Aqila dan Rena bersorak kegirangan dan saling berpelukan setelah mengetahui bahwa mereka berdua di terima bekerja di perusahaan Anugrah Jaya.
"Aku bersyukur banget kita bisa di terima bekerja di perusahaan ini Rena! Meskipun aku hanya di tempatkan di divisi humas dan hanya sebagai karyawan kontrak, aku sudah sangat senang. Semoga saja nanti aku bisa menjadi karyawan tetap seperti kamu!"
"Meskipun kamu saat ini adalah karyawan kontrak, kamu harus tunjukkan kemampuan terbaikmu agar para senior bisa melihat kesungguhan dan keseriusanmu bekerja. Dengan begitu, siapa tahu kamu nanti bisa menjadi karyawan tetap di perusahaan ini."
"Terima kasih Rena, kata-kata kamu adalah penyemangat ku. Semoga nanti aku bisa menyusulmu menjadi karyawan tetap di perusahaan ini."
"Tentu saja Aqila, tetap semangat ya!"
Disaat Aqila dan Rena saling memberi semangat, muncul sosok perempuan paruh baya yang terlihat ramah menyapa mereka berdua.
"Apa kalian sudah siap bekerja? Saya akan antarkan kalian ke divisi kalian masing-masing!"
Aqila, Rena dan ketiga lainnya yang di terima bekerja di perusahaan langsung menjawab siap serentak lalu mengikuti wanita tersebut. Wanita paruh baya yang bernama Susi, mulai mengantar satu persatu pegawai baru ke bagian masing-masing. Kini yang tersisa hanya Aqila seorang karena dia satu-satunya karyawan kontrak yang di terima bekerja di perusahaan besar tersebut.
"Kamu Aqila kan? Karyawan kontrak yang akan membantu di divisi humas?"
Aqila menganggukkan kepalanya sambil tersenyum ramah kepada wanita paruh baya bernama ibu susi tersebut. "Iya Bu, saya Aqila!"
Ibu Susi memandang penampilan sederhana Aqila dari atas sampai ke bawah. "Meskipun kamu hanya karyawan kontrak, kamu harus menunjukkan kinerja yang terbaik. Kamu harus ringan tangan membantu bila ada yang menyuruhmu agar kamu bisa di angkat menjadi karyawan tetap di perusahaan ini! Kinerjamu selama tiga bulan akan dinilai oleh para senior, bila kamu memenuhi kriteria, mungkin kamu bisa saja diangkat menjadi karyawan tetap setelah tiga bulan. Apa kamu paham Aqila?"
"Iya Bu, saya akan berusaha bekerja dengan baik karena saya sangat berharap bisa di angkat menjadi karyawan tetap di perusahaan ini!"
"Bagus, saya suka semangat kamu.
sekarang ikut saya!" Bu susi mulai melangkahkan kakinya menuju lift lalu memasuki pintu besi itu di ikuti Aqila yang mengekorinya.
Tak lama berselang, mereka berdua telah sampai di lantai tujuh, mereka berdua pun keluar dari lift menuju divisi humas. Disana terlihat beberapa orang yang sedang sibuk melaksanakan pekerjaannya masing-masing.
Bu Susi mengetuk pintu, setelah ada jawaban dia pun membawa Aqila masuk ke ruangan menemui seorang laki-laki yang saat ini tengah duduk di kursinya dengan pandangan berfokus pada beberapa dokumen di atas meja kerjanya.
"Selamat pagi Pak Manager, saya membawa pegawai baru yang akan membantu di divisi ini. Namanya Aqila Anggraini, dia hari ini di terima bekerja sebagai karyawan kontrak dan di tempatkan di sini sesuai permintaan Bapak!"
Laki-laki yang bernama Arya Atmadja mulai mengangkat pandangannya menatap sosok karyawan baru yang ada di belakang ibu Susi, dia pun menahutkan kedua alisnya lalu memandang penampilan Aqila dari ujung kaki hingga rambutnya yang menurutnya sangat kuno karena memakai baju yang terlihat jelas di beli dari pasar yang tentu saja dengan harga yang sangat murah.
"Waah... lucu sekali penampilan wanita ini, bagaimana mungkin ada seorang wanita yang berpakaian tidak modis seperti dia. Pantas saja dia terpilih sebagai karyawan kontrak, dengan wajah pas-pasan serta gaya berpakaiannya yang kuno seperti itu membuatnya terlihat seperti orang bodoh dan pasti dia sangat miskin."
Arya tidak mengungkapkan penilaiannya pada Aqila karena dia hanya membatin di dalam hati.
Sedangkan Aqila yang menyadari sosok laki-laki yang ada di hadapannya tak lain adalah pria yang tadi di jumpainya di dalam lift di lantai satu sontak terlihat berbinar-binar begitu menatap sosok pria tampan yang daritadi sudah menarik hatinya itu.
"Mungkin ini yang di sebut jodoh tidak akan kemana, di perusahaan sebesar ini ternyata aku bisa satu divisi dengan pria tampan yang sedari tadi telah mengusik ketenangan hatiku. Kenapa wajahnya bisa setampan itu di padu padankan dengan rahangnya yang tegas serta hidung mancung dan bibir tebalnya juga tubuhnya yang terlihat sangat atletis meskipun saat ini sedang di balut kemeja lengkap dengan jasnya. Mimpi apa aku semalam hingga bisa bertemu seorang pria yang langsung memporak-porandakan hatiku."
Aqila tersadar dari lamunannya saat Bu Susi menepuk lengannya.
"Aqila... Aqila?!"
"Eeh... iya Bu?" Aqila menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil memandang Bu Susi.
"Pagi-pagi malah melamun, kamu harus fokus. Dari tadi pak Arya memanggil namamu tapi kamu sama sekali tidak menyahuti panggilannya."
"Maafkan saya pak Arya." Aqila menundukkan kepalanya mencoba memohon maaf pada manager yang ada di hadapannya.
"Ehm ... bukankah kamu perempuan yang tadi menghalangi pintu lift dan menungguku sampai aku masuk ke dalam lift? Jadi kamu pegawai kontrak yang akan membantu di sini? Lebih baik kamu fokus pada pekerjaanmu, jangan sampai kamu mengacaukan semuanya dengan lamunan tidak jelasmu itu! Kalau kau hanya ingin melamun lebih baik kembali saja ke rumahmu sana!"
"Ma-maafkan saya Pak, saya tidak akan mengulanginya lagi. Meskipun saya hanya karyawan kontrak, saya akan berusaha keras untuk bekerja sebaik mungkin dengan tidak mengecewakan bapak karena saya sangat membutuhkan pekerjaan ini!"
Arya hanya memandang datar Aqila dengan tatapan sinisnya. "Aku pegang kata-katamu itu, kalau sampai kamu mengecewakanku, mungkin aku akan langsung memecatmu dari perusahaan ini ! Sekarang pergilah, biar Bu Susi menunjukkan meja kerjamu. Bu Susi, tolong anda tunjukkan meja kerja untuknya dan jelaskan padanya apa yang harus di kerjakan nya!"
Bu Susi tersenyum ramah pada managernya lalu menganggukkan kepalanya seraya memohon ijin untuk keluar dari ruangan tersebut. "Baik pak, saya akan melaksanakan perintah dari Bapak. Kalau begitu saya mohon ijin untuk keluar.
ayo Aqila, ikut saya! Biar saya tunjukkan meja kerjamu dan apa tugasmu di sini!"
Arya hanya mengangguk sambil mengangkat sebelah tangannya untuk mengusir dua wanita yang ada di ruangannya itu.
Sedangkan Aqila yang masih menundukkan kepalanya tidak berani lagi menatap sosok manager yang membuatnya kehilangan akal sehatnya saat memandang wajah pria itu. Dengan langkah yang sedikit terlihat gontai, dia mengikuti Bu Susi yang sudah berjalan di depannya.
Bu Susi menghentikan langkahnya untuk mensejajarkan posisinya dengan Aqila. Dia pun menahutkan keningnya lalu memperhatikan Aqila yang terlihat sedikit lemas karena mendapat omelan dari pak manager.
"Sebenarnya apa yang terjadi padamu, Aqila? Kenapa kamu sampai melamun di depan atasan kamu? Bukankah tadi kamu sudah bilang akan berusaha bekerja sebaik mungkin, tapi kenapa kamu pagi-pagi malah membuat emosi pak Arya melambung tinggi. Kamu harus berhati-hati dengan pak manager."
"Karena dia itu type orang yang pemarah, dia tidak akan memaafkan keteledoran pegawainya karena dia orang yang sangat perfect dalam segala hal. Jadi di saat kamu ada di kantor ini, kamu harus fokus dengan pekerjaanmu. Jangan membawa urusan pribadimu ke kantor kalau kamu tidak ingin segera dipecat oleh pak arya karena kecerobohanmu itu."
"I-iya Bu Susi, saya mengerti. Saya tidak akan mengulangi kesalahan saya untuk yang kedua kali, karena saya sangat membutuhkan pekerjaan ini untuk membiayai sekolah adik saya satu-satunya. Selama ini saya hanya bisa bekerja part time untuk memenuhi kebutuhan hidup saya dan adik saya, saya selalu berharap ingin bekerja di perusahaan besar. Dan sekarang impian saya sudah terwujud. Meskipun saya diterima hanya sebagai karyawan kontrak di sini, tetapi saya akan bekerja sebaik mungkin agar setelah tiga bulan saya bisa diangkat menjadi karyawan tetap seperti pegawai yang lain."
Bu Susi menepuk lembut bahu Aqila, lalu memberi semangat agar perempuan itu lebih bersemangat. "Ibu mengerti Aqila, mudah-mudahan keinginanmu untuk menjadi karyawan tetap bisa segera terwujud. Ibu bisa melihat rasa tanggung jawabmu dari kata-katamu tadi. Ini meja kerjamu, tugasmu disini adalah membantu semua pegawai yang membutuhkan bantuan mu."
"Saat mereka menyuruhmu membantu mereka, kamu harus melaksanakan perintah mereka tanpa mengeluh maupun menggerutu. Kesabaran dan ketelatenan sangat di butuhkan di posisimu karena bila kamu sampai merasa menyerah, maka kamu akan segera di pecat dari sini dan perusahaan akan langsung mencari penggantimu. Apa kamu mengerti Aqila?"
Dengan bersemangat, Aqila langsung menjawab peetanyaan dari Bu Susi. "Saya mengerti, Bu Susi. Saya pasti kuat, karena selama ini saya sudah merasakan kerja yang lebih berat di tempat saya bekerja dulu!"
"Bagus, saya percaya pada ucapanmu. Sekarang saya akan memperkenalkanmu pada para pegawai yang ada di sini."
"Perhatian untuk semuanya!"
Seketika para pegawai yang tengah berfokus pada pekerjaannya mengalihkan pandangannya menandang Bu Susi saat berdiri dengan Aqila yang tengah berada di sampingnya.
"Mulai hari ini, ada pegawai baru yang akan membantu meringankan pekerjaan kalian, perempuan di samping saya ini adalah Aqila Anggraini. Hari ini dia di terima di divisi ini untuk membantu kesibukan kalian,kalian bisa meminta tolong padanya saat kalian sibuk dengan pekerjaan kalian.
Sontak beberapa karyawan merasa senang dan lega, karena akhirnya ada seseorang yang di tugaskan khusus untuk membantu karena akhir-akhir ini perusahaan benar-benar memforsir tenaga mereka sehingga membuat mereka benar-benar di dera kesibukan yang luar biasa.
"Terima kasih Bu Susi, untungnya pak manager berinisiatif mencari pegawai baru untuk membantu meringankan pekerjaan kami. Selamat datang Aqila, selamat bergabung bersama kami di divisi humas perusahaan Anugrah Jaya."
Salah satu perempuan bernama Nina yang tak lain adalah ketua tim menghampiri Aqila, lalu mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Aqila, menunjukkan sambutannya mewakili teman-temannya yang lain.
Aqila dengan tersenyum ramah menjabat tangan Nina. "Terima kasih sambutannya senior!"
"Panggil saja saya Nina, kamu bisa berkenalan dengan yang lainnya saat jam makan siang nanti karena hari ini banyak pekerjaan jadi semua orang harus melanjutkan pekerjaan. Aku yang akan membantu menjelaskan pekerjaanmu disini!"
"Baiklah Nina, saya serahkan Aqila padamu. Bantu dia menjelaskan apa pekerjaannya di perusahaan ini, sekarang saya akan kembali ke ruangan saya."
"Tentu saja Bu Susi, serahkan saja Aqila pada saya karena saya yang akan membimbingnya disini!"
Bu Susi pun mengangguk, lalu berjalan memasuki pintu lift untuk kembali ke ruangannya. Sedangkan Aqila mendengarkan dengan seksama apa yang dijelaskan Nina di hari pertamanya bekerja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
love
wah anak arthur bibit unggul ini
2021-06-27
1
Wahyuni
lanjut Thor..
2021-06-26
1
Diana Oktavia
lanjut kak.lagi asik nih bacanya🤗
2021-06-26
1