Penjahat Cinta Penakluk Wanita
Seorang remaja pria yang baru 14 belas tahun, sedang duduk menatap seorang gadis di seberang rumahnya.
Gadis itu adalah kekasihnya yang baru berusia 13 tahun, satu tahun lebih muda darinya.
Gadis itulah yang selalu menjadi pujaan hatinya sejak dirinya baru berusia 10 tahun.
Mungkin hubungan mereka itu bisa di sebut dengan 'Cinta Monyet'.
Tresya
Itulah nama gadis tersebut.
Walau pun jarak rumah mereka berdua hanya di pisahkan oleh jalan lingkungan, tetapi mereka berdua tidak bisa untuk saling bertemu dan berkomunikasi dengan leluasa.
Hal itu di sebabkan karena kedua ayah mereka saling bermusuhan.
Andre
Itulah nama remaja pria tersebut.
Tatapan kedua remaja berbeda jenis kelamin itu saling beraduh, dan sama - sama saling melemparkan senyuman.
Tresya memang sangat mencintai Andre, hal itu di karenakan Andre adalah anak yang pintar di sekolahnya, yaitu sekolah yang sama dengan Tresya.
Andre masih duduk di bangku kelas 2 (dua), sedangkan Tresya masih duduk di bangku kelas 1 (satu) sekolah lanjutan tingkat pertama (penyebutan saat itu).
Tanpa mereka sadari, seorang pria yang berusia 38 tahun sedang memperhatikan tingkah mereka itu.
" Tresya...!!! Cepat selesaikan pekerjaanMu itu dan segera masuk ke dalam rumah."
Ucap pria itu sambil berteriak.
Pria itu adalah ayahnya Tresya.
Mendengar hal itu, gadis itu langsung tersentak kaget, karena suara yang di keluarkan oleh ayahnya, seperti guntur yang menderu.
Hal yang sama juga dialami oleh Andre.
Remaja pria itu segera memalingkan wajahnya ketempat lain, karena merasa malu dengan aksi mereka berdua yang di ketahui oleh ayah Tresya.
Memang hal itu belum waktunya untuk mereka berdua, dikarenakan usia mereka dan cara berpikir mereka berdua yang masih di kategorikan kekanak - kanakan.
Saat itu masih di awal tahun 2000-an, sehingga alat yang di gunakan untuk berkomunikasi jarak jauh masih dengan menggunakan media surat.
Saat itu telfon genggam (HP) masih sangat sulit untuk diperoleh masyarakat pada umumnya, apa lagi mereka berdua masih seorang remaja.
Akhirnya Andre bangkit dari tempatnya dan langsung masuk kedalam rumahnya.
Andre lalu berjalan menuju kamar tidurnya dan langsung mengambil kertas serta pena dan mulai merangkai kata untuk menuliskan surat yang di tujukan kepada kekasih hatinya itu.
For You My Love
Tresya...!!! Di setiap aku memandang wajahmu yang sedang tersenyum, hatiKu selalu merasa luluh dan ingin segera memilikiMu.
Namun entah mengapa, walau pun diriMu dekat di mataKu, tetapi terasa sulit untuk menggapaiMu.
Menunggu hari esok untuk bisa bertemu, seakan menanti 1000 tahun berlalu.
Apakah ada waktu untuk kita bisa bertemu saat ini???
DiriKu selalu mengharapkan kehadiranMu untuk berada di sisiKu.
By. Andre
~BALAS~
Setelah selesai menulis surat itu, Andre pun segera berjalan menuju kedepan rumahnya, seraya matanya menelusuri setiap sudut rumah Tresya di seberang jalan, berharap menemukan sosok yang selalu di rindukannya.
Hal itu pun di lakukan dengan secara diam - diam agar tidak di ketahui oleh ayah atau ibunya Tresya.
Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya sosok yang di rindukannya terlihat berada di samping rumahnya.
Karena sangat menyulitkan untuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat jika berada di dalam rumahnya, Andre pun langsung keluar untuk menuju kesamping rumah melalui dapur rumahnya.
Setelah itu, pandangan mata mereka berdua saling bertemu kembali.
Andre pun langsung menunjukkan surat itu kepada Tresya, agar gadis itu mengetahui, bahwa Andre akan mengirim surat untukNya.
Tresya pun langsung menganggukkan kepalanya, pertanda dia sudah mengetahui maksud dari apa yang di tunjukkan oleh Andre tersebut.
Seperti biasa, kurir terpercaya Andre untuk mengantarkan surat itu, adalah adik perempuannya sendiri.
Andre lalu memanggil adiknya.
Dan seperti biasa, Andre langsung memberikan uang sekalian surat itu kepada adiknya untuk pergi membeli permennya di warung.
Trik itu pun sudah di ketahui oleh Tresya.
Tresya juga pergi kekamar lalu mengambil uang jajannya untuk pergi ke warung dengan alasan untuk membeli Shampo yang akan di pakainya.
Hal yang di harapkan Andre pun berjalan dengan mulus.
Surat yang di kirimkan pun sampai ke tangan orang yang tepat.
Tresya pun langsung masuk kekamar dan segera menutup pintunya.
Gadis itu langsung membuka secarik kertas yang telah di lipat - lipat.
Setelah terbuka dengan benar kertas tersebut, dia langsung membacanya dengan hati yang berbunga - bunga.
Secepatnya gadis itu lalu mengambil juga kertas dan pena untuk menulis surat balasan kepada pria yang di cintainya itu.
Di dalam suratnya, dia menuliskan tentang waktu dan tempat untuk mereka berdua akan bertemu.
Setelah selesai menulis surat itu, Tresya lalu keluar dari kamarnya dan langsung menuju ke samping rumah untuk memberitahukan kepada Andre, bahwa ada hal juga yang akan di berikan untuk pria tersebut.
Andre pun langsung mengerti apa yang di isyaratkan oleh Tresya.
Sedangkan adik dari Andre, seperti biasanya, setelah memberikan surat dari kakaknya kepada Tresya, anak 9 tahun itu tidak langsung kembali pulang ke rumahnya, melainkan masih mampir ke rumah teman sebayanya yang hanya se komplek dengan tempat tinggal mereka.
Hal itu selalu di lakukan untuk menanti surat balasan yang akan di berikan oleh Tresya.
Tidak lama kemudian, Tresya pun datang mendekat ke arah Sinta, yang adalah adik perempuan dari Andre.
Sinta yang sedang bermain dengan temannya langsung menatap ke arah datangnya Tresya.
Tresya pun langsung memberikan surat yang di tulisnya kepada Sinta sambil berjalan terus seakan tidak ada sesuatu yamg terjadi.
Sinta sudah terbiasa dengan keadaan seperti itu.
Karena memang seperti itulah yang selalu di lakukannya, di setiap saat kakaknya saling berkirim surat dengan Tresya.
Setelah menerima pemberian dari Tresya, akhirnya Sinta segera bangkit berdiri dan langsung berjalan untuk menuju kearah rumahnya.
Sesampainya di rumah, Andre sudah menanti dengan hati yang penuh kerinduan untuk secepatnya ingin mengetahui hal apa yang di tuliskan Tresya dalam suratnya.
Sinta pun langsung menyerahkan surat pemberian Tresya kepada Andre.
Setelah menerimanya, Andre langsung bergegas menuju ke dalam kamarnya untuk membaca isi dari surat yang di kirimkan kepadanya.
Hatinya langsung berbunga - bunga di saat membaca isi dari surat tersebut.
"Jam 7 (tujuh) malam, kita bertemu seperti biasanya di gubuk di belakang rumah pamanKu."
Isi surat tersebut secara singkat, padat dan jelas.
Memang Tresya tidak bisa menulis seperti apa yang selalu di lakukan oleh Andre.
Karena Tresya orangnya simple, tidak banyak berkata atau berbasa - basi.
Sore pun menjelang.
Andre sudah tidak sabar lagi untuk bisa bertemu dengan Tresya.
Sehingga dirinya sudah mempersiapkan segalanya sebelum bertemu dengan kekasihnya itu.
Jam sudah menunjukkan pukul 18:30, sudah saatnya Andre keluar dari rumah dan bersiap menuju kerumah temannya.
Itu di karenakan, jarak antara rumah temannya Andre dengan rumah pamannya Tresya saling berdekatan.
Sehingga jika sudah waktunya, mereka berdua bisa tiba di tempat yang sudah di tentukan dengan tidak memakan waktu yang lama.
Akhirnya waktu yang di tentukan pun telah tiba.
Andre langsung mohon pamit kepada temannya dan langsung bergegas menuju tempat pertemuan antara dirinya dan Tresya.
Tresya pun demikian.
Gadis itu langsung bergegas menuju ketempat yang telah dia tentukan.
Memang sudah beberapa kali mereka berdua melakukan pertemuan di tempat itu.
Dan belum ada satu orang pun yang mengetahuinya.
Andre sudah tiba lebih dulu di tempat itu.
Hati, pikiran serta perasaannya kembali bersorak sorai karena akan bertemu dengan pujaan hatinya.
Tidak lama kemudian, sesosok bayangan sudah terlihat di sela - sela cahaya yang masih bisa menjangkau tempat itu.
Dan akhirnya Tresya pun tiba dan langsung menebarkan senyuman manisnya kearah Andre.
~Bersambung~
#Pengumuman
Cerita ini isinya hanyalah karangan imajinasi dari penulis saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments