Takdir Si Buta
" Ini untuk mu nak kebetulan kebun ibu berbuah. "
" Kamu sungguh cantik sekali apa ibumu campuran? "
" Sngguh ibu mau anak baik sepertimu. "
" Apa kamu tak punya mata, kamu pantas mendapatkan semua ini. "
Yah, begitulah kata-kata yang keluar dari orang-orang saat bertemu dengan Aisyah, ada yang suka dan mau menerimanya tapi ada pula beberapa orang yang benci dan menghina perasaannya namun dia berusaha tegar menghadapi semuanya dan meyakinkan dirinya bahwa apa yang dia alami merupakan cobaan dari Allah SWT untuk menguji kesabarannya.
" Syah, kesini lo bantu gue bersihkan sepatu ini, gue akan memakainya nanti malam. " bentak Kiya melempar sepatunya ke tubuh Aisyah sehingga Aisyah bangun dari tidurnya.
" Ada apa kak? " tanya Aisyah sembari mengusap matanya dan mencoba bangun dari tidurnya.
" Apa lo nggak lihat sepatu gue kotor. Jadi, bersihkan sekarang sepatu gue sampai bersih karena gue mau pergi kepesta kak Rendi malam ini. " sahut Kiya yang langsung menutup mulutnya.
" Oh iya lo tidak bisa lihat yah. " tawa Kiya mengolok-olok Aisyah.
Aisyah hanya bisa diam menerima penghinaan kakak tirinya, dia tahu jika dia melawan maka hidupnya akan ada dalam kesusahan kedepannya, apalagi sang ayah sudah tidak ada maka akan menambah kesusahannya, hidup di dalam keluarga yang baik diluar tapi jahat di dalam sungguh sebuah beban yang harus dia terima.
" Kalau kakak mau aku membersihkannya maka adik akan bersihkan sepatu kakak. " balas Aisyah mencari-cari sepatu yang dilempar sang kakak.
" Mau bersih kata lo, nemuin sepatu gue saja lo tidak bisa apalagi membersihkannya. " ejek Kiya mendorong tubuh Aisyah kebelakang dan membuat kepala Aisyah sedikit terbentur di kepala kasurnya.
Aisyah kembali menerima perlakuan kakaknya, sudah hampir 10 menit tidak mendengar suara sang kakak dia pun pergi keluar untuk menghirup udara luar.
Ahhh, kenapa semuanya membenci aku, apa salahku, aku tidak butuh kasih sayang mereka tapi aku juga tidak bisa ditindas seperti ini terus, dulu saat ayah masih ada mereka sangat baik kepadaku dan menganggapku sebagai anak dan adik sendiri tapi saat ayah tidak ada dirumah mereka malah menindasku habis-habisan...huhuhu... kenapa semuanya seperti ini, ayah kapan kamu balik. Aisyah tidak sanggup lagi bertahan disini lebih lama lagi... ibu aku rindu kamu, kenapa ibu pergi meninggalkan aku disini sendirian, aku rindu masa-masa kita bersama seperti dulu, dulu Aisyah sangat menyukai keluarga baru ini karena mereka sangat menyayangi ku tapi semuanya hanya tipuan mereka, jika aku tahu mereka seperti ini aku tidak akan setuju ayah punya istri dan anak tiri lagi. Aisyah dalam hatinya mengeluarkan air matanya sembari menyusuri jalanan di depan rumahnya dengan memeggang satu tongkat untuk membantunya berjalan.
-
Malam harinya saat Kiya hendak bersiap-siap pergi ke pesta di rumah Rendi.
" Hei buta, kesini cepatan, bantu gue bawa barang-barang ini ke pesta. " sahut Kiya menyodorkan barang-barang makeupnya dan beberapa setelan sepatu yang mungkin dibutuhkannya nanti dan Aisyah hanya bisa patuh dan menerima perintah kakak tirinya.
Di rumah tempat pesta berlangsung.
" Hei sob, kenapa sendirian saja ? Apa kamu tidak membawa seorang wanita? "sahut pria berjas putih.
" Emm, emang kenapa kalau gue nggak bawa wanita, emang harus bawa wanita dulu baru bisa masuk ke pesta ini. " sungut pria tersebut sedikit kesal.
" Aishhh, jangan marah, kan gue hanya nanya aja, yaudah gue layani tamu dulu habis itu gue balik lagi. " balas Pria berjas putih dan meninggalkan pria dingin tadi.
Di depan rumah sang penyelenggara pesta.
" Hei buta, kamu buruan dong, aku mau masuk kedalam dan ingat saat kamu masuk nanti kamu jangan cari perhatian orang cukup duduk manis disudut saja dan tunggu gue selama pesta berlangsung. " Kiya berlenggang pergi meninggalkan Aisyah sendirian disudut pesta hingga tidak terlalu diperhatikan oleh banyak orang. Aisyah ditugaskan oleh Kiya untuk duduk disudut ruangan. Agar, orang-orang tidak memperhatikannya sehingga Kiya bisa mengambil kesempatan untuk jadi wanita cantik dan manis malam ini.
Di dalam acara seorang pria dengan wajah dingin mencoba menjauh dari pesta tersebut dan mencari udara malam melepaskan kebosanan yang menyusup di pikirannya. Aisyah yang juga merasa bosan mencoba meminta tolong kepada seorang pelayan untuk mengantarnya menghirup udara segar di teras rumah penyelenggaraan pesta.
Pestanya lama juga yah. Sungguh membosankan di dalam sendirian. Untung ada pelayan yang baik dan membantuku keluar di acara tersebut pikir Aisyah.
Aisyah yang duduk di kursi taman rumah si penyelenggara pesta, tidak sadar ada sepasang mata melihatnya.
Sudah hampir 30 menit Aisyah berada diluar dan kembali ke dalam rumah. Namun langkahnya terhenti saat tidak tahu arahnya melangkah dan pelayan yang membantunya tadi juga tidak ada disana, sehingga Aisyah mencoba melangkah satu persatu dengan sebilah tongkatnya. Saat Aisyah hendak memindahkan tongkatnya ke depan, hampir saja dia terjatuh karena tongkat yang ia pegang terbagi menjadi dua bagian bukan patah cuman terlipat saja. Namun, dengan cepat sebuah lengan kekar seorang pria tampan, putih dan tinggi menangkapnya dan menariknya hingga kepala Aisyah menempel di dada kekar pria tersebut.
" Apa kamu tidak apa-apa? " tanya pria tersebut yang terlihat khawatir. Melirik Aisyah yang tidak kalah terkejutnya karena tiba-tiba seorang pria memeluknya.
" Saya tidak apa-apa tuan. Terima kasih sudah menolong saya. " balas Aisyah mencoba menjauh dari pria tersebut. Namun, dengan cepat pria itu kembali menarik Aisyah kedalampelukannya.
" Ada apa tuan, kenapa menarik saya lagi? " merasa bingung dengan reaksi pria itu yang lagi-lagi menariknya. Awalnya dia jengkel dan berusaha menunggu alasan pria itu.
" Dibelakang mu ada kolam renang, biar saya antar kamu kedalam agar tidak terulang kejadian seperti tadi lagi. " sahut pria tersebut lemah lembut membantu Aisyah masuk kedalam.
" Benarkah! Sekali lagi saya berterima kasih kepada tuan karena sudah menolong saya untuk yang kedua kalinya dan terima kasih juga sudah membantu saya berjalan ke dalam. " sahut Aisyah sambil mengeluarkan senyum manisnya membuat hati pria tersebut berdetak kencang.
Deg...deg...deg
Pria itu berdehem menghilangkan keheningan sesaat itu. Lalu, pria tadi membantu Aisyah masuk kedalam.
" Sama-sama, kalau begitu ayuk saya antar kedalam. " sahut pria tersembut sambil mengandeng tangan dan menuntun jalan Aisyah.
Selama acara berlangsung Aisyah hanya bisa berdiam diri dan belum makan apa pun, Kiya hanya sibuk dengan dirinya sendiri dan tidak memperdulikan Aisyah yang belum makan dari tadi dan dari tadi juga sepasang mata memperhatikan Aisyah dan mencoba menghampiri Aisyah.
" Hallo, apa saya boleh gabung? " ucap pria tersebut dan langsung duduk tanpa menunggu persetujuan dari Aisyah membuat Aisyah terkejut dan mencoba menacri tongkatnya.
" Apa kamu cari ini? "sahut pria tersebut dan memberikan tongkat ke Aisyah.
" Hmm, makasih tuan. " sahut Aisyah dan mencoba menjauh namun di hentikan oleh pria tersebut.
" Ada apa tuan? " Aisyah mulai tidak nyaman dengan pria di sampingnya. Dia mencoba menjauh.
" Kamu mau kemana? Kamu duduk saja disini. Saya tidak akan melakukan apa pun padamu, saya hanya mau memberikan kamu minuman dan beberapa kue untuk mu, kamu pasti lapar kan? " pria itu dan menarik Aisyah kembali ketempat duduknya hingga gadis itu terjerembab di sofa yang ada di samping pria tadi.
" Ahh, saya tidak apa-apa tuan, saya hanya ingin keluar sebentar saja. " sahut Aisyah mencoba menahan ketakutannya terhadap orang asing.
" Kamu jangan cemas, saya tidak punya maksud jahat kok. Saya hanya memberikan minuman dan makanan saja. " sahut pria itu mencoba meyakinkan Aisyah bahwa dia tidak akan melakukan hal buruk.
Apa orang ini serius dengan perkataannya, bagaimana kalau dia punya maksud jahat, lebih baik aku duduk saja disini dan menunggu kak kiya balik. gumam Aisyah dalam hatinya.
" Aku tahu, kamu pasti cemas kalau saya punya maksud jahat, saya adalah orang menyelamati kamu di teras tadi, apa kamu tidak ingat suara saya? " sahut pria itu mencoba meyakinkan Aisyah dengan mengingatkan kejadian saat Aisyah hampir terjatuh tadi.
" Benarkah tuan, maaf saya tidak ingat dan juga maaf sekali sudah mencurigakan tuan barusan. " sahut Aisyah menundukkan kepalanya memberi hormat kepada penyelamatnya.
" Tidak apa-apa, saya juga tahu kalau kamu pasti waspada dengan orang asing, apalagi kita baru ketemu. " sahut pria itu lembut.
" Apa kamu yakin tidak mau menerima makanan dan minuman yang saya bawa? " lanjut pria itu dan mencoba mengambil tangan Aisyah dan meletakkan minuman di atas tangan Aisyah.
" Eh makasih tuan, tuan sudah bantu saya dari tadi dan juga memberikan ini. " sahut Aisyah menyodorkan minuman di tangannya bermaksud menunjukkan rasa terimakasihnya.
" Sama-sama nona. Oh iya, jangan panggil saya tuan, panggil saja saya Rey dan saya harus memanggil nona dengan sebutan apa? " tanya Pria itu berjabat tangan dengan Aisyah.
" Huh, panggil saja saya Aisyah tuan, eh Rey." sahut Aisyah sambil memberikan senyumannya.
" Baiklah Aisyah, senang bertemu dengan mu. " Rey mengambil tangan Aisyah agar mereka bisa berjabat tangan.
Di sisi lain, Kiya sangat marah melihat Aisyah berjabat tangan dengan seorang pria tampan dan dengan lembut pria itu menatap ke arah Aisyah.
Ck, dasar si buta jalan*, beraninya kamu cari perhatian dengan pria tampan, gue akan menghukummu nanti dirumah, lo lihat saja nanti gumam Kiya mengutuk Aisyah di dalam hatinya.
Visual Aisyah
Visual Reyhan
.
.
.
.
.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
ayu nuraini maulina
knp g pergi aja dr sana ketimbang d tindas
2023-07-12
0
Adriana uri doni
🥰🥰🥰😘😘😘
2022-09-28
1
yumi chan
hemmm kremm visualnya aq sk..
2020-11-11
1