" Kamu tidak usah berterima kasih, saya senang bisa membantu kamu, apa kamu butuh sesuatu lagi? Oh iya kamu pasti lapar kan kalau begitu aku akan membelikan bubur untukmu. " Reyhan yang langsung mengambil handphonenya dan menyuruh Bagas dan Nando untuk membelikan bubur untuk Aisyah ke rumah sakit.
\=\=\=\=
" Tidak perlu, saya sudah terlalu merepotkan tuan. " sahut Aisyah canggung karena tuan di depannya telah membantu banyak hal padanya.
" Tisak apa-apa, aku malah senang bisa di repotkan oleh kamu. Yaudah sebelum buburnya datang lebih baik kamu berbaring dulu sampai buburnya datang. " sahut Reyhan membantu Aisyah menyesuaikan posisinya.
15 menit lamanya akhirnya Bagas dan Nando datang membawa sekotak bubur putih komplit dengan teh hangatnya.
" Hallo tuan, buburnya sudah siap, saya sekarang ada di depan ruang nona Aisyah. " sahut Baas di seberang.
Bagas dan Nando mengetahui ruang rawat Aisyah karena tiap hari merekalah yang menyiapkan keperluan Reyhan semenjak Reyhan menginap di kamar rawat Aisyah, mereka di perintah oleh Reyhan jika mereka sudah sampai di depan ruang Aisyah maka mereka harus menelpon Reyhan terlebih dahulu. Karena dia tidak mau menganggu istirahat Aisyah dan hanya perlu menelpon Reyhan jika buburnya sudah disiapkan.
" Baiklah, kalian tunggu sebentar saya akan kesana. " sahut Reyhan mematikan sepihak panggilannya.
" Ada apa, apa ada sesuatu yang terjadi? " sahut Aisyah merasa bersalah karena telah merepotkan Reyhan.
" Tidak ada, saya hanya mau mengambil bubur di depan sebentar, kamu tunggu sebentar yah. " sahut Reyhan lembut.
" Emm, baiklah. "
Di depan ruang rawat Aisyah.
" Ini tuan buburnya, apa ada lagi tuan? " sahut Nando membungkukkan badannya memberi hormat.
" Tidak ada, tapi kalian harus siaga di sini jika saya butuh bantuan kalian lagi. " sahut Reyhan langsung pergi meninggalkan kedua pengawalnya dan kembali masuk ke dalam ruangan Aisyah.
Di dalam ruangan Aisyah.
" Kamu makan bubur dulu yah, biar aku yang suapin. " Reyhan membuka bungkusan bubur itu.
" Tidak usah biar saya saja yang makan sendiri, tidak perlu repot. " sahut Aisyah mengerakkan tangannya untuk menolak perkataan Reyhan.
" Tidak, biar saya yang menyuapi kamu. " sahut Reyhan datar membuat Aisyah tidak bisa menolaknya lagi.
" Baiklah tapi saya mau cuci wajah saya dulu, apa saya boleh minta tolong ambilkan saya air untuk cuci wajah saya. "sahut Aisyah gugup.
" Baiklah, saya ambilkan air dulu, kamu tunggu sebentar. "sahut Reyhan beranjak dari duduknya dan mengambil air untuk mencuci wajah Aisyah.
" Baiklah. "
Beberapa menit kemudian Reyhan sudah datang dengan membawa air yang diletakkan di baskom Stainless Steel dengan handuk kecil yang diletakkan di pergelangan tangannya.
" Baiklah saya akan bantu mencuci wajah kamu, tidak boleh nolak. " sahut Reyhan yang membuat Aisyah tidak bisa melawannya dan Reyhan langsung mencuci wajah Aisyah karena dia tidak mau penolakan dari Aisyah.
" Ka..." sahut Aisyah terhenti karena Reyhan sudah duluan mencuci wajah Aisyah.
" Sudah selesai, sekarang saya akan menyuapi kamu buburnya, buka mulutmu aaaaa. " sahut Reyhan yang juga membuka mulutnya karena mau menuntun Aisyah untuk menyantap buburnya.
" Bagaimana, apa buburnya enak, apa kamu suka? "sahut Reyhan lembut setelah menyuapi Aisyah bubur.
" Uhuk, uhuk, uhuk, a..i..rr. " sahut Aisyah terbata-bata karena buburnya sedikit pedas.
" Kenapa, apa buburnya tidak enak? "sahut Reyhan.
" Enak, cuman sedikit pedas. " sahut Aisyah tersenyum kikuk.
" Apa! Baiklah kalau begitu kita ganti saja yang lain, oke. " sahut Reyhan yang hendak keluar untuk menyuruh Bagas membeli bubur baru namun dihentikan oleh Aisyah.
" Tidak, tidak perlu, saya tidak lapar, jadi tidak usah beli yang baru lagi. " sahut Aisyah dengan sopan menolak pemberian Reyhan.
" Tidak, saya akan tetap membelikan yang baru, kamu tunggu disini. Saya akan menyuruh pengawal saya untuk membelikannya yang baru. " sahut Reyhan yang langsung pergi keluar dan kembali meninggalkan Aisyah di dalam ruangannya.
Di luar kamar rawat inap Aisyah.
" Kalian! Kenapa kalian malah membelikan bubur pedas untuk pasien yang sakit, apa kalian mau berhenti kerja hari ini juga huh. "
bentak Reyhan dingin dan kesal dengan kecerobohan kedua pengawalnya.
" Maaf tuan, tadi kami sudah meminta bubur yang tidak pedas, mungkin penjualnya salah memberikan buburnya kepada kita karena disana tadi cukup ramai. " sahut salah satu pengawal Reyhan yang gemetar ketakutan.
" Saya tidak mau mendengar alasan kalian lagi, sekarang ganti yang baru dan ingat! Jangan lakukan kesalahan yang sama lagi. " sahut Reyhan menahan emosinya.
" Baik tuan, kami tidak akan melakukan kesalahan yang sama lagi, kami pamit pergi dulu tuan. " sahut kedua pengawal itu namun di hentikan oleh Reyhan.
" Tunggu sebentar, salah satu dari kalian tetap disini. Jika kalian berdua pergi akan memperlambat pekerjaan kalian dan kamu Nando tunggu disini. " sahut Reyhan datar dan langsung meninggalkan mereka berdua.
Di ruang rawat inap Aisyah.
" Kamu tidak perlu terlalu menyibukkan dirimu dengan semua keperluan saya, saya bisa sendiri kok. " sahut Aisyah malu.
" Apa kamu tidak dengar saya bicara tadi, saya senang membantu kamu dan juga saya tidak keberatan di repotkan oleh kamu, apa kamu tidak paham dengan perkataan saya? " sahut Reyhan dingin.
" Eh...itu, saya hanya tidak mau menyusahkan kamu saja. " sahut Aisyah menundukkan kepalanya takut.
" Huhh, baiklah kamu tunggulah, sebentar lagi buburnya akan datang dan habis itu kamu makanlah obatnya. " Reyhan menghela napasnya dan mencoba mengontrol emosinya.
Tidak butuh waktu lama akhirnya bubur yang di pesan datang, Reyhan dengan sabar menyuapi Aisyah hingga buburnya habis tak tersisa, Reyhan juga mengambilkan obat serta membantu Aisyah meminum obatnya, setelah minum obat Aisyah kembali tertidur mungkin karena efek obatnya.
" Hmm...kamu lebih imut disaat tidur. " sahut Reyhan tersenyum melihat wajah polos Aisyah.
Setelah selesai mengurusi Aisyah, Reyhan pun keluar dan meminta Bagas dan Nando mengatur sebuah rencana kepada orang yang telah menabrak Aisyah dan juga tidak bertanggung jawab terhadap kecelakaan itu.
Di luar ruang rawat inap Aisyah.
" Bagaimana, apa kalian sudah menemukan pelaku yang berani menabrak Aisyah ? " sahut Reyhan dingin.
" Sudah tuan, mereka merupakan orang suruhan dari saudaranya nona Aisyah yang bernama Kiya. " sahut Bagas memberikan foto bukti Kiya bersama pelaku yang menabrak Aisyah.
Sontak hal itu membuat Reyhan semakin marah dan murka karena semuanya sudah direncanakan oleh Kiya, dia pun melayangkan tangannya ke dinding yang ada di dekatnya sontak hal itu membuat kedua pengawalnya terkejut karena terdapat darah di dinding yang habis Reyhan tempelkan dengan tangannya tersebut.
Beraninya dia menyakiti wanitaku, tidak puaskah dia melukai wanitaku, dia bahkan juga telah merencanakan kecelakaan untuk wanitaku. Kalian lihat saja, akan aku buat kalian menerima balasan atas perbuatan kalian ini gumam Reyhan mengepalkan tangannya yang terluka.
Pukul 19 : 00 Aisyah terbangun dari tidurnya karena kehausan, dia sudah mencoba meraba-raba sekelilingnya. Namun dia tidak menemukan segelas air pun, dia pun dengan berat hati memanggil Reyhan tapi dia lupa menanyakan nama Reyhan. Jadi, gadis itu bingung untuk meminta tolong kepada siapa, sampai akhirnya tidak berselang lama akhirnya Reyhan masuk dan melihat Aisyah sudah membuka matanya.
" Apa kamu butuh sesuatu? "sahut Reyhan mendekati Aisyah.
" Eh...kapan kamu balik? itu, saya mau minum. "sahut Aisyah malu karena terlalu merepotkan Reyhan.
" Baiklah, akan saya ambilkan. "
" Terima kasih. "
" Itu...saya...bagaimana saya harus memanggil tuan? "sahut Aisyah gugup.
Jadi dia tidak ingat dengan ku. Hmm, tidak apa-apa mungkin karena dia tidak bisa melihat ku, aku tahu bagaimana rasanya tidak melihat orang, mungkin inilah yang membuatku tertarik padamu dan juga dengan sifat mu yang apa adanya ini gumam Reyhan dalam hatinya semabri tersenyum.
" Kamu panggil saja saya Rey, Reyhan Wikanya. " sahut Reyhan mengambil tangan Aisyah dan mereka berjabat tangan.
" Eh...baiklah tuan Reyhan. " sahut Aisyah terkejut dan melepaskan tangannya yang di pegang oleh Reyhan.
" Baiklah tuan, kalau begitu saya balik tidur lagi. " sahut Aisyah langsung membaringkan tubuhnya, menyelimuti tubuhnya dan segera menutup matanya.
Pagi hari di rumah sakit.
Reyhan terbangun dari tidurnya, dia mendepati dirinya yang sedang berada di samping Aisyah sambil memegang pinggang Aisyah, sebenarnya dia semalam tidur di ruang khusus yang sudah disiapkan oleh pihak rumah sakit. Namun, karena semalam Aisyah mimpi buruk dia pun bangun dari tidurnya dan langsung menghampiri Aisyah, wajahnya merona mengingat kejadian semalam, dia pun senyam-senyum sendiri memikirkan kejadian semalam. Setelah itu dia pun melepaskan tangannya yang terletak di pinggang Aisyah dengan pelan agar tidak membangunkan Aisyah dan langsung ke kamar mandi membersihkan tubuhnya karena habis ini dia akan kembali membersihkan tubuh Aisyah dan menyiapkan makanan untuk Aisyah. Tidak berselang lama habis Reyhan mandi Aisyah pun terbangun dan sudah duduk bersandar di ranjangnya.
" Apa kamu mau bersihkan dirimu? " sahut Reyhan yang tiba-tiba masuk ke kamar inap Aisyah.
" Eh...tuan dari mana, sejak kapan tuan bangun? " sahut Aisyah pelan.
Reyhan tidak menjawab pertanyaan Aisyah dan malah mendekati Aisyah.
" Tuan, apa tuan masih disana? "sahut Aisyah yang tidak mendapatkan balasan dari pertanyaannya.
" Hmm, saya disini. " bisik Reyhan yang sudah ada di sampingnya.
"Eh...kenapa tuan bicaranya terlalu dekat? " sahut Aisyah yang berusaha menjauh karena merasa bahwa bibir Reyhan ada di dekat telinganya.
.
.
.
.
.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Nayla Aulia Sumardi
lanjut
2020-11-10
1
Ira Hutahaean
lanjut
2020-06-25
1
kesayangan seseorang
semagat thor💪💪💪💪💪💪
2020-06-12
1