"Terkadang cinta itu tumbuh saat kita selalu bersama namun, perihal cinta mencintai tak harus memiliki"
. ~Fairuz Ahkam
Sore yang indah, dalam ruangan sederhana yang sudah disulap menjadi tempat berkumpul (Basecamp).
Diruangan yang sederhana itu, seperti itulah kegiatan mereka diakhir pekan, berkumpul bersama menghabiskan waktu untuk saling bercerita, saling berdiskusi dan terkadang membuat berbagai macam makanan dan melakukan hal-hal apapun yang bisa mereka lakukan.
Dan tidak luput dengan pertengkaran diantara mereka, selalu ada saja drama! entah itu Fairuz yang selalu jahilin Geisha, atau Geisha yang selalu saja heboh dengan segala hal, dan terkadang Rayhan dan Fikral yang selalu rebutan remote game hingga Viera yang dibuat rempong oleh ulah mereka.
"Kak Fairuz!!"
"Ahahaha!!"
Terdengar suara teriakan Geisha yang di susul dengan suara tawa Fairuz.
"Akh kak Fairuz!! kau merusak wajah cantikku!"
"Ahaha kau lebih cantik seperti itu!"
Suara pertengkaran mereka membuat Syeza menoleh dan mendapati wajah Geisha sudah dipenuhi oleh tepung.
Gadis itu tertawa kecil menatap wajah cantik milik Geisha yang dipenuhi tepung.
"Kau harus tanggung jawab!!" Geisha mengejar Fairuz dengan memegang sapu ditangannya.
Fairuz lalu berlari mengelilingi meja.
"Fairuz!! Geisha!!" Tiba-tiba suara Viera terdengar melengking.
"Apa yang kalian lakukan?!!"
"Akh kak Viera, itu ulah kak Fairuz!! kak Fairuz yang menumpahkan tepungnya!!" Geisha mencoba mencari pembelaan.
"Jangan percaya padanya Viera! adikmu itu yang terlalu ceroboh!!"
"Apa?!! aku yang ceroboh?!! bukankah kau yang menumpahkannya?!!" Geisha mengacung-ngacungkan sapunya berusaha untuk memukul Fairuz membuat pria itu berlari ke arah Viera dan bersembunyi dibelakangnya.
"Yaakhh!! tidak bisakah kalian tidak seperti anak kecil?!!"
Viera memicing ke arah mereka membuat Geisha terdiam sedangkan Fairuz, akh pria itu malah tersenyum.
"Kenapa kau tersenyum?!" Viera memicing ke arah Fairuz.
"Cantik! kau kelihatan cantik jika sedang marah"
Viera memejamkan matanya sejenak dan menghela nafas.
Fairuz memang suka sekali menjahili temannya jika sedang marah.
"Dasar tukang gombal!!" Geisha menimpali.
"Kenapa? kau cemburu?" Sahut Fairuz.
"Apa?!! cemburu?!! kenapa kau begitu percaya diri hah?!!"
"Karena memang nyatanya aku adalah pria yang tertampan!"
"Tertampan?!! ahaha aku tidak salah dengar?!!" Geisha tertawa mengejek.
"Cukup!! kalian membuat telingaku hampir tuli! Geisha masuk dan ganti bajumu! dan kau Fairuz, bersihkan semua ini!!"
"Lah? kenapa harus aku yang membersihkannya?!"
"Karena semua ini, kau yang memulainya bukan?!"
"Ahaha selamat bekerja kak Fairuz!!" Geisha tertawa girang mengejek Fairuz lalu melangkah masuk.
Fairuz memutar bola mata malas lalu mengambil sapu dan mulai membersihkan lantai yang dipenuhi tepung.
*******
Sebuah tangan kekar merangkul pinggang ramping milik gadis yang berdiri disampingnya.
"Perhatikan tanganmu! kau tidak sadar sedang memegang pisau?"
Gadis itu tersenyum.
"Mereka terlalu seru untuk diabaikan!"
"Tapi aku tidak ingin tangan gadisku terluka"
"Akh kau lagi menggombal?"
"Huff, apakah kata-kataku terdengar seperti gombalan?"
"Sedikit!"
"Ahaha, aku hanya tidak ingin tiba-tiba kau pingsan hanya karena setetes darah yang keluar dari jarimu"
Gadis itu kembali tertawa kecil.
Iyh, Syeza Anastasya gadis yang mengindap hemophobia sebab kecelakaan dimasa kecil yang membuatnya takut akan darah.
********
"Ada apa? kenapa kau terlihat serius?" Zidan mengambil minum lalu duduk disamping Fikral.
"Sejak kapan dia begitu akrab dengan Syeza?" Tanya Fikral dengan tatapannya yang fokus ke depan.
"Heemm?" Zidan mengkerutkan alisnya lalu mengikuti arah pandang mata Fikral yang memandang lekat ke arah Rayhan yang sedang merangkul Syeza.
Zidan menghela nafas lalu menyenderkan kepalanya disofa.
"Aakh sebenarnya ini rahasia aku sendiri tapi, sepertinya kau harus memberitahumu"
Fikral mengkerutkan alisnya lalu menoleh ke arah Zidan yang terlihat serius.
"Aku menyukai Syeza sejak pertama kali paman bercerita tentangnya lalu saat paman
menunjukkan fotonya dan..., saat pertama kali aku bertemu dengannya hingga hari ini!"
Zidan menarik nafas dan menerawang.
"Kau tahu Fik? aku bahkan sudah berniat mau menjadikan dia satu-satunya wanita dalam hidupku dan membicarakan hal ini dengan paman tapi, saat aku tahu dia sudah terikat dengan pria lain hal itu membuatku mundur! jangankan kesempatan untuk memilikinya aku bahkan tidak punya kesempatan untuk mengungkapkannya!"
Zidan tersenyum mencoba menutupi lukanya, ia harus menerima kenyataan bahwa gadis yang ia cintai sudah terikat dengan pria lain! akh bukan pria lain tapi sahabatnya sendiri.
"Kau benar-benar menyukainya?"
Zidan hanya mengangguk sambil tertawa kecil lalu meneguk minumnya.
Fikral menghela nafas dan memejamkan matanya sejenak.
Akh ini memang bukan hal yang mudah bagi Zidan.
"Sudah berapa lama Syeza terikat dengan dia?"
"Eemm hampir setengah tahun mungkin!"
"Sudah selama itu?!"
"Ada apa? kau juga menyukainya?"
Fikral tersenyum.
"Aku sudah menganggapnya seperti adik sendiri semenjak mengenalnya dari paman! cuman..., aku hanya ingin memastikan jika pria yang dicintai adikku baik atau tidak!"
"Akh kau benar juga!"
Fikral lalu menoleh ke arah Zidan.
"Kau juga jangan terlalu lama menyiksa diri dengan perasaan itu!"
Fikral terlihat khawatir, ia tidak ingin sahabatnya melangkah lebih jauh dan nantinya malah terluka.
"Ahaha tenang saja, aku bisa mengatasinya!"
Fikral mengangguk kecil lalu menyenderkan kepalanya disofa.
Zidan kembali menerawang.
Pria itu hanya terdiam dengan memainkan ujung gelas, ia masih memikirkan takdir pada cinta pertamanya yang berakhir tak baik, harus menerima kenyataan dengan luka! akh tapi bukankah ia telah mengambil keputusan untuk mendapatkan luka itu sendiri?.
"Cinta itu fitrah! tapi terkadang ia memang merumitkan bukan?" Fairuz muncul lalu duduk ditengah-tengah Zidan dan Fikral, ia lalu mengambil minum Zidan.
"Yakh!! minumku!!"
"Kau tidak ingin berbagi dengan sahabatmu yang tampan ini?"
