Setelah selesai mandi, Indira bersama Lani turun menuju restoran hotel.
"Waaahh makanannya enak-enak kayaknya yahh Dir.. Gue udah gak sabar buat nyicipin nihh.." ucap Lani yang tak sabar menunggu makanan yang telah mereka pesan tadi.
Setelah makanan tersaji di meja mereka, Lani terbengong tak percaya dengan makanan di atas mejanya.
Ia kalap melihat beef steak dihadapannya.
Baru kali pertama, Ia melihat dan akan mencicipi daging panggang itu.
Dengan cepat ia mengambil sendok dan garpu.
Di gototnya daging dipiringnya dengan sendok.
Indira menggelengkan kepalanya seraya menahan tawa melihat kelakuan sang kawan yang norak.
"Lan, kok gitu makannya? Lu jangan malu-maluin donggg..." sahut Indira berbisik dengan nada jahilnya.
"Hmmm.. Emang gimana, Dir? Gue bingung. Soalnya sendok ma garpu nya banyak banget!"
"Hmmm..." Indira menggelengkan kepalanya.
Diambilnya piring Lani, lalu ia mengambil pisau dan garpu.
"Beginii, Lan... Kali-kali lu harus belajar makan di restoran lahhh.. Biar gak terlalu norak! Hahahahh.." Indira tertawa mengejek Lani yang terlihat antusias memperhatikan nya memotong daging.
"Okeee.. Kayaknya gue bisa." Diambilnya lagi piringnya dari Indira.
Indira melanjutkan makannya dengan santai sambil menatap sekeliling dalam restoran.
Ada seorang pria yang sedang makan malam disudut ruangan. Ia tengah menatap ke arah pantai.
Wajahnya terlihat dingin.
Indira kembali melanjutkan makannya.
Dilihatnya lagi pria tadi bangun dari kursinya. Ia hendak menuju kearah lift.
Tiba-tiba seorang anak kecil keluar dari lift dan berlari menuju kearahnya.
Sang pria yang sedang memainkan ponselnya, tak melihat anak tersebut.
Buggggggghhh...
Craaackkkkk....
Si anak jatuh.
Si pria tadi menginjak coklat yang sedang dipegang oleh si anak.
"Coklatkuuuu...." gumam si anak.
Indira terus memperhatikan mereka.
Si pria hanya diam menatap wajah si anak.
Si anak pun menangis.
"Maaf!" ucap si pria dan berlalu begitu saja.
Si anak masih menangis. Dan datanglah sang pengasuh anak tersebut.
Indira yang geram melihat tingkah si pria. Mencoba mengejar nya.
"Dirrr... Mau kemana Lu?" tanya Lani heran melihat Indira yang bangkit dari kursinya tiba-tiba.
"Tungguuu gue, sebentar!" teriak Indira.
Pria tadi menuju lift.
Indira mengejarnya. Melewati si anak tadi.
"Haiiii.. Tunggu." teriaknya. Ia menahan pintu lift dan ikut masuk kedalam lift.
Pria tadi hanya diam. Mengabaikannya.
"Maaf, tuan. Seperti itukah cara anda meminta maaf pada anak kecil yang coklatnya anda injak?" Ucap Indira to the point.
Pria tadi hanya terdiam tak menghiraukannya.
"Heiii. Tuan. Saya sedang berbicara dengan anda. Apa anda tidak diajari sopan santun oleh ibu anda?" teriak Indira lagi.
Pria tadi merasa geram mendengar Indira menyebut sosok ibu dalam ucapan nya.
Didorongnya Indira kesudut ruangan lift.
Di kukungnya tubuh Indira hingga tak mampu bergerak.
Indira yang merasa takut, wajah nya berubah menjadi pucat setelah bertatap wajah dengan pria tadi sebegitu dekatnya.
"Jangan ikut campur urusanku. Lagi pula aku telah meminta maaf." bisik sang pria tadi di telinga Indira dengan tajam.
"Taaa pii aa nakk taa ta di mass sih mee naang ngisss.." ucap Indira terbata.
"Lalu akuu harus apa, haaahh?" ucap sang pria lagi.
"Hhhhmm.. Setidaknya kau hampiri dulu anak itu hingga ia tidak menangis lagi." ucap Indira yang sudah berhasil menguasai emosi dan rasa takutnya.
Sang pria tadi semakin mendekatkan wajah mereka.
Indira yang melihat wajah tampan sang pria, tiba-tiba menelan salivanya.
'Tampan sekalii....' batin Indira.
"Kenapa kau repot sekali mengurusi ku? Apa kau ibu dari anak itu?" tanya sang pria menatap Indira dari atas sampai kebawah.
"Enak saja! Memang aku kelihatan seperti ibu-ibu yang sudah memiliki anak?" oceh Indira
Ting...
Pintu lift akan terbuka, Namun sang pria tadi menekan tombolnya kembali, dan menekan tombol lantai paling atas.
Alhasil pintu lift kembali menutup.
"Heii tuan. Apa yang anda lakukan? Mengapa anda menutup pintunya kembali?" ucap Indira setengah berteriak.
"Karena urusan kita belum selesai." bisik sang pria, membuat Indira melotot.
Indira mulai gusar, apa yang akan terjadi padanya setelah ini.
Ia mulai memikirkan yang tidak-tidak tentang pria yang ada dihadapannya itu.
Ia menggelengkan kepalanya. Ia mendorong tubuh si pria dengan sekuat tenaga. Namun hasilnya nihil.
Ia terus memberontak hingga akhirnya ia akan jatuh dan si pria dengan cepat mengambil tubuhnya. Dan.....
Cupppp...
Bibir mereka bertemu sekilas.
Indira melotot terkejut. Begitupun dengan pria dihadapannya yang sama terkejutnya.
Indira yang malu betul, segera melepaskan dirinya dari tangan si pria.
Si pria pun hanya bisa terdiam menatap Indira.
"Kaaauuu..." gumam si Pria. Terlihat amarah di matanya.
Ting..
Pintu lift kembali terbuka. Indira segera berlari keluar meninggalkan si pria yang masih menatapnya dari dalam lift.
'Kauu.. Menyentuh bibirku tanpa seizinku. Tak akan kubiarkan kau...' gumam si pria.
Indira terus berlari dan bersembunyi di sudut koridor hotel.
'Sialll.. Apa sihh yang gue lakukan? Gueee... Inii... Yang pertama. Nggakk.. Bukaann.. Tadi itu hanya sebuah accident.' batin Indira sambil memegangi sudut bibirnya.
Ia terus bergulat dengan segala pemikirannya.
Setelah dirasa cukup waktu untuk menghindari pria tadi, ia akhirnya kembali menuju lift dan kembali turun ke restoran tempatnya makan malam bersama Lani.
Ia kembali bergabung bersama Lani yang terus bertanya, dari mana saja dirinya tadi.
Indira yang masih shock atas kejadian tadi, hanya menggelengkan kepalanya dan tak menghiraukan ocehan Lani.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Kenanga
hadir Thor..
semangat berkarya Thor, semoga sukses selalu.
Aamiin.
Terima kasih 🙏
2021-06-29
1