Love You, Boss! !

Love You, Boss! !

Part 1 _ Kembali...

..."Kemarin adalah Pelajaran...

...Hari ini adalah Ujian,...

...Esok adalah Harapan"...

..._Joevandi Prasetya Himawan_...

...-...

"Sayaannggg....." ucap Tania pada Pras yang tengah duduk di atas kursi kebesarannya.

"Haii..." Jawab Pras tersenyum padanya.

Ia melangkahkan kaki menuju kearah Pras.

Ia merangkul tubuh Pras, sang kekasihnya itu dari belakang.

"Kauu kemana saja, mengapa tidak meneleponku? Apa kau sudah melupakanku menjadi kekasihmu?" ucap Tania merajuk masih merangkul tubuh Pras.

"Kau bisa melihatnya sendiri. Aku sedang disibukkan dengan berkas-berkas ini. Lusa aku akan pergi ke Indonesia. Kakak ku melimpahkan kantor cabangnya di Indonesia padaku." jawab Pras melepaskan pelukan Tania.

"Jadii.... Kau akan pergi dariku? Hingga kapan kau disana?" Tania mengubah raut wajahnya kecewa.

"Entahlah. Aku tidak dapat memastikannya. Yang pasti untuk waktu yang akan lama!" Pras kembali menatap layar monitor laptop nya.

"Sayang! Ayoolahh.. Kau tidak akan meninggalkan aku disini sendiri kan??" Tania duduk di pangkuan Pras dan melingkarkan tangannya dileher Pras.

"Taniaaa! Kau lihat, ini di kantor! Aku tidak mau memberi contoh yang tidak pantas pada para pegawai kuu.." Pras setengah membentak pada Tania. Ia menatap tajam Tania yang berada dihadapannya.

Tania yang merasa ditatap tajam oleh Pras, kini bangun dari pangkuan Pras dan memilih untuk pergi dari hadapannya.

"Kauu jahat, Pras!" ucapnya kemudian segera berlalu dari dalam ruangan CEO milik Pras.

Pras menarik nafasnya dalam dan mengeluarkan nya secara kasar.

"Kenapa aku ini?" gumamnya kemudian.

Emosi Pras akhir-akhir ini sedikit labil.

Entah apa yang ia rasakan, sejak mendengar keputusan Manda, kakaknya. Yang memilih untuk menetap di Malaysia dan mengurus kantor cabang perusahaan nya disana.

Dan ia melimpahkan kantor cabang miliknya di Jakarta kepada Pras.

Mendengar dan membayangkan kembali ke Indonesia, membuat nya menjadi gusar.

Seolah akan kembali pada kenangan pahit di masa lalu.

-

"Pak, pesawat anda sudah siap. Mari, silakan." ucap Daniel, sekretaris juga teman kuliah Pras dulu di Singapura di fakultas yang sama

Pras yang sedang duduk di ruang tunggu dalam Changi Airport Internasional-Singapura, menarik nafas nya dalam dan mengeluarkan nya perlahan.

"Baik.." ucapnya kemudian.

Pras bangkit dari duduknya.

Ia berjalan didepan Daniel yang mengikutinya dibelakang.

Mereka berjalan menuju kedalam pesawat.

Mereka mengudara menuju Jakarta.

"Sudah kau persiapkan segala sesuatunya, kan?" tanya Pras pada Daniel yang duduk disebelahnya di kursi VIP.

"Sudah selesai, Pak. Sudah oke!"

"Kau tidak lupa kan, semua tentang saya?" tanya Pras sambil menutup matanya, mencoba untuk beristirahat.

"Tidak, Pak. Saya selalu mengingatnya." jawab Daniel mantap.

"Bagus! Teruskan mengingatnya. Jangan sampai lupa!" Pras tersenyum penuh arti.

"Baik, Pak."

Pras membuka matanya,

"Niel, sudah saya bilang jangan panggil saya Pak, jika sedang hanya ada kita berdua." tekan Pras.

"Hmm... Maaf, Saya tidak mau, Pak. Sudah sepantasnya anda, saya panggil Bapak. Sebagai bentuk rasa terimakasih saya pada anda."

"Hmmm.... Baiklah terserah kau saja!" Pras kembali menutup matanya.

Daniel hanya tersenyum melihat kelakuan sang atasan yang dulu membantunya yang sedang mencari pekerjaan untuk membayar biaya kuliahnya saat itu.

Pras yang sudah bekerja di kantor asuransi milik sang kakak, dan menjabat sebagai co-CEO, dengan bermurah hati membantunya dan memberikannya pekerjaan di kantornya yang berada di Singapura.

Kini, untuk pertama kalinya ia akan menginjakkan kakinya lagi di negara kelahirannya, Indonesia.

Setelah kurang lebih enam tahun ia tak kembali, dan fokus dengan kuliah juga pekerjaannya di kantor milik sang kakak yang berada di Singapura.

Kini, setengah terpaksa ia harus kembali ke Jakarta.

Yaahh selama lima tahun terakhir, Manda dan suaminya terus mengembangkan sayap perusahaannya di berbagai negara.

Sekarang, ia sudah miliki tujuh cabang perusahaan asuransi di tujuh negara berkembang.

Dan saat ini, Pras kembali ke Indonesia dengan jabatan CEO.

Ia di beri hak penuh atas perusahaan asuransi itu oleh Manda. Dan sekaligus merupakan tanggung jawab yang besar bagi Pras.

-

Pras telah sampai di Bandara Soekarno-Hatta.

"Indonesia, aku kembali. Tolong beri aku takdir yang baik kali ini." Batin Pras saat sampai di depan bandara.

Mereka dijemput oleh supir perusahaan.

"Apakah sepanas ini kota Jakarta, Pak?" tanya Daniel pada Pras yang berada dikursi penumpang dibelakangnya sambil mengibas-ngibaskan kerah kemeja nya sesaat setelah masuk ke dalam mobil.

"Hmmmm..." gumam Pras tak terlalu menanggapi ocehan Daniel.

Daniel anak blasteran Indonesia-Singapura.

Ibu nya asli Indonesia dan ayahnya meninggal saat ia masuk kuliah di semester pertama.

Membuatnya menjadi pribadi yang tangguh dan mandiri.

Sejak ia lahir, belum pernah ia bertandang ketanah kelahiran sang ibu. Itu semua karena ekonomi keluarga yang pas-pasan dan tak ada anggaran mudik. Walaupun ada, itu hanya untuk sang ibu saja yang mudik.

Saat ini, menjadi kali pertamanya berkunjung ke sini.

Ia merasakan hawa panas di udara Jakarta setelah keluar dari dalam area bandara.

Pras menatap jalanan di jendelanya.

Seolah menapaki jejaknya enam tahun yang lalu.

Sejenak mengingatkannya pada alasan kepergiannya meninggalkan Jakarta adalah untuk meninggalkan segala kenangan pahit dalam hidupnya.

-

Pras telah sampai dihotel tempatnya menginap.

Ia lebih memilih menginap di hotel untuk sementara. Ia berniat membeli sebuah mansion didekat perusahaannya.

Ia tak ingin menempati rumah Manda yang ternyata adalah rumah masa kecilnya dulu bersama sang ayah dan ibu.

Manda telah membeli kembali rumah masa kecil mereka dengan orangtua mereka. Namun Pras enggan berada disana.

Rumah itu lebih banyak mengingatkan nya pada takdir buruknya di masa remaja daripada kenangan manisnya di masa kecilnya.

Pras merebahkan tubuhnya dikasur sesaat setelah masuk kedalam VIP suitroom miliknya.

"Pak, saya kembali ke kamar dahulu. Kamar saya di depan kamar anda. Jika ada sesuatu yang anda butuhkan segeralah hubungi saya." ucap Daniel setelah meletakkan tas kerja dan koper milik Pras di ruang tengah.

"Baik, terimakasih. segeralah istirahat Niel. Karena besok pagi kita harus segera menuju kantor." ucap Pras yang tengah mencoba memejamkan matanya.

"Baik, Pak! Selamat beristirahat." Daniel kemudian berlalu dari kamar milik Pras.

"Semoga kali ini takdir baik yang menungguku disini." gumam Pras.

Terpopuler

Comments

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

gw mampir thor

2021-08-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!