Posisi tubuh Tresya masih tetap dalam pelukan kekasihnya.
Pikirannya sedang mencoba untuk memahami apa yang baru saja mereka lakukan, serta perasaannya sedang mempertanyakan tentang suatu rasa yang sangat menggelitik di seluruh tubuhnya.
Andre masih terus menebarkan senyum termanisnya untuk gadis yang di cintaiNya itu.
Mereka berdua melanjutkan untuk saling mengungkapkan satu sama lain tentang apa yang ada di dalam hati, pikiran serta perasaan mereka.
Andre tetap seperti biasa selalu mengecup pipi dan kening dari gadis yang ada di pelukannya.
Terkadang suara tawa kecil keluar dari mulut kedua remaja itu.
Situasi saat itu sudah mulai normal kembali.
Akhirnya waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam.
Tresya pun mengingatkan kepada kekasihnya untuk menyudahi pertemuan mereka malam itu.
Mendengar apa yang kekasihnya sampaikan, Andre pun langsung mengiyahkannya.
Tresya segera memperbaiki posisi duduknya ke posisi duduk normal pada umumnya.
Kedua insan yang masih terlalu belia untuk menjalani hubungan sebagai pasangan muda mudi itu, segera bangkit berdiri dari posisi duduknya masing - masing.
Andre kembali mengecup pipi, kening dan bibir dari gadis itu, sebelum akhirnya mereka berdua saling berpamitan untuk kembali ke rumah mereka masing - masing.
Andre melepaskan kepergian Tresya dengan penuh rasa, seakan tidak ingin berpisah dari gadis itu, yang tidak berapa lama kemudian langsung melangkahkan kakinya juga untuk pergi.
Setibanya di rumah mereka masing - masing.
Pikiran Tresya menerawang jauh, memikirkan tentang rasa yang merasuki tubuh dan jiwanya, saat melakukan 'French Kiss' dengan pria yang di cintainya itu.
Andre pun merasakan juga apa yang di rasakan oleh Tresya.
Pria itu sudah seperti orang gila yang senyum - senyum sendiri dengan apa yang baru saja di lakukannya dengan gadis pujaan hatinya.
Pagi pun tiba, seperti biasa semua orang sudah bangun dan mempersiapkan diri mereka masing - masing untuk melakukan aktivitas mereka di sepanjang hari yang berjalan.
Tidak terkecuali dengan Andre.
Remaja pria itu juga, sedang mempersiapkan dirinya untuk berangkat kesekolah.
Demikian juga dengan Tresya.
Gadis itu juga sangat bersemangat dalam mempersiapkan dirinya.
Keceriaan tergambar di wajah cantik dan manis gadis itu.
Seakan dirinya akan mendapatkan suatu hadiah yang istimewa saat tiba di sekolahnya nanti.
Akhirnya Andre melangkahkan kakinya untuk berjalan menuju ke sekolahnya.
Tresya pun demikian.
Namun berbeda dengan Andre yang berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki.
Gadis itu di antar oleh ayahnya dengan menggunakan sepeda motor.
Akhirnya Tresya sudah tiba di depan pintu gerbang sekolahnya.
" Ayah, aku masuk dulu yah...!!!???."
Ucap gadis itu kepada ayahnya.
" Ayahnya pun langsung menganggukkan kepalanya dan dengan senyumannya melepaskan kepergian anak gadis satu - satunya itu."
Setelah gadis itu memasuki area sekolahnya, dia langsung menuju ke arah kelasnya.
Gadis itu langsung duduk di kursinya seperti biasa.
Di dalam kelasnya baru beberapa murid yang sudah ada.
Tidak lama kemudian, tiba - tiba terdengar suara yang membuyarkan lamunan Tresya.
" Hei..!!! Apa yang sedang kamu pikirkan...!!!???."
Ucap sosok gadis yang menyapa Tresya sambil meletakkan tangannya di bahu gadis itu.
Cindy itulah nama gadis remaja yang menyapa Tresya.
Dia adalah sahabat Tresya di sekolah yang juga teman sekelasnya.
" Cerita dong kepadaku." Ucapnya lagi dengan mimik muka seakan penasaran tentang apa yang menjadi objek lamunan sahabatnya itu, sehingga bisa senyum - senyum sendiri.
" Ahhhccckkkk...tidak ada...apa yang harus aku ceritakan kepadamu." Ucap Tresya menanggapi kata - kata dari temannya itu.
" Oh, begitu yah...!!!??? Jadi sekarang kamu sudah mulai berani menyembunyikan sesuatu dari diriku ini yah." Ucap Cindy dengan nada suara seakan mengintimidasi sahabatnya itu.
" He he he...apa yang harus aku ceritakan kepadaMu...!!!???." Ucap Tresya tidak ingin memberitahukan apa yang ada di pikirannya.
" Apanya yang tidak ada?...itu!...mengapa kamu senyam senyum sendiri...pasti ada sesuatu yang sedang kamu pikirkan dan ingin menyembunyikannya dariKu."
Ucap Cindy menyangga apa yang baru saja di ucapkan Tresya.
" Benar...tidak ada hal yang aku sembunyikan darimu." Ucap Tresya lagi untuk meyakinkan sahabatnya.
" Fuuuuuiiihhhh..." Cindy menarik napas panjang serta mengeluarkannya. Seakan belum merasa puas dengan apa yang di katakan oleh Tresya.
" Baiklah...aku sudah tidak ingin lagi mempertanyakannya. Tetapi ingat, aku juga akan merahasiakan banyak hal darimu." Ucap Cindy dengan nada yang ketus sambil pergi meninggalkan sahabatnya itu.
Memang sifat Cindy sangat keras. Apa yang di inginkannya harus bisa terpenuhi. Dan jika tidak terpenuhi, dia langsung akan ngambek.
" Cin...Cindy...!!! Oke...oke...oke...aku akan mengatakannya." Ucap Tresya untuk mengalah dari sikap yang sahabatnya tunjukkan itu.
Cindy pun menghentikan langkah kakinya seraya memalingkan wajah ke arah Tresya, sebagai respon dari kata - kata yang baru saja di dengarnya.
Cindy lalu memutarkan tubuhnya 180 derajat dan langsung berjalan kembali ke arah Tresya dengan wajah yang kembali berseri - seri.
" Jadi apa yang coba kau sembunyikan dariku, hah...!!!???." Ucap Cindy sambil menatap ke arah wajah sahabatnya dengan nada suara penuh kemenangan.
" Tetapi jangan ceritakan kepada siapa - siapa yah...!!!???." Ucap Cindy lagi untuk memastikan agar apa yang akan di ceritakannya tidak akan dibocorkan kepada orang lain.
" Iya...iya...iya!!! Aku janji." Jawab Cindy meyakinkan sahabatnya.
Tresya lalu menceritakan apa yang dia lakukan semalam dengan wajah yang memerah karena merasa malu telah menceritakan apa yang telah dia lakukan bersama Andre.
" Hah...apakah benar kamu melakukan hal itu...!!!???." Tanya Cindy untuk lebih memastikannya dengan nada suara yang terkejut.
Tresya pun mengganggukkan kepalanya untuk lebih meyakinkan sahabatnya itu.
" Trus, bagaimana rasanya...???." Tanya Cindy penasaran dengan apa yang Tresya rasakan dengan wajah yang serius.
Tresya pun menjelaskan ke Cindy apa yang dirinya rasakan.
Setelah mendengar semua itu, wajah Cindy berubah menjadi datar.
Di dalam hatinya merasa cemburu, karena dirinya belum pernah melakukan serta merasakan hal itu.
Kembali Ke Andre.
Andre sudah tiba di depan gerbang sekolahnya dengan langkah yang cepat serta penuh semangat, yang langsung memasuki area sekolahnya dan menuju ke arah kelasnya, karena Bel sekolah sudah berbunyi yang menandakan aktivitas belajar mengajar akan segera di mulai.
Setibanya di dalam kelas, menyusul masuk juga seorang wanita yang sudah berusia sekitar 30-an tahun awal.
Wanita itu memasuki ruangan kelas dan langsung menuju ke meja yang terletak di depan kelas tersebut.
" Berdiri...Sikap...Beri hormat...!!!."
Suara dari ketua kelas mengomandoi seluruh siswa di kelasnya, yang langsung di ikuti oleh semuanya serta secara bersama - sama bersuara.
" Selamat pagi ibu guru.!!!." Ucap seluruh murid yang berada di dalam kelas tersebut secara serentak sambil berdiri, menyapa guru mereka yang baru tiba itu.
" Selamat pagi juga buat kalian semua...silakan duduk kembali."
Balas wanita itu menanggapi apa yang di lakukan serta di ucapkan oleh seluruh murid - murid yang ada.
" Baiklah, kita akan memulai aktivitas pembelajaran kita pada saat ini." Ucap lagi wanita itu melanjutkan kata - katanya.
Aktivitas belajar mengajar itu pun berlangsung seperti biasanya.
Bel sekolah pun kembali berbunyi, yang menandakan bahwa jam untuk istirahat sudah tiba.
Semua siswa kini sudah mulai keluar dari ruang kelas mereka masing - masing.
Tidak terkecuali dengan Andre.
Lain halnya dengan Tresya. Gadis itu masih tetap duduk di kursinya yang berdekatan dengan kursi sahabatnya.
" Sya...!!! Ayo kita ke kantin."
Ucap Cindy mengajak sambil menarik dengan lembut tangan gadis yang ada di sampingnya.
" Kamu saja, aku lagi tidak ingin ke kantin."
Balas Tresya menanggapi ajakan dari Cindy.
" Ayolah...masa aku pergi sendiri." Ucap Cindy lagi untuk membuat agar sahabatnya itu ikut dengannya menuju ke kantin.
" Hai, Sya...!!!."
Terdengar suara sapaan yang berasal dari depan pintu kelas.
Tresya pun langsung menatap kearah sumber suara berasal dan langsung menemukan sosok pria remaja.
Sosok itu tidak lain adalah pria yang selalu mengisi ruang yang ada di dalam hatinya.
" Hai, Ndre...!" Ucap Tresya yang langsung menanggapi sapaan tersebut.
Cindy yang juga mendengar suara itu, langsung juga menatap ke arah sumber suara itu berasal.
" Cie...cie....jadi ini yah, penyebabnya sehingga kamu tidak mau ikut denganku ke kantin?." Ucap Cindy dengan senyum centilnya menatap wajah Tresya untuk menggodanya sambil menggelitikkan jari telunjuknya ke pinggang sahabatnya itu.
" Auwwww......" Suara teriakan kecil yang keluar dari mulut Tresya karena pinggangnya yang merasakan geli oleh perbuatan jari telunjuk Cindy.
Muka Tresya pun langsung memerah karena menanggapi hal itu.
" Baiklah....baiklah...aku akan pergi sendiri....selamat bersenang - senang yah...!?." Ucap Cindy yang langsung bergegas menuju ke arah kantin.
Akhirnya Tresya pun berjalan keluar dari ruang kelasnya untuk mendekati Andre.
Mereka berdua pun duduk di bangku yang berada di bawah pohon ketapang yang ada di dalam lingkungan sekolah tersebut, sampai bunyi bel masuk berbunyi.
Akhirnya mereka berdua pun memisahkan diri dan berjalan untuk kembali ke kelas mereka masing - masing.
Di saat pertemuan mereka itu, hanyalah candaan serta gurauan yang terlontar dari mulut mereka masing - masing.
Aktivitas belajar hari itu tidak seperti hari - hari yang lain, di karenakan hari itu adalah hari Jumat.
Sehingga untuk waktu jam pulangnya, lebih cepat dari hari yang lain.
Sebelum murid - murid kembali pulang ke rumah mereka masing - masing.
Setiap guru yang ada di kelas, menyampaikan pemberitahuan bahwa mulai hari Senin sampai dengan hari Jumat untuk seminggu berikutnya, murid - murid akan menghadapi ulangan Catur wulan tiga, yaitu ujian kenaikan kelas saat itu.
" Jadi di harapkan kepada setiap murid untuk mempersiapkan diri kalian untuk menghadapi ujian tersebut." Ucap setiap guru yang ada di setiap kelas di sekolah itu.
~Bersambung~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments