#13

Jev tertidur di sofa yang sama dengan Flow. Ketika Jev terbangun, dia tidak melihat Flow disebelahnya.

Jev mencarinya di dapur, tetapi tidak menemukannya. Lalu Flow tiba tiba keluar dari kamar mandi dengan tubuh basah kuyup dengan masih menggunakan baju semalam.

"Flow...apa yang kau lakukan?", Jev terlihat khawatir dengar kondisi Flow.

Jev menghampiri Flow dan mengambilkan handuk untuk Flow.

"Siapa kau, paman? apa kau teman mommyku?", tanya Flow dengan senyum merekah.

Jev tentu saja terkejut dengan perkataan Flow. Flow adalah tipe orang serius dan tidak suka bercanda. Jadi Jev merasa ada yang salah dengan Flow.

"Duduklah...aku akan mengambilkan baju untukmu", ucap Jev berusaha bersikap tenang.

Flow hanya mengangguk antusias.

Otak Jev masih dipenuhi oleh pikiran pikiran tentang sikap Flow yang berubah drastis.

"Ini pakailah..lalu aku akan membersihkan luka di dahimu", ucap Jev lagi.

Flow mengangguk dan mulai membuka bajunya dihadapan Jev.

"Flow..apa yang kau lakukan?masuklah ke kamar mandi..ganti baju disana okey?!", perintah Jev dengan lembut.

Flow mengangguk dan menuju kamar mandi.

Lalu Jev mengambil ponselnya dan menelepon dokter yang menangani Flow dan menceritakan apa yang terjadi pada Flow. Dan dokter itu menyarankan untuk membawa Flow ke psikiater.

Cukup lama Jev berpikir, apa yang harus dia lakukan.

'Apakah aku harus terlibat lebih jauh dengan masalah Flow? oh shit!!..jika begini aku akan semakin terikat dengannya dan tidak tega meninggalkannya dalam keadaan seperti ini, apa yang harus aku lakukan?', batin Jev.

Selang beberapa lama Flow keluar dari kamar mandi dan menghampiri Jev.

"Paman..bagaimana kepalaku bisa terluka?apakah aku jatuh?", tanya Flow.

Jev hanya bisa mengangguk.

Jev mulai mengobati luka di dahi Flow. Flow memandangi Jev dengan seksama.

"Ssshhh...sakit", kata Flow tiba tiba.

"Tinggal sedikit lagi..lain kali jangan sampai lukamu ini terkena air", ucap Jev.

Flow mengangguk dengan tetap melihat ke arah mata Jev.

"Paman tampan sekali..apakah paman pacar mommy?" , tanya Flow dengan wajah bersinar.

Selama beberapa hari bersama Flow, baru kali ini Jev melihat ekspresi Flow yang ceria.

"Bukan..aku pacarmu", jawab Jev random.

"Really?bagaimana bisa aku punya pacar setampan paman?", tanya Flow dengan ekspresi terkejut yang lucu.

Itu membuat Jev tertawa mendengar pernyataan Flow.

"Berapa umurmu Flow?", tanya Jev.

"12 tahun", jawab Flow.

Jev mulai menatap mata Flow. Tidak ada kebohongan disana. Hanya pancaran mata anak lugu yang terlihat disana.

"Apakah ini rumah paman?", tanya Flow dengan senyum merekahnya. Jev melihat lesung pipi ketika Flow tersenyum lebar.

"Bukan..ini rumah sahabatku, dan ya jangan panggil aku paman..aku tidak setua itu..panggil aku Jev", kata Jev.

Flow hanya mengangguk.

"Aku lapar", ucap Flow.

"Aku akan memesan makanan di cafe, tunggu sebentar", jawab Jev dan Flow mengangguk lagi.

"Setelah makan kita akan pergi ke dokter untuk memeriksa kepalamu yang terluka", kata Jev.

"Aku tidak suka ke dokter, paman...eh Jev..bisakah kita dirumah saja?", pinta Flow.

"Tidak bisa..kau harus tetap ke dokter", tegas Jev.

"Hmmm...baiklah..tapi setelah dari dokter aku ingin membeli eskrim..boleh?", ucap Flow.

"Hmmm..baiklah", jawab Jev.

"Yeeaayyy..thanks Jev..i love you so much...cup", Flow berteriak gembira sembari mencium pipi Jev.

Terpopuler

Comments

fitriani

fitriani

kasihan flo jadi trauma kyk gitu sampai2 ingatannya jadi mundur ketika dy berusia 12 thn

2024-05-10

0

Erna

Erna

ingatan flow jadi mundur,

2024-04-18

1

Cahyani

Cahyani

Kasihan flow…

2024-04-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!