" Hmm, saya disini. " bisik Reyhan yang sudah ada di samping gadis itu.
" Eh...kenapa tuan bicara terlalu dekat? " sahut Aisyah yang berusaha menjauh dari suara yang dia dengar.
\=\=\=\=
" Bisakah kamu tidak memanggil saya dengan embel-embel tuan? " bisik Reyhan di telinga Aisyah.
" Em...baiklah Reyhan, kamu dari mana tadi? " lirih Aisyah.
" Saya dari kamar mandi barusan. " sahut Reyhan datar yang dianggukkan oleh Aisyah.
" Kenapa! Apa yang terjadi padamu? " lanjut Reyhan yang duduk di samping Aisyah.
" Maksud kamu apa? " balas Aisyah bingung.
" Semalam kamu mimpi buruk dan apa maksudmu ingin melihat lagi, apa dulu kamu bisa melihat dan kenapa juga kamu sekarang bisa seperti ini? " sahut Reyhan bingung dengan kehidupan Aisyah.
" Huh...itu, tidak ada, mungkin saya hanya ngawur saja. " sahut Aisyah tersenyum paksa.
" Tidak, saya yakin kamu tidak ngawur semalam, kamu pasti menyembunyikan sesuatu. " sahut Reyhan dengan mata yang penuh penyelidikan.
" Tidak ada...yaudah, bisakah kamu antarkan saya ke kamar mandi atau berikan saja saya sebuah tongkat. " sahut Aisyah mengalihkan topik pembicaraan.
Reyhan hanya bisa menghela napas, dia tahu Aisyah masih belum bisa membuka dirinya untuk menceritakan masalahnya. Reyhan pun membantu Aisyah mengambil air untuk cuci mukanya.
" Kamu disini saja, kamu baru sembuh dan tidak boleh banyak gerak, biar saya yang ambilkan air untuk cuci wajahmu itu. " sahut Reyhan membalikkan tubuhnya dan pergi mengambil air ke kamar mandi.
Beberapa menit kemudian.
" Ini airnya, saya akan bantu cuci wajahmu. " sahut Reyhan yang langsung duduk di samping Aisyah.
Dengan sabar Reyhan membantu Aisyah, dia mencuci wajah Aisyah, membersihkan lengannya dan tidak lupa mengosok gigi Aisyah, Aisyah merasa tidak enak hati menerima kebaikkan Reyhan yang sabar menjaganya, yang selalu ada disampingnya di tiap detiknya. Bahkan keluarganya sendiri tidak memperlakukannya seperti ini membuat dia merindukan sosok ayah yang sangat mencintainya, sudah 2 bulan lamanya sang ayah tidak pulang kerumah dan juga tidak memberi kabar akan keberadaanya.
" Rey, apa kamu tidak ada pekerjaan lain?" sahut Aisyah lirih.
" Kenapa kamu nanya gitu? " sahut Reyhan yang masih fokus membersihkan lengan Aisyah.
" Tidak ada, aku penasaran saja, apa kamu punya keluarga? " sahut Aisyah ragu.
" Sebelumnya saya tinggal bersama ayah saya cuman karena tempatnya terlalu jauh dari kantor jadi saya beli Villa yang tidak terlalu jauh dari kantor saya dan kadang-kadang teman saya juga nginap di villa." sahut Reyhan santai yang di balas anggukkan oleh Aisyah.
" Sudah, apa kamu merasa lapar? " sahut Reyhan kembali meletakkan baskom Stainless di kamar mandi. Namun tiba-tiba Aisyah menangis membuat Reyhan khawatir.
" Kamu kenapa, apa perkataan saya membuatmu tersinggung? " Reyhan menghampiri Aisyah.
" Tidak apa-apa, hanya saja saya teringat ayah saya saya yang sudah 2 bulan tidak pulang, saya sangat merindukannya. " lirih Aisyah meneteskan air matanya.
" Emang ayahmu kemana? " tanya Reyhan.
" Beliau kerja diluar kota tapi dia bilang hanya sebentar. Namun ini sudah hampir 2 bulan namun belum ada kabarnya, saya sangat menghawatirkannya. "sahut Aisyah bersedih.
" Yaudah, kamu jangan terlalu memikirkan itu, saya akan bantu kamu mencari keberadaan ayahmu, sekarang kamu istirahat saja biar cepat sembuh dan bisa segera mencari keberadaan ayahmu. " sahut Reyhan menenangkan Aisyah yang dibalas anggukan oleh Aisyah.
" Yaudah, saya mau keluar sebentar kamu jangan banyak gerak-gerak dan tunggu saya disini. " sahut Reyhan meninggalkan Aisyah dan pergi menghampiri Bagas dan Nando yang sudah berada diluar ruang rawat Aisyah.
Diluar kamar Aisyah
" Kalian...apa tugas yang saya perintahkan kemarin sudah kalian laksanakan? " sahut Reyhan dingin.
" Sudah tuan, mereka sudah kami bereskan." sahut Bagas sembari menundukkan kepalanya.
" Baguslah, untuk sementara kalian jaga mereka jangan sampai kabur. Karena saya tidak mau waktu saya habis hanya karena menunggu hal-hal yang tidak berguna dan juga saya ada tugas baru buat kalian, cari tahu dimana posisi ayah nona Aisyah sekarang juga dan jangan kembali sebelum membuahkan hasil. Satu lagi, kamu Bagas belikan saya bubur yang kemarin, jangan kelamaan. " sahut Reyhan menaikkan satu jarinya dan langsung masuk ke kamar Aisyah tanpa berpamitan.
Beberapa menit kemudian Bagas datang membawakan bubur untuk Aisyah.
Tok...tok...tok..." bunyi ketukan pintu kamar Aisyah.
" Kamu tunggu sebentar, saya keluar dulu. " sahut Reyhan dan langsung menghampiri Bagas.
" Ini tuan buburnya tuan. "
" Emm. Baiklah. "
Reyhan kembali masuk ke dalam dan menyuapi Aisyah buburnya, Aisyah dengan patuh memasukkan bubur itu kemulutnya sampai perutnya sudah tidak bisa menerima lagi bubur yang di suapi oleh Reyhan.
" Sudah, aku sudah kenyang. " sahut Aisyah lirih dan mengusap perutnya yang kekenyangan.
" Tapi tinggal sedikit lagi, lagi yah? " sahut Reyhan berusaha membujuk Aisyah. Namun Aisyah mengeleng dan tidak mau menerima suapan yang diberikan oleh Reyhan membuat Reyhan menghela napas panjang.
" Kalau gitu kita minum obat lagi oke. " sahut Reyhan yang dianggukkan oleh Aisyah.
Reyhan mengajak Aisyah bicara agar Aisyah tidak merasa bosan. Aisyah pun tidak mau menolak dan melayani pertanyaan yang diberikan oleh Reyhan hingga akhirnya dia pun mulai merasakan ngantuk.
" Apa kamu tahu..." sahut Reyhan yang terhenti karena melihat Aisyah sudah mulai menguap.
Eh...ternyata sudah ngantuk yah? " gumam Reyhan tersenyum melihat wajah imut Aisyah.
Rayhan pun menghampiri Aisyah dan membenari tidur Aisyah, memperbaiki bantal Aisyah dan tidak lupa menyelimutinya.
" Disaat aku melihat matamu entah kenapa aku mengenal sorotan mata itu, aku seakan mengenal tatapanmu itu, kita belum pernah bertemu sebelumnya tapi aku merasa akrab dengan matamu seakan aku sudah mengenalnya cukup lama, apa aku sudah jatuh hati padamu! " sahut Reyhan mengelus lembut pipi Aisyah.
Disaat Aisyah tidur dia segera menelpon Rendi dan menanyakan kabar perusahaan yang sudah hampir seminggu dia tinggalkan, dia pun meminta file-filenya ke Rendi melalui emailnya, setelah menerima filenya Reyhan pun membuka laptopnya dan memeriksa berkas-berkas yang sudah dia tinggalkan.
" Hufhhh, banyak juga yang harus aku selesaikan, sepertinya aku harus lembur malam ini agar semuanya cepat selesai. " sahut Reyhan sembari memijit keningnya yang sedikit pusing.
Sudah hampir 4 jam lamanya Reyhan memeriksa berkas-berkasnya, tiba-tiba perutnya berbunyi pertanda lapar, dia pun meminta Bagas untuk memesan makanan.
Diluar kamar Aisyah.
" Gas, kamu belikan saya makanan. " sahut Reyhan datar.
" Baik tuan. "sahut Bagas menundukkan kepalanya dan langsung beranjak dan membelikan makanan untuk tuannya.
Reyhan pun kembali masuk ke dalam dan mendapati Aisyah yang menjauhi selimut dari tubuhnya, Reyhan pun membetulkan kembali selimut Aisyah dan menatap lama Aisyah.
" Kamu tuh yah sudah dewasa begini tapi masih saja menjauhi selimutmu itu. " sahut Reyhan gemas sembari mencubit lembut hidung Aisyah.
" Emm. " lirih Aisyah karena merasakan sentuhan di hidungnya. Namun, dia kembali tidur lagi sembari mengaruk hidungnya yang gatal, Reyhan pun menghentikan Aisyah yang mengaruk hidungnya namun Aisyah tidak mempedulikannya membuat Reyhan gemes dan men**um hidung Aisyah sontak itu membuat Aisyah berhenti mengaruk hidungnya dan kembali tidur pulas lagi.
" Pfttt, kamu sungguh mengemaskan. " sahut Reyhan tersenyum sembari mengelus kepala Aisyah.
Aisyah sudah hampir 2 minggu berada di rumah sakit, dia pun sudah mulai baikkan, dokter yang merawat Aisyah sudah memperbolehkannya untuk beristirahat di rumah.
" Baiklah tuan, untuk sementara pasien sudah boleh beristirahat dirumah namun jika ada yang terasa sakit segera datang kerumah sakit untuk melakukan pemeriksaan ulang dan lusa bawa pasien kesini untuk melepaskan perban di kepalanya. " sahut dokter itu.
" Baikk dok. " sahut Reyhan datar.
Reyhan pun memerintahkan Bagas dan Nando untuk menangani administrasi rumah sakit. Setelah semuanya selesai dia pun membawa Aisyah ke Vilanya tanpa meminta persetujuan dari Aisyah terlebih dahulu.
Villa pribadi Reyhan
" Kita ada dimana sekarang? " tanya Aisyah yang sedang di gandeng oleh Reyhan.
" Kamu ada di villaku sekarang. " sahut Reyhan santai.
" Apa! Kenapa kamu bawa aku kesini! Aku mau pulang kerumahku. " sahut Aisyah kaget namun Reyhan hanya diam tanpa mendengarkan Aisyah.
" Hei...apa kamu tidak dengar aku bicara huh! " teriak Aisyah yang masih didiamkan oleh Reyhan.
" Hei, apa kamu tidak dengar aku bicara, kenapa kamu malah bawa aku kesini! " teriak Aisyah yang masih didiamkan oleh Reyhan sampai akhirnya mereka tiba di depan pintu masuk.
" Kamu mulai sekarang akan tinggal bersamaku dan aku akan selalu menjagamu dari sekarang. " sahut Reyhan lembut.
" Tapi...tapi kenapa disini, aku punya rumah sendiri. " sahut Aisyah lirih.
" Apa kamu yakin pulang kerumah mu sekarang? Aku pastikan mereka tidak akan membuatmu tenang setelah melihatmu masih hidup. " sahut Reyhan mencoba menyakinkan Aisyah.
" Maksudmu apa? " sahut Aisyah bingung.
" Tidak ada, yang jelas kamu sekarang tinggal disini bersamaku sampai aku mengizinkan kamu pergi dari sini. " sahut Reyhan yang langsung menuntun Aisyah yang berpegangan dengan tongkatnya kedalam.
" Tapi aku... " sahut Aisyah yang mencoba menolak namun di hentikan oleh Reyhan karena alasannya menurut Aisyah benar adanya.
" Tidak ada tapi-tapian, kamu akan aman disini dari pada dirumahmu. "sahut Reyhan lembut.
.
.
.
.
.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
kesayangan seseorang
semagat thor
2020-06-12
1