I Love Everything In You

I Love Everything In You

Episode 1

"AMPUUN KA!!KASIH AMPUN NYAWA GUE!!!"

Teman teman Arka yang mendengar suara teriakan laki-laki malang itu hanya saling terdiam tanpa bersuara sedikit pun.

Meskipun jumlah mereka lebih dari lima orang,tetap saja mereka tidak akan menggangu Arka yang sedang memberikan pelajaran kepada pria tersebut.

"MAJU LAWAN GUE ANJING!!" teriak Arkana dari dalam ruangan tertutup itu.

"AMPUN KA,AMPUN" rintih nya.

"Gimana ini El?" bisik Rizan kepada Rafael.

"Gimana apanya?udah diem aja"

"Kalo dia mati gimana?" tanya Rizan.

"Gak bakal,santai aja"

"Tapi gue ngeri denger nya"

Tanpa berkata apapun Rafael langsung memakaikan earphone di telinga Rizan agar lelaki bawel itu tidak terus mengajak nya berbicara.

"Makasih El"

Pintu ruangan terbuka,Arka keluar dari sana dengan wajah masam nya serta jari tangan yang terdapat bercak darah.Arka tidak mengucapkan sepatah kata pun kepada teman-teman nya yang sedang duduk termenung disana.

Justru ia pergi ke kamar mandi untuk mencuci noda darah laki-laki sialan itu. "Bawa dia ke rumah sakit,jangan biarin dia mati"

"Terus lo mau kemana?" tanya Rizan dengan polosnya.Pertanyaan Rizan membuat semua orang yang ada di sana langsung melayangkan tatapan tajam kepadanya.Tentu saja mereka kesal karena lelaki bawel itu terus bertanya tanpa melihat kondisi.

"Menurut lo gue mau kemana?" tanya balik Arka.

"Pulang ke rumah"

"Kalo udah tau ngapain nanya" ucap nya dengan datar.

"Ikut"

"Sssssttt!!!" desis teman-teman nya secara bersamaan.

"Kenapa kalian?" tanya Rizan.

Saat Rizan hendak beranjak dari duduknya,Rafael langsung menarik kembali tangan Rizan agar laki-laki itu kembali duduk dan tidak mengikuti kemanapun Arkana pergi.

"Ngapain si lo ikut-ikutan segala?Lo gak bisa liat kondisi Arka lagi kesel banget sekarang?" kata Marvel.

"Ya kan siapa tau dia lebih tenang kalo ada gue",

"Emang Lo siapa nya?Buntut Arka?Bego banget sih Lo jadi orang" sahut Rafael sambil menoyor kepala Rizan.

"Kasar banget si lo.Bukan bego,gue gak tau aja" bela Rizan.

"Gak tau sama bego itu beda tipis jan"

"Udah-udah adu bacot nya lanjut nanti, sekarang kita harus bawa si brengsek ke rumah sakit dulu.Kalo telat bisa-bisa mati dia,mau Lo pada kena semprot sama Arka?" kata Nicholas.

"Nah kan gue hampir lupa,ayo buruan"

Mereka membopong tubuh laki-laki muda itu keluar ruangan, kondisinya benar-benar seperti orang yang sedang sekarat.Luka memar dan darah dimana-mana.Itu semua berkat seni yang Arkana berikan kepada nya.

Bukan tanpa alasan Arkana memberikan pelajaran kepada laki-laki itu.Tentu saja ada alasan mengapa Arkana begitu membenci laki-laki yang satu ini.

Satu tahun yang lalu, tepatnya saat Arkana masih kelas 10 SMA.Kekasih nya yang bernama Lovely Cassiopia meninggal dunia karena ulah musuh geng motor nya.

Loly di tabrak oleh mobil truk besar tanpa muatan tepat di hadapan Arkana.Malam itu Arkana sengaja menjemput Loly yang baru saja selesai mengikuti kegiatan les private nya.

Loly sangat pintar,wanita yang satu ini sangat membawa dampak positif terhadap Arkana.Situasi jalan raya saat itu sangat sepi,hal itu yang membuat Arkana tidak menghampiri nya dan memilih untuk menunggu di seberang jalan.

Saat Loly berada tepat di tengah-tengah jalan,sebuah truk besar datang menghantam Loly hingga tubuhnya terpental hebat.

Arkana yang sedang senyum antusias seketika eskpresi wajahnya berubah menjadi pias.Ia langsung keluar mobil dan berlari menghampiri Loly yang sudah terkulai lemah di aspal jalanan.

Darah nya terus bercucuran dimana-mana bahkan membasahi kertas putih berisi hasil nilai yang akan ia perlihatkan kepada Arkana dan juga kedua orang tua nya.

Bukannya berhenti untuk bertanggung jawab,sopir truk itu malah terus menginjak pedal gas untuk melarikan diri dan Loly meninggal saat mobil ambulans masih berada di perjalanan menuju rumah sakit.

Arkana mengerti bahwa itu adalah takdir Loly,tetapi ia kesal dan tidak terima karena sopir truk tersebut tidak turun untuk bertanggung jawab kepada korbannya dan memilih untuk melarikan diri.Bagaimanapun dia harus bertanggung jawab.

Maka Arkana mengerahkan seluruh anggota geng motor nya untuk mencari keberadaan truk tersebut,ia mempunyai ingatan yang baik sehingga bisa dengan cepat mengingat plat nomor kendaraan itu.

Hampir tiga bulan mereka mencari-cari informasi namun hasilnya nihil.Arkana hampir menyerah,tetapi disaat detik-detik kepasrahan nya itu justru mereka mendapatkan titik terang pelaku.

Arka sudah tahu siapa pelakunya, tetapi ia tidak kunjung menemukan mereka.Sampai satu tahun berlalu dan ia baru mendapatkan salah satu anggota geng yang merupakan sopir truk tersebut dan pelaku nya adalah pria yang telah Arkana hajar habis-habisan.

...•••...

"Aku heran deh sama kamu.Kucing yang gak bisa bicara dari tadi di ajak ngobrol terus,tapi aku yang jelas-jelas bisa bicara dan istri kamu dari tadi didiemin.Sebenernya istri kamu itu aku atau kucing sih?" sejak tadi Erika terus memarahi Bintang karena ia lebih memperhatikan Tirex dari pada dirinya.

"Kamu kucing" ucap Bintang tanpa mengalihkan pandangan.

"Apa kamu bilang?Aku kucing?"

"Kamu kayak kucing"

"Apa??"

"Kucing kayak kamu"

"Bintang!" ucap Erika dengan tegas.

"Maksud aku,istri aku kamu terus kucing kayak anak aku sendiri jadi disingkat kamu kucing" Bintang berusaha mencari jalan aman agar kemarahan Erika tidak semakin menjadi-jadi.

"Udah deh mulai malam ini kamu tidur sama tirex aja,gak usah tidur sama aku"

"Ya jangan dong,gimana Arka mau punya adik kalau aku harus tidur sama Tirex.Tirex kan cowok gak bisa beranak" kata Bintang.

"Terus kalau Tirex perempuan,kamu mau ngapain dia?" tanya Erika dengan ekspresi nya yang ketakutan.

"Hah?Ya-ya gak gitu juga dong.Kamu mikir apa hayo.Jangan mikir yang macem-macem,kamu pikir aku sinting apa melecehkan kucing" Bintang langsung meluruskan kesalahpahaman itu,tetapi Erika tetap tidak menghiraukan karena menurutnya sangat seru bila Bintang berusaha meluruskan jalan fikirannya.

Saat mereka sedang sibuk meluruskan kesalahpahaman,Arkana datang dan langsung duduk di sebelah Erika serta menyandarkan kepalanya tanpa berkata apapun.

Bintang menatap anak laki-laki nya sejenak dengan tatapan cemburu,lalu kembali memalingkan wajah dan bermain dengan Tirex.

"Kenapa?Kamu kenapa?" tanya Erika sambil merangkul putra nya dengan penuh kasih sayang.

"Gak tau males pengen tidur" Arkana mulai memejamkan matanya.

Tidak sengaja Erika melihat jari-jari tangan Arka yang merah dan luka-luka karena sudah meluapkan emosi nya kepada pria tadi.

Erika meraih tangan putra nya untuk melihat lebih dekat,lalu ia menatap Bintang yang sejak tadi sudah memperhatikan istri dan putranya.

Erika mengangkat kedua alis sambil melirik ke arah tangan Arka yang mengisyaratkan kepada Bintang bahwa putra nya pasti telah menghajar seseorang.

Tetapi Bintang hanya menggelengkan kepala tanda bahwa Erika tidak boleh bertanya apapun kepada Arka terlebih dahulu.Erika harus menunggu waktu yang tepat.

"Aku cuma kasih pelajaran kok,dia gak mati" kata Arka tiba-tiba dan kedua orang tua nya hanya saling menatap satu sama lain.

"Bi!Tolong ambilin air dingin sama sapu tangan nya ya" teriak Erika.

"Iya nyonya"

"Buat apa?" tanya Arkana.

"Buat tangan kamu lah,masa buat diminum" sahut Bintang.

"Gini doang mah argggh...besok juga sembuh" Arka berbicara dengan nada meremehkan luka nya sendiri.

"Ini nyonya"

"Makasih bi"

"Bi udah makan?Makan dong nanti kalo sakit gimana?" tanya Arka,anak yang satu ini memang sangat usil kepada siapapun.

"Iya den udah kok"

"Jangan bergadang ya Bi,nanti kalo sakit aku juga yang sedih" Bi Rani hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum malu.

"Kamu apaan sih,kasian tuh bibi jadi malu gitu" kata Erika. "Mana sini tangan nya"

"Udah lah mah gak usah,besok juga sembuh.Percaya deh"

"Arka denger ya,mama besarin kamu itu dengan penuh kehati-hatian biar kamu gak punya bekas luka sedikitpun.Dan liat, akhirnya kamu tumbuh dengan sangat tampan kan?" ucap Erika.

"Kalau gak penuh kehati-hatian pun,Arka tetep tampan.Orang dia mirip aku" kata Bintang.

"Nah,iya kan pah?"

"Tapi tetep aja luka kecil kayak gini gak boleh dibiarin" Mereka terdiam sejenak saat Erika mulai mengobati luka Arkana.

"Mama cantik deh.Kalau aku bukan anak mama,aku mau bersaing sama papah buat dapetin mama" kata Arka tiba-tiba saat Erika sedang fokus membersihkan luka ringan nya.

"Ngomong sekali lagi kamu" ucap Bintang yang langsung protes.

"Aku mau saingan sama papah buat dapetin mama" ucap Arka yang mengulangi perkataan nya tanpa rasa takut.

"Sayang nya kamu anak kita" kata Bintang.

"Nah itu dia,jadi santai aja tanpa rebut dari papah pun aku bisa manja sama mama.Ya kan mah?" tanya Arka.

"Apa dari dulu kamu kurang ajar kayak gini ya?" tanya Bintang.

"Emang salah kalau aku manjain Arka?Dia kan anak aku,anak TUNGGAL kita" kata Erika.

"Ya gak salah sih,tapi aku masih kepikiran sama perkataan Arka waktu dia masih umur empat tahun"

"Yang mana?" tanya Erika.

"Yang itu" Bintang berusaha mengingatkan Erika kembali tanpa mengatakan inti pembicaraan nya.

"Oh yang itu, yaampun waktu itu Arka masih kecil.Dia masih polos,itupun karena Samuel yang ajarin.Sekarang dia udah lupa kok" kata Erika.

"Mama sama papah ngomongin apa sih?" tanya Arka di sela-sela pembicaraan mereka.

"Ngga,bukan apa-apa" kata Bintang.

"Itu loh..."

"Bukan apa-apa!" ucap Bintang dengan tegas.

"Kenapa sih kalian?Heran deh sama orang tua sendiri.Udah ah aku mau ke kamar,cium dulu" Arka mendekatkan pipi nya ke arah Erika dan wanita cantik itu langsung menciumnya.

"Kamu gak mau minta cium papa?" tanya Bintang.

"Nggak!" Teriaknya dari kejauhan.

"Awas loh kalau kamu ingetin Arka" bisik Bintang.

"Engga akan, yaampun kamu kenapa sih?"

...•••...

14 tahun yang lalu tepatnya saat Arkana sudah berusia empat tahun.

"Papa!" teriak Arka dari dalam rumah.Saat itu Bintang sedang memanaskan satu persatu mobil nya di halaman rumah.

"Kenapa sayang?" tanya Bintang.

"Aku mau adik,Dede bayi" ucap nya dengan sangat fasih.

"M-mau Dede bayi?" tanya Bintang.Ia langsung menatap Erika yang baru saja keluar rumah sambil memegang selang air untuk menyiram tanaman.

"Arka,siapa yang ajarin kamu ngomong gitu?" tanya Erika yang langsung berjalan menghampiri Arkana.

"Ayo buat Dede bayi papa!!" Rengek Arkana.

Bintang hanya menatap Erika karena ia tidak tahu harus berkata apa kepada putra nya. "Nanti ya,bikin Dede bayi itu gak gampang Arka",

"Gampang kok, kata Uncle Sam gampang"

"Samuel brengsek" bisik Bintang sambil memalingkan wajahnya.

"Nanti ya Arka,nanti papa kasih kok.Iya kan pah?" tanya Erika.

"Iya iya,nanti papah kasih.Mau laki-laki atau perempuan?" tanya Bintang.

"Gak mau nanti!Kaka mau nya sekarang!!Kalau papa gak mau bikinin,Kaka bikin sama mama aja deh.Ayo mah bikin dede bayi" ucap Arkana dengan sangat polos.Saat itu Samuel mengatakan kepada Arka jika dirinya ingin mempunyai adik maka ajak papa nya untuk membuat bayi.Iya juga mengatakan jika membuat bayi sangat mudah seperti sedang membuat kue.

Erika yang mendengar perkataan putra nya langsung membelalakkan mata dan menutup mulut menggunakan tangannya sendiri karena benar-benar terkejut dengan perkataan Arkana.

"Arkana Melviano Kavindra!" ucap Bintang dengan tegas.

"Jangan di marahin,Arka gak ngerti.Bukan itu yang dia maksud.Kalau kamu mau marah,marahin Samuel" ucap Erika sambil menahan sedikit tawanya.

Dan perkataan Arkana hari itu selalu Bintang ingat hingga saat ini,saat dimana ketika putra nya telah tumbuh dewasa.

Terpopuler

Comments

Mǁǩɦǻ_ϧāȡ ց¹ŕ˪͢ ࿐

Mǁǩɦǻ_ϧāȡ ց¹ŕ˪͢ ࿐

buahahahhaha gampang gak tuh bikinnya 🤣🏃‍♂🏃‍♂🏃‍♂🏃‍♂

2021-09-13

0

Serly

Serly

semangat

2021-08-07

0

Jans🍒

Jans🍒

dr tele cus kesini thorr, ayo slg dukung

2021-08-06

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!