"Tinggalkan yang meragukan!
Hati yang bimbang ketika dihadapkan dengan dua hal yang meragukan!"
~Syeza Anastasya
Syeza menarik nafas pelan lalu perlahan menekan tombol hijau pada kontak dengan tulisan "Ayah" ia lalu menghadapkan ponsel itu ke arah telinganya.
"Hallo?" Suara khas itu terdengar jelas dari ponselnya setelah koneksinya tersambung.
"Syeza?" Suara itu kembali terdengar namun Syeza tak bersuara! ia hanya diam tak bergeming! ia bahkan tak tau harus memulainya darimana?.
"Syeza? ada apa? ada sesuatu yang mau disampaikan?" Syeza kembali menarik nafas mencoba mengumpulkan keberaniannya untuk bertanya.
"Ayah..., terkait artikel...,"
"Akh artikel yang keluar dua minggu yang lalu?" Syeza hanya mengangguk, ia tak peduli bahwa ayahnya tak melihat ia yang sedang menganggukkan kepalanya.
"Jangan khawatir! ayah sudah tutup artikel itu dengan artikel baru! ayah tahu kau pasti merasa risih" Syeza hanya terdiam, matanya bahkan sudah berkaca-kaca.
"Baiklah ada lagi yang ingin kau sampaikan?"
Syeza hanya menggelengkan kepalanya.
"Ayah harus kembali bekerja"
Ia kembali mengangguk pelan, sambungan itu lalu terputus! Syeza lalu menyimpan kembali ponselnya di atas meja dan memejamkan matanya sejenak, perlahan airmata itu mengalir membasahi pipi mulusnya!.
Bukan itu yang ingin ia sampaikan pada ayahnya! bukan perihal ia yang merasa risih dengan artikel itu!.
Syeza kembali mengambil ponselnya dan mencari tahu berita yang sedang tranding sekarang! sebuah artikel baru yang membahas tentang pria yang ada di artikel dua minggu yang lalu bukanlah wajah asli Tuan Satrio.
Syeza lalu menyembunyikan wajahnya di balik kedua telapak tangannya dan menahan tangis.
Andaikan mereka tahu bahwa pria yang muncul di artikel itu adalah ayahnya alias, Tuan Satrio! akh bukan tapi Tuan Elhameed!.
Saat ini ia hanya ingin dua jawaban dari ayahnya! mengapa ayahnya menyembunyikan identitas asli dan wajahnya dari media? dan juga kenapa ia tak ingin putrinya diketahui? tapi jangankan untuk menerima jawaban bertanya saja ia tidak punya keberanian lebih.
~~~~
Hari mulai beranjak sore, seorang gadis cantik dengan rambut hitam ikal nan panjang duduk termenung di bawah langit jingga, pikirannya kalut! ia bahkan hanya duduk terdiam memandangi matahari yang perlahan kembali ke peraduannya.
"Masih belum menemukan jawaban yang tepat juga?"
Gadis itu menoleh saat terdengar suara yang mengajaknya berbicara.
Fairuz Ahkam, di kenal sebagai Ketua Osis yang tampan, pria pemilik senyum penuh kehangatan! ia dengan sikap jail dan bijak sangat cocok dengan senyumannya.
Fairuz lalu melangkah menghampiri Syeza dan ikut duduk disampingnya.
"Apa kau sadar? sudah hampir dua minggu lebih kau menggantung perasaan Rayhan"
"Ouh? Kau tahu Ruz?" Tanya Syeza kaget.
"Tentu saja aku tahu Za! Akh bukan hanya aku tapi semua orang pun tau Za"
"Hah? Semua orang juga tau?"
"Iyh! Ouh?! Apa kau tidak tahu kalau semua orang juga tau?"
Syeza hanya menggeleng.
"Apakah kau terlalu fokus memikirkan jawaban yang tepat sehingga melewatkan berita yang penting ini?"
Syeza sejenak melirik ke arah Fairuz.
"Semua orang juga tau Za bahwa kaulah wanita tua yang sudah keriputan dan punya uban dimana-mana yang berhasil menaklukkan hatinya Rayhan!"
"Yakh! apa maksudmu?!"
"Ahahah!!" Fairuz tertawa girang berhasil membuat Syeza kesal.
"Bukankah kata seperti itu yang kau ucapkan ke Rayhan? bagaimana? aku berhasil menirunya bukan?"
"Yayaya!! kau memang sahabat yang paling hebat!" Syeza memutar bola mata malas.
Fairuz kembali tertawa kecil.
"Za?"
"Heem?"
"Apa yang membuatmu bimbang?"
"Aku bimbang antara percaya dengannya atau tidak" Syeza lalu mendongak menatap senja yang memamerkan kemegahannya dilangit jingga.
"Aku..., aku takut hanya dijadikan pelampiasan!"
"Takut dijadikan pelampiasan?"
Syeza mengangguk.
"Akh apa kau takut Rayhan hanya menjadikanmu pelampiasan dengan Elmira?"
Syeza kembali mengangguk.
"Rayhan belum memberitahumu tentang bagaimana posisi Elmira dalam hidupnya?"
"Sudah Ruz! Rayhan sudah menceritakan semuanya"
"Lalu apa yang membuatmu ragu?"
Syeza menundukkan kepalanya.
"Entahlah, aku hanya merasa takut"
"Za aku tau bagaimana Rayhan, dia tidak seperti yang kau takutkan Za! dia bukan tipe pria yang mencari tempat pelampiasan apalagi masalah hati Za"
Syeza mendongak menatap ke arah Fairuz.
"Aku tidak memaksamu untuk menjawab "iyh" atau "tidak" sebab semua keputusan ada di tanganmu"
Syeza hanya mengangguk kecil.
"Saranku, ikuti kata hatimu! jangan dipaksa jika memang kau merasa tidak sanggup!"
"Eemm iyh"
"Baiklah, aku harus segera kembali! kau juga jangan terlalu lama disini! harinya sudah mulai sore"
"Eemm iyh" Fairuz tersenyum kecil lalu mengusap rambut Syeza pelan, ia lalu melangkah pergi.
"Fairuz terima kasih!!"
Syeza berteriak ke arahnya ketika Fairuz sudah berjalan semakin menjauh.
Fairuz hanya tersenyum kecil lalu melambaikan tangannya sambil melangkah tanpa menoleh ke arah Syeza.
~~~~
"Kak kau tahu? berita ini bahkan hampir gempar diseluruh sekolah, teman sekelasku bahkan terus membicarakan hal ini! sejak kapan kak Rayhan menembak kakak? tunggu, kak Rayhan benar-benar menembak kakak?" Suara bawel Geisha mengintorgasi.
"Dua minggu yang lalu! akh bahkan hampir tiga minggu"
"Ouh? apa jangan-jangan disaat kita jalan-jalan waktu itu?" Syeza hanya mengangguk.
"Dan sampai sekarang kau menggantung perasaannya?" Viera menimpali.
"Ehehe iyh"
"Wakhh kakak kau kira kak Rayhan itu pakaian jadi di gantung?" Geisha terlihat sewot.
"Za hati juga kadang bosan menunggu apalagi menunggu tanpa kepastian! kau tidak takut jika Rayhan tiba-tiba berpaling karena terlalu lama menunggu?" Ujar Viera.
"Aakh tapi jika memang kak Rayhan serius, mau menunggu sampai kapan pun dia pasti akan tetap menunggu tapi, kalau memang kak Rayhan menyerah itu artinya dia hanya main-main" Sambung Geisha.
"Ouh? tumben bijak?" Viera berciletuk.
"Wakhh kalian kira aku tidak bisa bijak?"
"Yaahh kau kan gadis bawel yang manja" Syeza ikut bersuara.
"Yakh!! aku bukan gadis seperti itu!"
"Aakh jadi kau adalah gadis yang sudah dewasa?"
"Eem!! aku sudah kelas dua SMA! tentu saja sudah dewasa!!"
"Uuhh adikku ternyata sudah dewasa" Viera mengejeknya sambil mengusap-ngusap rambut Geisha.
Geisha memutar bola mata malas membuat Syeza dan Viera tertawa kecil.
"Ketika kau dihadapkan dengan dua pilihan yang meragukan, antara memilih percaya atau tidak? akh merumitkan sekali bukan? tapi aku sudah memiliki jawaban yang tepat untukmu! aku akan mencobanya!!". Batin syeza.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments