Tak dianggap.

Apakah menggapai mu yang terlalu tinggi itu hanyalah angan yang semu untukku? Angan yang tidak akan pernah terwujud?

...----------------...

Happy Reading...

Alisha keluar dari kamarnya saat dia selesai melaksanakan shalat dia berencana akan menghangatkan makanan yang semalam di buatnya untuk sarapannya.

Alisha pergi ke dapur dan mulai menghangatkan makanannya dia berharap hari ini suaminya mau sarapan bersama dengannya.

Saat Alisha sedang menata makanan di meja makan dia mendengar derap langkah yang menuruni tangga dia kemudian bergegas menuju asal suara untuk menemui suaminya.

"Mas mau berangkat sekarang ya? sarapannya sudah siap mau Alish buatkan teh atau kopi?" Tanya Alisha dengan tersenyum manis seperti biasanya.

"Tidak perlu aku akan sarapan di kantor, kamu kalau mau sarapan, sarapan lah sendiri," Kata Nevan tanpa melirik sedikitpun pada Alisha.

Nevan melanjutkan langkahnya menuju ke pintu setelah itu dia keluar begitu saja, lagi-lagi meninggalkan Alisha sendiri dengan harapan-harapannya.

"Kenapa mas Nevan sepertinya enggan untuk melihat ku sebentar saja, apa dia tidak bisa mencoba menerima pernikahan ini," gumam Alisha dengan kekecewaan dihatinya.

Dia melihat makanan yang sudah tersedia di meja makan dia kemudian menghela napas dan duduk di kursi untuk sarapan.

Alisha baru akan memulai sarapannya tapi suara bel membuatnya menunda niatnya untuk mulai sarapan dan bangun lagi dari kursi untuk membukakan pintu.

"Maaf Nona saya adalah ART yang tuan Nevan panggil untuk membersihkan apartemen ini," kata Seorang wanita yang sudah lumayan berumur.

"Iya silakan masuk Bu," kata Alisha dengan tersenyum ramah dan mempersilahkan ART itu untuk masuk.

"Oh iya kalau boleh tau nama Ibu siapa?" tanya Alisha sambil berjalan.

"Saya Lastri Nona, anda bisa memanggil saya Bu Las," kata Lastri.

"Oh iya baiklah, namaku Alisha Ibu bisa memanggilku Alish," kata Alisha.

"Baiklah Non Alish," kata Lastri.

"Kita sarapan dulu yuk Bu setelah itu baru mulai membereskan apartemennya," ajak Alisha.

"Tidak perlu Non saya nanti saja makannya," tolak Lastri dengan lembut.

"Sudah ayo sebenarnya itu masakan semalam karena sayang kalau langsung di buang jadi aku hangatin lagi tadi," jelas Alisha menarik tangan Lastri sehingga mau tidak mau Lastri pun menuruti keinginannya.

"Gak pa-pa 'kan Bu makan makanan yang semalam?" tanya Alisha.

"Tidak apa-apa Nona," jawab Lastri melihat makanan di meja yang terlihat enak.

Mereka makan bersama sambil bercerita tentang banyak hal.

Alisha adalah orang yang gampang dekat dengan orang sehingga orang yang berada di dekatnya tidak akan merasa canggung.

"Jadi Bu Las punya anak berapa?" tanya Alisha.

"Dua Non yang satu laki-laki berusia 16 tahun sudah masuk SMA yang ke dua kelas 5 SD," jelas Lastri.

"Oh terus suami Ibu?" tanya Alisha lagi.

"Suami saya ada Non tapi dia sudah sekitar satu tahunan ini tidak bisa bekerja lagi karena terkena stroke," kata Lastri berubah jadi sedih.

"Maaf ya Bu sudah buat Ibu sedih," kata Alisha mengusap punggung Lastri.

"Iya tidak apa-apa Non," kata Lastri tersenyum lagi.

"Sarapannya sudah selesai Non sebaiknya saya mulai beres-beres sekarang ya Non," kata Lastri ingin membereskan meja terlebih dahulu.

"Ini biar saya saja yang beresinnya Bu, Bu Las bereskan lantai atas saja dan juga kamar Mas Nevan ya," kata Alisha.

"Oh baiklah kalau begitu Non," kata Lastri dan mulai pergi menaiki lantai atas untuk membersihkan kamar Nevan.

Sementara itu Alisha membereskan dapur terlebih dahulu setelah itu ruang tamu, setelah semuanya selesai dia kemudian duduk terlebih dahulu di sofa untuk beristirahat.

"Loh Non kenapa Non yang beresin semuanya," kata Lastri saat melihat ruang tamu dan dapur sudah bersih dan rapi.

"Gak pa-pa Bu mumpung aku lagi gak ada kegiatan nanti kalau aku sudah mulai kuliah lagi pasti tidak akan bisa bantuin Bu Las beres-beres," kata Alisha.

"Tidak pa-pa Non itu 'kan sudah menjadi tugas Bu Las," kata Lastri.

"Ya Allah aku lupa," Kata Alisha tiba-tiba saja menepuk keningnya dan langsung berdiri.

"Kenapa Non?" tanya Lastri.

"Hari ini Alish ada janji sama teman," jawab Alisha kemudian berdiri menuju kamarnya.

Saat sampai di pintu kamarnya dia melihat lagi kepada Lastri yang sedang membawa keranjang pakaian kotor Nevan.

"Bu boleh minta tolong gak?" tanya Alisha.

"Boleh Non minta tolong apa?" kata Lastri.

"Tolong sekalian cuciin pakaian Alish juga ya soalnya hari ini Alish ada janji," kata Alisha.

"Baiklah Non nanti berikan saja ke Bu Las cuciannya," kata Lastri.

"Iya Bu sekarang Alish mau mandi dulu," kata Alisha sambil masuk ke kamarnya.

Sementara Lastri merasa bingung karena Alisha tidak ke kamar atas kamar yang sama dengan Nevan.

"Sepertinya pernikahan mereka tidak baik-baik saja," gumam Lastri dia kemudian menuju tempat mesin cuci untuk mencuci pakaian majikannya.

Alisha mandi terlebih dahulu dan memakai baju dia kemudian memoles sedikit wajahnya dengan bedak dan liptin agar tidak terlalu polos.

"Kenapa bisa lupa sih aku 'kan harus ke rumah sakit, kak Bara pasti sudah nungguin sekarang," gumam Alisha sambil keluar dari kamarnya

"Bu tolong sekalian ya," kata Alisha menyerahkan pakaian kotornya kepada Lastri.

"Iya Non," kata Lastri mengambil pakaian Alisha dan memasukkannya ke mesin cuci.

"Terima kasih ya Bu, Alish pergi dulu ya Bu," pamit Alisha kepada Lastri.

"Iya Non," jawab Lastri.

Setelah itu Alisha keluar dari apartemen saat didalam lift Alisha memesan taksi online.

Dia kepikiran mungkin dia harus mengambil mobilnya yang ada di rumah almarhum orang tuanya agar dia bisa gampang saat berpergian.

Saat sampai di lobby, taksi online yang di pesannya sudah datang dia segera memasuki taksi itu dan berangkat ke rumah sakit.

Saat sampai di rumah sakit dia turun dari mobil dan melihat seorang dokter muda yang lumayan memiliki wajah tampan sedang menunggunya di lobby rumah sakit itu.

"Aku kira tidak jadi datang," kata Dokter Bara bernada sindiran.

"Maaf Kak Alish hampir lupa," kata Alisha dengan tersenyum.

"Ayo kita harus melakukan beberapa tes," kata Dokter Bara Alisha menganggukkan kepalanya dan mengikuti Dokter Bara melakukan beberapa tes di tubuhnya.

Setelah selesai Dokter Bara membawa Alisha ke ruangannya, untuk menunggu hasil tesnya keluar.

"Apa kamu ada keluhan?" tanya Dokter Bara.

"Tidak ada Kak, aku merasa baik-baik saja," jawab Alisha.

"Syukurlah mudah-mudahan semuanya baik-baik saja," kata Dokter Bara.

"Iya Kak," kata Alisha.

"Kamu jangan terlalu lama bersedih, maaf saat om Risman meninggal aku tidak bisa pulang dulu karena tugas ku di luar kota sangat banyak saat itu," kata Bara.

"Tidak pa-pa Kak aku juga sudah baik-baik saja sekarang aku tidak mau terlalu lama sedih dan membuat Ayah dan Ibu ikutan sedih," kata Alisha tersenyum.

"Iya baguslah, kamu juga jangan merasa sendiri bukankah aku adalah kakak mu meski kita tidak dilahirkan dari orang tua yang sama," kata Bara tulus.

"Iya Kak," kata Alisha.

"Apa suami kamu memperlakukanmu dengan baik?" tanya Bara menatap Alisha serius.

"Kak Bara tau kalau Alish sudah menikah?" tanya Alisha.

"Tau lah kamu 'kan nikah di rumah sakit ini jadi secara otomatis kakak juga akan mendengar beritanya," kata Bara.

"Suami Alish baik Kak dan juga tampan tentunya makanya Alish mau di nikahkan sama dia," kata Alisha sambil bercanda.

"Tampan saja yang di pikirkan, dia bisa menerima kamu tidak secara 'kan pernikahan kalian mendadak," kata Bara.

"Belum dia belum bisa menerima aku dan pernikahan ini," Jawab Alisha jujur tapi dalam hatinya.

"Sudah Kak meski mungkin tidak mudah bagi kita untuk beradaptasi tapi aku yakin lama kelamaan kita bisa saling menerima satu sama lain dan saling mencintai kedepannya," Jawab Alisha tersenyum seperti tidak ada beban yang dirasakannya.

"Syukurlah kalau dia mau mencoba menerima pernikahan kalian," kata Bara.

Beberapa saat kemudian ada suster yang mengantarkan laporan tentang hasil tes Alisha.

Bara memeriksanya dan ternyata semuanya baik-baik saja tidak ada hal yang perlu di khawatirkan.

"Semuanya baik-baik saja tidak ada yang perlu di khawatirkan untuk sekarang tapi ingat jaga asupan makanan mu, jangan melakukan pekerjaan yang terlalu berat dan membuat mu kelelahan aku akan berikan beberapa resep vitamin yang harus kamu minum seperti biasanya," jelas Bara sambil mencatat resep vitamin untuk Alisha setelah itu dia memberikan resep itu kepada Alisha.

Setelah semuanya selesai Alisha pun pamit untuk pulang kepada Bara dia keluar dari ruang Bara kemudian menuju tempat obat terlebih dahulu untuk mengambil vitamin sesuai resep Bara.

.

.

.

.

.

.

.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Zainab Ddi

Zainab Ddi

kadang kita perempuan harus menyimpan aib suami

2021-12-15

5

Meylin

Meylin

terallu bnyak beragumen jadi ngos2an bacanya 🤔

2021-11-17

1

Ridho Talita

Ridho Talita

mending td nikahnya sama Bara aj

2021-07-26

15

lihat semua
Episodes
1 Pernikahan Dan Kepergian Ayah
2 Pemakaman.
3 Tempat Tinggal Baru
4 Membuat Makan malam.
5 Tak dianggap.
6 Memiliki Pacar.
7 Bagaikan Virus.
8 Mulai Kuliah
9 Harus kuat
10 Keterpaksaan Nevan
11 Terlalu berharap
12 Makan malam bersama
13 Penyelamat Nevan
14 Pendonor untuk Nevan
15 Cinta atau kebodohan
16 Teman baru.
17 Terluka untuk kesekian kalinya.
18 Sebatas Khayalan.
19 Apa aku bodoh.
20 Apa harus menyerah.
21 Butuh teman cerita.
22 Rapuh.
23 Bicara dengan mertua.
24 Syarat untuk bercerai.
25 Malam terakhir.
26 Selamat tinggal.
27 Keegoisan Nevan.
28 Menjalani hidup dengan normal.
29 Pertemuan tidak terduga.
30 Capek menangis.
31 Kebenaran.
32 Kegundahan Nevan.
33 Hal yang tak terduga.
34 Mempertahankannya.
35 Berubah pikiran.
36 Kesedihan Nevan part 1
37 Kesedihan Nevan part 2
38 Nevan dan Bima
39 Melihat dari jauh
40 Ngidam.
41 Saling rindu tapi ragu.
42 Tetap pada pendiriannya
43 Menjadi penguntit.
44 Ketahuan hamil.
45 Baik-baik saja.
46 Maafkan aku.
47 Ingin Rujuk.
48 Datang malam-malam.
49 Hampir saja.
50 Membuatkan sarapan untuk Alisha.
51 Kedatangan mertua.
52 Malu tapi mau.
53 Nevan tidak tenang.
54 Baby Boy.
55 Resmi Rujuk.
56 Seperti pasangan lainnya.
57 Obrolan malam.
58 Jalan-jalan.
59 Akan pergi.
60 Kepergian Nevan.
61 Tak sadarkan diri.
62 Hancur.
63 Suasana tegang.
64 Suasana haru.
65 Belum sadar.
66 Sadar.
67 Keluarga kecil Nevan.
68 Super Papa.
69 Kehadiran Mesha.
70 Bercerita kepada Alisha.
71 Bertemu Mesha lagi.
72 Membantu Mesha.
73 Pikiran buruk Alisha.
74 Menemani Fariz.
75 Mendiamkan Nevan
76 Ribut.
77 Memberi Mesha tempat tinggal.
78 Kondisi Mesha.
79 Menceritakan kepada Alisha.
80 Melihat Mesha.
81 Kepergian Mesha.
82 Merawat Fariz.
83 Diterima dengan baik.
84 Kembali tersenyum.
85 TAMAT.
86 Extra part.
87 Promosi Novel Terbaru.
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Pernikahan Dan Kepergian Ayah
2
Pemakaman.
3
Tempat Tinggal Baru
4
Membuat Makan malam.
5
Tak dianggap.
6
Memiliki Pacar.
7
Bagaikan Virus.
8
Mulai Kuliah
9
Harus kuat
10
Keterpaksaan Nevan
11
Terlalu berharap
12
Makan malam bersama
13
Penyelamat Nevan
14
Pendonor untuk Nevan
15
Cinta atau kebodohan
16
Teman baru.
17
Terluka untuk kesekian kalinya.
18
Sebatas Khayalan.
19
Apa aku bodoh.
20
Apa harus menyerah.
21
Butuh teman cerita.
22
Rapuh.
23
Bicara dengan mertua.
24
Syarat untuk bercerai.
25
Malam terakhir.
26
Selamat tinggal.
27
Keegoisan Nevan.
28
Menjalani hidup dengan normal.
29
Pertemuan tidak terduga.
30
Capek menangis.
31
Kebenaran.
32
Kegundahan Nevan.
33
Hal yang tak terduga.
34
Mempertahankannya.
35
Berubah pikiran.
36
Kesedihan Nevan part 1
37
Kesedihan Nevan part 2
38
Nevan dan Bima
39
Melihat dari jauh
40
Ngidam.
41
Saling rindu tapi ragu.
42
Tetap pada pendiriannya
43
Menjadi penguntit.
44
Ketahuan hamil.
45
Baik-baik saja.
46
Maafkan aku.
47
Ingin Rujuk.
48
Datang malam-malam.
49
Hampir saja.
50
Membuatkan sarapan untuk Alisha.
51
Kedatangan mertua.
52
Malu tapi mau.
53
Nevan tidak tenang.
54
Baby Boy.
55
Resmi Rujuk.
56
Seperti pasangan lainnya.
57
Obrolan malam.
58
Jalan-jalan.
59
Akan pergi.
60
Kepergian Nevan.
61
Tak sadarkan diri.
62
Hancur.
63
Suasana tegang.
64
Suasana haru.
65
Belum sadar.
66
Sadar.
67
Keluarga kecil Nevan.
68
Super Papa.
69
Kehadiran Mesha.
70
Bercerita kepada Alisha.
71
Bertemu Mesha lagi.
72
Membantu Mesha.
73
Pikiran buruk Alisha.
74
Menemani Fariz.
75
Mendiamkan Nevan
76
Ribut.
77
Memberi Mesha tempat tinggal.
78
Kondisi Mesha.
79
Menceritakan kepada Alisha.
80
Melihat Mesha.
81
Kepergian Mesha.
82
Merawat Fariz.
83
Diterima dengan baik.
84
Kembali tersenyum.
85
TAMAT.
86
Extra part.
87
Promosi Novel Terbaru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!