Keesokan paginya setelah hari pernikahan mereka menuju kerumah baru. Retha terdiam menatap keluar jendela dari dalam mobilnya. Arga menolak untuk tinggal dengan orang tuanya dengan alasan ingin hidup mandiri padahal Arga tidak ingin jika kedua orang tuanya memaksanya bersikap baik pada Retha, dia tidak ingin lebih lama lagi berakting didepan keluarganya.
Mereka telah sampai disebuah rumah mewah dua lantai. Tanpa mengatakan apapun Arga langsung saja turun dari mobilnya. Retha menghela nafas lalu mengikuti Arga masuk kedalam rumah. Retha membawa kopernya sendiri masuk kedalam rumah. Arga tidak menyuruh Retha untuk pisah kamar, meski tidak menyukai Retha tapi dia tidak mau jika nanti tiba-tiba orang tuanya datang berkunjung mereka melihat Arga dan Retha pisah kamar itu akan membuatnya dalam kesulitan.
Arga mendudukan dirinya disofa kamar, dia memejamkan matanya dan memijat pelipisnya, kepalanya terasa pusing sekali. Arga kembali membuka matanya ketika ponselnya berdering, dilihatnya nama Ivanka yang muncul. Dia menghela nafas berat lalu mengambil ponselnya.
"Hallo?"
"Jadi kamu sudah menikahinya?" Tanya Ivanka dari seberang sana.
"Iya maafkan aku, aku tidak punya pilihan lain sayang, aku tidak mungkin melawan papa, kamu bisa mengerti kan?"
"Aku sangat mencintaimu aku tidak mau kehilangan kamu Arga?" Ucap Ivanka sedikit memelas.
"Aku juga mencintaimu Ivanka, akan selamanya mencintaimu. Aku hanya butuh waktu untuk meyakinkan orang tuaku agar bisa menikah denganmu."
"Bagaimana dengan istrimu yang sekarang?"
"Ck. Kenapa harus bertanya tentang wanita itu. Dia sungguh berbeda denganmu dia sangatlah kampungan dan bukan seleraku sama sekali."
Perkataan Arga menyakiti hati Retha, meskipun mereka tidak saling mencintai tapi mereka sudah menikah dan berjanji dihadapan Tuhan. Retha tentu saja bisa mendengar perkataan Arga karena saat ini mereka ada dalam satu ruangan yang sama. Tapi sepertinya pria itu tidak memperdulikan keberadaan Retha.
"Kamu pasti sudah mendengar pembicaraanku bukan?" Tanya Arga pada Retha setelah menutup telefon dari Ivanka. Retha hanya mengangguk.
"Bagus jadi kamu harus tau diri kapan waktunya kamu pergi dari kehidupanku." Kata Arga dingin. Retha hanya diam dan menunduk untuk menyembunyikan air matanya.
Retha menggigit bibir bawahnya, menyadari jika menikah dengan Arga penderitanya semakin bertambah. Dulu ketika ayahnya meninggalkan Retha dan ibu beserta adiknya saja hidupnya sudah sangat menderita apalagi sekarang dia harus tinggal satu atap dengan orang yang menikahinya tapi hatinya milik wanita lain.
"Tuhan apakah tidak cukup penderitaanku dulu, kenapa sekarang kau lebih membuatku menderita lagi?" Gumam Retha dalam hati.
"Oh ya disini tidak ada pelayan atau ART jadi kamu bisa kan menggantikan tugas mereka, aku lihat kamu sangat cocok menjadi pelayan". ucap Arga dengan menyunggingkan bibirnya.
"Iya Tuan."
Sampai saat ini Retha masih bingung harus memanggil suaminya itu bagaimana. Sikap dingin Arga membuatnya takut.
Keesokan paginya Retha sudah bangun pagi sekali. Dia memang tidur satu ruangan dengan Arga tetapi tidak satu ranjang. Arga menyuruhnya untuk tidur disofa kamarnya.
Retha pun bergegas untuk membersihkan diri. Dia masuk kedalam kamar mandi. Sebetulnya rumah ini terlalu besar untuk ditempati dua orang tapi Retha tidak punya pilihan lain dia mengikuti apa yang diinginkan suaminya.


Setelah beberapa lama Retha membersihkan diri, ia pun keluar kamar mandi menuju ruang ganti yang ada didalam kamarnya.

Dulu Retha juga menjadi orang kaya sebelum ayahnya mencampakkan keluarganya. Tetapi ayah Retha tidak sekaya keluarga Winata. Sebetulnya dari awal masuk rumah ini Retha sudah mengangguminya. Rumah ini termasuk impian rumah yang diinginkan Retha dengan gaya modern klasik.
Retha pun menyiapkan kebutuhan Arga, dari mulai pakaian bekerja sampai sepatu yang digunakan untuk Arga bekerja.
Walaupun Arga membencinya tapi Retha tidak ingin menjadi istri yang durhaka pada suaminya. Jadi dia tetap menyiapkan semua kebutuhan Arga.
Selesai menyiapkan kebutuhan Arga, Retha bergegas menuju kedapur. Dia ingin membuat sarapan untuk suaminya sebelum berangkat kekantor.
Setelah lama akhirnya sarapan pun selesai dibuat. Dilihatnya Arga juga sudah turun dari lantai atas.
"Lain kali tidak usah menyiapkan kebutuhanku, aku bisa sendiri!" Kata Arga ketus.
Dilihatnya Arga memang tidak memakai pakaian maupun sepatu yang tadi sudah disiapkan oleh Retha.
"Maaf Tuan, saya sudah menyiapkan sarapan untuk anda."
"Makan sana sendiri, aku tidak mau makan hasil masakanmu lebih baik aku makan diluar atau tidak makan sekalian!" Ucap Arga sambil berlalu meninggalkan rumah menuju ke mobilnya untuk segera berangkat kekantor.
"Ibuu apakah aku harus mempertahankan pernikahanku, rasa-rasanya ini sangat sulit. Tuhan tolong bantu aku menguatkan hatiku!". Gumam Retha sambil menitikkan air matanya.
Setelah satu bulan pernikahan sikap Arga tetap saja masih sama, pria itu masih bersikap dingin seolah-olah tidak pernah menganggap Retha tidak ada. Dan Arga juga masih menjalin hubungan dengan Ivanka. Bahkan tak jarang Arga pulang larut malam bahkan kadang juga tak pulang.
Arga tidak pernah memberikan uang sepeser pun untuk Retha. Sebetulnya orang tua Arga tau dengan sikap Arga itu kepada Retha. Tapi mereka tetap membujuk Retha untuk tetapi menjadi istri Arga. Dan kedua orang tua Arga juga menyuruh Retha untuk berhenti bekerja. Retha hanya bisa menurut kepada mertuanya. Hitung-hitung sudah banyak keluarga Arga membantu kehidupan Retha dan keluarganya. Retha bukan tipe orang yang tidak tahu diri, maka dari itu sampai sekarang dia bertahan menjadi istri Arga karena hanya sebagai rasa terimakasih saja.
Hingga suatu pagi saat Retha sarapan dirumah, tiba-tiba ada orang yang mengetuk pintu.
Tapi Retha sudah tahu jika yang datang mungkin kalau bukan mertua dan ibunya ya pasti asisten Arga, karena tidak banyak orang yang tahu rumah Arga sekarang.
Retha pun membukakan pintu dan ternyata yang datang adalah mama mertuanya.
"Eh mama pagi-pagi kok udah sampai sini?" Tanya Retha yang kaget karena mama Rani tiba-tiba datang kerumah tanpa mengabari. Biasanya mama mertuanya itu akan memberitahu dulu sebelum datang kerumah.
"Karena kejutan hehe!" Jawab mama Rani sambil tersenyum.
Retha pun mempersilahkan mama mertuanya untuk masuk.
"Maaf ma tadi Retha masih sarapan jadi buka pintunya agak lama." Kata Retha tidak enak karena membuat mama Rani menunggu lama didepan pintu.
"Ah tidak apa-apa sayang, dimana Arga apa dia sudah pergi kekantor?"
"Sudah ma, baru saja." Jawab Retha bohong karena tadi malam Arga tidak pulang kerumah.
Mama Rani tahu jika sebenarnya Retha berbohong tapi dia hanya diam saja.
"Ini kemarin mama belanja banyak jadi separuhnya buat kamu saja!" Ucap mama Rani menyodorkan beberapa kantung plastik berisi belanjaan.
"Ma mama tidak perlu repot-repot Retha bisa belanja sendiri!" Kata Retha tidak enak yang merasa selalu merepotkan mertuanya itu.
Mama Rani sebetulnya memang sengaja membelikan semua kebutuhan Retha karena dia tahu Retha tidak pernah diberikan uang oleh Arga untuk belanja apalagi sekarang dia sudah tidak berkerja darimana Retha akan mendapatkan uang.
"Ma sarapan dulu yuk tadi aku udah buat nasi goreng banyak banget!" Kata Retha mengajak mertuanya untuk kedapur sarapan bersama.
"Wah benarkah, mama jadi tidak sabar makan nasi goreng buatan menantu mama yang paling cantik ini!"
Mama Rani selalu menyukai masakan yang dibuat oleh Retha karena ia merasa makanan yang dibuat Retha sangatlah lezat.
"Re habis ini kamu ikut mama ya?"
"Kemana ma?" Tanya Retha penasaran.
"Ikut saja dulu nanti kamu juga tahu sendiri" jawab Mama Rani.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments
Yusria Mumba
mertua yang baik, jdi rehan. tidak kesepian,
2023-07-09
0
Beci Luna
mertua idaman
2021-04-12
0
Widia Septyani
kau jadi kasian sama rehta
2021-03-04
0