Bab 13 pengakuan Nara

"Katakan Rendra, dimana wanita itu?"

Suara lembut namun terdengar begitu tajam di telinga Rendra, membuatnya sedikit terlonjak dari tempatnya berdiri.

"Aku tahu kau yang menangani pengobatan adik wanita itu, sekarang katakan di mana wanita murahan itu!"

Lagi lagi tutur kata yang halus namun bagai kilat yang menyambar di telinga Rendra membuatnya sedikit gugup untuk menjawab pertanyaan wanita yang tetap anggun serta cantik di usianya yang hampir setengah abad itu.

"Ma,, maaf Tan,,, saya juga tidak tahu kemana perginya mereka saat ini, bukankah saya bersama dengan Tante sedari tadi."

Dengan sedikit terbata karena rasa gugup juga khawatirnya membuat Rendra jadi salah tingkah di hadapan Nyonya Lia.

"Kamu fikir saya tidak tahu persekongkolan kalian, meskipun saya di luar negeri, tapi saya tahu semua yang dilakukan Raffi, termasuk menikah kontrak dengan wanita itu, dan sampai kapan pun saya tidak akan menyetujuinya."

Nyonya Lia pun memandang tajam kearah Rendra, senyuman tipis namun penuh dengan misteri itu pun terbit di bibirnya.

"Lanjutkan permainan kalian, asal jangan bawa mereka masuk dalam keluarga kita, setelah selesai bermain, kalian tahu apa yang harus kalian lakukan, jika tidak, jangan harap kalian menjadi pewaris keluarga!"

Nyonya Lia pun mengusap lembut pundak Rendra sambil tersenyum penuh misteri. Lalu melangkah keluar dari ruang rawat Nara.

Sejenak Rendra tertegun mengartikan ucapan Mama dari sahabatnya. Kenapa ada seorang wanita yang begitu tega dengan wanita lain. Apa lagi wanita itu pantas jadi anaknya, dan pantas mendapatkan kasih sayang yang tulus, karena ketulusan juga kasih sayangnya pada keluarganya. Hingga ia rela mengorbankan segalanya untuk kebahagiaan adik tercintanya.

"Suatu hari nanti, anda akan menyesali ucapan anda sendiri, Nyonya Lia Aditama yang terhormat, saat anda kehilangan yang paling berharga di hidup anda, saat anda menyadari harta tak bisa membeli cinta juga persahabatan."

Gumam Rendra lirih lalu mengambil ponselnya. Dari gps yang di pasangnya di ponsel Naya, dia tau keberadaan mereka di mana sekarang. Ia pun tersenyum lalu melangkah ke ruang kerjanya.

Seakan tak terjadi apa apa ia pun melanjutkan pekerjaannya. Karena ia tau gerak geriknya kini sedang diawasi anak buah Nyonya Lia.

Sementara itu di ruang peristirahatan Raffi, nampak Nara sedang memeluk Naya yang terlihat pucat pasi karena ketakutan melihat Raffi yang memarahi anak buahnya, karena gagal menjalankan tugas mereka. Semenit saja dia terlambat, maka ia tak tahu apa yang akan terjadi dengan Nara juga kedua adiknya.

"Sial,,, dari mana nenek sihir itu tahu kalau Rana dirawat disini, pasti ada yang membocorkan rahasia ini."

Gumamnya dalam hati sambil mengepalkan tangannya.

"Cepat bereskan kekacauan ini, aku tak mau sehelai rambutpun terlepas dari wanitaku karena ulah Mama, jika tidak, kalian tahu akibatnya,,!"

Perintah Raffi pada seseorang yang ada di seberang setelah sambungan tlpnya terhubung dengan orang itu.

"Baik Tuan, maaf untuk ketidak becusan anak buah saya, tak sampai satu jam, Tuan akan mendapatkan orang itu,,,"

Jawab orang diseberang sana. Setelah itu sambungan terputus karena Raffi sudah mematikan ponselnya.

Saat ia berbalik, ditatapnya intens Nara juga Naya yang saling berpelukan. Ia hanya terdiam lalu melangkah ke ruang kerjanya. Meninggalkan keduanya yang memandang Raffi dengan rasa takut juga khawatir tentang Rana.

"Udah sayang,,, jangan menangis lagi, kita aman disini."

Nara mencoba menenangkan Naya yang masih terisak dalam tangisnya.

"Kak,,, sebenarnya siapa dia, kenapa kita harus menuruti semua perintahnya?"

Dengan menghapus airmatanya, Naya menatap penuh tanya kearah Nara.

Dengan sedikit senyum yang dipaksakan, akhirnya Nara menceritakan semua yang terjadi pada Naya, tanpa menyembunyikan apa pun dari adiknya, derai air mata mengiringi tiap kata yang terucap dari bibirnya.

Naya yang mendengarkan semua cerita Nara tak kuasa menahan air matanya lagi. Buliran bening itu pun mengalir deras membasahi pipinya lalu jatuh di pangkuannya. Hatinya terasa perih, bagai jutaan sembilu telah menyayatnya.

Ia bisa merasakan penderitaan yang telah dialami oleh Kakaknya demi kebahagiaan mereka. Ia pun memeluk Nara dengan erat.

"Kak,,, maafkan kami sudah jadi beban Kakak, kenapa nasib kita seperti ini Kak? Kenapa harus Kakak yang menanggung semua derita kita,,, hikksss,,,hikkss,,,"

Naya pun melepas pelukannya, lalu memandang Nara dengan tatapan yang menyimpan sejuta pertanyaan. Lalu menghapus air matanya dengan kasar.

"Semua ini karena kesalahan Ayah dan Ibu, yang membuat Kakak harus menanggung semua beban hidup kita, sampai kapan pun, aku tak akan memaafkan mereka, yang menelantarkan kita sampai harus memaksa Kakak untuk menjadi istri kontrak hanya untuk mendapat keturunan, aku benci pada mereka."

Sorot mata yang penuh dengan dendam dan kekecewaan itupun terlihat di mata Naya.

Nara yang melihat sorot kebencian dimata Naya pun menghapus air mata adiknya juga air matanya.

"Sayang,,, kamu nggak boleh bicara seperti itu, ini bukan salah Ayah dan Ibu, hanya nasib saja yang mempermainkan kita seperti ini, mungkin,,, ini sudah jadi takdir Kakak,,, jangan pernah membenci kedua orang tua kita,,, justru Kakak bersyukur dengan keduanya, telah memberikan adik adik yang terbaik untuk Kakak,,,"

Nara membelai lembut rambut Naya, sambil tersenyum penuh kasih pada adiknya itu.

"Tapi Kakak yang harus menanggung penderitaan seumur hidup Kakak, apa Kakak nanti bisa berpisah dengan buah hati Kakak sendiri, apa itu sudah Kakak pikirkan, meski nantinya ia hidup bergelimang harta, tapi belum tentu istri Tuan itu bisa menyayangi anak Kakak, bagaimana justru ia malah menyiksa anak Kakak nantinya, apa Kakak tega melihatnya menderita seperti kita, yang merindukan kasih sayang ibu kita, Kak,,, hikkss,, hiikksss,,,"

Naya tak berani menatap pada Nara, karena ia yakin, pasti Nara sangat sedih dengan ucapannya barusan. Dan ia tak mau melihat kesedihan itu, karena hatinya akan semakin sakit jika melihatnya.

Ia hanya duduk sambil membenamkan wajahnya ke lengannya dengan lutut sebagai tumpuannya.

Nara yang mendengar penuturan adiknya pun mulai goyah hatinya. Tak mungkin ia bisa jauh terpisah dari anaknya kelak, ia tak mau mengulangi kesalahan yang telah dilakukan oleh Ibunya.

Sejenak ia pun menerawang jauh ke depan, bagaimana nanti kehidupan anak nya tanpa kasih sayang darinya, Ibu kandungnya sendiri yang jelas jelas tega menjualnya demi uang, meski itu bukan kebenaran yang sesungguhnya. Pasti anaknya akan membencinya jika tahu ia telah meninggalkannya.

Membayangkan semua itu dadanya terasa sesak, hingga matanya pun terasa gelap dan perlahan ia pun pingsan dalam dekapan seseorang.

bersambung🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

🏠⃟🍁𝕽αss Alզհαíɾ𝐚❣️𝐐⃟❦

🏠⃟🍁𝕽αss Alզհαíɾ𝐚❣️𝐐⃟❦

tpi mmg betul. itu mungkin kesalahan orgtua, yg tdk memikir kan tentang anak, ikut hal a nak2

2023-01-07

2

æ⃝᷍𝖒𖣤​᭄℃æͣ͢𝖒ᷘ𝅘 ͤ⸙ᵍᵏ

æ⃝᷍𝖒𖣤​᭄℃æͣ͢𝖒ᷘ𝅘 ͤ⸙ᵍᵏ

nysegh amat hidup Nara dan adiknya 🥺

2023-01-06

4

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ntar mm nya rafii menyesal

2022-05-27

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 kesialan Nara
2 Bab 2 hilangnya kesucian
3 bab 3 operasi Rana
4 bab 4 perselingkuhan
5 Bab 5 siapa Bima
6 Bab 6 pernikahan dadakan
7 Bab 7 amarah Raffi
8 bab 8 kecelakaan
9 bab 9 kegelisahan Naya
10 bab 10 keinginan Nara
11 bab 11 kebucinan Raffi
12 bab 12 kesadaran Naya
13 Bab 13 pengakuan Nara
14 bab 14 kehamilan Nara
15 bab 15 janji masa kecil
16 Bab 16 kecelakaan Rasya
17 Bab 17 kaulah hidupku
18 bab 18 mimpi buruk
19 bab 19 rahasia masa lalu
20 bab 20 pamit
21 bab 21 berita duka
22 bab 22 kenangan terakhir
23 bab 23 terusir
24 bab 24 rencana tingkepan
25 bab 25 pria misterius
26 bab 26 pertemuan kembali
27 bab 27 ungkapan rasa
28 bab 28 impian dan harapan
29 bab 29 rencana Naya
30 bab 30. janji yang terucap
31 bab31 perpisahan Naya
32 bab 32 Rama
33 bab 33 jati diri Rama
34 bab 34 fakta baru
35 bab 35 kelahiran debay
36 bab 36 Putri Kinara
37 Bab 37 antara dua pilihan
38 bab 38 kesadaran Raffi
39 bab 39. Alifia
40 bab 40 visual tokoh
41 bab 41 rencana Rama
42 bab 42 karma
43 bab 43 insyafnya Cindy
44 bab 44 pernikahan
45 bab 45 kejutan
46 bab 46 bunga terakhir
47 bab 47 Rama sakit
48 bab 48 kembalinya Raffi
49 bab 49 kerasnya hati Raffi
50 bab 50 keputusan
51 bab 51 perkelahian
52 bab 52 pertemuan
53 bab 53 kembali ke desa
54 bab 54
55 Bab 55 apa salahmu
56 bab 56 kesalahpahaman
57 bab 57
58 bab 58 malam mencekam
59 bab 59 siasat
60 bab 60 terkuak
61 bab 61
62 bab 62
63 bab 63
64 bab 64
65 Bab 65
66 bab 66
67 bab 67
68 bab 68
69 bab 69
70 bab 70
71 bab 71
72 bab 72
73 bab 73
74 bab 74
75 bab 75
76 bab 76
77 bab 77
78 bab 78
79 bab 79
80 bab 80
81 bab 81
82 bab 82
83 bab 83
84 bab 84
85 bab 85
86 bab 86 akhir cerita kita
87 bab 87
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Bab 1 kesialan Nara
2
Bab 2 hilangnya kesucian
3
bab 3 operasi Rana
4
bab 4 perselingkuhan
5
Bab 5 siapa Bima
6
Bab 6 pernikahan dadakan
7
Bab 7 amarah Raffi
8
bab 8 kecelakaan
9
bab 9 kegelisahan Naya
10
bab 10 keinginan Nara
11
bab 11 kebucinan Raffi
12
bab 12 kesadaran Naya
13
Bab 13 pengakuan Nara
14
bab 14 kehamilan Nara
15
bab 15 janji masa kecil
16
Bab 16 kecelakaan Rasya
17
Bab 17 kaulah hidupku
18
bab 18 mimpi buruk
19
bab 19 rahasia masa lalu
20
bab 20 pamit
21
bab 21 berita duka
22
bab 22 kenangan terakhir
23
bab 23 terusir
24
bab 24 rencana tingkepan
25
bab 25 pria misterius
26
bab 26 pertemuan kembali
27
bab 27 ungkapan rasa
28
bab 28 impian dan harapan
29
bab 29 rencana Naya
30
bab 30. janji yang terucap
31
bab31 perpisahan Naya
32
bab 32 Rama
33
bab 33 jati diri Rama
34
bab 34 fakta baru
35
bab 35 kelahiran debay
36
bab 36 Putri Kinara
37
Bab 37 antara dua pilihan
38
bab 38 kesadaran Raffi
39
bab 39. Alifia
40
bab 40 visual tokoh
41
bab 41 rencana Rama
42
bab 42 karma
43
bab 43 insyafnya Cindy
44
bab 44 pernikahan
45
bab 45 kejutan
46
bab 46 bunga terakhir
47
bab 47 Rama sakit
48
bab 48 kembalinya Raffi
49
bab 49 kerasnya hati Raffi
50
bab 50 keputusan
51
bab 51 perkelahian
52
bab 52 pertemuan
53
bab 53 kembali ke desa
54
bab 54
55
Bab 55 apa salahmu
56
bab 56 kesalahpahaman
57
bab 57
58
bab 58 malam mencekam
59
bab 59 siasat
60
bab 60 terkuak
61
bab 61
62
bab 62
63
bab 63
64
bab 64
65
Bab 65
66
bab 66
67
bab 67
68
bab 68
69
bab 69
70
bab 70
71
bab 71
72
bab 72
73
bab 73
74
bab 74
75
bab 75
76
bab 76
77
bab 77
78
bab 78
79
bab 79
80
bab 80
81
bab 81
82
bab 82
83
bab 83
84
bab 84
85
bab 85
86
bab 86 akhir cerita kita
87
bab 87

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!