Zidan memutar bola mata malas.
Fairuz tersenyum lalu meneguk minumnya.
"Terkadang cinta itu tumbuh saat kita selalu bersama tapi, perihal cinta mencintai tidak selamanya cinta itu harus dimiliki!" Fairuz menarik nafas panjang lalu ikut menyenderkan kepalanya disofa.
"Kadang kita mencintai tapi tak bisa memiliki, kadang juga kita memiliki tapi tak bisa mencintai karena berbicara tentang hati tidak akan pernah bertepi!"
"Kau juga menyukai Syeza?" Sahut Fikral
Fairuz tersenyum lalu menoleh sejenak ke arah Fikral yang terlihat memejamkan matanya.
"Sama sepertimu! aku hanya menganggapnya sebagai adik! bagi aku, Syeza sangat unik dan spesial! dia orang yang tertutup, sangat tertutup bahkan! dia punya dua karakter yang membuat aku kagum! saat bersama orang-orang terdekatnya dia sangat hangat lalu, saat bersama orang lain dia akan berubah menjadi gadis yang cuek dan terlihat anggun" Fairuz tersenyum lalu menegakkan badannya dan menepuk pundak Zidan.
"Intinya aku kagum denganmu! jika aku yang ada diposisimu mungkin aku tidak akan sanggup menghadapinya!"
"Kalau begitu kenapa tidak mencoba? biar kau tahu kau sanggup atau tidak?" Fikral asal menimpali.
"Ahaha maaf aku tidak berminat!!"
"Kenapa? setidaknya kau merasakan apa yang di rasakan Zidan!"
"Kau mengejekku?!" Zidan memicing ke arah Fikral.
"Aakhh aku tidak bermaksud mengejekmu hanya memberikan saran untuk Fairuz!"
"Lalu kenapa tidak kau saja?" Fairuz menimpalinya.
"Aku? aakhh aku sudah diwakilkan oleh Zidan jadi untuk apa aku mencobanya?"
"Wakhh bebanmu berat sekali brother!!"
Fairuz menepuk-nepuk pundak Zidan sambil tertawa mengejeknya membuat pria itu kesal dan melemparinya dengan bantal, Fairuz yang tak terima kembali melempari Zidan dengan bantal, mereka berdua lalu mulai asik saling melempar bantal.
Sedangkan Fikral, akh pria itu masih dengan posisi yang sama, menyenderkan kepalanya disofa dengan matanya yang terpejam, tak terusik dengan perkelahian Fairuz dan Zidan.
Setelah puas berkelahi, dua pria itu lalu ikut menyenderkan kepalanya disofa.
Terdiam sejenak dan sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.
"Zidan?" Fairuz tiba-tiba bersuara.
"Heemm?"
"Apa tidak ada sahutan yang lain?"
Zidan tertawa kecil.
"Aku mengenalmu dengan karakter yang ceria tapi, melihatmu yang tiba-tiba jadi pendiam seperti ini membuatku merinding!"
"Ahaha bagaimana? aku sudah cocok menjadi pria yang dingin?"
"Kau perlu belajar lagi!" Fikral menimpali membuat Zidan membuang mukanya.
"Tapi kalian tidak merasakannya!" Nada Zidan terdengar sendu membuat kedua sahabatnya menoleh ke arahnya.
"Rasanya seperti mimpi saat kau mengetahui kenyataan bahwa gadis yang kau kagumi sudah terikat dengan pria lain! akh cinta pertama yang menyakitkan!"
Fairuz terlihat menghela nafas.
"Kau percaya sama takdirkan?"
Zidan menoleh ke arah Fairuz yang masih memejamkan matanya.
"Tentu saja aku percaya!"
"Kalau begitu, percayalah pada akhirnya nanti takdir akan membawamu menemukan yang jauh lebih baik!"
Zidan tersenyum getir.
Bisakah ia dengan mudah melupakan? dan mencari pengganti Syeza? jika itu berhasil lantas siapakah gadis yang akan berhasil menaklukkannya? dan mengganti posisi Syeza yang ia sendiri tak yakin bisa digeser.
*********
"Aakhh kuenya cantik sekali!!" Zidan terlihat girang lalu mencoba untuk menyentuh kue tersebut.
"Akh tanganku"
"Kau mau tanganmu patah?" Viera memukul tangan Zidan yang tak sabar ingin menyentuh kue yang ada dihadapannya.
Pria itu memutar bola mata malas.
"Akh!! aku baru ingat sekarang!!" Fairuz berbicara sambil mengunyah makanan.
"Tidak bisakah kau habiskan dulu makanan dimulutmu baru berbicara?!" Fikral menimpali Fairuz yang terlihat antusias.
"Akh aku sudah tidak sabar untuk memberitahu kalian!" Fairuz tersenyum membuat semua mata menuju ke arahnya.
"Aku dari dulu sudah berusaha cari tahu tapi belum menemukan jawabannya!"
Semua mata mengkerutkan alis merasa bingung, akh bukan karena penasaran dengan apa yang sedang dibicarakan Fairuz melainkan lebih meyakinkan diri bahwa apakah yang dibicarakan Fairuz adalah hal yang serius?.
"Aku harap kalian bisa membantu menemukan jawabannya! terutama...., kau!" Fairuz menunjuk ke arah Geisha.
"Eh? aku?" Geisha menunjuk dirinya sendiri dengan jarinya dan terlihat bingung.
Fairuz hanya mengangguk.
"Waakhh!! kenapa tiba-tiba aku merasa hawanya berbeda ya? huff menegangkan!" Geisha mengipas-ngipas dirinya tangan kedua tangannya.
"Kenapa kita memiliki nama belakang yang sama?" Fairuz menatap Geisha dengan lekat seakan-akan ingin menerima jawaban dari dirinya, hal itu membuat Geisha menghentikan kipasannya dan memicing ke arah Fairuz.
"Yakh!! kau ingin membuat lelucon yang menegangkan?! kenapa menanyakan sesuatu yang tidak penting?!"
"Akh jadi ini tidak penting untukmu ya?"
"Heem?"
Suara fairuz terdengar sedih membuat Geisha kebingungan.
"Tapi bagaimana jika ini penting buatku?"
"Yakh! kak Fairuz! dengarkan aku baik-baik, didunia ini tidak ada yang kebetulan, semua yang terjadi sudah tertulis sebagai takdir! jangankan nama yang sama kadang orang memiliki wajah yang miripkan?"
"Akh kau benar! semua yang terjadi karena takdir dan kita ditakdirkan memiliki nama yang sama!" Fairuz tersenyum lalu dengan cuek mengambil makanan dan mengunyahnya.
"Apakah kita juga ditakdirkan untuk bersama selamanya?" Pertanyaan yang terdengar gamblang keluar begitu saja dari mulut Fairuz membuat semua terlihat kaget.
"Ray?"
"Heemm?"
"Kau dengar barusan?! mungkinkah Fairuz sedang menembak Geisha?! wakhh keren!!"
"Apanya yang keren?" Sahut Rayhan.
"Yah kerenlah! Fairuz bahkan berani mengungkapkan perasaannya dihadapan kita semua!"
"Bukankah caraku yang lebih keren?"
"Caramu tidak ada romantis-romantisnya! malah membuat jantungku bekerja 2X lebih cepat!" Syeza memicing ke arah Rayhan membuat pria tertawa kecil.
"Kenapa diam? aku meminta jawabanmu!" Suara Fairuz kembali terdengar.
"Memangnya tadi kau bertanya?"
"Apakah pertanyaanku belum jelas?"
Geisha menghela nafas.
"Aku tidak mengerti pertanyaanmu yang mana?"
"Aku tidak suka mengulang pertanyaan!"
"Aiiss!!" Geisha mendengus kesal.
"Ekhem" Viera terdengar berdehem.
"Kalian bisa melanjutkannya nanti, mungkin Geisha butuh waktu untuk menjawab"
Tingkah Viera terlihat berbeda, ia lalu sibuk memotong kue yang ada didepannya.
Akh ada yang aneh! ada apa dengan mereka bertiga?.
********
"Maaf membuatmu menunggu lama"
"Tidak apa-apa"
"Ada apa? kenapa memanggilku? ada sesuatu?"
"Aku baru tahu, ternyata kau sudah terikat dengan Syeza?"
"Akh tentang Syeza ya?"
"Aku tidak pernah melarang kepada siapa Syeza terikat justru aku merasa senang karena ada yang membantuku menjaganya" Fikral berbalik dan menatap lekat ke arah Rayhan.
"Aku harap kau bisa dipercaya!"
"Kau tidak perlu khawatir, aku pasti menjaganya dengan baik"
"Dia sudah aku anggap sebagai adik sendiri jadi, aku juga tidak akan membiarkannya begitu saja jika suatu saat kau menyakitinya!"
Fikral lalu menepuk pelan pundak Rayhan.
"Jangan pernah mengecewakannya atau kau akan menyesal karena bisa saja ada orang yang akan mengambilnya darimu!"
"Kau juga menyukai Syeza?"
"Ahaha apakah aku terlihat menyukainya lebih dari seorang sahabat? aku sudah bilang tadi, aku menganggapnya sebagai adik!"
"Lalu?"
"Aku akan memberitahumu satu hal, aku mengenal betul siapa Zidan, mungkin saat ini dia bisa menerima kenyataan bahwa Syeza sudah terikat denganmu tapi, dia tidak akan tinggal diam jika kau menyakitinya! entah dia akan menjadi seorang sahabat dan kakak yang melindungi adiknya atau bahkan sebagai laki-laki yang melindungi wanita yang dicintainya!" Fikral tersenyum lalu melangkah pergi meninggalkan Rayhan.
"Sampai kapan pun aku tidak akan membiarkan pria lain mengikatmu! kau hanya milikku!" Batin rayhan bertekad.
*********
"Waakhh!! aku tidak menyangka ternyata memiliki sahabat yang sangat cerdas seperti dirimu Tuan Fikral Elrasyid!" Zidan tiba-tiba muncul lalu merangkul kepala Fikral.
"Kenapa kau cerdas sekali hah?!"
"Aakhh leherku!! kau mau mematahkan leherku?!"
"Lebih baik lehermu patah kan? daripada kau punya otak yang cerdas!"
"Bukankah otakku memang sudah cerdas dari lahir?!"
"Wakhh kau berbangga diri?"
"Menurutmu?"
"Aiss!! aku benar-benar ingin mematahkan lehermu!!" Zidan semakin menguatkan rangkulannya dikepala Fikral.
"Aiss awas!! kau merusak rambutku!!" Fikral melepaskan kepalanya dari rangkulan Zidan.
"Sebenarnya apa yang ada didalam kepalamu hah?! kau bahkan membeberkan rahasia sahabatmu sendiri!"
"Ouh? kau menguping?"
"Tidak!! aku hanya tidak sengaja mendengarnya!"
"Baguslah! jadi aku tidak perlu memberitahumu lagi"
Zidan membuang mukanya.
"Yakh! aku tidak bermaksud menjadikan kau sebagai alasan!"
Pria itu menoleh lalu tersenyum.
"It's oke! jika itu adalah alasan untuk menjaga Syeza aku tidak keberatan! justru aku merasa senang ada yang aku korbankan untuk menjaganya!"
"Kau tahu Zid? aku benar-benar salut denganmu!"
"Yakh! jangan terlalu memujiku!"
Fikral tersenyum kecil lalu merangkul pundak Zidan dan melangkah bersama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments