Setelah Yu Zhou merasa sudah menguasai tentang pemahaman teknik tempur yang diperagakannya itu, dengan cepat dia ingin mengasah kemampuan ketahanan tubuhnya dengan cara melawan hukum gravitasi bumi.
Cara yang paling mudah namun mengandung resiko tinggi, dengan meluncur dari atas kebawah dari ketinggian 10 kilometer secepat gerak cahaya. Wuuuussshh..!!!
Saat itu juga tubuh sibocah Yu Zhou melesat cepat kebawah menuju tepat dilapangan luas tempat berlatih para murid Sekte Pedang Naga, dekat kediaman para murid inti.
Namun yang jadi masalah adalah, para murid inti, para tetua, Tetua Agung/Pemimpin sekte, dan juga Para Leluhur, lagi menunggu sibocah Yu Zhou tepat dekat Lapangan pas tempat jatuh sibocah Yu Zhou dari atas ketinggian 10 kilometer.
Sebenarnya sebelum sampai ke tanah, Yu Zhou sudah mengeluarkan teknik menahan gerak gravitasi bumi, namun seharusnya dia bukannya menggunakan teknik menahan tapi melawan. Dua teknik ini memang hampir sama, namun kenyataannya beda fungsi atau kegunaannya.
Boommm..!!!"
Semua bergetar, beberapa bangunan roboh, ada yang terhempas dari dekat terjatuhnya sibocah Yu Zhou. Bahkan para murid inti, para tetua, Para Leluhur Sekte, dan ketiga seniornya terhempas dari tempatnya ke berbagai arah, hanya Pemimpin Sekte yang Selamat, Dengan cepat menghindar sejauh mungkin, karena dia sudah merasakan firasat buruk melihat jatuhnya sibocah Yu Zhou secara tak wajar.
Itulah akibatnya, salah menggunakan teknik dar i dua teknik yang hampir sama, maka hasil yang diharapkan jauh berbeda. Seandainya dia menggunakan teknik melawan bukan menahan gravitasi, otomatis tubuhnya dapat berhenti sesuai keinginannya.
"Aiissshhh,..!!!"
Dari tempat pijakan kakinya kira kira kedalaman 10 meter, terbentuk lubang besar yang juga berdiameter 100 kaki.
Dengan mengunakan teknik meringankan tubuhnya, Yu Zhou langsung melayang dan turun dipermukaan tanah yang masih dekat disekitar lingkaran lobang tanah yang telah dia hancurkan. Setelah melihat sekelilingnya yang hancur berantakan karena ulahnya, baru dia tersadar tentang keberadaan dan keselamatan para penghuni Sekte, terlebih ketiga seniornya itu.
"Dasar bocah bangsaaaaat..!!!"
"Aisssshhh..,dasar bocah nakaaaaalll..!!!"
"Zhou'errrrrrr...,awas kamu ya !!!"
Dari berbagai arah, terdengar suara teriakan caci maki atau sumpah serapah setiap korban yang terhempas. Melihat semuanya itu, Yu Zhou yang mereka sebut sibocah nakal, sebenarnya ingin tertawa keras sambil duduk santai ditemani segelas teh.Tapi dia tidak sampai hati, apalagi ada ketiga seniornya yang sangat dia hormati.
Sebelum dia bergerak membantu mereka semua, terlihat beberapa rombongan murid inti dan juga murid dalam, serta beberapa tetua sekte, yang dibawa Ketua Agung untuk membantu, serta memberikan beberapa pil penyembuh yang berkualitas rendah.
Untung tidak ada korban jiwa, namun kerugian yang akan diterima sekte lumayan besar biayanya, beberapa bangunan yang hancur lebur, dan juga beberapa pil yang dikeluarkan oleh tim alkemis sekte, semua masuk dalam utang perbendaharaan kas/ keuangan dan terhitung sebagai kerugian paling besar.
Setelah semua korban pulih kembali, karena luka yang mereka terima dapat sembuh berkat menyerap pil gratis yang di berikan Sekte atas perintah Ketua Agung. Seandainya beberapa pil yang dikeluarkan tim Alkemis sekte bukan atas perintah Sang Pemimpin, mungkin tim Alkemis sekte tidak akan rela mengeluarkannya, berhubung karena bahan bahan, serta pembuatannya sangat langka dan susah, didapatkan.
Semua berkumpul di Aula Sekte, termasuk Yu Zhou berada dibelakang seniornya, karena semua mata yang merasa kesal mengarah kepadanya. Melihat situasi yang tidak mengenakan, Yu Zhou juga merasa bersalah atas kejadian itu, diam diam diam dia mengirim pesan kepada Ketiga seniornya, agar diberi dia kesempatan untuk meminta maaf serta mempertanggung jawabkan perbuatannya yang sangat merugikan pihak sekte.
Setelah mendengar pesan juniornya, salah satu senionya itu mengirim pesan secara diam diam kepada masternya, yakni Tetua Zhou Li, begitu juga Tetua Zhou Li, sambil merasa heran dan penasaran atas pesan yang dikirim ketiga murid intinya itu, dia langsung mengirimkan pesan kepada Ayahnya Tetua Agung Tuo Li, agar diberi kesempatan buat Sibocah Yu Zhou untuk berdiri ditengah tengah Aula, di tempat berkumpulnya mereka semua.
Setelah mendengar pesan jiwa dari anaknya, Tetua Agung sempat merasa heran langsung melihat kearah anaknya, lalu beralih melihat kearah Sibocah Nakal Yu Zhou. Merasa dirinya diperhatikan diam diam oleh Sang Pemimpin, Yu Zhou baru menyadari bahwa pesan yang dia sampaikan kepada ketiga seniornya telah sampai kepada Ketua Agung.
Sambil menganggukkan kepalanya, dan memberikan isyarat memohon dengan menyatukan kedua telapak tangannya dekat dadanya, semua gerakan yang dilakukannya barulah dapat dimengerti Sang Pemimpin.
"Ha ha ha...!!!" ha ha ha..!!"
Semua terdiam dan merasa heran melihat Ketua Agung yang tiba tiba tertawa tanpa sebab. Apalagi Ketujuh orang Para Leluhur yang masih merasa kesal atas kejadian yang memalukan mereka, karena selama hidup, baru kali ini mereka merasakannya.Namun bagi Ketua Agung itu merupakan balasan yang setimpal buat Ayah dan para Leluhurnya.
Karena mengingat pelatihan keras untuk menjadi Pemimpin Sekte sekaligus Tetua Agung yang baru, semua usaha yang dia lakukan selama pelatihan, bahkan Ayahnya dan Para Leluhur sering mengolok dan mempermalukan dirinya didepan para Tetua, maupun para murid sekte, hanya untuk menguji ketahanan mentalnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Jimmy Avolution
Asyiek....
2021-12-21
0
Vina Butar
hmmmm.
2021-09-06
0
Muhammad Amin
lanjut aza
2021-08-15
0