Ujian di hari terakhir dalam minggu itu akhirnya telah selesai.
Satu per satu siswa, perlahan mulai meninggalkan ruang kelas mereka masing - masing, dengan wajah yang penuh kegembiraan, karena telah selesai menghadapi ujian di sepanjang minggu yang berjalan.
Namun bagi Andre, hal itu seperti saat belajar di hari - hari seperti biasanya.
Karena Andre telah menguasai materi mata pelajaran yang menjadi bahan ujian di sepanjang minggu itu.
Mata pria remaja itu lalu mengarah ke - pintu salah satu kelas yang ada di sekolah itu.
Matanya seakan tidak akan pernah melepaskan setiap sosok yang akan keluar dari dalam kelas itu.
Hingga akhirnya sudah tidak ada lagi murid yang keluar dari kelas itu.
Andre sesaat yang lalu hanyalah melihat Cindy yang keluar dari dalam ruangan kelas.
Akhirnya Andre pergi ke ruang kelas tersebut dan melihat kedalam ruangannya.
Ruangan kelas tersebut kini sudah terlihat kosong.
Andre kemudian pergi untuk mengejar Cindy.
Namun pria itu sudah tidak lagi mendapatkan apa yang di kejarnya.
Dia pun langsung berjalan sendiri untuk pulang ke rumahnya.
Di tengah perjalanannya, ada begitu banyak pertanyaan yang ada di dalam kepalanya tentang keadaan dari kekasihnya.
Hingga akhirnya Andre sudah tiba di depan rumahnya seraya tatapannya menjeling kearah rumah Tresya.
Tetapi dia melihat rumah Tresya juga sedang terkunci rapat, serta tidak ada pergerakan dari satu orang pun dari dalam rumah tersebut.
Andre pun langsung berjalan untuk memasuki pekarangan rumahnya dan juga langsung memasuki rumahnya.
Andre langsung mengganti seragam sekolah dengan pakaian rumahnya.
Setelah itu, matanya selalu terus menerus menatap ke arah rumah yang berada di seberang jalan itu.
Ibu Andre yang melihat tingkah anaknya itu, langsung memberikan penjelasan kepada anak lelaki satu - satunya itu.
" Pak Relmus beserta keluarganya barusan sudah berangkat, untuk pindah ke Kota lain, karena sudah di pindah tugaskan ke kota tersebut." Ucap ibunya.
" Apa...? Pindah ke kota lain...!?."
Andre langsung tersentak kaget mendengar apa yang baru saja di ucapkan oleh ibunya itu.
Dia berpikir, mengapa hal itu tidak di ketahui oleh dirinya.
Hati serta pikiran Andre menjadi tidak menentu.
Dirinya seakan tidak percayah jika dia akan kehilangan sesuatu yang paling berharga di dalam hidupnya.
Mata remaja itu mulai berair, yang selanjutnya langsung mengalir turun ke pipinya.
Rasa kecewa dan benci langsung hadir di dalam hatinya, karena dia berpikir:
" Mengapa Tresya tidak memberitahukan hal itu terlebih dahulu kepada ku..!?"
" Apakah Tresya memang tidak benar - benar mencintaiku...!?"
Pertanyaan - pertanyaan itulah yang muncul di dalam pikirannya.
Akhirnya Andre masuk ke kamarnya dan terus menangis tanpa mengeluarkan suara.
Beberapa hari sudah berlalu, Andre dan Ibunya berangkat ke sekolah untuk mengambil rapornya Andre.
Setiba di sekolah, ibu Andre langsung masuk ke dalam ruang kelas Andre.
Namun berbeda halnya dengan Andre, remaja itu langsung pergi mencari keberadaan dari Cindy.
Setelah beberapa waktu Andre mencari Cindy, akhirnya dia bisa menemukannya.
" Cin...!"
Andre memanggil nama gadis yang di carinya itu.
Gadis itu pun langsung berpaling kearah sumber suara yang memanggil namanya.
" Kamu memanggilku...?"
Cindy kembali bertanya kepada Andre.
" Iya....ada hal yang ingin aku tanyakan kepadamu." Ucap Andre.
" Oh, bagitu yah...!? Apa yang ingin kamu tanyakan...?" Ucap Cindy menanggapi perkataan Andre.
" Apakah ada hal yang Tresya katakan kepadaMu sebelum dia pergi...?"
Tanya Andre kepada Cindy.
" Apa maksud dari pertanyaanmu itu...!?"
Cindy bertanya kepada Andre karena dia sendiri tidak tau apa yang di tanyakan oleh remaja di depannya itu.
" Begini, Aku dengar dari ibuku, bahwa keluarga Tresya sudah pindah ke kota lain pada hari Jumat minggu kemarin...."
Andre menjelaskan kepada Cindy apa yang di ketahuinya.
" Apa...! Jadi Tresya sudah pindah ke kota lain...!?" Ucap Cindy seakan tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar dari Andre itu.
" Kenapa dia tidak memberitahukannya juga kepadaku!?" Lanjut Cindy lagi.
" Jadi, dia juga tidak memberitahukannya kepadamu...?" Tanya Andre kepada Cindy.
" Iya...! Memang pada hari Jumat yang lalu, guru mengatakan kepada Tresya, jika dia sudah selesai menjawab semua soal ujiannya, dia sudah bisa pulang lebih dulu, karena Ayahnya sudah menunggunya di depan Sekolah." Jelas Cindy kepada Andre.
" Apakah Tresya juga tidak mengetahui terlebih dahulu tentang kepindahannya itu!?" Ucap Andre menanggapi penjelasan dari Cindy.
" Yahhh...jadi Tresya sudah pindah ke kota lain...!?" Gumam Cindy di dalam hatinya.
" Kalau begitu, aku pamit dulu yah...!?" Ucap Andre.
" Terima kasih atas infonya." Lanjutnya lagi.
" Sama - sama...terima kasih juga karena kamu sudah memberitahukan hal itu kepadaku." balas Cindy menanggapi perkataan Andre.
Andre dan Cindy langsung saling memisahkan diri mereka dan berjalan menuju ke kelas mereka masing - masing.
Sejak saat itu, Andre sudah tidak fokus lagi untuk belajar, dia lebih fokus bergaul dengan pemuda - pemuda yang ada di sekitar kompleknya itu.
Mereka lalu menyuruh dirinya untuk belajar merokok dan minum minuman keras.
Banyak hal - hal tidak baik yang mereka ajarkan kepada Andre.
Salah satunya adalah, mencari masalah sampai bertarung dengan anak - anak di kompleks lainnya.
Masih banyak lagi yang sudah Andre lakukan di waktu libur kenaikan kelas itu.
Dan akhirnya waktu untuk sekolah pun sudah tiba.
Andre tiba di sekolah dan menuju kelas yang sudah di tentukan untuk murid kelas IX.
Saat ini usia Andre sudah 15 tahun, usianya baru genap di saat libur kenaikan kelas.
Sifat dan tingkah lakunya sudah mulai berbeda dari sebelumnya.
Teman - teman sekelasnya mulai bingung melihat perubahan yang di tunjukkan oleh Andre.
Dia pun mulai melirik setiap murid perempuan yang ada di dalam kelasnya.
Melihat seorang gadis yang menatapnya dengan wajah yang tidak bersahabat, Andre pun langsung pergi dan langsung menyapanya.
" Hai Windi...! Mengapa tatapanmu seperti itu padaku...?" Tanya Andre.
" Apakah aku telah melakukan kesalahan terhadapMu...?" Lanjut Andre lagi.
" Ti...tidak...!!! Kamu tidak melakukan kesalahan terhadapku." Jawab Windi sambil tergagap dan memalingkan mukanya yang sudah berubah menjadi berbeda dari sebelumnya.
" Trus...kenapa tatapanMu tadi terlihat seakan begitu marah denganKu...!?" Tanya Andre lagi.
" Itu karena, kamu yang saat ini seperti sudah berubah jauh dari yang aku kenal dulu." jawab Windi dengan nada suara yang sedih.
" Oh, begitu yah...!?" Ucap Andre menanggapi perkataan Windi sambil menganggukan kepalanya.
" Terus, kenapa jika aku telah berubah...? Apa kamu tidak suka dengan perubahanku ini...?" Lanjut Andre.
" Iya...memang aku tidak suka dengan perubahanMu itu." jawab Windi menanggapi pertanyaan yang di lontarkan kepadanya.
" Baiklah kalau begitu, kalau kamu tidak suka dengan perubahanku ini, jauhi aku dan jangan pernah menatap diriku lagi." Ucap Andre sambil berjalan meninggalkan gadis itu.
Wajah Windi langsung tertunduk dan seketika juga, air matanya langsung mengalir di pipinya.
Windi tidak menduga, Andre akan mengeluarkan kata - kata yang sangat menusuk di hatinya.
Namun ada hal lain juga yang menjadi pertanyaan di dalam pikirannya.
Windi merasa tidak rela untuk menjauh apa lagi untuk tidak melihat ke arah Andre.
~Bersambung~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments