Married With Alvaro

Married With Alvaro

BAB 1 (Revisi)

Kringg....

Suara alarm berbunyi nyaring, memenuhi kamar minimalis bercat putih dengan puluhan buku yang tertata rapi di dalam rak besi di samping ranjang.

Terlihat seorang gadis masih nyaman dengan posisi tidurnya. Tak menghiraukan jam yang terus berdering meramaikan pagi ini.

Brak! seorang wanita paruh baya membuka pintu dengan kasar dan berjalan cepat mendekati ranjang. "Vanka, bangun! kamu nggak pergi ke sekolah?" tanyanya dengan suara menggebu.

Hening, tidak ada jawaban dari bawah selimut tebal itu. Vanka sama sekali tidak terganggu dengan teriakkan sang ibu. "Vanka!" panggilnya lagi. Kesal di abaikan, lantas wanita paruh baya itu mengambil sebaskom air dari dalam kamar mandi.

Lalu menyemprotkannya secara sedikit demi sedikit pada wajah cantik Vanka. "Bangun!" perintah sang bunda. Menampilkan wajah garang khas emak-emak Indonesia.

Hoam! Vanka mengerjapkan mata, mencoba mengumpulkan nyawa. Ia menguap beberapa kali, sesekali merenggangkan tubuhnya yang terasa kaku.

"Sekarang jam berapa bunda?" tanya Vanka seraya menggaruk rambutnya yang berantakan dan mengusap air dingin yang memenuhi wajahnya.

"Enam lebih sepuluh!" mata yang semula menyipit kini berubah melebar setelah mendengar jawaban sang bunda. Sial! Vanka terlambat.

Segera Vanka beranjak dari tempat tidur dan masuk kedalam kamar mandi. Tak lupa ia menyahut handuk putih yang tergantung tinggi di samping pintu kamar mandi.

"Dasar bocah labil!" Dina menggelengkan kepalanya tiga kali, sebelum menggerakkan tangannya, membuka gorden kamar.

"Cepat turun ya Van!"

"Okeeh!" teriak Vanka dari dalam sana. Dina pun berlenggang keluar. Memutuskan menyiapkan sarapan sembari menunggu anak gadisnya selesai bersiap-siap.

...----+++----...

Sepuluh menit berlalu, Vanka meraih seragam sekolahnya dan memakainya dengan cepat. Kemudian, menyisir rambutnya yang mengembang, tak lupa memakai pelembab dan mengoleskan liblam.

"Sempurna!" puji Vanka untuk dirinya sendiri. Tak membuang-buang waktu, Vanka menyahut tas ranselnya dan berlari menuruni tangga.

"Pagi semua!" sapa Vanka pada ayah, bunda, dan kakaknya begitu sampai di ruang makan.

"Pagi!" jawab mereka serempak. Vanka tersenyum tipis sebelum menjatuhkan diri ke kursi kosong yang ada di samping Satya.

Vanka meraih dua lembar roti dan mengoleskan selai coklat di antara kedua lembaran roti tersebut.

Dengan sekali lahap, Vanka menghabiskan roti itu.

"Dek kalo makan pelan-pelan, tersedak baru tau rasa lo!" tegur Satya- kakak laki-laki Vanka. "Gue udah telat nih, bang!" Vanka menjawab seraya menuangkan air putih kedalam gelas.

"Salah lo sendiri, bangun kesiangan!" cibir Satya, dengan senyum sinisnya. "Ck, banyak omong lo!" seru Vanka kesal. Sebelum akhirnya menegak air putih tersebut hingga tandas.

"Ayah, bunda! Vanka berangkat dulu ya!" pamit Vanka sembari mencium punggung tangan kedua orang tuanya secara bergantian.

"Iya! Hati-hati ya Van," seru Dina dan di angguki oleh Vanka. Setelah berpamitan, Vanka buru-buru mengeluarkan motor matic nya dari dalam garasi. Tak lupa memanasi nya seraya memakai sepatu.

"Assalamu'alaikum!" ujar Vanka sebelum menarik gas dan melajukan motor matic nya menuju ke sekolah. Dengan kecepatan penuh Vanka mengendarai motor bertuliskan brand Vario tersebut melewati jalanan kota.

Perjalanan dari rumah ke sekolah membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Namun, karena Vanka mengebut, sekitar 20 menit gadis itu sudah sampai di parkiran sekolah.

"Untung aja, gue nggak telat!" ucapnya lega. Pasalnya sudah tujuh kali dalam sebulan Vanka terlambat, bahkan guru bk pernah memberinya surat panggilan orang tua.

Tentu saja, setelah itu kehidupan Vanka tidak baik-baik saja. Setiap pagi, bundanya datang ke kamar dan membangunkannya dengan cara yang tidak manusiawi. Tetapi, bukan Vanka namanya jika dia berubah menjadi gadis yang rajin.

Setelah memarkir sepeda motornya, Vanka berlari menuju kelas. Tapi tiba-tiba saja, seseorang menabrak tubuhnya. Vanka yang kehilangan keseimbangan, lantas jatuh tersungkur di atas lantai koridor.

“Heh! kalo jalan pakek mata, jangan pakek jidat!” kesalnya, sembari membersihkan sisa debu yang menempel di pakaiannya.

Hening sejenak, lantas Vanka mendongak kala tak kunjung mendapat jawaban dari sang tersangka. Matanya menajam, tatkala melihat sosok pemuda tampan berdiri dengan gaya sok coolnya. Tanpa ada niatan meminta maaf ataupun menolongnya.

"Lo itu tersangka, kok diam aja sih!" cibir Vanka marah.

"Lalu?"

"Ya, seenggaknya lo minta maaf kek!" Vanka menyahut, tapi sialnya pemuda itu mengabaikan ucapannya dan kembali melanjutkan langkah. Meninggalkan Vanka seorang diri.

"Sialan! masih pagi mood gue udah ancur gara-gara cowok tadi!" gerutu Vanka sebelum akhirnya berdiri dan kembali berlari menuju kelasnya.

"Pagi bestie!" teriak Vanka begitu melewati pintu kelas. Semua orang memutar bola matanya dan membuang muka. Tidak peduli.

"Nggak usah teriak-teriak bege!" seorang siswi dengan dandanan menor datang menghampiri dan menegurnya secara tegas.

"Biar rame, Sher!" mengacungkan dua jarinya.

"Masalahnya, candaan lo itu nggak lucu Van. Yang ada rusak nih gendang telinga gue!" seorang siswi kalem ikut menyahut, menyalahkan Vanka.

Ya, mereka adalah sahabat karib Vanka sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama. Sherly Amilia dan Hana Nur Aini.

"Ya maaf!" Vanka menyengir kuda. Tak menyesal ataupun merasa bersalah.

"Terserah!"

Setelah pertengkaran penuh drama itu, bel berbunyi. Menandakan kelas akan segera dimulai. Semua murid duduk di kursi masing-masing. Menunggu guru yang akan mengajar mereka.

...----+++----...

Teet Teet Teet

Bel berbunyi, menandakan waktu istirahat telah di mulai. Vanka bersama dengan kedua sahabatnya pergi ke kantin untuk mengisi perut masing-masing.

Ketiganya duduk di pojok kantin. Di mana meja tersebut merupakan tempat strategis. Di sana Mereka bisa melihat suasana kantin secara keseluruhan.

"Gue yang pesenin, kalian mau apa?" tanya Sherly pada kedua sahabatnya.

"Gue bakso sama es teh manis, Sher!" sahut Vanka.

"Okeh, kalo lo, Han?"

“Samain aja, Sher!” jawab Hana seadanya. "Oke!"

Setelah 10 menit mengantri, Sherly datang membawa pesanan mereka. Tentu saja, dibantu oleh mang Agus, sang penjual bakso.

“Eh Van, tumben lo kesiangan!” Sherly memulai pembicaraan dan menyingkirkan keheningan yang menyelimuti meja mereka.

"Biasa, semalam gue begadang. Gara-gara maraton drakor sepuluh episode!" Vanka menjawab dengan nada santai.

“Gila! apa kabar sama mata lo Van, nggak katarak kan?” cetus Hana, menyahuti.

“Gimana mau katarak, pemainnya aja gantengnya naudzubilah. Yang ada cuci mata gue!” jawab Vanka. Membuat Sherly dan Hana menatap malas dirinya.

Ketiga gadis itu menikmati makanan masing-masing. Namun, setelah beberapa menit kemudian ketiganya terganggu oleh teriakan-teriakan para siswi yang heboh akan kehadiran Varo, Kevin, dan Andrean.

Mereka bertiga adalah most wanted disekolah tersebut. Sekaligus anggota tim basket yang di ketuai oleh Varo sendiri.

"Anjir, berasa kek artis gue diteriakkan begini," ucap seorang pemuda tampan bernama Andrean.

"Mereka neriakkin Varo bego! bukan lo Ndrean. Pede banget Lo jadi orang!" sahut Kevin.

Andrean mengedipkan sebelah matanya, sontak membuat beberapa siswi berteriak heboh. "Noh, gue ketipin aja mereka langsung teriak-teriak."

"Mungkin mata mereka minus, masa iya mereka suka sama setan!"

"Anjir! gini-gini wajah gue juga lumayan tampan, 11 12 sama Manu Rios!"

"Halu aja lo pantat monyet!" ucap Kevin membuat Andrean menatapnya tajam.

...----+++----...

“Apaan sih, alay banget.” sinis Vanka, pada segerombolan ciwi-ciwi itu. "Tau tuh, kek nggak pernah ketemu cowok, anjir!" sahut Sherly menimpali.

Varo dan kedua temannya duduk di sebelah meja Vanka dan kawan-kawan. Terlihat Kevin dan Andrean tengah mengobrol. Sedangkan Varo, ia diam di tempat duduknya dan menjatuhkan pandangan pada gadis yang di tabrak nya, pagi ini.

"Var, ngapain lo lihat kesana terus! lo demen ya sama tu cewek?” goda Andrean, kala melihat Varo menatap Vanka.

Varo menatap Andrean tajam, "santai bos liatnya, kek mau maka orang aja lo! ” sinis Andrean tidak terima. Kevin terkekeh, lantas membuka suara dan menyahut.

“Lo tau sendiri kan Varo tuh gimana, intinya lo harus sabar deh kalo temenan sama dia.” lanjut Kevin, membuat Varo mendelik kearahnya.

“Lo sama aja nyet, apes banget gue temenan sama Kalian. Udah cuek, pelit senyum lagi!” sewot Andrean.

“Gue murah senyum nyet, tadi buktinya gue ngetawain lo! ” balas Kevin tak mau kalah.

“Serah lu aja nyet!“ jengah Andrean, mulai memakan makanannya.

Varo mengabaikan pertengkaran kedua sahabatnya. Lalu kembali menatap gadis cantik itu. Sampai akhirnya pandangan mereka bertemu.

“Apa lo liat-liat, pake mata lagi! “ ketus Vanka risih, Kala memergoki Varo menatapnya secara terus menerus. Sherly dan Hana mendongakkan kepalanya. Sama-sama heran.

“Lo ngomong sama siapa sih Van?” tanya Sherly kepo.

“Itu, sama cowo sialan itu! “ ucap Vanka, menuding Varo dengan jari telunjuknya.

Sherly dan Hana saling melemparkan pandangan. Kemudian bertanya, mengapa Vanka menyebut Varo cowok sialan. Akhirnya Vanka pun menceritakan semua kejadian yang menimpanya pagi tadi. Sherly dan Hana hanya tertawa tanpa ingin menghibur sahabat mereka.

“Intinya, benci banget gue ama tu cowok!” gerutunya sambil menatap Varo sinis.

“Jovanka putri Aurora, benci sama cinta itu beda tipis. Jatuh cinta sama dia, baru tau rasa lo! ” goda Sherly.

“Dih, amit-amit. Jangan sampai kejadian anjir, ngeri gue bayanginnya.” ucap Vanka, kembali membuat kedua temannya tertawa lepas.

terima kasih yang udah mau mampir 🙏

jangan lupa like, komen dan vote ya☺️

Terpopuler

Comments

ani nurhaeni

ani nurhaeni

anak anak gauul yaaa
meskii ngomong pada kasar tpii gpp lahhh
lucuuu menghibuurr

2021-12-16

0

Vierrania

Vierrania

aku mampir cerimu yg ini othor

2021-11-25

0

Litfi Panda

Litfi Panda

duidhi ada yang

2021-09-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!