Bab 5 siapa Bima

Hujan yang turun dengan deras kini mulai reda. Meski jalanan masih becek, dan ada genangan air dimana mana. Namun tak menyurutkan keinginan Nara untuk pergi ke rumah sakit melihat adik adiknya. Dengan memakai sendal jepit dan jaket untuk menghangatkan tubuhnya, Nara berjalan ke arah pangkalan angkot yang tak jauh dari rumah kontrakannya.

Setelah berjalan selama lima belas menit, ia pun sampai di pangkalan angkot. Ia pun menemui sahabatnya, yang menjadi sopir angkot disana.

"Bim,,, bisa antar aku ke rumah sakit sekarang, Rana sedang dioperasi sekarang, aku ingin menemaninya, bisa kan Bima?"

Nara menepuk pelan bahu sahabatnya yang kini sedang menikmati kopi tubruknya.

"Bentar ya Nara, aku habiskan kopiku dulu, mubadzir kalau tidak habis. Setelah itu kita tunggui Rana bersama."

Pria yang bernama Bima itu pun segera menghabiskan kopinya, lalu membayarnya. Setelah itu keduanya pun berjalan menuju angkot yang Bima kendarai.

Bima adalah sosok pria yang tampan, tubuhnya pun ideal dengan ketampanannya. Usianya 4 tahun lebih tua dari Nara, yaitu 22 tahun.

Sebenarnya dulu ia anak orang yang berada. Namun setelah kedua orang tuanya meninggal, hartanya dikuasai oleh pamannya, ia pun terusir dari rumahnya sendiri.

Hidupnya pun luntang lantung karena tak punya sanak saudara.

Dari hasil mengamen ia mencari sesuap nasi untuk bertahan hidup. Tidurnya di dalam masjid yang mengizinkan para fisabilillah untuk beristirahat.

Hingga akhirnya ia bertemu dengan Nara.

Saat itu Nara sedang di ganggu oleh preman terminal, lalu Bima menolongnya dan berhasil mempercundangi ketua geng preman itu.

Hingga akhirnya ia yang menggantikan menjadi pimpinan geng preman itu.

Namun dibawah pimpinannya, geng itu berubah menjadi baik, suka menolong bukan memeras dan merampas hak orang lagi.

Dan kini ia diberi kepercayaan oleh pemilik angkot untuk mengelola angkutannya. Karena mereka tau watak Bima yang sebenarnya. Ia suka menolong, jujur dan bertanggung jawab.

Sejak pertemuan pertama kali dengan Nara, ia sudah jatuh hati padanya, oleh karena itu, ia selalu ada saat Nara membutuhkannya.

Setelah keduanya menaiki angkot, Bima pun melajukan angkotnya menyusuri jalanan yang masih becek karena air hujan. Nara duduk di depan di samping Bima.

Ia hanya membisu sambil memandang ke luar jendela. Sekilas ia teringat kenangan semalam, tak terasa buliran bening itu pun mengalir dari pelupuk matanya membasahi pipi yang sedikit cubby itu.

Bima yang menyadari Nara menangis, dengan lembut membelai rambut Nara dan mengelus elus punggungnya. Berusaha menghibur dan menguatkan Nara.

"Percayalah,,, semua akan baik baik saja, Rana akan bersama dengan kita. Ia akan sembuh, kembali ceria seperti biasanya."

Bima berusaha menenangkan hati Nara yang di sangkanya sedang mengkhawatirkan Rana hingga ia menangis seperti itu.

"Aamiinn,,, moga doa kita semua di ijabah oleh Allah ya Bim,,,"

Ucap Nara sambil menghapus air matanya.

"Aku harus melupakan semua, aku harus tetap kuat demi adik adikku, persetan dengan pria brengsek itu, aku akan pergi jauh setelah Rana sembuh. Agar tak bertemu dengannya lagi."

Bisik hati Nara berusaha untuk menguatkan dirinya sendiri.

Setelah menempuh perjalanan sekitar tiga puluh menit, akhirnya mereka sampai di rumah sakit yang dituju. Setelah memarkirkan angkotnya, Bima pun menyusul Nara yang terlebih dulu masuk ke dalam rumah sakit. Setelah bertanya pada perawat bagian informasi, ia pun menuju ke ruang Rana dirawat.

Saat tiba di depan ruang adiknya, langkahnya terasa berat untuk memasuki ruangan itu. Ia merasa kotor, serta merasa bersalah telah memberi uang haram pada adiknya, ia merasa tak pantas disebut sebagai Kakak yang menjadi teladan untuk adik adiknya.

Buliran bening pun mengalir lagi dari mata indah itu.

Ia hanya menatap ke dalam dari luar kaca jendela. Cukup lama ia hanya memandangi adik adiknya dari luar. Hingga ada tangan yang menyentuh pundaknya. Ia tak membalikkan badannya untuk melihat yang menyentuhnya, karena ia yakin itu adalah Bima.

"Bim,,, aku tak sanggup bertemu dengan mereka, aku telah kotor, tak pantas menjadi Kakak yang jadi banggaan mereka, aku,,,"

Ucapan Nara terhenti saat ia membalikkan badannya, dan tatapannya beradu dengan tatapan dingin yang tajam, membuat hatinya menciut melihatnya.

Tubuhnya gemetaran melihat siapa yang ada di depannya sekarang, tak terasa ia pun memundurkan tubuhnya hingga terpentok pada dinding rumah sakit.

Kakinya serasa tak bisa menopang tubuhnya. Ingin rasanya ia berlari secepat mungkin dari tempat itu untuk menyelamatkan dirinya.

Suasana yang masih sunyi di rumah sakit karena masih pukul 4 pagi menambah horor bagi Nara.

Ia tak dapat berkutik karena tubuhnya telah terkunci oleh pria itu. Ingin sekali ia berteriak minta tolong tapi lidahnya terasa kelu, ia hanya bisa memejamkan matanya saat pria itu mendekatkan wajahnya pada Nara.

"Berani sekali kamu pergi dengan pria lain setelah menanda tangani kontrak nikah kita, kau hanya milikku, tak diijinkan ada pria yang menjamahmu,,, dan untuk kelancanganmu kau harus dapat hukuman dariku."

Pria itupun mencengkram tangan Nara dan menariknya paksa untuk mengikutinya. Nara berusaha melepaskan genggaman tangan Raffi, namun sia sia.

" Tuan saya mohon lepaskan saya,,, saya ingin menunggui Rana,,, ku mohon,,, Tuan bisa menghukum saya apa saja setelah adik saya sadar Tuan,,, saya mohon,,,"

Iba Nara di setiap langkah mereka, namun tidak digubris oleh Raffi.

Hingga mereka menaiki lift khusus dan berhenti di depan sebuah kamar yang cukup besar, iya itu memang lift yang langsung dihubungkan ke kamar Raffi saat ia melakukan cek kesehatan, hingga tak ada seorang pun yang tau kecuali dia, asistennya dan Dokter pribadinya.

Nara yang tau akan maksud Raffi berusaha untuk melarikan diri saat Raffi melepaskan genggamannya. Ia segera berlari ke pintu berusaha untuk membukanya.

Rasa takut yang teramat saat kejadian semalam terlintas lagi dipikirannya, membuatnya tak bisa berpikir jernih dan hanya satu keinginannya, keluar dari ruangan itu dengan cara apa pun.

Ia terus berusaha membuka pintu dengan memecahkan kodenya, namun semua percuma. Air matanya pun menetes lagi.

" Ya Allah tolonglah hamba,,," bisiknya lirih sambil berusaha membuka pintu itu.

Raffi yang melihat usaha keras Nara hanya tersenyum tipis. Sesungguhnya ia mengajak Nara ke kamarnya supaya Nara bisa istirahat sebentar, setelah Rana sadar baru Raffi mengantarnya lagi ke tempat Rana.

Namun keusilan pun timbul di otaknya saat melihat reaksi Nara yang seperti itu. Ia pun mulai menjahili Nara.

" Kau tak akan lepas dariku,,"

Bisiknya di telinga Nara hingga hembusan nafasnya terasa di leher Nara, memberikan sensasi berbeda pada Nara. Serta tangan Raffi yang sudah memeluk Nara dari belakang.

Membuat Nara tak bisa bergerak, dan pasrah saat tubuhnya dibopong Raffi dan direbahkan diatas tempat tidur, lalu dihimpitnya.

bersambung🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

æ⃝᷍𝖒𖣤​᭄℃æͣ͢𝖒ᷘ𝅘 ͤ⸙ᵍᵏ

æ⃝᷍𝖒𖣤​᭄℃æͣ͢𝖒ᷘ𝅘 ͤ⸙ᵍᵏ

rafii nackal ya 🙄 dasar cowo

2023-01-06

2

kasian bima, ternyata dia anak orang kaya, sampai hati paman nya merebut harta orgtua bima, tiada perasaan kasian padahal bima pun kira ank mereka juga, bersabar bima, teruskn perjuangan pun wlupun tak punya apa2..

kisah nara pun tdk lari juga, amat menyedihkn juga, dimana lg adik nya berada di hospital sedang menjlnkan operasi, mana lg raffi seperti buaya... 😪😪

2022-10-19

4

🦋⃟💎⃞⃟𝘼𝙇𝚏𝚒𝐞𝐞𝐫𝐚.༄㉿ᶻ⋆ ❤

🦋⃟💎⃞⃟𝘼𝙇𝚏𝚒𝐞𝐞𝐫𝐚.༄㉿ᶻ⋆ ❤

💪💪💪💪💪semangat

2022-06-27

6

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 kesialan Nara
2 Bab 2 hilangnya kesucian
3 bab 3 operasi Rana
4 bab 4 perselingkuhan
5 Bab 5 siapa Bima
6 Bab 6 pernikahan dadakan
7 Bab 7 amarah Raffi
8 bab 8 kecelakaan
9 bab 9 kegelisahan Naya
10 bab 10 keinginan Nara
11 bab 11 kebucinan Raffi
12 bab 12 kesadaran Naya
13 Bab 13 pengakuan Nara
14 bab 14 kehamilan Nara
15 bab 15 janji masa kecil
16 Bab 16 kecelakaan Rasya
17 Bab 17 kaulah hidupku
18 bab 18 mimpi buruk
19 bab 19 rahasia masa lalu
20 bab 20 pamit
21 bab 21 berita duka
22 bab 22 kenangan terakhir
23 bab 23 terusir
24 bab 24 rencana tingkepan
25 bab 25 pria misterius
26 bab 26 pertemuan kembali
27 bab 27 ungkapan rasa
28 bab 28 impian dan harapan
29 bab 29 rencana Naya
30 bab 30. janji yang terucap
31 bab31 perpisahan Naya
32 bab 32 Rama
33 bab 33 jati diri Rama
34 bab 34 fakta baru
35 bab 35 kelahiran debay
36 bab 36 Putri Kinara
37 Bab 37 antara dua pilihan
38 bab 38 kesadaran Raffi
39 bab 39. Alifia
40 bab 40 visual tokoh
41 bab 41 rencana Rama
42 bab 42 karma
43 bab 43 insyafnya Cindy
44 bab 44 pernikahan
45 bab 45 kejutan
46 bab 46 bunga terakhir
47 bab 47 Rama sakit
48 bab 48 kembalinya Raffi
49 bab 49 kerasnya hati Raffi
50 bab 50 keputusan
51 bab 51 perkelahian
52 bab 52 pertemuan
53 bab 53 kembali ke desa
54 bab 54
55 Bab 55 apa salahmu
56 bab 56 kesalahpahaman
57 bab 57
58 bab 58 malam mencekam
59 bab 59 siasat
60 bab 60 terkuak
61 bab 61
62 bab 62
63 bab 63
64 bab 64
65 Bab 65
66 bab 66
67 bab 67
68 bab 68
69 bab 69
70 bab 70
71 bab 71
72 bab 72
73 bab 73
74 bab 74
75 bab 75
76 bab 76
77 bab 77
78 bab 78
79 bab 79
80 bab 80
81 bab 81
82 bab 82
83 bab 83
84 bab 84
85 bab 85
86 bab 86 akhir cerita kita
87 bab 87
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Bab 1 kesialan Nara
2
Bab 2 hilangnya kesucian
3
bab 3 operasi Rana
4
bab 4 perselingkuhan
5
Bab 5 siapa Bima
6
Bab 6 pernikahan dadakan
7
Bab 7 amarah Raffi
8
bab 8 kecelakaan
9
bab 9 kegelisahan Naya
10
bab 10 keinginan Nara
11
bab 11 kebucinan Raffi
12
bab 12 kesadaran Naya
13
Bab 13 pengakuan Nara
14
bab 14 kehamilan Nara
15
bab 15 janji masa kecil
16
Bab 16 kecelakaan Rasya
17
Bab 17 kaulah hidupku
18
bab 18 mimpi buruk
19
bab 19 rahasia masa lalu
20
bab 20 pamit
21
bab 21 berita duka
22
bab 22 kenangan terakhir
23
bab 23 terusir
24
bab 24 rencana tingkepan
25
bab 25 pria misterius
26
bab 26 pertemuan kembali
27
bab 27 ungkapan rasa
28
bab 28 impian dan harapan
29
bab 29 rencana Naya
30
bab 30. janji yang terucap
31
bab31 perpisahan Naya
32
bab 32 Rama
33
bab 33 jati diri Rama
34
bab 34 fakta baru
35
bab 35 kelahiran debay
36
bab 36 Putri Kinara
37
Bab 37 antara dua pilihan
38
bab 38 kesadaran Raffi
39
bab 39. Alifia
40
bab 40 visual tokoh
41
bab 41 rencana Rama
42
bab 42 karma
43
bab 43 insyafnya Cindy
44
bab 44 pernikahan
45
bab 45 kejutan
46
bab 46 bunga terakhir
47
bab 47 Rama sakit
48
bab 48 kembalinya Raffi
49
bab 49 kerasnya hati Raffi
50
bab 50 keputusan
51
bab 51 perkelahian
52
bab 52 pertemuan
53
bab 53 kembali ke desa
54
bab 54
55
Bab 55 apa salahmu
56
bab 56 kesalahpahaman
57
bab 57
58
bab 58 malam mencekam
59
bab 59 siasat
60
bab 60 terkuak
61
bab 61
62
bab 62
63
bab 63
64
bab 64
65
Bab 65
66
bab 66
67
bab 67
68
bab 68
69
bab 69
70
bab 70
71
bab 71
72
bab 72
73
bab 73
74
bab 74
75
bab 75
76
bab 76
77
bab 77
78
bab 78
79
bab 79
80
bab 80
81
bab 81
82
bab 82
83
bab 83
84
bab 84
85
bab 85
86
bab 86 akhir cerita kita
87
bab 87

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!