British School Jakarta

"Jangan dengarkan kata orang! kau hanya perlu menggenggam tanganku maka, kau akan merasa aman"

~Rayhan Alfarizi

"Kakak! jadi kakak sudah terikat dengan kak Rayhan? kapan? aku benar-benar baru tahu berita ini!" Suara cempreng milik Geisha memenuhi ruangan.

"Hampir dua minggu lebih!" Viera menimpali.

"Sudah dua minggu dan aku baru tahu sekarang?!" Geisha memicing ke arah kedua sahabatnya yang sedang fokus dengan buku bacaan mereka.

"Yakh!! aku bertanya pada kalian!!" Geisha mulai protes.

"Sebenarnya kalian menganggapku sebagai apa? sehingga aku menjadi orang terakhir yang tahu?!" Geisha, gadis periang yang suka mendramatisi suatu hal terlihat murung, ia duduk dengan menundukkan kepalanya.

Syeza tersenyum kecil lalu berjalan menghampirinya dan menggenggam tangannya.

"Sha"

Geisha mendongak menatap sahabatnya yang duduk dihadapannya.

"Aku tidak bermaksud menyembunyikan hal ini darimu! hanya saja, ini masih terlalu rumit untukku! bahkan Viera baru saja mengetahuinya! iyh bukan Vi?" Syeza mencoba menjelaskan ke sahabatnya lalu melirik ke arah Viera yang sudah berdiri disampingnya.

"Eem iyh! aku baru tahu beberapa menit yang lalu sebelum kau datang!"

"Oh ya? akh maaf aku terlalu kekanak-kanakan" Geisha menghapus airmatanya yang sudah meggantung diujung mata.

"Baru sadar?!" Viera melengos pergi lalu kembali membaringkan tubuhnya diatas kasur.

"Aakhh kak Viera kau mengganggu suasana melownya!" Geisha berteriak heboh.

"Kau lebih cantik seperti itu daripada terlihat melow!" Viera menjawab asal.

"Benarkah?!"

Viera hanya mengangguk.

"Akh kenapa tidak mengatakannya daritadi? agar aku tidak perlu melow seperti ini?!!" Geisha terlihat sewot.

Viera hanya tertawa kecil.

Geisha lalu beralih menatap ke arah Syeza.

"Kak, kau tadi mengatakan bahwa semuanya masih terlalu rumit? apa yang membuatnya rumit? bukankah kakak sudah terikat dengan kak Rayhan?"

Syeza menarik nafas panjang lalu duduk disamping sahabatnya.

"Entahlah Sha, aku hanya belum sepenuhnya mempercayainya! aku butuh waktu apalagi ini yang pertama untukku! aku hanya tidak mau cinta pertamaku mengalami kegagalan! kalian juga tahu bukan siapa Rayhan? pastinya nanti banyak pro dan kontra dari penggemarnya!"

"Aakhh kakak tidak perlu khawatir! kak Rayhan kelihatannya memang serius dan aku yakin kak Rayhan pasti akan membela kakak dari mereka yang kontra dengan hubungan kalian!"

"Perlahan-lahan saja Za untuk belajar mempercayainya tapi, jika nanti di pertengahan jalan kau banyak menemukan luka maka, jangan memaksa untuk terus bertahan!" Ujar Viera.

Syeza tersenyum dan mengangguk.

"Terima kasih sudah mendukungku"

"Itulah fungsinya sahabat kak untuk selalu saling mendukung!"

"Akh kau memang benar-benar sudah dewasa!" Viera menimpali ucapan Geisha yang penuh ceria.

                                """""""""

Syeza berjalan sendirian dikoridor sekolah menuju kelasnya. Disepanjang jalan, terdengar suara bisik-bisik dari mulut mereka dan banyak pasang mata yang memandangnya dengan tatapan yang berbeda-beda, ada yang memandang dengan tatapan mengejek, ada yang terlihat tak suka, ada yang terlihat mendukung, ada pula tatapan yang penuh iri dan berbagai macam asumsi lainnya.

Tentu saja, bahan obrolan yang sedang hangat sekarang adalah tentang ia yang sudah berhasil menaklukkan pemilik hati yang diidamkan banyak orang.

Syeza menarik nafas panjang, ia mencoba menahan amarahnya! beginikah rasanya menjadi kekasih dari pria idola para wanita? tentu saja hal ini mengganggunya, ia yang tak pernah bergaul dimuka umum dan tiba-tiba menjadi figur yang yang dibicarakan! akh ia paling tak suka hal pribadinya diasumsi banyak orang.

"Eh?"

Tiba-tiba Rayhan sudah berdiri disampingnya dengan menggenggam tangannya.

"Jangan dengarkan mereka! selama kau menggenggam tanganku, kau akan merasa aman"

Syeza itu tersenyum.

Rayhan lalu mengeratkan genggamannya.

"Akh aku benar-benar merasa aman dan nyaman dalam posisi seperti ini! aku harap kita akan terus seperti ini, berjalan beriringan dengan tangan yang saling bertautan!" Batin Syeza.

~Taman British School

"Kau yakin sudah tidak apa-apa?"

Rayhan menyodorkan minuman yang ia beli di kantin sekolah lalu duduk disamping gadisnya.

Syeza tersenyum kecil lalu mengambil minuman dari tangannya dan meneguknya.

"Aku baik-baik saja"

"Maaf membuatmu jadi tidak nyaman"

"Ahaha tidak masalah, itu sudah menjadi resikonya Ray"

"Kau tidak menyukainya?"

"Hem?"

"Akh maksudku, kau tidak menyukai menjadi kekasih dari pria yang diidolakan?"

"Bukan begitu Ray! aku hanya merasa tidak nyaman, kau juga tahu bukan aku tipe yang introvert"

"Akh ya aku mengerti! semoga kau bisa menyesuaikannya!"

"Eem kau tidak perlu khawatir, aku akan coba untuk menyesuaikannya!"

"Aku tahu kau pasti bisa!"

Syeza hanya tersenyum dan mengangguk.

"Oh ya Za ada yang ingin aku tanyakan"

"Iyh?"

"Aakhh, siapa nama lengkapmu?"

Syeza terdiam sejenak lalu memandang Rayhan dengan seksama.

"Ahaha apa yang kau tanyakan Ray? kau tidak tahu nama lengkapku?" Syeza tertawa kecil.

"Tentu saja namaku Syeza Anastasya!"

"Hanya itu? tidak ada tambahan dibelakangnya?"

Syeza kembali terdiam dan merasa bingung, ada apa? kenapa tiba-tiba pria itu menanyakan tentang namanya?.

"Ahahaha!!"

Rayhan tiba-tiba tertawa membuat Syeza semakin bingung.

"Tentu saja ada nama belakangnya!"

"Hah?" Syeza mengkerutkan alisnya.

"Margaku! kau lupa menambahkan margaku di belakang namamu! Syeza Anastasya Alfarizi!" Rayhan tersenyum membuat Syeza ikut memberikan senyumannya diujung bibir.

"Huff kenapa jadi kikuk begini? bukan hanya pertanyaannya yang membuatku bingung tapi aku bahkan tidak seperti biasanya! bukankah dulu sebelum menjadi kekasihnya aku selalu banyak bicara jika bersamanya? kemana semua kata-kata itu?! kenapa otakku selalu buntu di saat seperti ini?!" Batin Syeza, ia terlihat kesal lalu memukul-mukul kepalanya.

"Hei? ada apa? kepalamu sakit?"

Rayhan menahan tangannya, syeza hanya nyengir kearahnya.

"Akh kenapa aku jadi bertingkah bodoh di depannya?!" Syeza kembali membatin.

"Bukan apa-apa! aku hanya kesal dengan otakku yang selalu buntu disaat seperti ini!"

"Maksudnya?"

"Ahaha bukan! apa yang aku bicarakan?! bukan apa-apa! lupakan saja!" Syeza kembali meneguk minumnya.

Rayhan hanya tersenyum kecil.

"Aku sudah pernah bilang kan? jangan terlalu banyak berfikir! nan....,"

"Nanti otakmu tambah lelet!" Syeza dengan cepat memotong ucapan Rayhan membuat pria itu tertawa kecil.

"Ternyata ingatanmu kuat juga"

"Yakh!! kau kira aku wanita tua yang sudah pikun?!"

"Ahaha bukankah kau memang wanita tua yang sudah keriputan dan punya uban dimana-mana?"

"Ray?!!"

Syeza berteriak kesal sedangkan Rayhan hanya tertawa girang.

Syeza hanya diam menatap wajah ceria Rayhan, ini untuk pertama kalinya ia melihat Rayhan tertawa segirang itu, sesaat ia merasa menjadi wanita paling beruntung! bisa mengetahui sedetail tentang bagaimana cara Rayhan tertawa, melihat ia tersenyum, dan tahu bagaimana jika ia sedang bercanda.

"Akh Ray, aku memang wanita paling beruntung tapi kenapa aku masih meragukanmu?" Batinnya.

"Ada apa? kenapa menatapku seperti itu?" Syeza hanya menggeleng lalu menundukkan kepalanya.

Rayhan ikut tersenyum lalu mengusap rambut gadisnya.

"Ray" Gadis itu mengangkat kepalanya lalu memandang kearah Rayhan.

"Heem?"

"Maaf"

"Jangan terlalu difikirkan! aku mengerti, ini pasti masih rumit untukmu dan kau mungkin masih ragu"

Rayhan menghela nafas, gadis itu tak bersuara ia hanya diam menunggu kekasihnya melanjutkan ucapannya.

"Tapi aku tidak akan menyerah! aku akan terus meyakinimu!"

"Terima kasih tapi, mungkin aku membutuhkan waktu yang tidak sebentar"

"Tidak masalah Za, kita jalani saja! aku juga sudah pernah mengatakannya bukan? kau hanya perlu belajar mempercayaiku"

Syeza mengangguk.

Rayhan lalu menggenggam tangannya.

"Za, aku ingin suatu saat nanti kau benar-benar mempercayaiku! aku ingin kita selalu dan tetap seperti ini dan aku ingin kau selalu merasa aman dan nyaman saat bersamaku!"

Rayhan menggenggam erat tangannya, berusaha menyakini kekasihnya dengan kalimat yang baru saja keluar dari mulutnya.

"Percayalah Ray, aku akan selalu menjaga apa yang sudah kau percayakan untukku!"

"Aku akan selalu memercayaimu"

"Hari ini, esok dan nanti?"

Rayhan mengangguk sambil tersenyum membuat gadis itu ikut tersenyum.

"Terima kasih Ray!"

                                ********

"Kak darimana? daritadi aku mencarimu" Geisha tergesa-gesa menghampiri Syeza.

"Maaf sha, aku tadi bersama Rayhan"

"Aihh kenapa dia suka sekali membawamu kabur tanpa izin?"

Syeza tertawa kecil.

"Ada apa Sha? kenapa mencariku?"

"Kenapa memangnya? aakhh jadi aku tidak boleh mencari kakak?"

"Bukan begitu, kau kan biasanya tidak mencariku!"

"Akh benar! ini semua karena kak Rayhan yang suka membawamu tanpa izin!" Geisha terlihat memutar bola mata malas.

"Ada apa Sha? kalo tidak ada aku akan pergi!"

"Eehh tunggu kak!" Geisha menahan tangan Syeza.

"Kau tahu ada murid baru kak?"

"Murid baru?"

"Iyh! akh murid barunya tampan-tampan kak! "

"Apa?! yakh!! kau mencariku hanya untuk memberitahu ada murid baru yang tampan?!!"

"Ehehe salah satunya itu:) tapi, ada yang lebih penting dari itu kak!"

"Memangnya apa yang lebih penting dari itu? bukankah ketampanan adalah hal yang paling penting untukmu?"

Geisha tersenyum.

"Tapi ini juga membuatku bingung kak, darimana mereka mengenalmu?"

"Mengenalku?"

"Iyh kak! mereka bahkan tahu namamu dan sedang mencarimu"

Syeza mengkerutkan alisnya.

"Akh kakak!! bagaimana caranya kakak memiliki kenalan pria-pria yang tampan?! aku saja belum selesai dengan ketampanan milik kak Fairuz dan kak Rayhan, lalu sekarang ditambah dua pria tampan lagi?! aku masih tidak percaya ternyata aku dikelilingi pria-pria tampan!!"

Syeza tak menggubris ocehan Geisha, ia malah sibuk dengan pikirannya.

Bagaimana mungkin ia memiliki kenalan yang tak ia kenal?.

"Syeza!!"

Tiba-tiba terdengar suara yang asing memanggil namanya, membuat ia dan Geisha sepontan menoleh ke asal suara itu.

"Kakak itu mereka!" Geisha terlihat heboh.

Syeza memicing ke arah dua orang pria asing yang berjalan ke arahnya.

"Kau mengenal mereka kak?" Geisha bertanya saat ia melihat Syeza yang memperhatikan dua orang pria itu dengan seksama.

Syeza hanya menggeleng.

"Lalu bagaimana mereka bisa mengenalmu?"

"Entahlah! wajah mereka terlihat asing untukku! aku bahkan tidak pernah bertemu mereka!"

"Aakhh ini sangat aneh!!" Geisha menimpali.

"Haahh!! setelah berkeliling di sekolah ini akhirnya menemukanmu! ouh?! sungguh diluar dugaan! kau bahkan jauh lebih cantik dibanding terlihat difoto!"

Salah satu pria itu terlihat heboh.

Akh ia sama hebohnya dengan Geisha.

"Yakh!! kau siapa?! bagaimana kau bisa mengenal kak Syeza?!"

"Akh apa kau..., eh..., siapa namamu? aahh Gei..., Geisha?!"

"Ouh?! daebak!! kau juga mengenalku?!" Geisha terlihat kaget.

"Eem!! jika aku mengenal Syeza itu artinya aku juga mengenalmu!"

"Waakhh bagaimana bisa?" Geisha menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal dan terlihat bingung.

"Kalian siapa? bagaimana bisa kalian mengenal aku dan Geisha?"

"Maaf Za, kau pasti merasa bingung dengan kedatangan kami" Salah seorang pria yang hanya berdiri diam ikut bersuara.

"Sebelumnya perkenalkan aku Fikral dan yang banyak bicara tadi namanya Zidan!"

"Apa?! kau mengatakan aku banyak bicara?!" Pria yang bernama Zidan tak terima.

"Aku hanya mengatakan yang sebenarnya!"

Pria yang bernama fikral itu terlihat cuek.

Sedangkan Zidan hanya memutar bola mata malas.

"Maaf Za kami mengenalmu karena kami mengenal paman Satrio"

"Huss!! pelankan suaramu!!" Geisha memicing ke arah Zidan.

"Akh ya maaf aku lupa"

"Apakah ayah yang mengirim kalian?" Syeza menatap wajah dua orang pria yang berdiri dihadapannya.

"Paman menginginkan putrinya dijaga jadi, biarkan kami melaksanakan tugas kami dengan baik"

Syeza terdiam dan menghela nafas.

"Kenapa ayah tidak bisa memahami bahwa aku sudah dewasa? aku tidak perlu dijaga seperti ini!! aku benar-benar tidak paham sama ayah!! untuk apa penjagaan ini?!" Syeza terlihat kesal dengan sang ayah.

"Za!!"

Dari kejauhan terlihat Fairuz berjalan menghampiri mereka.

"Ouh kalian sedang bersama? aku baru saja ingin memberitahumu ada murid baru tapi, sepertinya kau sudah tahu"

"Akh iyh Ruz! aku baru saja bertemu mereka disini"

"Baiklah, ayo ke lapangan sekarang! semua murid sudah menunggu! waktunya untuk memperkenalkan murid baru"

"Memperkenalkan murid baru? dilapangan?!"

Zidan terlihat bingung.

"Iyh!"

"Harus dilapangan?"

"Memangnya kau mau perkenalan dimana? tengah jalan raya?!"

Fairuz menjawab dengan santai lalu melangkah pergi.

"Waakhh sekolah ini cukup unik dan sedikit aneh!"

Zidan terlihat bingung lalu melangkah mengikuti Fairuz namun, baru selangkah ia menghentikan langkahnya lalu berbalik dan tersenyum ke arah Syeza membuat gadis itu ikut mengehentikan langkahnya.

"Aku lupa dengan satu hal, mulai sekarang kita sahabat!"

"Hah?" Syeza terlihat bingung.

"Tidak ada penolakan!"

Ujarnya lalu kembali melangkah.

"Wakh!! apa aku sedang diikat dengan paksa? sahabat?! aku sudah punya empat orang sahabat dan sekarang ditambah dua lagi?! Rayhan dan Fikral yang memiliki sifat yang hampir sama, sedikit cuek dan dingin, ada Fairuz yang cerdas tapi suka jail, ditambah Viera yang memiliki sifat yang unik, cuek tapi rempong! akh mana ada Geisha dan Zidan yang sama-sama bawel dan heboh!!" Batin syeza.

"Bagaimana aku menghadapi mereka dengan sifat mereka yang seperti ini?!" Ia kembali membantin dan menghela nafas.

"Za kau baik-baik saja?"

"Akh iyh! ayo" Fikral mengangguk lalu mengikuti langkah Syeza.

"Yah kita sungguh akan melakukan perkenalan dilapangan?" Zidan berusaha mensejajarkan langkahnya dengan Geisha.

"Iyh!"

"Waakhh bukankah sekolahmu sangat aneh?"

Geisha menghentikan langkahnya lalu memicing ke arah Zidan membuat pria itu ikut menghentikan langkahnya.

"Ada apa? kenapa menatapku seperti itu?"

"Kau tidak pernah sekolah sebelumnya?! yakh!! bukankah kau murid pindahan?! kau pasti tahu hal seperti ini wajar ada di sekolah-sekolah!!"

"Aku tahu! tapi bukankah biasanya untuk murid baru perkenalannya dikelas?!"

Geisha terlihat tertawa kecil membuat Zidan terlihat bingung.

"Itu artinya ketua osismu di sekolah sebelumnya berbeda dengan ketua osisku!! kau tahu? ketua osisku cukup unik dan sedikit menyebalkan, jadi kau harus berhati-hati dengannya!"

Geisha menepuk-nepuk pundak Zidan dengan pelan lalu kembali melangkah.

Zidan hanya memasang wajah bingung dan ikut melangkah mengikuti Geisha.

                              ********

"Silahkan"

Fairuz mempersilahkan Fikral dan Zidan yang sudah berdiri dihadapan para murid untuk perkenalan.

"Wakhh British School ternyata memiliki murid yang lumayan banyak!"

Zidan menatap kagum ke arah para murid yang memenuhi studio lapangan.

"Ehem tes tes! hai semuanya! perkenalkan aku  Zidan Elsiraaj, kalian bisa memanggilku Zidan! aku pindahan dari malang di kelas XI B! ada yang sekelas denganku?"

Terlihat beberapa dari para murid itu mengangkat tangan mereka dengan antusias.

"Akh senang sekali bisa bergabung bersama kalian disekolah yang populer ini! aku harap kita bisa berteman baik dan terima kasih sudah meluangkan waktu kalian berpanas-panasan dibawah terik matahari!"

Zidan tersenyum ke arah mereka.

"Aakhh sebelum aku mengakhiri perkenalan ini ada hal yang ingin aku tanyakan! apakah kalian baik-baik saja? maksudku kalian tidak kepanasan? aku hanya merasa sedikit bingung kenapa kalian sangat antusias dengan hal konyol ini!! perkenalan ditengah lapangan?! apakah kalian tidak merasa ketua osis kalian sedikit aneh? bagaimana mungkin ada perkenalan ditengah lapangan? tapi aku juga...., eemm eemmm!!"

"Maaf teman-teman menganggu waktu kalian!!" Fikral membukam mulut Zidan dengan tangannya lalu mengambil alih acara perkenalan.

"Aku Fikral Elrasyid! kalian bisa memanggilku Fikral! aku sekelas dengannya! terima kasih!"

Fikral lalu menarik Zidan keluar dari lapangan, jika tidak begini ia tidak akan mengakhirinya.

Fairuz lalu memberikan sedikit arahan kepada teman-temannya.

"Kak, bukankah menurutmu ini sedikit aneh? tiba-tiba paman mengirim orang untuk menjagamu! apa sebenarnya alasan paman melakukannya?" Geisha terlihat berbisik ke arah Syeza.

"Entahlah Sha tapi, aku yakin ayah pasti punya alasan yang tidak ingin aku tahu"

Gadis itu memandang ke arah Fikral dan Zidan yang melangkah menuju kelas.

Geisha mengangguk-angguk.

                                 *******

"Sudah ketemu dengan mereka?"

Suara seorang pria dengan kisaran umur 40-an terdengar diseberang sana.

Syeza memindahkan posisi ponselnya ke sebelah kanan telinga lalu duduk bersila.

Kali ini ia akan protes dan tak diam saja.

"Akh ayah! kenapa ayah mengirim mereka kesini?!"

"Mereka tidak memberitahmu alasan kenapa ayah mengirim mereka?"

"Sudah ayah! tapi..., akh ayah! aku tidak perlu dijaga! aku sudah dewasa, aku bisa menjaga diriku sendiri!"

"Syeza, bagi ayah kau tetap putri kecil ayah! ayah tidak ingin kau terlepas dari penjagaan ayah!"

Gadis itu terdiam.

"Jadi biarkan Fikral dan Zidan melaksanakan tugas mereka dengan baik!"

"Ayah...,"

"Ada apa nak? ada sesuatu? kau menangis?"

"Aku tidak apa-apa! hanya saja tiba-tiba merindukanmu"

"Pulanglah jika kau merindukan ayah, kenapa masih disitu?"

Tawa renyah dari sang ayah mampu membuat gadis itu tersenyum sesaat.

Akh sikap ayahnya terkadang membuatnya bingung! terkadang sangat hangat dan terkadang dingin! atau apa karena ia yang terlalu berlebihan menyikapinya? ataukah ayahnya memiliki dua kepribadian ganda?.

Gadis itu masih terdiam lalu tangannya dengan lincah membuka laci lemari, mengambil barang berharga yang selalu ia simpan dengan baik.

Ditangan kirinya, ada gambar kedua orang tuanya dengan ia yang berada dalam gendongan sang ayah.

Sedangkan ditangan kanannya, ada gambar sang ayah dengan seorang wanita yang sedikit lebih tua dari ibunya dengan seorang anak laki-laki yang berada dalam gendongan sang ayah.

"Siapa wanita dan anak laki-laki ini? mungkinkah kebetulan kami memiliki ayah yang wajahnya mirip? ataukah kami memiliki ayah yang sama? apakah ayah memiliki saudara kembar? ataukah ayah memang memiliki dua istri?" Batin gadis itu.

Ia menghapus air matanya yang tanpa sadar mengalir membasahi pipinya.

Ayahnya adalah pria yang misterius bukan hanya untuk semua orang tapi bagi putrinya pun sebab, sang ayah tidak pernah menceritakan apapun mengenai kehidupan masa lalunya.

Ia lalu mengusap wajah anak laki-laki dalam foto itu.

"Jika benar kau adalah kakakku, aku akan mencarimu! aku akan berusaha untuk menemukanmu! kau pasti merindukan sosok ayah bukan?" Batin syeza.

Ia lalu beralih mengusap wajah wanita yang tersenyum manis disamping sang ayah, wanita itu terlihat anggun.

"Apakah kau istri ayah? benarkah kau juga ibuku? jika memang kau adalah ibuku juga aku berjanji akan mempertemukanmu dengan ayah! akh, jika nanti aku sudah bertemu denganmu aku harus memanggilmu siapa? ibu? bunda? atau mama? aakhh tapi, nanti apakah kau akan menerimaku sebagai putrimu?!" Batinnya lagi.

Ia terdengar menghela nafas.

"Syeza? hallo? kau masih disana? apa kau masih mendengar suara ayah? Syeza?"

"Akh iyh ayah hallo"

Ia tergesa-gesa mengambil ponselnya yang tanpa sadar ia simpan diatas kasur.

"Maaf ayah, apa aku mengabaikanmu?"

"Ahah tidak sayang! hanya saja..., ada apa Syeza? yakin tidak ada sesuatu? jika ada apa-apa ceritakan pada ayah!"

"Aku baik-baik saja ayah, lagi pula ada Fikral dan Zidan disini juga! ayah tidak perlu khawatir"

"Baiklah nak, ini sudah larut istirahatlah"

"Eem ayah juga"

"Sampaikan salam ayah pada Geisha"

"Baik ayah! akh ya, ayah jangan terlalu banyak bekerja!"

"Ahaha itu sudah menjadi hobi ayah"

"Akh ayah! aku tidak mau ayahku yang gagah jatuh sakit!"

Gadis itu sedikit manyun.

"Ayah akan tetap menjadi ayah yang gagah untukmu!"

"Aku bukan anak kecil lagi yang bisa ditenangkan dengan kata-kata seperti itu ayah!"

"Kau tetap putri kecil ayah!"

"Akh ayah rasanya aku ingin menangis"

"Ahah dasar gadis manja!"

Gadis itu tersenyum kecil.

"Sudah, tutup telponmu atau kau akan membuat kita berbicara sampai besok pagi?!"

"Ahaha baiklah ayah, selamat beristirahat!"

Ia lalu menutup telponnya.

Lihat bukan? apakah sikap ayahnya tergantung bagaimana ia menyikapi ayahnya?.

Gadis itu menarik nafas panjang dan membaringkan tubuhnya diatas kasur.

"Ayah sebenarnya apa yang kau rahasiakan? apakah aku tidak boleh tahu? ayah kau membuat putrimu terlihat seperti tak mengenal sosok ayahnya yang sebenarnya!!"

Batinnya.

Episodes
1 Tentang Aku
2 Bimbang
3 Senja
4 British School Jakarta
5 Cinta Sahabat
6 Tentang Waktu
7 Kamu
8 Mengenalmu 1
9 Mengenalmu 2
10 Persahabatan 1
11 Persahabatan 2
12 Luka
13 Segi Tiga Dalam Luka
14 Menunggu
15 Misterius
16 Berubah
17 Kembali Menghilang
18 Hati
19 Jiwa Yang Terpendam
20 New York
21 Terluka
22 Hati Yang Mecinta
23 Takdir Cinta
24 Penenang
25 Kebenaran
26 Menepi
27 Tak Ingin Kembali
28 Permintaanmu
29 Permintaan Sederhana
30 Menjagamu
31 Kehilangan 1
32 Kehilangan 2
33 Kehilangan 3
34 Pesan Terakhir Zidan
35 Pria Tampanku 7 Tahun Yang Lalu
36 Masa Lalu Ayah 1
37 Surat Dari Ibu
38 Pengumuman
39 Masa Lalu Ayah 2
40 Masa Lalu Ayah 3
41 Masa Lalu Ayah 4
42 Pertengkaran
43 Entahlah!!
44 Luka Dibalik Kemenangan
45 Terungkap
46 Perdebatan
47 Hati Yang Bingung
48 Takdir Luka
49 Effort Sang Ayah
50 Zidan, Aku Datang!
51 Pertemuan
52 Selalu Ada Untukmu
53 Berkumpul
54 Perihal Melupakan
55 Bertemu Kakek
56 Obrolan Pagi
57 Segalanya
58 Publikasi
59 Kenyamanan
60 Selamanya, Cinta Itu Akan Tetap Ada!
61 Sebuah Pernyataan
62 Pilihan Yang Tak Tergantikan
63 Kesalahpahaman
64 Americano Latte
65 Cinta Paling Sakit
66 Kekasih Alghifari?
67 Kecurigaan
68 Jatuh Cintaku Habis Di Kamu
69 Melepaskan Bukan Berarti Berhenti Mencintai
70 Kehilangan Arah
71 Pilihan Yang Sama
72 Kesempatan?
73 Kembali Bersamamu
74 Bolehkah Aku Egois?
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Tentang Aku
2
Bimbang
3
Senja
4
British School Jakarta
5
Cinta Sahabat
6
Tentang Waktu
7
Kamu
8
Mengenalmu 1
9
Mengenalmu 2
10
Persahabatan 1
11
Persahabatan 2
12
Luka
13
Segi Tiga Dalam Luka
14
Menunggu
15
Misterius
16
Berubah
17
Kembali Menghilang
18
Hati
19
Jiwa Yang Terpendam
20
New York
21
Terluka
22
Hati Yang Mecinta
23
Takdir Cinta
24
Penenang
25
Kebenaran
26
Menepi
27
Tak Ingin Kembali
28
Permintaanmu
29
Permintaan Sederhana
30
Menjagamu
31
Kehilangan 1
32
Kehilangan 2
33
Kehilangan 3
34
Pesan Terakhir Zidan
35
Pria Tampanku 7 Tahun Yang Lalu
36
Masa Lalu Ayah 1
37
Surat Dari Ibu
38
Pengumuman
39
Masa Lalu Ayah 2
40
Masa Lalu Ayah 3
41
Masa Lalu Ayah 4
42
Pertengkaran
43
Entahlah!!
44
Luka Dibalik Kemenangan
45
Terungkap
46
Perdebatan
47
Hati Yang Bingung
48
Takdir Luka
49
Effort Sang Ayah
50
Zidan, Aku Datang!
51
Pertemuan
52
Selalu Ada Untukmu
53
Berkumpul
54
Perihal Melupakan
55
Bertemu Kakek
56
Obrolan Pagi
57
Segalanya
58
Publikasi
59
Kenyamanan
60
Selamanya, Cinta Itu Akan Tetap Ada!
61
Sebuah Pernyataan
62
Pilihan Yang Tak Tergantikan
63
Kesalahpahaman
64
Americano Latte
65
Cinta Paling Sakit
66
Kekasih Alghifari?
67
Kecurigaan
68
Jatuh Cintaku Habis Di Kamu
69
Melepaskan Bukan Berarti Berhenti Mencintai
70
Kehilangan Arah
71
Pilihan Yang Sama
72
Kesempatan?
73
Kembali Bersamamu
74
Bolehkah Aku Egois?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!