih baik kita tidur, lagipula hari sudah malam! Jangan sampai kita kesiangan besok!"

Aqila menepuk pelan bahu Aldo, lalu mengangkat tubuhnya yang ramping dari kursi bambu yang di dudukinya seraya menghela adiknya untuk segera masuk ke dalam rumah.

Dengan muka sedikit di tekuk, Aldo mau tidak mau mengikuti arahan Aqila. Lalu beranjak masuk ke dalam rumah sambil mengungkapkan nada protesnya. "Aku kan belum selesai bicara Kak? Kenapa kakak selalu saja melarangku bekerja?"

"Bukankah tadi kakak sudah jelaskan padamu, nanti saat masanya tiba tentu kamu akan bekerja dan membantu kakak memenuhi semua biaya hidup kita. Kakak tidak mau kamu membantah perkataan kakak,bsekarang lebih baik kita segera tidur! Kakak besok harus berangkat pagi-pagi karena jarak perusahaan dari rumah lumayan jauh. Lebih baik sampai di awal daripada harus datang terlambat."

Aldo yang masih merasa kecewa dengan kakaknya hanya menganggukkan kepalanya lalu masuk ke dalam kamarnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun kepada Aqila.

Aqila mulai menggeleng-gelengkan kepalanya melihat perilaku Aldo yang terlihat kecewa padanya. Dia pun melangkahkan kaki memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri terlebih dahulu sebelum pergi tidur, tak berselang lama Aqila keluar dari kamar mandi lalu masuk ke dalam kamar menuju ranjang nya yang hanya seukuran tubuhnya. Aqila mulai merebahkan tubuhnya lalu menatap langit-langit kamarnya. "Semoga nanti aku bisa di terima bekerja di perusahaan anugrah jaya. Ayah, Ibu doakan aku dari surga agar aku bisa menjaga Aldo dengan baik."

Aqila mulai memeluk guling yang ada di sampingnya lalu perlahan memejamkan kedua mata. Tak butuh waktu lama, dia pun mulai terbuai dengan bunga tidur yang menghiasi alam bawah sadarnya.

••••••

Saat ini Aqila sudah berdiri di depan perusahaan "Anugrah Jaya", saking semangatnya dia sudah sampai di perusahaan sangat awal. Setelah selesai dengan semua pekerjaan rumahnya, Aqila langsung berangkat ke perusahaan dengan memesan jasa ojek online yang ada di ponselnya. Jaman yang semakin maju membuat sebagian orang lebih di mudahkan dalam segala hal dengan memanfaatkan kemajuan teknologi era digital. Aqila melirik jam yang melingkar di tangan kirinya. "Syukurlah aku bisa sampai di perusahaan tepat waktu. Lebih baik aku segera masuk dan menunggu di dalam!"

Aqila pun mulai merapikan baju serta rambutnya sebelum memasuki perusahaan karena menaiki sepeda motor tentu saja penampilannya sedikit berantakan karena terkena angin. Setelah di rasa cukup rapi dengan penampilannya, dia pun mulai berjalan melangkahkan kakinya memasuki loby perusahaan dan langsung bertanya kepada resepsionis yang ada di sana.

"Maaf mbak, saya mau bertanya ruangan interview ada di mana ya?"

Resepsionis dengan nama Aisyah tersenyum ramah pada wanita yang ada di hadapannya.

"Maaf mbak langsung saja naik lift ke lantai tiga, tadi juga sudah ada beberapa pelamar yang sudah datang dan menunggu di sana".

"Oh...terima kasih mbak kalau galau begitu saya langsung kesana saja."

Aqila mulai menganggukkan kepalanya kepada resepsionis tersebut lalu berjalan ke arah lift. Dia pun berdiri di depan pintu kotak besi yang saat ini ada di hadapannya menunggu pintu lift tersebut terbuka,tak berselang lama pintu pun terbuka.

Dengan segera Aqila melangkah masuk, beberapa saat sebelum lift sempat tertutup aqila melihat ada sosok laki-laki yang berlari ke arahnya dan melambaikan tangannya.

tentu saja Aqila langsung paham dengan lambaian tangan laki-laki yang tengah berlari itu, dengan menahan pintu lift tersebut dia menunggu laki-laki itu sampai masuk ke dalam lift. Laki-laki itu pun dengan tergesa masuk ke dalam lift, dengan menetralkan nafasnya yang masih memburu dia pun menatap Aqila dengan wajah datarnya.

"Oh...terima kasih karena sudah menahan pintunya?!"

Seolah terpesona dengan wajah tampan laki-laki di depannya, Aqila menatap wajah tampan laki-laki di depannya tersebut tanpa berkedip sedikit pun.

"Astaga... kenapa wajah pria ini sangat tampan! Aqila membatin dalam hatinya mengungkapkan rasa kekagumannya pada pria yang saat ini masih menatapnya tajam.

Laki-laki yang berada di hadapan Aqila langsung memalingkan wajahnya begitu melihat perempuan itu hanya diam saja saat dirinya mengungkapkan rasa terima kasihnya.

Bunyi denting lift membuyarkan lamunan Aqila, sesaat seolah dirinya telah terhipnotis dengan pesona dari laki-laki yang berada satu lift dengannya. Dengan menganggukkan kepalanya pada laki-laki tersebut, Aqila perlahan keluar dari lift. Setelah pintu lift kembali tertutup, Aqila berdiri mematung dan sedikit menyandarkan bahunya pada dinding di sebelah lift sambil memegangi dadanya yang berdetak lebih cepat dari biasanya.

"Apa ini? Kenapa dengan dadaku. Kenapa jantungku berdetak cepat seperti ini, apakah karena laki-laki yang tadi! Aku mungkin telah jatuh cinta padanya pandangan pertama! Ah...tidak...tidak...! Tidak mungkin aku langsung jatuh cinta pada laki-laki yang baru pertama kali aku temui."

Aqila menggeleng-gelengkan kepalanya serta menepuk-nepuk keningnya mencoba menyadarkan dirinya sendiri. Saat Aqila sibuk dengan pikirannya, ada seorang wanita yang menyapa dengan menepuk bahunya.

"Apa yang sedang kamu lakukan? Kamu juga hari ini ada interview?" Tanya seorang wanita cantik berpakaian seksi.

Aqila langsung tersadar dari lamunannya, lalu menatap perempuan cantik yang ada di depannya.

"Maaf mbak, tadi bicara apa?" Ma-maaf karena saya lagi banyak pikiran jadi tidak mendengar perkataan dari mbak!"

Perempuan seksi yang berada di depan Aqila itu bernama Rena, dengan mengernyitkan kedua alisnya sambil mengamati penampilan Aqila yang mengenakan kemeja putih dengan rok sepan hitam yang terlihat sangat biasa. Berbeda terbalik di bandingkan penampilannya yang terlihat luar biasa karena memakai baju bermerk yang tentunya harganya cukup mahal.

"Apa hari ini kamu mau interview?"

"Iya, hari ini aku ada interview, apa mbak juga sama?"

"Mbak? Rubah lah panggilan nya dan kita terlihat seumuran, Jadi jangan panggil saya mbak. Panggil saja aku Rena!" Rena mengulurkan tangannya dan mengamati wajah Aqila.

Aqila langsung membalas jabatan tangan dari Rena sambil tersenyum dan menyebutkan namanya. "Aku Aqila, senang bisa berkenalan dengan kamu Rena. "Lebih baik kita duduk di sana saja sambil menunggu panggilan nama kita!"

Rena menganggukkan kepalanya tanda menyetujui ucapan perempuan yang menunjuk ke arah kursi yang berjejer rapi di depan sebuah ruangan yang tak lain adalah ruangan interview.

Kini Aqila dan Rena, sudah duduk bersama beberapa wanita lainnya sambil menunggu panggilan dari pihak HRD untuk mewawancarai mereka. Satu persatu nama para pelamar mulai di panggil untuk masuk ke dalam ruangan yang lebih terlihat seperti ruangan eksekusi bagi mereka.

Terlihat beberapa orang yang keluar dari ruangan tersebut dengan ekspresi yang berbeda-beda, dari ekspresi lega sampai ekspresi frustasi terlihat di raut wajah beberapa orang yang sudah kembali duduk di kursi tunggu Kini tiba giliran Aqila dan Rena yang kebetulan di panggil secara bersamaan karena mereka adalah orang terakhir yang tersisa.

"Kita itu harus semangat ya Aqila, agar kita bisa sama-sama di terima di perusahaan ini, fighting!"

Aqila mengangkat tangannya untuk menyemangati diri sendiri dan menetralkan rasa gugup nya. "Iya... Iya kamu juga. Mudah-mudahan kita bisa di terima bekerja di perusahaan ini. Bismillahirrahmanirrahim!"

Terpopuler

Comments

Jora Bolorani

Jora Bolorani

to be cont.

2021-07-16

0

xia....lee....

xia....lee....

kakak, aku mau tanya. TBC itu apa? bukannga TBC itu penyakit Tubercolosis ya? kenapa keluar diakhir chapter?

2021-07-05

1

Helen Apriyanti

Helen Apriyanti

maaf y mbak dianning aku bru mmpir hee

2021-07-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!