NovelToon NovelToon

Istri Tuan Arga

1

"Bagaimana aku harus melunasi biaya rumah sakit ibu?" Gumam Retha dalam hati.

Setelah kepergian ayahnya, Retha sebagai anak tertua harus menjadi tulang punggung keluarga untuk menghidupi ibu dan adiknya. Ia harus kuliah sambil bekerja. Kini ia sudah menginjak semester akhir sebentar lagi akan wisuda.

Kini ibunya mengidap penyakit gagal ginjal dan harus melakukan cuci darah setiap seminggu sekali. Adiknya masih duduk di bangku Sekolah menengah pertama.

Retha harus segera mendapatkan uang agar ibunya bisa segera melakukan transplantasi ginjal. Biayanya cukup mahal sehingga membuat Retha bingung harus mendapatkan uang dari mana.

"Bu tenanglah aku segera mendapatkan uang, dan sebentar lagi kau pasti akan sehat." Ucap Retha sambil mencium kening ibunya.

Ia berlalu pergi keluar ruangan perawatan ibunya. Akhir-akhir ini ibunya sering keluar masuk rumah sakit mungkin karena penyakit ginjalnya yang sudah kronis.

Retha berjalan keluar rumah sakit menunggu angkutan umum lewat. Tak selang beberapa lama tampak sebuah angkutan umum datang dan berhenti didepan Retha. Retha pun segera masuk.

Setelah beberapa lama akhirnya Retha sampai didepan sebuah restoran. Iya, restoran ini tempatnya bekerja. Setiap pukul 2 siang Retha akan bekerja di restoran ini. Dia bekerja sampai malam setelah itu pergi kembali ke rumah sakit untuk menjaga ibunya.

Retha pun masuk kedalam restoran itu.

"Sudah datang Re?" Tanya Delia teman kerja sekaligus teman kuliahnya Retha.

"Eh iya ini, kamu juga sudah datang Del?" Tanya Retha balik.

"Iya aku baru sampai." Ucap Delia.

Kemudian mereka segera melaksanakan tugasnya.

Pukul 19.00 tampak segerombol ibu-ibu memasuki restoran. Retha pun segera menyambutnya.

"Selamat malam Nyonya, ini buku menunya." Ucap Retha pada ibu-ibu itu.

"Iya terimakasih." Jawab ibu itu dan tersryum pada Retha. Retha pun membalas dengan senyuman manisnya.

"Jeng Rani aku mau pesan Foie Gras minumnya Grand Marnier" Ucap salah satu dari mereka.

"Mbak tulis semua pesanan yang mereka sebutkan." Kata Rani salah satu ibu-ibu yang ada disana.

"Baik Nyonya." Ucap Retha

Setelah semua pesanan ditulis Retha kembali kedapur untuk menyerahkan pesanan kepada koki.

Beberapa saat kemudian makanan sudah selesai dibuat, Retha pun mengantarkan makanan itu.

"Silahkan Nyonya, selamat menikmati." Ucap Retha tak lupa diikuti dengan senyum manisnya. Setelah selesai Retha pun kembali kedalam.

"Lihatlah gadis pelayan itu, bukankah dia sangat cantik, mengapa dia mau jadi pelayan." Kata seorang yang ada digerombolan itu.

"Apa kau pikir wanita cantik tidak butuh makan."

Mendengar perkataan Rani mereka semua menjadi tertawa. Setelah beberapa lama akhirnya makan malam pun selesai dan terlihat restoran sudah sepi mungkin sebentar lagi akan segera tutup.

Rani mengangkat tangannya sebagai isyarat untuk memanggil pelayan. Retha pun datang.

"Ini tolong bayarkan ke kasir." Kata Rani.

"Baik Nyonya tunggu sebentar." Ucap Retha lalu dijawab dengan anggukan oleh Rani.

Setelah beberapa lama Retha kembali dan memberikan bill dan menyerahkannya pada Rani. Rani berniat memberikan sedikit tips untuk Retha tapi Retha menolak karena tak enak. Akhirnya dengan paksaan Rani Retha pun menerima uang itu. Dan mereka meninggalkan restoran itu.

Retha kembali masuk kedapur tak lama kemudian pekerjaannya selesai dan Retha hendak kembali ke rumah sakit. Retha berjalan keluar restoran menunggu angkutan umum lewat. Setelah menunggu lama tapi tak kunjung ada angkutan umum yang lewat kemudian Retha memutuskan untuk berjalan kaki sambil menunggu angkutan umum lewat.

"Kenapa hari ini jalanan terlihat sepi sekali ya!" gumam Retha.

Retha pun mempercepat langkahnya. Ketika dia sampai ditempat yang terlihat sangat sepi dia merasa ada yang mengikutinya. Dia pun mempercepat jalannya.

Tiba-tiba saja ada orang yang menarik tangan Retha. Dilihatnya dua orang pria dengan perawakan tinggi. Retha pun terkejut dan sangat ketakutannya. Ditariknya tangan itu dari genggaman preman tadi.

"Tolong lepaskan aku, aku harus segera pergi ibuku pasti sudah menunggu." Ucap Retha memohon.

"Tunggulah sebentar nona kita bisa bermain-main dulu bukan?" Kata seorang preman itu.

"Aku mohon tolong biarkan aku pergi." Kata Retha.

Badan Retha sangat gementar karena ketakutan yang luar biasa.

Disaat itu mobil Nyonya Rani melewati mereka. Dilihatnya seorang gadis yang digoda oleh preman.

"Pak Man bisakah kita berhenti terlebih dahulu sepertinya gadis itu butuh bantuan!" ucap wanita paruh baya itu.

"Baik Nyonya." Kata sang sopir.

"Sebaiknya Nyonya tetap ada didalam mobil saja nanti jika waktunya sudah aman anda baru bisa keluar". Imbuh sopir itu.

"Baiklah cepat selamatkan gadis itu." Ucapnya lagi.

Sopir pun keluar dan mengarah ke tempat Retha. Tampak sedikit ada perkelahian antara sopir itu dan preman. Namun setelah beberapa lama akhirnya preman itu menyerah dan melarikan diri. Nyonya Rani pun keluar dari mobilnya.

"Kau tidak apa-apa nak?" Tanyanya

Dilihatnya gadis itu tampak pucat dan seleuruh tubuhnya gemetar. Dengan seluruh sisa tenaganya Retha pun menjawab.

"Aku tidak apa-apa Nyonya terimakasih sudah menolongku". Jawab Retha

Rani masih melihat kearah Retha. Ditatapnya gadis itu lebih dalam. Tampak guratan kesedihan dimatanya. Apa yang sudah preman itu lakukan kenapa dia terlihat sangat sedih? pikir Rani.

"Bukankah kau gadis yang bekerja di restoran tadi?" Tanya Rani karena dia merasa familiar dengan wajah Retha.

Mendengar hal itu tampak Retha mengingat-ingat kembali. Sepertinya dia sudah menemukan ingatannya kembali.

"Oh iya Nyonya, aku pelayan di restoran Arpege". Jawab Retha dengan senyum manisnya.

"Jangan panggil aku Nyonya panggil saja Tante Rani, aku lebih suka itu." Kata Rani

"Baik Nyo.. ehh tante, makasih sudah menolongku."

"Siapa namamu nak?"

"Aku Retha Tan, sekali lagi terimakasih Tante sudah menolongku pasti aku akan ingat ini, aku permisi dulu Tan."

"Aku akan mengantarmu dan untuk kali ini aku tidak mau kau menolak ku, sekarang masuklah kedalam mobil." Ucap Rani tegas karena dia tahu pasti Retha akan menolak tawarannya. Karena sudah malam Rani tidak ingin membahayakan nyawa Retha lagi.

Setelah masuk kedalam mobil, Retha dan Rani duduk bersampingan. Sebenarnya Retha merasa tidak enak karena Rani sudah terlalu baik dari tadi, tapi jika dia menolak tawarannya pasti Rani akan kecewa.

"Kemana kita akan mengantarmu Retha?" Tanya Rani memecahkan lamunan Retha.

"Kita kerumah sakit saja tan aku sedang ingin menengok saudaraku." Jawab Retha yang masih terlihat syok dan juga takut.

"Malam-malam seperti ini kau masih mau menengok saudaramu Retha, apa tidak sebaiknya kau pulang menengoknya besok pagi saja". Tanya Rani lagi.

"Tidak Tan aku tadi sudah berjanji padanya untuk menengoknya hari ini".

"Baiklah dimana rumah sakit yang saudaramu tempati?"

"Di Rumah sakit Nusa Bangsa". Jawab Retha.

Setelah beberapa lama keheningan pun muncul. Baik Retha maupun Rani hanya diam menikmati pemandangan kota pada malam hari. Tak terasa mobil yang mereka tumpangi sudah sampai didepan rumah sakit.

"Terimakasih kasih Tante atas bantuannya." Ucap Retha tersenyum menampilkan barisan giginya yang rapi.

"Sama-sama Retha, Tante pulang dulu ya?"

"Iya Tante hati-hati dijalan." Jawab Retha.

Retha pun bergegas keluar dari mobil Rani. Mobil Rani pun melaju meninggalkan rumah sakit.

Retha masuk kedalam rumah sakit karena dia ingin melihat kondisi ibunya.

Senyum yang tadi sempat berkembang kini hilang perlahan. Mengingat biaya transplantasi ginjal yang harus Retha bayar. Sampai saat ini dia masih belum bisa mendapatkan uang itu.

Retha masuk kedalam ruang perawatan ibunya, dilihat ibunya tidur terlelap membuat perasaan Retha menjadi tenang. Retha pun duduk disamping ranjang ibunya.

Dikediaman Rani, dia baru saja sampai dirumahnya. Dia bergegas masuk kekamarnya karena dia tahu pasti suaminya sudah menunggunya karena ini memang sudah larut malam.

"Maaf sayang aku terlambat pulang." Kata Rani pada seorang laki-laki yang sedang duduk disofa kamarnya.

2

"Maaf sayang aku terlambat pulang!" Kata Mama Rani pada seorang laki-laki yang sedang duduk disofa kamarnya.

"Apa kau tahu, aku sangat menghawatirkanmu sayang." Ucap Papa Johan suami Papa Rani.

Mama Rani pun berjalan menghampiri suaminya dan duduk disebelahnya.

"Kau tidak perlu mengkhawatirkanku berlebihan sayang, lihatlah aku baik-baik saja bukan? Hari ini aku sangat senang sekali apa kau mau mendengarkan ceritaku?" Tanya Mama Rani pada suaminya.

"Ada apa?" Jawab Papa Johan sedikit mengerutkan keningnya.

Mama Rani pun menceritakan bagaimana dia bertemu Retha direstoran, menyelamatkan Retha dari preman dan mengantarkannya ke rumah sakit. Sesekali dia menunjukkan kekagumannya pada Retha.

"Apa kau tau suamiku, dia sangatlah cantik, jika dilihat-lihat wajahnya mirip sekali dengan Mira." Kata Mama Rani sedikit lirih ketika menyebutkan nama Mira.

"Mira? sahabatmu itu?" Tanya Papa Johan.

"Iya kau benar sekali sorot matanya sama seperti Mira dan sikapnya pun sama, aku jadi sangat merindukannya." Kata Mama Rani yang menahan air matanya ketika mengingat sahabatnya itu.

Papa Johan memeluk Mama Rani dengan erat dia tahu betapa sedihnya Mama Rani ketika harus kehilangan sahabatnya yang entah pergi kemana.

"Jangan bersedih sayang aku masih berusaha untuk mencarinya. Sekarang bersihkan dirimu dan beristirahatlah." Kata Mama Johan

"Baiklah, dimana Arga? apa tadi dia pulang bersamamu?" Tanya Mama Rani yang tidak melihat keberadaan putranya itu.

"Tidak dia sudah pulang duluan bahkan sebelum jam kantor selesai." Ucap Johan menahan kekesalannya pada putra semata wayangnya itu.

"Pasti dia pergi bersama Ivanka, dasar anak itu masih saja berhubungan dengan wanitanya padahal jelas-jelas aku tidak akan menyukainya!" Kata Rani menggebu-gebu mendengar putranya belum pulang.

"Apa kau tahu kemarin Arga membelikan apartemen untuk Ivanka?" Tanya Johan pada istrinya.

"Ahh aku tidak habis pikir dengan Arga kenapa harus jatuh cinta dengan wanita itu, sudah membicarakan wanita itu membuat kepalaku pusing. Aku ingin mandi dulu, apa kau mau aku membuatkan kopi untukmu?"

"Tidak perlu beristirahatlah aku sudah minum kopi tadi".

Rani pun bergegas masuk kedalam kamar mandi dan membersihkan dirinya.

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Pagi hari dirumah sakit perawatan sudah mengantarkan sarapan untuk ibu Retha. Dengan telaten Retha menyuapi ibunya.

"Makanlah yang banyak Bu biar cepat sembuh!"

"Iya sayang kamu juga makan ya jaga kesehatan." Ucap wanita paruh baya itu.

"Iya Bu, ibu tenang aja aku sudah besar jadi bisa jaga diri". Jawab Retha sambil tersenyum.

Retha pun menyuapi ibunya dengan sangat telaten.

Dikediaman Tante Rani

"Darimana kamu kemarin, kenapa pulang larut malam sekali?" Tanya Rani pada putranya.

"Kemarin ada urusan mendadak pa, maaf tidak memberimu kabar terlebih dahulu." Jawab Arga yang tampak mengacuhkan kedua orangtuanya itu.

"Aku tahu kau sekarang CEO di Haidar group tapi kau juga harus ingat masih ada papa yang selalu mengawasimu."

"Dan satu lagi jangan berlebihan dengan pacarmu itu!" Ucap Johan tegas.

Arga yang mendengar pacarnya diikutsertakan menjadi sedikit kesal.

"Pa Ivanka wanita baik-baik jadi papa nggak usah khawatir." Kata Arga.

"Baik-baik apanya mama sering lihat dia sama laki-laki lain didalam mall apa itu baik-baik?" Tanya Rani kesal pada Arga.

Arga hanya diam saja, tiba-tiba selera makannya hilang. Dia pun bergegas untuk meninggalkannya rumah dan pergi ke kantor.

"Pa nanti mama ke rumah sakit mau medical check up."

"Iya minta antar pak Man saja ya ma, hari ini papa nggak bisa nemenin mama."

"Iya pa."

Johan pun pergi meninggalkan rumah untuk bekerja kekantornya. Dan Rani pergi ke rumah sakit untuk melakukan MCU (medical check up).

Setelah sampai dirumah sakit Rani bergegas mengunjungi dokter langganan keluarganya.

1 jam kemudian Mama Rani selesai melakukan MCU. Dia keluar dari ruangan dokter itu.

Saat melewati salah satu koridor rumah sakit Mama Rani melihat sosok yang familiar untuknya. Dilihatnya seorang gadis duduk termenung didepan kamar pasien. Tatapnya kosong entah kemana. Mama Rani pun menghampirinya.

"Retha?" Tanya Mama Rani.

"Eh iya Tante, Tante kok disini Tante sedang sakit ya?"

"Tante lagi MCU rutin Re, kamu kenapa disini nunggu saudaramu ya?" Ucap Mama Rani sambil melihat kedalam ruang pasien. Dilihatnya seorang wanita paruh baya seusianya tergeletak di ruangan itu.

"Ehemm itu sebenarnya bukan saudara saya Tante tapi ibu saya." Jawab Retha. Retha merasa tidak enak karena sudah berbohong pada Mama Rani. Dan dia juga tidak mau berbohong terus menerus.

"Ibumu? Tante boleh lihat ibumu re?"

"Boleh Tante, silahkan masuk!"

Mama Rani pun masuk kedalam ruangan ibu Retha. Dilihatnya seorang wanita tertidur pulas dengan wajah pucat. Mama Rani merasa mengenal sosok wanita itu.

"Mira?" Tanya Mama Rani.

Wanita yang merasa dipanggil namanya itu pun terbangun. Dia masih memandang mama Rani dari atas sampai bawah berusaha mengenali siapa yang memanggil namanya.

"Rani?" ucap Bu Mira.

Mama Rani pun mendekat dan langsung memeluk Bu Mira sekuat-kuatnya.

Retha bingung dengan apa yang terjadi kenapa ibunya dan Tante Rani begitu terlihat sangat akrab.

Akhirnya setelah lama acara berpelukannya selesai. Tapi masih terdengar suara isakan tangis dari mereka. Bukan tangisan sedih tapi tangisan bahagia karena bisa bertemu dengan sahabat lamanya.

"Aku sangat merindukanmu Mira, apa kau tau aku sudah lama mencari-cari keberadaanmu, aku mengunjungi tempat tinggalmu tapi kamu sudah pindah." Kata Mama Rani.

"Aku juga sangat merindukanmu Ran, maaf aku tidak memberimu kabar akan kepindahanku." Ucap Bu Mira.

"Jadi Retha ini anakmu mir?" Tanya Mama Rani.

"Iya Ran dia anak pertamaku, anak keduaku masih SMP."

"Pantas saja ketika aku bertemu Retha aku melihat seperti sangat mengenalnya." Ucap Tante Rani.

"Kamu sakit apa Mir?"

Bu Mira yang ditanya sakit apa pun kebingungan, akhirnya dia berbohong atas penyakitnya karena dia tahu kalau dia jujur pasti akan membuat sahabatnya itu khawatir.

"Ehem aku cuma kelelahan aja ran, nggak ada yang serius kok!" Kata Bu Mira sedikit gugup.

Mama Rani tahu kalau Bu Mira berbohong dan menyembunyikan sesuatu darinya, tetapi dia juga tidak mau memaksa Bu Mira untuk jujur.

"Bagaimana denganmu Ran, berapa anakmu sekarang?" Tanya Bu Mira mengalihkan pembicaraan.

"Oh anakku satu mir, laki-laki mungkin usianya 5 tahun lebih tua dari anakmu, kau tahu sendiri kan dulu aku dijodohkan ketika masih sangat muda hahaha". Jawab mama Rani

Akhirnya setelah cukup lama mereka mengobrol, Mama Rani pamit untuk pulang karena sudah sore.

"Mir aku pulang dulu ya, kapan-kapan kita ketemu lagi!" Ucap mama Rani.

"Iya Ran terimakasih ya kamu sudah mengunjungiku, hati-hati dijalan!" Kata Bu Mira.

Mama Rani pun keluar ruangan diantar oleh Retha sampai didepan ruangan.

"Sayang tante pulang dulu ya, kamu jaga ibumu dengan baik dan juga jangan lupa kesehatanmu juga penting." Kata Mama Rani sambil mengelus kepala Retha

"Iya Tante pasti Retha jaga ibu kok, Tante hati-hati dijalan."

Mama Rani pun pergi meninggalkan Retha, tetapi dia tidak langsung menuju parkiran, dia pergi ke meja administrasi karena mama Rani masih penasaran dengan penyakit Bu Mira.

"Maaf mbak apa kamu bisa membantuku?" Tanya Mama Rani pada perawat tersebut.

"Iya Bu, apa yang bisa saya bantu?" Tanya petugas itu.

"Siapa dokter yang menangani pasien atas nama Mira dikamar Bugenvil nomor 3?"

"Sebentar Bu saya lihat dulu" jawab perawat itu.

"Oh dokter Abraham Bu yang menangani Bu Mira".

"Apa aku boleh tau dimana ruangan dokter Abraham?"

"Iya Bu, nanti anda dari sini bisa lurus belok kekiri ruangannya paling ujung Bu."

"Baik terimakasih mbak."

Mama Rani pun segera pergi keruangan itu untuk mencari dokter Abraham.

tok...tok...tok

"Iya silahkan masuk!" Jawab seseorang dari dalam ruangan itu

Mama Rani masuk dan duduk setelah dokter Abraham menyuruhnya duduk.

"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya dokter Abraham.

"Begini dok, saya mau tahu bagaimana kondisi pasien atas nama Mira." Jawab mama Rani

Dokter Abraham tampak kebingungan pasalnya dia tidak boleh memberitahu kondisi pasien kepada sembarang orang. Setelah paksaan dari mama Rani akhirnya dokter mengatakan kondisi yang sebenarnya.

"Jadi Mira menderita penyakit gagal ginjal dok?" Tanya Mama Rani yang masih terlihat sangat terkejut.

"Iya Bu, sebentar lagi beliau harus melakukan transplantasi ginjal karena ginjalnya sudah tidak bisa berfungsi dengan baik. Tapi sampai saat ini dari pihak keluarga belum memberikan keputusan apapun." Jawab dokter Abraham

Akhirnya setelah berbincang-bincang cukup lama mama Rani pamit untuk pulang.

Sesampainya dirumah dia sudah tidak sabar mengunggu kepulangan suaminya. Pasalnya hari ini dia mendapatkan banyak kejutan.

3

Akhirnya yang ditunggu-tunggu pun datang. Mama Rani segera menghampiri mobil papa Johan.

"Ada apa kelihatannya kamu begitu gembira?" Tanya papa Johan yang baru saja keluar dari mobil.

"Pa aku tadi ketemu Mira, aku senang sekali." Ucap mama Rani yang tidak bisa menutupi kegembiraannya.

"Benarkah? coba ceritakan gimana mama bisa ketemu sama Mira?" Tanya papa Johan penasaran.

"Iya nanti mama ceritakan tapi papa mandi dulu habis itu makan malam."

"Baiklah."

Papa Johan pun bergegas membersihkan diri dan makan malam. Mereka pun duduk diruang tengah.

"Pa kamu tahu ternyata Retha itu anaknya Mira!" Kata Mama Rani.

Mama Rani bercerita tentang semua yang tadi dilakukannya.

"Pa tapi ada satu hal yang membuat mama sedih." kata Mama Rani sedikit cemberut.

Papa mengernyitkan keningnya, bukannya tadi dia senang karena sudah bertemu sahabat lamanya tapi kenapa sekarang sedih. Pikir Papa Johan.

"Ada apa ma?" Tanya papa Johan kebingungan.

"Mira sakit gagal ginjal pa dan harus segera dioperasi tapi dari pihak keluarga Mira belum mengambil keputusan." Ucap mama Rani sambil menitikkan air matanya.

Papa johan yang melihat itu pun langsung mengusap air mata istri tersayangnya itu.

"Kenapa bisa begitu ma?"

"Mereka belum punya uang untuk biayanya pa, pa apa aku boleh membantu biaya rumah sakit Mira?" Tanya Mama Rani penuh harap

"Tentu saja ma, mama jangan khawatir nanti papa urus biayanya, sudah sekarang jangan sedih lagi ya, pasti Mira bakalan sembuh kok." Ucap Papa Johan menenangkan istrinya.

"Tapi pa pasti mereka tidak mau menerima uang cuma-cuma begitu saja." Kata Mama Rani

Ketika mereka sedang berbincang-bincang, Arga pun pulang dari kantor.

"Selamat malam pa ma?" Sapa Arga pada kedua orangtuanya.

"Malam sayang, udah pulang? makan malam dulu pasti kamu belum makan kan?" Tanya Mama Rani.

"Iya ma, Arga kekamar dulu mau mandi."

Setelah kepergian Arga, tiba-tiba mama Rani mendapatkan sebuah ide.

"Pa gimana kalau kita jodohkan saja Arga dan Retha?" Tanya Mama Rani

"Papa setuju aja ma, tapi nanti apa Arga sama Retha mau?"

"Itu urusan mama pa, yang penting papa setuju." Ucap mama Rani sambil tersenyum gembira.

Keesokan paginya saat sarapan mama Rani, papa Johan dan Arga berkumpul diruang makan.

"Ar ada yang mau mama bicarakan!" kata Mama Rani.

"Ada apa ma?" Tanya Arga sedikit penasaran.

"Mama mau jodohin kamu sama anak temen mama." Jawab mama Rani.

Arga sontak terkejut dan langsung menghentikan kegiatan sarapannya.

"Ma mama tahu kan aku punya Ivanka, kenapa mama malah mau jodohin Arga?" tanya Arga kesal.

"Justru karena kamu pacaran sama Ivanka makanya mama jodohin kamu sama Retha." jawab mama Rani santai.

"Oh jadi wanita yang mau dijodohin sama aku namanya Retha, cih namanya aja kampungan." Gumam Arga

"Papa mau kamu dan Retha segera menikah, biar nanti papa yang ngatur semuanya." ucap sang papa.

"Terserah papa sama Mama aja." Jawab Arga sedikit ketus. Dia tahu jika melawan papanya itu sangat tidak mungkin.

Arga pun bergegas pergi meninggalkan rumah dan menuju ke kantornya.

"Nanti mama mau ketemu sama Retha pa soal perjodohan ini."

"Iya ma nanti papa luangkan waktu untuk menemani mama ketemu sama Retha, sekaligus papa juga mau lihat calon menantu kit." Ucap Papa Johan yang juga tampak antusias itu.

Mereka pun bergegas ke rumah sakit untuk menemui Retha dan ibunya. Setelah 30 menit perjalanan mobil mereka sampai diparkiran rumah sakit. Akhirnya mereka sampai didepan pintu kamar Bu Mira.

tok..tok..tok

Retha pun membuka pintu. Dilihatnya Tante Rani dan seorang pria.

"Pagi Retha?" Sapa mama Rani.

"Pagi Tante Rani, silahkan masuk!" Ucap Retha dengan senyum manisnya.

"Bagaimana keadaanmu mir?" Tanya Mama Rani.

"Ehemm sudah sedikit membaik Ran." Jawab Bu Mira bohong.

"Oh iya mir kenalkan ini suamiku Johan!" Ucap mama Rani sambil memperkenalkan suaminya. Bu Mira pun tersenyum dan mengangguk.

"Dan ini Retha pa anaknya Mira" Imbuh mama Rani.

Setelah cukup lama mengobrol mereka pun pergi karena Mira terlihat lelah meskipun dia tidak menunjukkannya.

"Ya sudah aku mau pamit dulu ya Mir, nanti Retha makan malam dirumahku boleh kan mir?" Tanya Mama Rani memastikan.

"Tentu saja boleh Ran." ucap Bu Mira dengan lembut.

"Nanti kalau kamu sudah sembuh pasti aku juga akan mengajakmu makan malam dan jalan-jalan hehe"

"Iya tenang aja aku pasti bentar lagi bakalan sembuh kok!"

Retha pun mengantarkan Mama Rani sampai keparkiran rumah sakit.

"Nanti kamu makan malam dirumah Tante ya sayang biar nanti dijemput sama pak Man." Ucap Mama Rani

"Tidak usah Tante Retha bisa berangkat naik angkutan umum kok." Jawab Retha sambil tersenyum, dia sangat tidak ingin merepotkan

orang lain hanya untuk menjemputnya.

"Pokoknya nanti biar dijemput pak Man, aku tidak menerima penolakan sayang." Kata Mama Rani tegas. Begitulah wanita itu jika sudah memiliki kemauan tidak ada siapapun yang berani menentangnya.

"Baiklah tante."

Mama Rani dan papa Johan meninggalkan rumah sakit dan kembali kerumahnya.

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Diruangan kerjanya Arga tidak bisa konsentrasi karena masalah perjodohan tadi pagi.

"Aaaarrrrggggghhhhh... menyebalkan kenapa harus ada perjodohan ini." Teriak Arga kesal sambil membuang semua benda yang ada diatas meja kerjanya.

Arga mengambil ponsel yang ada disaku jasnya dan menelepon seseorang.

Setelah selesai menelepon Arga pergi meninggalkan ruangannya yang berantakan. Saat dijalan dia bertemu dengan asistennya.

"Maaf Tuan Arga hari ini ada rapat penting mohon anda untuk tidak meninggalkan tempat!" Ucap Leo asisten Arga.

"Batalkan saja kalau tidak bisa kau saja yang pimpin rapatnya, aku mau pergi!" Bentak Arga sambil berlalu meninggalkan asisten Leo.

Asisten Leo pun kebingungan harus bagaimana menghadapi rapat nanti, pasalnya rapat hari ini memanglah sangat penting.

Arga pun bergegas meninggalkan kantornya. Lima belas menit kemudian dia sampai disebuah basemen apartemen, diparkirkanya mobil sport kesayangan itu. Dia masuk kedalam lift dan menuju ke lantai 20 dimana tempat Ivanka tinggal. Setelah sampai dilantai 20 Arga bergegas masuk kedalam Apartemen Ivanka.

"Sayang kamu sudah sampai ya?" Tanya Ivanka yang melihat Arga diduduk disofa apartmentnya. Arga pun menoleh kearah suara, dilihatnya Ivanka hanya memakai kimono handuk yang membuat tubuhnya menjadi terlihat sangat seksi.

"Ada apa kau terlihat lelah sekali?" katanya sambil duduk disamping Arga.

"Apa ada masalah?" Tanyanya lagi didekat telinga Arga.

Arga yang melihat tingkah Ivanka menjadi panas dan hampir kehilangan kendali.

Didorongnya tubuh Ivanka diatas sofa lalu Arga mengapit tubuh Ivanka dengan kedua kakinya.

Arga pun hendak mencium bibir merah merekah milik Ivanka, tiba-tiba saja ponselnya berbunyi. Dia berdecak kesal siapa yang berani mengganggu waktunya, pikir nya

"Cepat kembali kekantor dalam 20 menit!" Tampak suara berat orang yang dari seberang sana.

Arga kesal karena papanya tiba-tiba menelefon dan menyuruhnya kembali kekantor. Dia pun bangkit dan begegas pergi.

"Aku kembali kekantor dulu, jaga dirimu baik-baik sayang!" Ucap Arga lalu mengecup kening Ivanka. Ivanka pun membalas dengan anggukan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!