"AMPUUN KA!!KASIH AMPUN NYAWA GUE!!!"
Teman teman Arka yang mendengar suara teriakan laki-laki malang itu hanya saling terdiam tanpa bersuara sedikit pun.
Meskipun jumlah mereka lebih dari lima orang,tetap saja mereka tidak akan menggangu Arka yang sedang memberikan pelajaran kepada pria tersebut.
"MAJU LAWAN GUE ANJING!!" teriak Arkana dari dalam ruangan tertutup itu.
"AMPUN KA,AMPUN" rintih nya.
"Gimana ini El?" bisik Rizan kepada Rafael.
"Gimana apanya?udah diem aja"
"Kalo dia mati gimana?" tanya Rizan.
"Gak bakal,santai aja"
"Tapi gue ngeri denger nya"
Tanpa berkata apapun Rafael langsung memakaikan earphone di telinga Rizan agar lelaki bawel itu tidak terus mengajak nya berbicara.
"Makasih El"
Pintu ruangan terbuka,Arka keluar dari sana dengan wajah masam nya serta jari tangan yang terdapat bercak darah.Arka tidak mengucapkan sepatah kata pun kepada teman-teman nya yang sedang duduk termenung disana.
Justru ia pergi ke kamar mandi untuk mencuci noda darah laki-laki sialan itu. "Bawa dia ke rumah sakit,jangan biarin dia mati"
"Terus lo mau kemana?" tanya Rizan dengan polosnya.Pertanyaan Rizan membuat semua orang yang ada di sana langsung melayangkan tatapan tajam kepadanya.Tentu saja mereka kesal karena lelaki bawel itu terus bertanya tanpa melihat kondisi.
"Menurut lo gue mau kemana?" tanya balik Arka.
"Pulang ke rumah"
"Kalo udah tau ngapain nanya" ucap nya dengan datar.
"Ikut"
"Sssssttt!!!" desis teman-teman nya secara bersamaan.
"Kenapa kalian?" tanya Rizan.
Saat Rizan hendak beranjak dari duduknya,Rafael langsung menarik kembali tangan Rizan agar laki-laki itu kembali duduk dan tidak mengikuti kemanapun Arkana pergi.
"Ngapain si lo ikut-ikutan segala?Lo gak bisa liat kondisi Arka lagi kesel banget sekarang?" kata Marvel.
"Ya kan siapa tau dia lebih tenang kalo ada gue",
"Emang Lo siapa nya?Buntut Arka?Bego banget sih Lo jadi orang" sahut Rafael sambil menoyor kepala Rizan.
"Kasar banget si lo.Bukan bego,gue gak tau aja" bela Rizan.
"Gak tau sama bego itu beda tipis jan"
"Udah-udah adu bacot nya lanjut nanti, sekarang kita harus bawa si brengsek ke rumah sakit dulu.Kalo telat bisa-bisa mati dia,mau Lo pada kena semprot sama Arka?" kata Nicholas.
"Nah kan gue hampir lupa,ayo buruan"
Mereka membopong tubuh laki-laki muda itu keluar ruangan, kondisinya benar-benar seperti orang yang sedang sekarat.Luka memar dan darah dimana-mana.Itu semua berkat seni yang Arkana berikan kepada nya.
Bukan tanpa alasan Arkana memberikan pelajaran kepada laki-laki itu.Tentu saja ada alasan mengapa Arkana begitu membenci laki-laki yang satu ini.
Satu tahun yang lalu, tepatnya saat Arkana masih kelas 10 SMA.Kekasih nya yang bernama Lovely Cassiopia meninggal dunia karena ulah musuh geng motor nya.
Loly di tabrak oleh mobil truk besar tanpa muatan tepat di hadapan Arkana.Malam itu Arkana sengaja menjemput Loly yang baru saja selesai mengikuti kegiatan les private nya.
Loly sangat pintar,wanita yang satu ini sangat membawa dampak positif terhadap Arkana.Situasi jalan raya saat itu sangat sepi,hal itu yang membuat Arkana tidak menghampiri nya dan memilih untuk menunggu di seberang jalan.
Saat Loly berada tepat di tengah-tengah jalan,sebuah truk besar datang menghantam Loly hingga tubuhnya terpental hebat.
Arkana yang sedang senyum antusias seketika eskpresi wajahnya berubah menjadi pias.Ia langsung keluar mobil dan berlari menghampiri Loly yang sudah terkulai lemah di aspal jalanan.
Darah nya terus bercucuran dimana-mana bahkan membasahi kertas putih berisi hasil nilai yang akan ia perlihatkan kepada Arkana dan juga kedua orang tua nya.
Bukannya berhenti untuk bertanggung jawab,sopir truk itu malah terus menginjak pedal gas untuk melarikan diri dan Loly meninggal saat mobil ambulans masih berada di perjalanan menuju rumah sakit.
Arkana mengerti bahwa itu adalah takdir Loly,tetapi ia kesal dan tidak terima karena sopir truk tersebut tidak turun untuk bertanggung jawab kepada korbannya dan memilih untuk melarikan diri.Bagaimanapun dia harus bertanggung jawab.
Maka Arkana mengerahkan seluruh anggota geng motor nya untuk mencari keberadaan truk tersebut,ia mempunyai ingatan yang baik sehingga bisa dengan cepat mengingat plat nomor kendaraan itu.
Hampir tiga bulan mereka mencari-cari informasi namun hasilnya nihil.Arkana hampir menyerah,tetapi disaat detik-detik kepasrahan nya itu justru mereka mendapatkan titik terang pelaku.
Arka sudah tahu siapa pelakunya, tetapi ia tidak kunjung menemukan mereka.Sampai satu tahun berlalu dan ia baru mendapatkan salah satu anggota geng yang merupakan sopir truk tersebut dan pelaku nya adalah pria yang telah Arkana hajar habis-habisan.
...•••...
"Aku heran deh sama kamu.Kucing yang gak bisa bicara dari tadi di ajak ngobrol terus,tapi aku yang jelas-jelas bisa bicara dan istri kamu dari tadi didiemin.Sebenernya istri kamu itu aku atau kucing sih?" sejak tadi Erika terus memarahi Bintang karena ia lebih memperhatikan Tirex dari pada dirinya.
"Kamu kucing" ucap Bintang tanpa mengalihkan pandangan.
"Apa kamu bilang?Aku kucing?"
"Kamu kayak kucing"
"Apa??"
"Kucing kayak kamu"
"Bintang!" ucap Erika dengan tegas.
"Maksud aku,istri aku kamu terus kucing kayak anak aku sendiri jadi disingkat kamu kucing" Bintang berusaha mencari jalan aman agar kemarahan Erika tidak semakin menjadi-jadi.
"Udah deh mulai malam ini kamu tidur sama tirex aja,gak usah tidur sama aku"
"Ya jangan dong,gimana Arka mau punya adik kalau aku harus tidur sama Tirex.Tirex kan cowok gak bisa beranak" kata Bintang.
"Terus kalau Tirex perempuan,kamu mau ngapain dia?" tanya Erika dengan ekspresi nya yang ketakutan.
"Hah?Ya-ya gak gitu juga dong.Kamu mikir apa hayo.Jangan mikir yang macem-macem,kamu pikir aku sinting apa melecehkan kucing" Bintang langsung meluruskan kesalahpahaman itu,tetapi Erika tetap tidak menghiraukan karena menurutnya sangat seru bila Bintang berusaha meluruskan jalan fikirannya.
Saat mereka sedang sibuk meluruskan kesalahpahaman,Arkana datang dan langsung duduk di sebelah Erika serta menyandarkan kepalanya tanpa berkata apapun.
Bintang menatap anak laki-laki nya sejenak dengan tatapan cemburu,lalu kembali memalingkan wajah dan bermain dengan Tirex.
"Kenapa?Kamu kenapa?" tanya Erika sambil merangkul putra nya dengan penuh kasih sayang.
"Gak tau males pengen tidur" Arkana mulai memejamkan matanya.
Tidak sengaja Erika melihat jari-jari tangan Arka yang merah dan luka-luka karena sudah meluapkan emosi nya kepada pria tadi.
Erika meraih tangan putra nya untuk melihat lebih dekat,lalu ia menatap Bintang yang sejak tadi sudah memperhatikan istri dan putranya.
Erika mengangkat kedua alis sambil melirik ke arah tangan Arka yang mengisyaratkan kepada Bintang bahwa putra nya pasti telah menghajar seseorang.
Tetapi Bintang hanya menggelengkan kepala tanda bahwa Erika tidak boleh bertanya apapun kepada Arka terlebih dahulu.Erika harus menunggu waktu yang tepat.
"Aku cuma kasih pelajaran kok,dia gak mati" kata Arka tiba-tiba dan kedua orang tua nya hanya saling menatap satu sama lain.
"Bi!Tolong ambilin air dingin sama sapu tangan nya ya" teriak Erika.
"Iya nyonya"
"Buat apa?" tanya Arkana.
"Buat tangan kamu lah,masa buat diminum" sahut Bintang.
"Gini doang mah argggh...besok juga sembuh" Arka berbicara dengan nada meremehkan luka nya sendiri.
"Ini nyonya"
"Makasih bi"
"Bi udah makan?Makan dong nanti kalo sakit gimana?" tanya Arka,anak yang satu ini memang sangat usil kepada siapapun.
"Iya den udah kok"
"Jangan bergadang ya Bi,nanti kalo sakit aku juga yang sedih" Bi Rani hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum malu.
"Kamu apaan sih,kasian tuh bibi jadi malu gitu" kata Erika. "Mana sini tangan nya"
"Udah lah mah gak usah,besok juga sembuh.Percaya deh"
"Arka denger ya,mama besarin kamu itu dengan penuh kehati-hatian biar kamu gak punya bekas luka sedikitpun.Dan liat, akhirnya kamu tumbuh dengan sangat tampan kan?" ucap Erika.
"Kalau gak penuh kehati-hatian pun,Arka tetep tampan.Orang dia mirip aku" kata Bintang.
"Nah,iya kan pah?"
"Tapi tetep aja luka kecil kayak gini gak boleh dibiarin" Mereka terdiam sejenak saat Erika mulai mengobati luka Arkana.
"Mama cantik deh.Kalau aku bukan anak mama,aku mau bersaing sama papah buat dapetin mama" kata Arka tiba-tiba saat Erika sedang fokus membersihkan luka ringan nya.
"Ngomong sekali lagi kamu" ucap Bintang yang langsung protes.
"Aku mau saingan sama papah buat dapetin mama" ucap Arka yang mengulangi perkataan nya tanpa rasa takut.
"Sayang nya kamu anak kita" kata Bintang.
"Nah itu dia,jadi santai aja tanpa rebut dari papah pun aku bisa manja sama mama.Ya kan mah?" tanya Arka.
"Apa dari dulu kamu kurang ajar kayak gini ya?" tanya Bintang.
"Emang salah kalau aku manjain Arka?Dia kan anak aku,anak TUNGGAL kita" kata Erika.
"Ya gak salah sih,tapi aku masih kepikiran sama perkataan Arka waktu dia masih umur empat tahun"
"Yang mana?" tanya Erika.
"Yang itu" Bintang berusaha mengingatkan Erika kembali tanpa mengatakan inti pembicaraan nya.
"Oh yang itu, yaampun waktu itu Arka masih kecil.Dia masih polos,itupun karena Samuel yang ajarin.Sekarang dia udah lupa kok" kata Erika.
"Mama sama papah ngomongin apa sih?" tanya Arka di sela-sela pembicaraan mereka.
"Ngga,bukan apa-apa" kata Bintang.
"Itu loh..."
"Bukan apa-apa!" ucap Bintang dengan tegas.
"Kenapa sih kalian?Heran deh sama orang tua sendiri.Udah ah aku mau ke kamar,cium dulu" Arka mendekatkan pipi nya ke arah Erika dan wanita cantik itu langsung menciumnya.
"Kamu gak mau minta cium papa?" tanya Bintang.
"Nggak!" Teriaknya dari kejauhan.
"Awas loh kalau kamu ingetin Arka" bisik Bintang.
"Engga akan, yaampun kamu kenapa sih?"
...•••...
14 tahun yang lalu tepatnya saat Arkana sudah berusia empat tahun.
"Papa!" teriak Arka dari dalam rumah.Saat itu Bintang sedang memanaskan satu persatu mobil nya di halaman rumah.
"Kenapa sayang?" tanya Bintang.
"Aku mau adik,Dede bayi" ucap nya dengan sangat fasih.
"M-mau Dede bayi?" tanya Bintang.Ia langsung menatap Erika yang baru saja keluar rumah sambil memegang selang air untuk menyiram tanaman.
"Arka,siapa yang ajarin kamu ngomong gitu?" tanya Erika yang langsung berjalan menghampiri Arkana.
"Ayo buat Dede bayi papa!!" Rengek Arkana.
Bintang hanya menatap Erika karena ia tidak tahu harus berkata apa kepada putra nya. "Nanti ya,bikin Dede bayi itu gak gampang Arka",
"Gampang kok, kata Uncle Sam gampang"
"Samuel brengsek" bisik Bintang sambil memalingkan wajahnya.
"Nanti ya Arka,nanti papa kasih kok.Iya kan pah?" tanya Erika.
"Iya iya,nanti papah kasih.Mau laki-laki atau perempuan?" tanya Bintang.
"Gak mau nanti!Kaka mau nya sekarang!!Kalau papa gak mau bikinin,Kaka bikin sama mama aja deh.Ayo mah bikin dede bayi" ucap Arkana dengan sangat polos.Saat itu Samuel mengatakan kepada Arka jika dirinya ingin mempunyai adik maka ajak papa nya untuk membuat bayi.Iya juga mengatakan jika membuat bayi sangat mudah seperti sedang membuat kue.
Erika yang mendengar perkataan putra nya langsung membelalakkan mata dan menutup mulut menggunakan tangannya sendiri karena benar-benar terkejut dengan perkataan Arkana.
"Arkana Melviano Kavindra!" ucap Bintang dengan tegas.
"Jangan di marahin,Arka gak ngerti.Bukan itu yang dia maksud.Kalau kamu mau marah,marahin Samuel" ucap Erika sambil menahan sedikit tawanya.
Dan perkataan Arkana hari itu selalu Bintang ingat hingga saat ini,saat dimana ketika putra nya telah tumbuh dewasa.
Pagi hari nya Arka sudah sangat tampan dengan setelan seragam sekolahnya.Ini hari pertama ia kembali masuk sekolah setelah hampir tiga minggu liburan akhir semester.
Seperti biasa Arka tidak langsung pergi ke sekolah, melainkan menyimpang terlebih dahulu ke markas untuk berkumpul dengan teman-teman nya.
"MAMA TOLONGLAH" teriak Rizan yang sedang mendengarkan musik menggunakan headset dan memejamkan matanya seolah-olah ia sedang benar-benar menikmati alunan musik tersebut.
"Ngapa si lo Jan?" tanya Rafael heran.
"AKU SEDANG BINGUNG!"
"Ett dah" ucap Bagas.
"PUSING KEPALA, MEMIKIRKAN DIA!" nyanyian nya semakin menjadi-jadi.
"Biarin deh biarin, terserah dia aja" Rafael pasrah.
"AKU YANG SELALU TERUS DI SAKITI NYA"
Mendengar teriakan Rizan,Arkana hanya berdiri mematung di ambang pintu dengan tangan yang menggenggam erat tas dan jaket nya.
"Kenapa dia?" tanya Arkana.
"Lo kayak gak tau dia aje" kata Rafael. "Jan,ijan.Woyyy Ijanjing!!!!" teriak Rafael tepat di telinga Rizan setelah dirinya membuka headset tersebut.
"WOYYY!!!" Teriaknya yang ikut terkejut. "Kebiasaan lo monyet!!!" ucap Rizan sambil menampar pipi Rafael.
"Eh Arka" seketika Rizan langsung kembali duduk saat melihat kehadiran Arkana.
"Lo ngapain si teriak-teriak gitu?" tanya Arka sinis.
"Ya biasa ka,nama nya lagi stres gimana" ucap Rizan sambil menundukkan kepalanya.
"Bisa kan gak usah teriak-teriak sendirian?"
"Iya maaf"
"Gue tau lo nyanyi apa" kata Arkana.
"Apaan ka?"
Arkana memakai headset milik Rizan lalu ia berteriak sekeras mungkin melebihi teriakan Rizan tadi. "MAMAMAMAMAMA... TOLONGLAH AKU YANG SEDANG BINGUNG!"
"Heh Anjing!" celetuk Rafael yang langsung menutup telinga nya karena terkejut.
"KURASAKAN VIRUS-VIRUS CINTA!!KU BUTUH DOKTER CINTA!!YEAHH!!"
Arkana menatap Rizan sambil tersenyum lebar seolah-olah mengisyaratkan agar Rizan ikut bernyanyi bersama nya.
"PAPAPAPAPAPA!!!" teriak Rizan.
"INIKAH YANG DINAMAKAN CINTA!!" sahut Arkana.
"MENGAPA SAKITNYA KURASAKAN!!" timpal Rizan.
"KU BUTUH DOKTER CINTA!!" ucap mereka bersamaan.
"Asekkk!!!"
"Kelakuan temen Lo" bisik Bagas kepada Rafael sambil menepuk jidat nya.
Lalu Rafael melihat jam,ia langsung beranjak dari duduknya dan memberitahu kedua teman nya itu agar langsung bergegas menuju sekolah karena hari sudah semakin siang.
"Ka!Ka!" panggil nya kepada Arkana. "Jan,jan,ijan!"
"WOYYANJING!!!!!" teriak Rafael hingga semua orang yang ada di sana langsung menoleh ke arah nya termasuk Arkana dan Rizan.
"Ngapa Lo?" tanya Arkana.
"Udah jam 8 ini,telat setengah jam kita"
"Buruan,buruan,buruan"
Mereka semua langsung mengambil tas dan jaket lalu bergegas menuju sekolah dengan mengendarai motornya masing masing.
...•••...
"PAKK!!PAK YANTO BUKAIN DONG GERBANG NYAAA!!" teriak Rizan dengan suara yang di ayunkan seperti anak kecil yang sedang mengajak teman nya untuk bermain.
Pak Yanto selaku security di sekolah tersebut tak kunjung datang untuk membukakan pintu gerbang.Lalu Arkana menggunakan cara nya sendiri agar pak Yanto segera datang.
Ia terus memainkan pedal gas motor dan klakson nya tanpa henti sampai pak Yanto dan guru kesal lalu datang menghampiri mereka.
Tentu saja saat itu pembelajaran sudah dimulai,semua siswa sedang fokus memperhatikan guru mata pelajaran yang sedang menjelaskan materi pembelajaran.
Selain mengganggu konsentrasi para siswa dan guru di kelas,suara bising dari motor Arka membuat kepala sekolah seketika langsung lupa dengan apa yang akan ia sampaikan saat rapat para walikelas sedang berlangsung.
Mereka semua sudah mengetahui ulah siapa itu,karena hal itu terjadi bukan untuk yang pertama kali nya.Melainkan lebih dari ratusan kali selama hampir setahun.
"PAK YANTO!!" teriak pak Budi selaku kepala sekolah SMA GAMA.Nama sekolah ini sudah di rubah sejak 10 tahun yang lalu.
"Iya pak" pak Yanto langsung masuk kedalam ruang kepala sekolah.
"Bapak kenapa diam saja?Itu cepat bukakan pintu gerbang untuk mereka"
"Tapi mereka terlambat pak"
"Siapa peduli mereka terlambat?Saya dan siswa di kelas juga pasti sangat terganggu dengan suara motor bobrok mereka itu!" ucap Pak Budi.
"Baik pak" dengan cepat pak Yanto langsung membukakan pintu gerbang untuk Arka dan teman-teman nya.
"Aduh pak Yanto,maaf ya saya mengganggu.Lagian sih bapak pake nunda-nunda segala,jadi kelepasan kan saya" ucap Arkana tanpa rasa bersalah.
"Sudah-sudah cepat masuk,kalian masih di beri toleransi padahal waktu terlambat nya sangat banyak"
"Makasih toleransi nya pak" sahut Bagas.
"Salam toleransi" goda Rizan.
...•••...
"Bro kita duluan ya,kelas gue diatas soalnya" kata Arsenio.
"Oh iya iya Abang" ejek Arkana.
"Duluan ya" ucap Daniel.
Arsenio,Axel dan Daniel mereka sekarang sudah menginjakkan kaki dilantai tiga yang artinya sudah kelas 12 SMA.Sedangkan Arkana,Rizan,Rafael,Adrian,Agam,Bagas,Davit, dan Ervan menginjakkan kaki di lantai dua yang artinya kelas 11 SMA.
"Lah kelas gue dimana?" tanya Arkana bingung.
"Kelas gue juga" sahut Rizan.
"Mading Mading Mading" kata Rafael sambil mengedarkan pandangannya untuk mencari Mading.
"Ini Mading di depan lo tolol!" kata Davit sambil menoyor kepala Rafael.
"Biasa aja lo anjing!"
"Dulu kita kelas apaan si?" tanya Bagas.
"Au dah!Kelas apaan Ka?" tanya Rafael kepada Arka.
"Lo serius nanya gue?" tanya balik Arkana.
"Kelas IPS 3 kita" jawab Ervan.
"IPS 3,IPS 3.Lah kok nama gue kagak ada?" tanya Bagas bingung.
"Gak naik kali Lo" sahut Rizan.
"Nama Lo juga gak ada Ijan" kata Bagas.
"Mana coba sini gue yang liat,mata lo katarak kali" kata Ervan.
"Iya dah yang matanya jernih" sahut Bagas.
"Lama banget lo goblok!Keburu bel pulang sih ini" ucap Arkana yang mulai kesal. "Lo nyari nama diri Lo sendiri atau cari nama bokap gue si?Kalo cari nama bokap gue gak ada disini,di kartu keluarga noh"
"Lah nama gue juga gak ada"
"Ck!Bala Lo semua" gerutu Arkana. "Wey Yusup!!Cup Cup!" teriak Arkana saat melihat siswa yang sedang melintas di dekat mereka.
"Saya?" tanya siswa laki-laki itu.
"Iya kamu,masa aku" goda Arkana. "Sini Cup,nama lo Yusup kan?"
"Bukan.Nama Saya Riko"
"Yaudah gak apa-apa beda dikit doang kok" ucap Bintang sambil menepuk-nepuk pundak Riko cukup keras. "Cup Lo keliatan nya pinter nih" siswa itu hanya terdiam sambil menundukkan kepalanya.
"Bilang makasih dong,udah gue puji tadi.Kapan lagi di puji gue lo" Oceh Arka.
"Oh i-iya terimakasih"
"Lo kan pinter, keliatannya.Lo cariin dah nama gue ada dimana,buruan" Arka langsung mendorong tubuh Riko ke Arah Mading sambil memasukkan sebelah tangannya ke saku celana.
"Siapa nama kamu?" tanya Riko gugup.
"Lah Lo gak tau nama gue?" tanya balik Arkana dengan wajah songong nya.
"Ngga"
"Lo gak tau siapa manusia tampan ini?" tanya Arkana lagi. "Kasih tau" ucap Arkana kepada temannya.
"Arkana Arkana,buruan cari sebelum ngamuk tau rasa Lo" kata Rafael.
"Arkana...Ini,Arkana Yusril" kata Riko.
Arkana yang sedang menatap ke arah lantai dasar langsung membalikkan badannya dengan kerutan di keningnya. "Apa Lo bilang?" tanya Arka.
"Nama kamu Arkana Yusril kan?Nama kamu ada di kelas 11 IPS 5"
"Ngomong sekali lagi lo anjing!Ngeledek gue Lo?" bentak Arka sambil menarik kerah baju seragam Riko hingga siswa laki-laki itu terlihat sangat ketakutan.
Bagas langsung melihat daftar nama, ternyata benar ada siswa yang bernama Arkana Yusril di kelas 11 IPS 5. "Ka ka ka,tahan tahan.Dia gak bohong,Arkana Yusril hahahahah!!"
Arkana penasaran dan langsung berjalan mendekati Mading tanpa melepaskan genggaman tangan di kerah Riko.
"Emang ada nama Arkana yang lain disini selain gue?" tanya Arkana.
"Ada lah bego,lo pikir di sekolah ini yang namanya Arkana cuma Lo doang?" tanya Rafael.
"Arkana Melviano Kavindra,buruan cari" ucap Arka dengan suara datar nya.
"Ini,di kelas 11 IPA 2.Arkana Melviano Kavindra" kata Riko.
"Coba liat bener gak" ucap nya kepada Bagas.
"Nah bener nih"
"Ada nama gue juga nih!" sahut Rafael.
"Nama gue ada gak nama gue?" tanya Rizan penasaran.
"Ada ada!!Anjir kita sekelas lagi!" seru Rafael.
"Yah anjing gak asik banget kita beda kelas sama Lo bertiga" keluh Bagas.
"Yaudah kalian udah tau kan kelas nya dimana?Kalo udah tau kita pisah disini,nanti istirahat kalo mau kumpul ya kumpul kalo ngga juga gak apa-apa" kata Arkana.
"Eh Cup!Bilangin sama si Yusril suruh ganti nama,apa aja deh selain Arkana!"
"Tapi saya tidak kenal Arkana Yusril"
"Kenalan makanya.Tak kenal maka tak sayang,siapa tau kalo Lo udah kenalan sama si Yusril langsung saling sayang" tanpa mengucapkan kata terima kasih,Arka dan yang lainnya langsung pergi meninggalkan Riko yang masih berdiam diri disana.
...•••...
Mereka bertiga terus berjalan mengendap-endap sambil mengintip di balik jendela kelas. "Sunyi sekali guys,mereka lagi nulis atau mati si?" tanya Rizan berbisik.
"Yang enak alesan nya apa ya?" tanya Arkana.
"Jujur aja si gak usah ribet-ribet" ucap Rizan dengan santainya.
"Kalo langsung jujur gak seru,gak menantang" bisik Arkana.
"Yang menantang gimana?Maaf Bu,tadi kita habis open BO dulu baru kesini" kata Rizan.
"Tolol kok di pelihara" ucap Rafael yang langsung menoyor kepala Rizan.
"Maaf Bu,habis bangunin polisi tidur.Tapi dia lama banget bangun nya,jadi kita terlambat deh" kata Arkana.
"Bisa bisa"
"MELETUS BALON HIJAU DORR!!!"
"WAAAANJING LO ANJING!!!" teriak Rizan karena terkejut saat seseorang berhasil mengejutkan mereka.
Tak hanya mereka yang terkejut,bahkan seluruh siswa dan guru di kelas yang sejak tadi hening tanpa suara langsung berteriak karena terkejut.
"Hayo ngapain kalian disini?" tanya pak Mansurudin atau biasa di panggil pak Udin.Pak Udin adalah wakil kepala sekolah di SMA GAMA.
"Keliatannya ngapain nih?" tanya balik Arkana.
"Ohhh..kalian terlambat ya??" tanya Pak Udin dengan tatapan curiga.
Guru mata pelajaran yang berada di dalam kelas langsung berjalan keluar untuk menghampiri mereka.
"Ada apa ini?"
"Ini mereka terlambat,oh ini si anak bandel itu ya?" ucap Pak Udin sambil menunjuk wajah Arkana.
"Oh ini si Wakasek tukang cabul itu ya?" tanya balik Arka sambil menunjuk wajah pak Udin.
"Hei kamu!!Lancang sekali mengatakan hal itu" bentak nya.
"Makanya gak usah tunjuk-tunjuk muka saya,terlalu mahal wajah saya kalau cuma di tunjuk sama jari bapak ini"
"Tapi perkataan kamu sangat keterlaluan Arka" kata Bu guru.
"Tapi fakta kan Bu,ibu tau kan?" tanya Arkana sambil tersenyum lebar.
Terlihat wajah pak Udin langsung kikuk karena tidak tahu harus berbuat dan berkata apa.Akhirnya dia memilih untuk pergi meninggalkan mereka berempat.
"Jangan asal bicara ya kamu!Bu mereka siswa di kelas ini,pokoknya beri hukuman yang cukup berat untuk mereka bertiga" pergi meninggalkan mereka.
"Lain kali kamu tidak boleh berbicara seperti itu Arkana"
"Iya Bu"
"Kalian langsung masuk saja,karena ini hari pertama kalian di kelas 11 jadi ibu maafkan kesalahan kalian"
"Serius Bu?" tanya Rizan.
"Silahkan masuk dan mengikuti pembelajaran dengan baik"
"Aduh ibu udah cantik,baik lagi.Sungkem dulu dong" Arkana langsung meraih tangan Bu guru untuk menyalami nya.
"Sekolah ini butuh guru seperti ibu" kata Rafael.
"Istirahat! Istirahat!" seru Rizan yang sangat senang karena jam istirahat telah tiba.
"Aduh gue kangen banget sama bakso Bi Nirah" lanjut nya.
"Kangen sama bakso nya atau sama yang jualannya nih?" tanya Arkana.
"Dua-duanya deh,gak masalah katanya Bi Nirah Jendes!"
"Jendes?Apaan tuh?" tanya Rafael bingung.
"Masa Lo gak tau,bahasa gaulnya janda bego"
"Biasa aja anjing!" ucap Rafael sambil menoyor kepala Rizan.
Padahal Arkana hanya berjalan menyusuri lorong kelas untuk menuju kantin,para siswi wanita yang berada di sekitar nya langsung terpanah ketika melihat pangeran GAMA yang tampan sedang berjalan dengan gagahnya.
Hal itu membuat Arka tertarik untuk menjahili mereka dengan cara tebar pesona.Ia terus mengibaskan rambutnya berulang kali hingga terlihat lebih seksi.
Rizan yang melihat ekspresi para wanita itu langsung ikut tebar pesona seperti Arkana agar para wanita meliriknya,namun hasil yang di dapatkan sangat nihil.Meskipun Rizan cukup tampan,tetapi jika ia berada di dekat Arka tetap saja ketampanan nya terkalahkan oleh pesona seorang Arkana Melviano.
"Udah gak usah maksain" ucap Rafael kepada Rizan.
"AAA DEMI APA DIA GANTENG BANGET!!"
"ADUH ADUH SERANGAN JANTUNG GUE KAMBUH!"
"PERTEMUKAN GUE DENGAN NYOKAP NYA!"
"GILA SIH PARAH!"
"DIA NAKAL,TAPI CAKEP.GIMANA DONG INI??"
"HEI HEI HEI! NOTICE GUE DONG DIKIT AJA!"
Bisikan-bisikan itu terdengar jelas di telinga mereka bertiga,hingga Arkana tak kuasa menahan tawa nya.Bahkan ia sampai tertawa terbahak-bahak setelah sampai di tangga menuju lantai dasar.
"HAHAHAH!!ANJING LUCU BANGET MEREKA"
"Ka Lo pake pelet apa sih? Bagi-bagi dong rahasia nya" rengek Rizan. "Berdukun dimana kasih tau gue"
"Dukun pala lo somplak!" ucap Arkana sambil menoyor kepala Rizan.Memang kepala laki-laki yang satu ini sangat nyaman untuk di toyor oleh siapapun.
"BANG!" teriak Fergus.Laki-laki itu langsung berlari menghampiri mereka bertiga di susul oleh Galen di belakangnya.
"Hai Ferguso!!" sapa Rizan.
"Ivan mana?" tanya Rafael.
"Kayak nya udah duluan deh ke kantin,kita beda kelas soalnya"
"Yaudah ayo ke kantin,ngapain jadi ngobrol disini" kata Arkana.
Fergus,Galen dan Ivan termasuk anggota geng Costra.Mereka baru bergabung karena baru saja masuk di sekolah tersebut.
Kini mereka tidak hanya bertiga, melainkan ditemani oleh delapan anggota lainnya.Meskipun berbeda kelas,tetap saja mereka tidak akan melupakan waktu untuk berkumpul.
Kedatangan mereka di kantin berhasil menarik perhatian banyak orang yang sedang menikmati makanannya, terutama perempuan.
Dengan rambutnya yang tertata rapih, eskpresi wajah tengil di tambah lagi dengan penampilan dua kancing teratas seragam nya yang terbuka benar-benar membuat para kaum wanita tidak bisa membiarkan nya begitu saja.
"SUMPAH KALO LIAT DIA BAWAAN NYA PENGEN NGEHALU TERUS ANJJ!!"
"SEKARANG DIA DI KELAS APA SIH?"
"FIKS MASA DEPAN GUE SI INI MAH"
"ASTAGA YAAMPUN"
"TIBA-TIBA GUE KENYANG GARA-GARA LIAT DIA!!!"
"ARKANA ASTAGFIRULLAH TAMPAN SEKALI!!"
"Pada kenapa sih yaampun cewek-cewek disini pada mabok Arka semua" gerutu salah satu wanita yang tampak berbeda dari yang lainnya.
"Ini lagi ya Allah" ucap Anes saat menyadari sang sahabat tidak mendengar kan perkataan nya melainkan ikut serta memuji ketampanan Arkana dan teman-teman nya.
"Divia.Divia Faniza" saat Anes memanggil nama lengkapnya,seketika lamunan Divia langsung buyar begitu saja.
"I-iya kenapa Nes?"
"Waah...lo-lo sekarang udah mulai ikut-ikutan kayak mereka rupanya"
"Habisnya Lo liat sendiri dong Aneska,mereka itu ganteng-ganteng semua.Apalagi Arkana,aduh mabok Arka deh gue lama-lama" keluh nya yang beberapa kali membenturkan kepala ke meja dengan sangat pelan.
"Dia sekelas sama kita kan?" bisik Aneska.
"Iya,tadi yang telat itu kan mereka"
"Cih!Ganteng doang,tapi dateng ke sekolah terlambat" gerutu Aneska.
"Suuutss!! Lama-lama gue gampar mulut lo,nanti kalo Arka denger kasihan dia sakit hati"
"Dih apaansi lo kok jadi alay gini,jijik tau gak?"
"ARKANA!! SARANGHAE!!" teriak salah satu siswi hingga membuat siswi lainnya langsung menoleh dan menatap tajam ke arah siswi tersebut.
"Mampus Lo" celetuk Rizan.
"Apaan tuh artinya?" tanya Arkana.
"Gue cinta lo"
Seketika Arkana langsung beranjak dari duduknya dan melingkarkan tangan di atas kepala hingga membentuk sebuah love sambil menatap wanita tersebut dari kejauhan.
"AAAAAA!!!" dan seketika wanita itu langsung pingsan di tempat.
"AAAAA ANJIR DI NOTICE DONG DEMI APA!!"
"GUE IRI!!!"
Setelah mendengar teriakan demi teriakan histeris itu Arkana langsung kembali duduk dan merubah wajahnya menjadi begitu datar sambil mengangkat kedua alis yang terlihat sangat menyombongkan diri.
"Lo suka banget bikin anak orang kena serangan mental" kata Rafael.
"Seru aja gitu godain mental yupi ahahah" bisik Arkana.
Tak mau kalah, lagi-lagi Rizan menirukan gaya Arkana.Ia langsung beranjak dari tempat duduk nya dan melingkarkan tangan di atas kepala yang membentuk sebuah love. "SARANGHAE!!" teriak Rizan.
"Dih apaan si!"
"Dih kenapa lo?"
"Udah udah,kan tadi gue udah bilang gak usah maksain" kata Rafael.
"Tapi gue juga ganteng Bro,liat baik-baik gue ganteng banget"
"Udah sabar sabar sabar" ucap Arsen sambil menepuk-nepuk bahu Rizan.
...•••...
Arkana Melviano Kavindra /Arka.
Putra tunggal Bintang & Erika.
Rafael Sagara/El.
Putra tunggal Farel dan Tamara.
Rizan Daenandra/Ijan.
Putra tunggal Samuel & Naura.
Aneska Arabella /Anes.
Teman satu kelas Arkana.
Divia Vaniza /Divia.
Sahabat Aneska,teman satu kelas Arkana.
Keysha Rianti/Eca.
Putri tunggal Gibran dan Novia.
Salsabila Ayudia/Salsa.
Putri tunggal Riza dan Ayudia.
Lovely Cassiopia/Lily.
Mantan pacar Arkana.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!