Ingin Cinta SUAMIKU
Pertemuan dan perpisahan adalah hal yang telah digariskan oleh takdir masing-masing setiap orang.
...----------------...
Happy Reading...
"Saya terima nikah dan kawinnya Alisha Lavanya binti Risman hadid dengan mas kawin tersebut dibayar tunai," kata seorang Pria yang telah mengucapkan ijab qabul dengan lancar dihadapan para saksi yang hadir di sana.
"Bagaimana saksi sah?" tanya Pak penghulu kepada orang-orang yang ditunjuk sebagai saksi pernikahan kedua orang tersebut.
"Sah," Kata para saksi.
Ya, saat ini di sebuah kamar perawatan di salah satu rumah sakit ternama di kota itu, sedang diadakan sebuah pernikahan yang sangat sederhana tidak ada riasan, gaun pengantin atau apapun yang biasanya digunakan untuk acara pernikahan karena pernikahan itu terjadi secara mendadak.
Setelah Pak penghulu membacakan doa-doa untuk kedua pengantin itu Pak penghulu pun mempersilakan kepada pasangan pengantin baru itu untuk memakaikan cincin pernikahan yang sudah di siapkan oleh orang tua si Pria.
Setelah memasangkan cincin si wanita yang bernama Alisha itu tersenyum kepada suaminya dan mencium tangan suaminya.
Pria bernama Nevan yang baru saja sah menjadi suami Alisha itu mencium kening Alisha dengan memasang wajah yang dingin dan datar tidak terlihat sedikit pun binar kebahagiaan di wajah si pria itu.
Alisha kemudian tersenyum kearah ranjang rumah sakit, dimana ayahnya sedang terbaring lemah dengan berbagai alat sebagai penunjang hidupnya, Ayah Alisha yang bernama Risman itu merasa senang karena bisa menyaksikan pernikahan anak perempuan satu-satunya itu.
"Yah, Ayah lihat 'kan Alish sudah menuruti keinginan Ayah menikah dengan pria yang Ayah inginkan," kata Alisha duduk di tepi ranjang tempat Ayah-nya berbaring.
Bibir Alisha membentuk sebuah senyuman tapi air mata tidak berhenti mengalir di pipinya. Ayah Alisha hanya sedikit menganggukkan kepalanya.
"Jadilah istri yang baik nak, jangan membantah perkataan suamimu selama itu berada di jalan yang benar," Kata Ayah Alisha dengan suara yang pelan dan terbata.
"Iya yah, Alish janji Alish akan menjadi istri yang baik," Kata Alisha dengan air mata yang semakin berjatuhan seperti sungai yang mengalir.
"Ayah bisa pergi dengan tenang sekarang," kata Ayah Alisha pelan dan tersenyum tipis.
Ayah Alisha kemudian melihat kearah kedua mertua Alisha, kedua mertua Alisha mendekati Ayah Alisha seolah tahu arti tatapan Ayah Alisha.
"Kamu tenang saja kami akan menganggap Alisha anak kami sendiri," Kata Pak Harry yang tak lain adalah Mertua Alisha dia mengusap punggung tangan Ayah Alisha, sahabat dari kecilnya itu.
"Alis ayah mau mencium kening kamu nak," Kata Ayah Alisha dengan suara yang nyaris berbisik.
Alisha pun menganggukkan kepalanya dan mendekatkan keningnya ke bibir Ayah-nya.
"Ayah mau istirahat ya, Alish jangan nangis sesulit apapun kehidupan yang kamu jalani kelak jangan lupa untuk selalu tersenyum," Bisik ayah Alisha kepada Alisha.
Alisha hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum kepada Ayah-nya yang menatapnya sendu.
"Tidur lah yah, Alish akan nungguin Ayah di sini," kata Alisha kepada Ayahnya. Alisha mengira Ayah-nya pamit karena ingin tidur saja bukan untuk pergi selamanya.
Ayah Alisha tersenyum dan memejamkan matanya tak lama kemudian tubuh Ayah Alisha kejang-kejang untuk beberapa saat, dan kemudian berhenti kejang di susul dengan monitor pendeteksi jantung yang berbunyi dan menjadi bergaris lurus.
"Ayah," kata Alisha pelan dia kemudian melihat kearah Dokter yang menangani Ayahnya.
"Biar saya periksa," kata dokter yang menangani Ayah Alisha.
Setelah selesai memeriksa Dokter melihat kearah Alisha dan menggelengkan kepalanya pertanda bahwa Ayah Alisha sudah tidak ada.
"AYAH!" Teriak Alisha dan langsung memeluk tubuh dingin Ayahnya.
"Kenapa harus secepat ini Yah, kenapa tidak memberikan Alish waktu lebih lama lagi untuk bisa bersama Ayah, kenapa Ayah secepat ini menyusul ibu, Alish masih butuh ayah, Alish masih ingin merasakan hangatnya pelukan Ayah!" Jerit Alisha sambil memeluk tubuh Ayahnya dan terisak.
Mamanya Nevan yang baru saja beberapa menit menjadi mertuanya mendekati Alisha dan memeluk tubuh rapuh Alisha.
"Alish kamu harus kuat dan ikhlaskan kepergian Ayah kamu ya, dia pasti sedih dan tidak tenang kalau melihat kamu seperti ini nak," kata Mama Nevan menenangkan Alisha.
Alisha memeluk tubuh Mamanya Nevan dan menangis di pelukan mertuanya itu.
"Tante, sekarang Alish sendirian tidak akan ada yang mengomeli Alish lagi kalau Alish pulang telat, Tidak akan ada yang mengantar dan menunggu Alish di depan pintu dengan senyumannya lagi Tante, sekarang Alish sendiri Tante Alish tidak punya siapa-siapa lagi selain Ayah, Tante." Tangis Alisha semakin pecah di pelukan mertuanya itu membuat semua orang yang ada di ruangan itu ikut terhanyut dalam kesedihan gadis yang baru saja kehilangan satu-satunya orang tuanya.
Begitu pun dengan Mamanya Nevan dia ikut menangis melihat kerapuhan gadis yang selalu tersenyum dan selalu ceria itu.
"Alish dengarkan Mama, saat ini kamu tidak sendiri Nak, ada Papa dan Mama sebagai orang tua kamu sekarang dan apa kamu lupa kalau kamu baru saja menikah dengan Nevan dia suami kamu sekarang, dia yang akan mengomeli kamu nanti saat kamu pulang telat, dia yang akan menjagamu nanti, kamu tidak akan sendiri sayang," kata Mama Nevan mengusap air mata di pipi Alisha.
"Tapi kenapa Ayah pergi secepat ini bukankah dia sudah berjanji akan menemani Alish meskipun Alish sudah menikah, dia bilang dia mau lihat Alish lulus kuliah dan menjadi dokter. tapi, kenapa sekarang dia ninggalin Alish sendirian," kata Alisha terisak.
Disaat semua orang terhanyut dengan kesedihan yang Alisha rasakan, Nevan pria yang baru saja resmi menjadi suami Alisha hanya memasang wajah datarnya menyaksikan pemandangan yang ada di depannya itu.
Terlihat dari wajahnya kalau dia sudah ingin segera pergi dari situasi yang menurutnya sangat membosankan itu. Tapi, dia tidak bisa pergi karena Papa dan Mamanya pasti akan marah kalau dia pergi sekarang.
"Alish dengarkan Mama, Allah lebih sayang sama Ayah kamu makanya dia memanggil Ayah kamu sekarang agar dia tidak pernah merasakan sakit lagi, memangnya Alish tega gitu lihat Ayah Alish terus-menerus sakit seperti itu," kata Mama Nevan.
"Sekarang kamu yang tenang ya kamu ingat 'kan apa kata Ayah kamu tadi kamu jangan bersedih, sekarang sebaiknya kita mengurus jenazah Ayah kamu agar bisa segera di makamkan." Mamanya Nevan masih berusaha menenangkan Alisha.
"Iya Ma." Alisha akhirnya menganggukkan kepalanya kini dia merasa lebih tenang, dia melihat tubuh kaku Ayahnya yang sedang dibawa oleh para perawat laki-laki untuk dibersihkan.
"Nevan coba kamu hibur Alisha, siapa tau kalau kamu yang menghiburnya dia bisa sedikit melupakan kesedihannya," kata papanya Nevan kepada Nevan.
Nevan tidak menghiraukan perkataan Papanya itu, dia hanya diam menyandarkan punggungnya ke dinding dan memasukkan tangannya ke saku celananya.
"Jangankan menghiburnya melihat wajahnya saja aku malas," Kata Nevan dalam hatinya.
Nevan Gajendra adalah Pria yang baru saja menjadi suami Alisha Lavanya. Dia sama sekali tidak menyangka kepulangannya ke Indonesia langsung dipaksa menikah dengan wanita yang sama sekali tidak diharapkannya.
'Kita lihat saja nanti aku akan membuat kamu pergi dari kehidupanku dengan suka rela dan orang tuaku tidak bisa memaksa aku lagi nantinya,' kata Nevan dalam hatinya sambil menatap tajam Alisha yang sedang menangisi tubuh kaku Ayah-nya itu.
Ponsel Nevan bergetar pertanda ada yang menelponnya, dia pun menjauh dari ruangan itu untuk mengangkat telponnya terlebih dahulu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung.....
Hai kakak-kakak semuanya yang mampir ke cerita remahan aku ini kalau kalian suka dengan cerita ku ini jangan lupa tinggalkan jejak ya dengan cara Like dan komentarnya agar aku lebih semangat lagi buat lanjutin cerita remahannya ini terima kasih🙏😁🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Mary Bella
aku bru nemu Karya yg ini..pdahal udh dr Thun 2021.ketinggalan ya.lanjut aja la bcnya
2022-08-18
1
Anthy Khalid
ujung2nya...jg nti luuu bucin nevan.
2022-02-03
1
Irna Wati
oke sih ceritanya
2022-01-07
1