Karena minggu depan akan menghadapi ujian catur wulan ketiga, sebagai siswa, Andre dan juga Tresya harus memfokuskan pikiran mereka berdua untuk mempelajari kembali setiap materi yang pernah di pelajarinya di sekolah selama Empat bulan.
Dan sebelum menghadapi itu, Andre pun ingin untuk bertemu dengan Tresya terlebih dahulu.
Trik yang sama pun Andre lancarkan, yaitu dengan mengirimkan surat kepada Tresya melalui adiknya Sinta.
Akhirnya setelah malam tiba, di waktu yang seperti biasa, Andre dan Tresya pun kembali bertemu di gubuk tempat biasa.
Mereka berdua pun berbincang - bincang sebelum beberapa saat kemudian Andre membuat situasi saat itu langsung berubah seketika.
" Sayang...! Ayo kita lakukan lagi."
Andre mengajak Tresya untuk melakukan 'French Kiss' lagi, seperti yang sudah pernah mereka lakukan sebelumnya.
Tresya pun langsung menanggapinya dengan menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.
Tubuh mereka berdua pun langsung saling mendekat satu sama lain, dengan posisi yang saling berhadapan, berbeda dengan posisi waktu awal saat mereka pertama kali melakukannya.
Dan Andre pun langsung memegang kepala dari Tresya dengan kedua tangannya.
Sedangkan kedua tangan Tresya menggantung di bahu kanan dan kiri dari Andre.
Mereka kemudian melakukan lagi French kiss dengan penuh kelembutan, yang pada akhirnya secara perlahan - lahan semakin memanas.
Pada saat itu, serangan yang di lancarkan oleh Andre sudah mulai lebih berani lagi dari saat awal mereka berdua melakukannya.
Adegan dewasa yang belum saatnya untuk mereka berdua lakukan itu, sudah di lakukan dengan sempurna oleh Andre.
Hal itu seperti biasa, dikarenakan dia telah mendapatkan lagi penjelasan dari Tommy sebelum dia bertemu dengan Tresya di tempat itu.
Dan hal yang telah di jelaskan oleh Tommy itu, adalah hal yang sangat tabu untuk di lakukan oleh remaja yang baru berusia sebentar lagi menginjak 14 tahun dan 15 tahun itu.
Tangan kanan Andre mulai turun dan mulai lebih berani untuk meraba tubuh bagian belakang di balik pakaian yang Tresya gunakan, sebelum akhirnya juga menyusuri tubuh bagian depannya.
Kini nafas Tresya sudah semakin memburu, yang di akibatkan oleh perbuatan tangan Andre.
Tresya saat ini dalam keadaan yang sudah di kuasai oleh suatu rasa yang tidak mampu di jelaskan lagi dengan logikanya.
Keadaannya sudah seperti orang yang telah di hipnotis.
Sehingga, setiap apa yang di lakukan oleh tangan Andre, dia sudah pasrah, bahkan seperti ingin untuk lebih menikmatinya.
Akhirnya Andre mulai lebih berani lagi dan sudah mulai melewati batas kewajaran di usianya saat itu.
Hal itu dikarenakan, pikiran Andre juga sudah di kuasai oleh hasrat yang semakin bergejolak di dalam dirinya.
Andre pun meminta Tresya untuk melakukan Petting.
Sontak saja Tresya merasa takut dan tidak ingin melakukan hal itu, namun Andre terus membujuknya, serta menjelaskan bahwa hal yang di takutkannya itu, tidak akan terjadi.
Akhirnya Tresya pun mengiyahkanya.
Sehingga mereka berdua melakukan hal itu.
Hanya beberapa waktu mereka melakukan hal itu dan membuat tubuh mereka berdua menjadi lemas.
Andre serta Tresya merasakan kenikmatan yang baru mereka berdua rasakan pada saat itu.
Akhirnya mereka berdua mengakhiri kegiatan itu.
Mereka berdua langsung merapihkan kembali pakaian mereka seperti semula.
Andre kemudian langsung memeluk kekasihnya itu, sembari mengecup kening, pipi dan bibir gadis tersebut.
Tresya pun tersenyum dalam pelukan kekasihnya itu.
" Sayang...aku sangat mencintaiMu." Ucap Andre sambil membisikkannya ke telinga Tresya.
" Aku juga sangat mencintaiMu." Balas Tresya kepada Andre.
" Sayang...minggu depan kita akan menghadapi ujian kenaikan kelas, kamu harus belajar dengan baik yah, agar diriMu bisa mendapatkan nilai yang memuaskan." Ucap Andre mengingatkan Tresya.
" Iya sayang...aku akan belajar dengan baik, agar aku bisa menjawab setiap soal dalam ujian dengan benar." Balas Tresya lagi.
Di rumah Tresya terlihat ada seorang tamu yang datang dan sedang duduk berbincang - bincang dengan ayah Tresya.
Pak Relmus...!!! Apakah anda siap untuk di pindah tugaskan...???." Ucap tamu tersebut.
Kota yang di maksudkan oleh tamu tersebut, adalah salah satu kota yang terdapat di pulau Kalimantan.
Dan pak Relmus sendiri bekerja di salah satu perusahan swasta yang bergerak di dunia pertambangan.
Perusahan tempat dia bekerja telah membuka satu perusahaan lagi di pulau Kalimantan.
Yaitu perusahaan pertambangan batu bara.
Dan tenaga pak Relmus sangat di butuhkan di sana.
Karena keahlian dari pak relmus sendiri adalah seorang teknisi.
" Jika perusahaan membutuhkan tenaga saya di sana, aku siap untuk di pindahkan kesana." Jawab pak Relmus menanggapi pertanyaan dari tamu yang ada di depannya.
" Memang ini terlalu mendadak, sehingga saya langsung datang sendiri dan menyampaikannya kepada pak Relmus." Ucap tamu itu lagi.
" Tidak apa - apa pak, sudah menjadi kewajiban kami sebagai karyawan untuk melakukan apa yang sudah di perintahkan kepada kami." Ucap ayah Tresya.
" Baiklah, kamu akan berangkat pada hari Jumat sore minggu depan, dengan menggunakan transportasi udara." Ucap tamu itu lagi.
Ayah Tresya pun merasa lega, karena Tresya bisa mengikuti ujian kenaikan kelas terlebih dahulu.
" Silakan di cicipi dulu teh dan gorengannya." Ucap ayah Tresya.
" Maaf...hanya ini yang bisa saya sediakan." lanjut ayah Tresya lagi.
" Oh, tidak apa - apa pak Relmus, apa yang telah di sediakan ini sudah lebih dari cukup, dan lagi gorengan ini terasa enak." Ucap tamu itu sambil tersenyum.
" Terima kasih pak atas pengertiannya." Ucap ayah Tresya lagi.
Mereka pun terus melanjutkan bincang - bincang mereka hingga pukul sembilan malam.
Dan akhirnya tamu itu pun pamit undur diri dan kembali ke mes yang di siapkan khusus untuk tamu atau pimpinan perusahaan tempat ayah Tresya bekerja.
Memang letak perusahaan tempat ayah Tresya bekerja, jaraknya sekitar 3 kilo meter dari desa tempat mereka tinggal.
Dan untuk mencapai ibu kota provinsi, harus menggunakan bus dan menempuh perjalanan selama 3 jam.
Di Sebuah Gubuk.
Setelah selesai menikmati malam yang penuh dengan kenikmatan.
" Sayang...sudah saatnya untuk kita kembali pulang kerumah." Ucap Tresya kepada pria di sampingnya.
" Baiklah, ayo kita pulang." Balas Andre.
Sebelum mereka akan berpisah, Andre kembali mengecup kening, pipi dan bibir Tresya.
Dan hal itu di sambut dengan senyuman oleh gadis itu.
Akhirnya kedua remaja yang sedang di landa asmara itu bangkit dari tempat duduk mereka dan berjalan untuk kembali ke rumah mereka masing - masing.
Dengan wajah yang berseri - seri, Andre lalu memasuki rumah dan langsung menuju ke kamarnya.
" Andre...!!! Dari mana saja dirimu...?" Tanya seorang wanita yang berusia sekitaran 35 tahunan itu.
Dan wanita itu adalah ibu dari Andre.
" Aku baru saja dari rumahnya Tommy bu." Jawab Andre kepada ibunya.
" Ayo, makan dulu sebelum kamu tidur." Ucap ibunya lagi.
" Baik bu." Jawab Andre dan langsung keluar dari kamarnya untuk menuju ke arah dapur.
Andre pun langsung mengambil piring serta makanan dan langsung di makannya.
Wajahnya begitu berbeda dari biasanya.
Saat ini remaja itu selalu senyum - senyum sendiri, karena selalu teringat akan apa yang baru saja di alami dan di rasakannya malam itu.
Hal yang tidak jauh berbeda juga di alami oleh seorang gadis yang rumahnya berseberangan dengan rumah dari Andre.
Gadis itu adalah Tresya, dia juga selalu tersenyum di saat tidak di lihat oleh kedua orang tuanya.
Tetapi merasakan ketakutan juga jika hal yang telah di lakukannya dengan Andre itu di ketahui oleh kedua orang tuanya.
Karena memang hal itu belumlah pantas untuk di lakukan oleh seorang gadis yang baru berusia 13 tahun seperti dirinya itu.
~Bersambung~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments