"Argh,,"
Teriak Nara saat CEO itu merobek baju usangnya. Hingga baju itu robek bagian atas dan bawahnya, menunjukkan kulit putih Nara yang mengundang hasrat sapa saja untuk menikmatinya.
"Tuan,,, saya mohon,,, lepaskan saya,,,hikss,,, hikkss,,,"
air mata Nara terus membanjiri pipinya, tubuhnya menggigil ketakutan berada dibawah kungkungan pria yang tak dikenalnya juga tak diharapkannya.
" Tenanglah Nara,,, aku juga tidak suka memaksakan kehendakku pada wanita, apalagi gadis macam kamu."
Tutur CEO itu sambil memainkan rambut Nara yang semakin takut dan meremas sprei.
CEO itu hanya tersenyum tipis melihat wajah Nara yang sudah pucat pasi dengan airmata yang tak berhenti mengalir dari pelupuk matanya.
" Sebenarnya aku tak tega dengan gadis ini, tapi mungkin inilah jawaban Tuhan untuk doaku."
Bisik hati CEO itu dengan menatap lekat ke arah Nara.
" Hapus air matamu, aku tak suka melihatnya, kalau kau terus menangis aku tak segan segan untuk memakanmu sekarang juga."
Mendengar ucapan pria itu segera Nara menghapus airmatanya dan berhenti menangis.
" Gadis baik,,, jadilah penurut seperti ini,,, sungguh manis,,,"
Tuturnya yang masih berada di atas tubuh Nara.
"Kinara,,, aku tau kamu sekarang sedang membutuhkan uang untuk biaya operasi adikmu bukan, aku bisa membantumu dengan syarat kau harus memuaskan aku malam ini."
Bisik CEO itu tepat ditelinga Nara, hingga hembusan nafasnya pun terasa hangat ditelinga Nara.
Mendengar ucapan pria di depannya Nara segera teringat kalau hari ini adalah hari terakhir pelunasan administrasi operasi adiknya, jika tidak Rana tak dapat dioperasi dan pasti tau konsekwensinya apa.
Sekilas di mata Nara terbayang penderitaan Rana yang berjuang melawan penyakitnya. Ia tak sanggup melihat adiknya tersiksa karena sakitnya.
" Apa benar Tuan akan membantu saya melunasi semua biaya operasi Rana?"
Dengan ragu ragu dan bibir yang bergetar Nara menatap lekat ke arah CEO itu.
Segera CEO itu menelpon seseorang lalu menunjukkan bukti transfer sejumlah uang ke Rumah Sakit dimana Rana kini dirawat.
Nara hanya terpaku melihat bukti transfer itu, jumlahnya melebihi apa yang seharusnya dibayarkan.
"Itu biaya untuk merawat adikmu sampai benar benar sembuh, sekarang kamu tak perlu memikirkannya lagi."
CEO itu memegang pipi Nara dengan tatapan tak dapat diartikan.
"Kewajibanku sudah kupenuhi, sekarang tinggal kewajibanmu untuk membayarnya."
Pria itupun bangun dari posisinya, turun dari tempat tidur melangkah ke meja kerjanya.
Mengambil berkas berkas lalu menyerahkan pada Nara.
" Baca dan tanda tangani jika kamu setuju."
Ia pun mengambil pena lalu diberikan pada Nara.
Dengan gemetaran Nara mengambil berkas dan pena itu, sejenak ia memandang berkas berkas itu lalu membacanya. Matanya membulat sempurna saat mengetahui isi berkas itu,," pernikahan kontrak,,?"
Ucapnya lirih namun bisa terdengar oleh pria di depannya sekarang. Setelah itu ia membaca lembar kedua, matanya pun tak bisa lepas dari berkas itu, mulutnya menganga membacanya, namun tertutup oleh telapak tangannya.
Ya,, karena isi perjanjian itu adalah pernikahan hanya untuk 1 tahun, dan Nara harus memberi keturunan pada pihak 1, jika dalam setahun itu dia tidak bisa memberi keturunan, maka pernikahan berakhir dan Nara harus meninggalkan CEO itu tanpa pembagian harta.
Namun jika Nara berhasil memberi keturunan tuk CEO itu, maka ia akan mendapat uang sebesar 2milyar, dengan catatan memberikan hak asuh sepenuhnya pada CEO itu dan menghilang dari kehidupan mereka.
Untuk sesaat Nara hanya bisa termenung, otaknya berpikir keras antara setuju atau tidak.
Namun disela sela kebingungannya ia terkejut karena pria itu sudah memegang jarinya dan mengarahkannya pada berkas itu lalu membuat coretan disana.
" Aku tidak menerima penolakan,"
Bisiknya di telinga Nara, lalu mengambil berkas dan pena itu, membawanya ke ruang kerjanya, saat itu Nara seakan tersadar, ia pun bergegas turun dari ranjang, menuju ke arah balkon, ia berusaha turun namun sepasang tangan sudah menariknya hingga jatuh di pelukan orang itu.
" Sudah kubilang aku tak menerima penolakan, kamu sudah jadi milikku sejak ku transfer uang biaya berobat adikmu, jangan macam macam sama aku, kalau tidak ingin melihat kedua adikmu tak bernyawa lagi."
Tutur CEO itu sambil melempar tubuh Nara yang berada dalam gendonganya ke tempat tidur.
Mendengar kedua adiknya akan dibunuh, membuat Nara pasrah dengan apa yang dilakukan pria itu padanya.
Ia hanya bisa menangis saat tubuhnya menjadi bahan mainan pria itu.
" Akhh,,,, sakit,,,"
Ucapnya tertahan dengan derai airmata saat pria itu memasukinya, merobek selaput daranya hingga darah keperawanan pun keluar, Nara hanya bisa menggigit bibir bawahnya dan mencengkram sprei menahan sakit yang tak terkira.
Entah untuk berapa lama CEO itu bermain main dengan tubuh Nara hingga akhirnya mereka mencapai klimaksnya bersama.
Dan CEO itu menanamkan benihnya di rahim Nara.
bersambung🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
æ⃝᷍𝖒𖣤᭄℃æͣ͢𝖒ᷘ𝅘 ͤ⸙ᵍᵏ
jahat banget 🥺 pemaksaan ini namanya mentang² holang kaya begitu yak
2023-01-06
2
🦋⃟💎⃞⃟𝘼𝙇𝚏𝚒𝐞𝐞𝐫𝐚.༄㉿ᶻ⋆ ❤
tips hati aku sdh yg othorr
2022-06-27
5
🦋⃟💎⃞⃟𝘼𝙇𝚏𝚒𝐞𝐞𝐫𝐚.༄㉿ᶻ⋆ ❤
kesian ya..
2022-06-26
5